Jika sore tadi Hartono habiskan waktunya bersama Sharon, maka malam ini ia akan menghabiskannya bersama Mia.
Keduanya melakukan perjalanan malam guna berburu kuliner. Mengingat jika Mia lebih suka menghabiskan uang untuk perutnya dibandingkan berbelanja barang lainnya.
Seperti yang diketahui banyak orang jikalau Thailand menjadi salah satu negara pemilik street food terbaik di dunia. Mereka menjajalkan berbagai makanan yang menarik juga menggugah selera.
“Kau mau mencoba ini?” Hartono bertanya pada Mia tentang salah satu hidangan yang terdiri dari daging babi yang ditusuk menggunakan kayu bersama nasi ketan dan saus.
"Moo Ping, banyak yang bilang ini enak.” ucapnya kemudian.
Mia terdiam menatap hidangan yang terlihat enak itu, belum lagi aromanya benar-benar membuat dirinya ingin sekali mencobanya.
“Boleh, tapi nanti suapin.” Mia menjawab dengan suara manjanya, membuat pria itu terkekeh pelan.
“Apapun untukmu, sayang.” balas Hartono lalu pergi ke barisan untuk ikut mengantri.
Mia memperhatikan pria itu dari jarak yang tidak terlalu jauh. Ia menyunggingkan senyum tipisnya melihat bagaimana Hartono dengan sabarnya ikut antrean. Betapa hebat dirinya karena mampu menyuruh seorang pimpinan perusahaan ternama melakukan itu.
Tanpa sadar Mia merasa bangga dengan dirinya sendiri. Walaupun statusnya saat ini tidaklah bagus dan malah cenderung tidak baik, tapi Mia cukup menikmati perannya sebagai seorang simpanan pria kaya.
Perihal akan seperti apa endingnya nanti, Mia tidak mau memusingkannya. Untuk sekarang dirinya hanya perlu menikmati semua kenikmatan yang tersaji untuknya.
Entah itu perihal harta, maupun hasrat seksualnya.
Setelah terlewati lebih dari 10 menit, Hartono kembali dengan hidangan yang diinginkan Mia. Pria itu lantas bersiap untuk menyuapi Mia dan wanita itu juga sudah siap menunggu.
“Buka mulutmu!” titahnya yang langsung dipatuhi oleh Mia.
Mia menerima suapan yang diberikan Hartono dengan perasaan senang. Kemudian lidahnya menyambut rasa yang diidam-idamkannya dengan suka cita.
Ternyata makanan itu benar-benar enak dan sesuai dengan yang dibicarakan oleh orang-orang.
“Bagaimana, suka?” tanya Hartono.
Mia lantas mengangguk cepat, “Ini benar-benar menakjubkan.” ucapnya. Setelah mengucapkan kalimat tersebut tanpa ragu Mia mengecup pipi Hartono sebagai tanda terima kasihnya.
“Ngomong-ngomong, apakah Ibu Sharon tidak akan mencarimu?” tanya Mia disela-sela kegiatan mengunyahnya.
Hartono tersenyum tipis, “Dia tidak akan terbangun untuk beberapa jam ke depan.” jawabnya membuat Mia terkejut.
Mia hendak membuka mulutnya untuk kembali bertanya, namun Hartono segera melarangnya. Pria itu tidak suka jika Mia bertanya apapun tentang Istrinya di saat-saat seperti ini. Karena dirinya selalu merasa berdosa pada sang istri atas semua kelakuan buruknya di belakang wanita itu.
..
Mia tidak bisa lagi mempertahankan kewarasannya saat benda lunak tidak bertulang milik Hartono bergerak nakal di bagian bawah tubuhnya. Sensasi geli bercampur nikmat itu menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat darahnya berdesir hebat dan memompa jantungnya dengan cepat.
Setelah perutnya terpuaskan, kini waktunya ia mendapatkan kepuasan lain lewat perlakuan pria itu padanya.
Mia mengerang tertahan saat gelombang kenikmatan itu hampir menderanya. Bagaimana remasan pada kedua pahanya, juga jilatan panas dan basah di bagian bawah tubuhnya membuat wanita itu semakin menggila.
Hingga pada akhirnya Mia tidak sanggup lagi menahannya dan membiarkan dirinya mencapai pelepasan pertamanya. Dan Hartono dengan siap menerima semua protein yang keluar dari lubang kewanitaan milik Mia, menghisap hingga menelannya tanpa rasa jijik.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Hartono lantas berdiri dan mulai merangkak di atas tubuh telanjang wanitanya. Pria itu memperlihatkan seringainya yang merupakan salah satu daya tarik miliknya.
