"Keringkan tubuhmu dan minumlah teh hangat ini!" titah sang kakek.
Radit menyambut handuk tersebut lalu mengeringkan tubuhnya.
"Sekarang katakan masalah berat apa yang sedang kau alami?" tanya sang kakek setelah Radit berhasil menyeruput teh hangat buatannya itu.
"Jeni. Kita baru saja putus." Radit menundukkan wajahnya.
"Kenapa, Tio menikahkannya dengan anak konglomerat itu?" tanya sang kakek seolah telah tau dan membuat Radit mengernyitkan keningnya.
"Kakek sudah tahu?" tanya Radit lalu kembali menyeruput air teh yang masih berada ditangannya.
"Hemm, Siang tadi Tio datang kesini membicarakan soal itu denganku. Hutangnya terhadap keluarga Anggoro itu tidak sedikit." Kakek Tomo menghela napasnya berat seolah ia merasakan kesulitan yang sedang Tio rasakan saat ini
"Perusahaannya bangkrut, ia mengidap suatu penyakit yang mematikan bahkan dokter telah memvonis umurnya tinggal beberapa bulan saja. Itu sebabnya Tio harus segera mengambil keputusan, sebelum semuanya terjadi!" tutur sang kakek lagi.
"Belajarlah legowo menerima takdir Gusti Allah, yakinlah bahwa rencanaNYA yang terbaik dari rencana terbaik seorang manusia manapun!" Kakek Tomo menepuk pundak sang cucu dengan lembut.
"Ya kek, aku akan menerimanya dengan ikhlas walaupun semuanya teras begitu menyakitkan, tapi aku pun tak bisa berbuat apa - apa, andai aku saat ini telah sukses dan banyak uang, aku pasti akan melunasi semua hutangnya hingga Jeni akan menjadi istriku," ucap Radit dengan suara tercekat menahan rasa sakit yang teramat.
Radit menatap layar wallpaper pada ponselnya. Nampak gadis pujaannya dengan senyuman manisnya dan raut wajahnya yang terlihat begitu bahagia.
"I love you, Jeni." Radit mengusap layar ponselnya layaknya sedang mengusap wajah gadis pujaannya itu.
Radit beranjak dari duduknya, menatap dirinya pada pantulan cermin yang tergantung pada dinding kamarnya. Tubuhnya yang tinggi tegap, manik matanya bulat sempurna dengan kedua alis yang tebal. Lelaki itu menyibakkan rambutnya kebelakang.
"Kelak aku sukses nanti, akan aku rebut kembali saat kau tidak merasa bahagia Jeni. Aku mencintaimu dengan segenap jiwa dan ragaku. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu didalam lubuk hatiku," ucap Radit dengan mantap.
Keesokan harinya.
Keluarga Anggoro berkunjung ke kediaman sederhana milik Tio.
Seorang lelaki dengan tinggi tubuh proposional menghampirinya dan mengulurkan tangannya untuk menyalami calon mertuanya itu.
Lelaki itu adalah Dimas Anggoro. Seorang lelaki mapan dan sukses di usianya yang masih terbilang muda.
"Selamat pagi paman," sapa Dimas dengan sopan.
"Selamat pagi Nak Dimas," sahut Tio dengan senyum hangatnya.
Dari arah kamar nampak seorang perempuan cantik sedang berjalan menghampiri semua orang yang sudah berada diruang tamu sederhana rumahnya.
Dimas hampir tak berkedip melihat kecantikan yang begitu luar biasa dari calon istrinya itu.
Semula Dimas mengira bahwa wanita yang akan dinikahkan dengannya adalah wanita sederhana biasa. Namun nyatanya kecantikan yang dimiliki Jeni membuat Dimas takjub.
Wanita itu menatap datar pada lelaki yang kini sedang tersenyum ramah kepadanya.
Tidak bisa dipungkiri jika Dimas juga lelaki yang begitu tampan juga rupawan, sikap ramah yang selalu mendominasi membuat ketampanannya semakin bertambah berkali lipat.
Namun saat ini di hati Jeni hanya pada Radit kekasihnya lebih tepatnya mantan kekasih sebab mereka sudah putus satu hari yang lalu.
"Jeni, ini Dimas, dan ini paman Anggoro!" sang ayah mengenalkan
Jeni mengulurkan tangannya sopan. Dan sedikit mengulas senyuman sebagai tanda ia menghormati orang yang lebih tua.
Namun saat tangannya beralih pada Dimas raut wajah itu kembali terlihat datar.
Jeni mengulurkan tangan pada lelaki tampan itu.
"Jeni," ucapnya dengan memaksakan sedikit senyuman disudut bibirnya.