Mia merasakan gejolak nafsunya kembali menggelora melihat betapa seksinya pria yang kini sedang menggagahinya itu.
Sialan! Bagaimana bisa pria tua itu masih sangat memikat dan seksi di usianya yang sudah menginjak kepala lima?
“Aku belum selesai, tapi kau sudah lemas seperti itu.” Hartono berujar sambil menarik kedua lengan Mia agar bangun dari posisinya yang terlentang.
Pria itu mengecup bibir sang kekasih dan kemudian berbisik di telinga Mia dengan suaranya yang serak juga dalam.
“Berbalik dan jadilah kuda betinaku malam ini.”
**
“Serius, kau dari mana saja?” Sharon bertanya dengan pandangan menyelidik pada suaminya yang baru muncul.
Beberapa menit yang lalu Sharon terbangun tanpa kehadiran suaminya. Dan hal itu membuat dirinya kesal karena tidak pernah terbiasa bangun tanpa Hartono di sampingnya.
Pria itu berjalan dengan tenang ke arah Sharon, lalu memeluk tubuh wanita itu.
“Aku pergi untuk membeli rokok.” jawabnya beralasan.
Sharon yang mendengar suaminya berkata seperti itu lantas melepaskan pelukannya dan menatap pria itu tajam.
“Kau merokok lagi?” tanya Sharon penuh intimidasi.
Hartono menggulirkan matanya guna menghindari tatapan tajam dari Sharon.
“Hanya sesekali saja.” ujarnya.
Sharon mendengkus sebal, tangannya kemudian bergerak untuk meraba-raba celana dan kemeja milik Hartono guna menemukan benda bernama rokok itu. Dan ketika tangannya menemukan apa yang dicari, Sharon segera merogoh saku celana Hartono lalu mengambilnya.
Dilihatnya bungkusan rokok itu masih tersegel dan belum sempat dibuka. Sharon tersenyum tipis dan kemudian mengamankan benda tersebut dari pandangan Hartono.
Hartono hanya diam saja melihat tingkah laku istrinya. Sebenarnya ia memang sudah tidak merokok, dan tujuan membeli barang itu tidak lain sebagai alasan yang akan ia beri pada Sharon.
Sharon kembali pada suaminya dan bergegas menarik pria itu untuk kembali ke tempat tidur.
“Aku benar-benar kesal tidak menemukanmu saat bangun tadi.” Sharon mengungkapkan rasa kesalnya yang ditanggapi serius oleh Hartono.
“Kau biasa bepergian tanpaku, kenapa masih belum terbiasa bangun tidur tanpa diriku?”
Hartono tidak berniat menyindir Sharon, namun wanita itu sendiri yang merasa tersindir. Sebersit rasa bersalah muncul dalam diri Sharon karena sering sekali meninggalkan suaminya untuk urusan pribadi maupun pekerjaan.
Sharon berdeham pelan guna menetralisir kegugupan yang tiba-tiba menderanya.
“Soalnya tadi aku tidur denganmu jadi ketika bangun pun harus denganmu. Kalau aku tidur saat tidak sedang bersamamu, mungkin akan beda lagi.” balas Sharon yang hanya ditanggapi senyum tipis dari Hartono.
Pria itu kemudian menarik tubuh istrinya dalam pelukan, lalu mengecup kening wanita itu dengan penuh cinta.
“Masih cukup larut, istriku. Ayo tidur lagi.” ucapnya dengan lembut membuat Sharon yang sudah dalam posisi nyaman semakin terbuai.
Hartono berusaha memejamkan matanya, mencoba untuk mengenyahkan rasa nikmat dari sisa-sisa percintaannya dengan Mia. Namun semakin ia berusaha untuk melupakan, bayang-bayang tubuh polos Mia ataupun suara ******* manis wanita itu semakin menghantui isi kepalanya.
Ia frustrasi karena hubungan gelapnya dengan wanita itu membuat dirinya semakin terjerumus pada lubang hitam penuh kesenangan duniawi. Perasaan cinta bercampur hasrat yang kian membara layaknya kobaran api gairah semakin sukar untuk dipadamkan.
Perasaan itu membelenggu Hartono dalam jerat nafsu yang membakar habis kewarasan serta nuraninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Kuririn
Ceritamu bagus, jangan berhenti menulis ya!
2023-07-30
1
BX_blue
Terlalu bagus, sampe-sampe aku ingin jadi karakter di dalamnya.
2023-07-30
1
Tsumugi Kotobuki
Adegan-adegannya sangat menegangkan, bikin aku gak mau berhenti membaca sampai bab terakhir.
2023-07-30
1