"Dimas Anggoro, kamu boleh panggil Dimas saja," ucap Dimas antusias..
"Ternyata Jeni tumbuh menjadi gadis yang begitu cantik, mirip sekali dengan mendiang ibunya," ucap Anggoro sembari terkekeh.
Mengingat dulu dirinya begitu mencintai Serly namun karna keadaan ekonomi yang sangat sulit saat itu membuat Anggoro harus rela melepaskan wanita yang begitu ia cintai. Karna orang tua dari serly dulu menentang keras hubungan mereka.
"Ya kau benar Anggoro," anakku begitu mirip dengan mendiang istriku.
Sesaat Tio termenung mengingat istrinya yang sudah meninggal 20 tahun lalu.
Jeni menuangkan air teh yang berada di atas meja lalu meletakan dihadapan tamunya satu persatu.
"Victor, tolong kemarikan berkasnya!" titah Dimas pada sang asisten.
"Paman ini adalah berkas yang harus ditanda tangani olehmu." Dimas menyodorkan beberapa lembar berkas pada calon mertuanya.
Tio membaca berkas itu dengan seksama.
Tiba pada lembar kedua Tio mengernyitkan keningnya sudut matanya melirik kearah Anggoro yang sedang menatap Tio.
Lalu Anggoro menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Jadi semua ini ada campur tangan istriku, jadi istriku telah menjodohkan Jeni dengan Dimas sejak mereka kecil. Siapa sebenarnya Tuan Anggoro? banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam benak Tio.
"Bisa kita bicara empat mata?" pinta Tio akhirnya dan mendapat anggukan dari Anggoro.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengan mendiang istriku Tuan Anggoro?"
Anggoro nampak mengulas senyuman. Lalu menepuk pundak Tio.
"Sejak Anda menikahi kekasihku yang bernama Serly dulu, sejak saat itu pula hubunganku dan Serly berakhir."
"Maksud Anda, Serly dulu adalah kekasih anda?"
Lagi - lagi Anggoro mengulas senyuman.
"Aku dan Serly adalah sepasang kekasih yang saling mencintai namun keadaan ekonomi ku yang begitu buruk saat itu, sehingga tak bisa menikahinya secepatnya atas permintaan ayah Serly yang saat itu umurnya sudah tidak lama lagi. Karna saat itu aku tidak punya cukup uang untuk menggelar sebuah pesta pernikahan yang diimpikan kedua orang tua Serly. Lalu tiba tiba saja anda datang melamar Serly yang langsung mendapat restu dari kedua orang tuanya," jelas Anggoro panjang lebar.
"Lalu surat perjanjian yang telah ditanda tangani oleh istriku ini,"
"Saat Serly di vonis mengidap kanker stadium akhir dia mendatangiku dan memintaku untuk menikahkan anak gadisnya kelak dengan anakku, sebagai bentuk rasa cinta kami yang tidak bisa bersatu. Lalu dia menceritakan keadaan perusahaan anda yang mulai memburuk karna banyaknya biaya pengobatan yang harus anda keluarkan untuk Serly saat itu. Sebagai janjiku yang selalu ingin membahagiakan Serly saat saya sukses, saya pun mengabulkan permintaan terakhir Serly."
"Baiklah sekarang saya mengerti kenapa anda begitu bersikeras untuk menikahkan Anak anak kita! ternyata bukan semata karna hutang hutangku, tapi karna janjimu pada mendiang istriku. Sekarang saya merasa lega, tidak lagi merasa telah menjual anak gadisku demi membayar hutangku," ucapnya seraya menghembuskan napas lega.
"Terima kasih Anggoro." Tio memeluk Anggoro dengan penuh kebahagian.
"Sama - sama Tio, hanya itulah yang bisa saya lakukan untuk memenuhi janjiku pada Mendiang istrimu." Anggoro membalas pelukan Tio.
Setelahnya mereka kembali keruang tamu.
Setelah kedua belah pihak saling sepakat untuk melakukan pernikahan itu seminggu lagi mereka pun pamit.
Senyuman hangat terus mengembang dibibir Dimas, apalagi saat menatap Jeni, jantung Dimas berdegup dengan sangat kencang. Ada debaran aneh yang tak bisa hilang dari hati laki laki tampan dan juga mapan itu.
Jeni menghela napas lega saat mobil keluarga Anggoro tak terlihat lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
kutubuku
bnr bnr sesuai dg judul isi ceritanya
2023-08-11
0
kutubuku
ini tentang hati bukan soal rupa
2023-08-11
0
kutubuku
cinta, berjuanglah mendptkan hatinya, krna tdk akan mudah jika didalm htnya masih terukir indh nama orang lain.
2023-08-11
0