Bab 3

"Hi Nehan! Kantin yuk laparrr" ajak Eca sambil menarik tangan Nehan.

"iya-iya sabar bentar lagi menang sayang." Nehan menepis pelan tangan Eca dan kembali fokus bermain Mobile Legend di handphone-nya bersama dengan teman-temannya yang lain di dalam kelas.

"ihhh cepatan Nehan! Keburu masuk!"

"alah! Pergi sendirilah Ca, emangnya mesti pake ditemani segala? Manja!" sahut Cio dengan sengit karna Eca mengganggu konsentrasi mereka yang sedang asik pada permainan.

"bentar lagi yah sayang. Janji setelah ini kita langsung ke kantin." Nehan melirik sebentar pada kekasihnya.

"terserah!"

"tirsirih. . ." ledek Cio memanas-manasi

"diam Cio asu!"

"diim cii isi"

Eca menarik rambut Cio dengan kuat. Membuat Cio berteriak keras.

"Eca babi! Sakit asu!!"

"akh! Eca babi kan aku jadi kalah! Tanggung jawab" kata Cio lagi menarik kerah baju Eca.

Belum sempat Eca membalas, Nehan melerai keduanya. Dan membawa Eca keluar menuju kantin. Dia mengusap punggung Eca lembut untuk menenangkan kekasihnya. Sepanjang jalan menuju kantin tidak henti-hentinya Eca menyumpah serapah Cio.

"mau makan apa?"

"gak tau" jawab Eca bete.

"hmm mi goreng mau?"

"terserah!"

"sa-sayang maaf dong. Kamu mau pesan apa? Biar aku ambilin."

"udah gak minat! Dari tadi aku lapar malah dibirin sampai aku harus berantam dulu sama si Cio baru mau ke kantin."

"iya iya maaf kan lagi seru tadi."

"oh seru?? Yaudah main aja lagi sana! Gak usah temani aku!"

"yah salah lagi" desah Nehan pasrah.

"yaudah, kamu mau apa Ca? katanya tadi lapar? Ini mau masuk loh. Kalau gak makan sekarang nanti gak sempat."

Setelah menimbang -nimbang Eca akhirnya luluh juga. Mau bagaimana lagi perutnya sudah menjerit-jerit ingin diisi. Dia belum sarapan tadi pagi.

Selesai makan, Eca tidak langsung masuk ke kelasnya dia mampir dulu ke kelas Nehan untuk membalaskan dendam pada Cio. Dia mendekat dengan pelan pada Cio yang masih asik main ML bersama teman laki-laki di kelas Nehan. Setelah di rasa aman, Eca menarik telinga Cio dengan kuat dan langsung berlari menuju kelasnya. Disusul oleh Cio yang ikut mengejar Eca keluar.

"ck dasar anak-anak yang gak punya tujuan!" seru Rani dengan pelan dan duduk disebelah Gian yang daritadi menatap adegan Cio dan Eca.

"kamu tau mereka?"

"tau. Eca dan Cio. Mereka dari kelas sebelah. Kalau si Eca asik pacaran mulu dan sering apelin Nehan di kelas kita. Sedangkan Cio sama Nehan dan gengnya yang lain asik main ML terus. Aku heran apa mereka gak mikiran masa depan apa? Mengapa mereka gak mulai belajar?"

"iya" Gian mengangguk-angguk. Dia setuju dengan Rani. Dia kurang suka dengan anak-anak yang asik bermain tanpa memikirkan masa depannya. Orang-orang yang terlalu asik dalam zona nyaman dan santai.

"bukan hanya itu, kemarin waktu aku pulang dari perpus aku lihat Nehan dan ceweknya asik mojok di lapangan futsal. Bukannya pulang atau belajar. Malah mojok."

"si Eca?"

"iya Eca yang tadi. Ceweknya si Nehan"

Sekali lagi Gian mengangguk-angguk dia memang kurang suka modelan anak-anak seperti itu. Padahal kemarin dia sempat mengira Eca anak yang lucu. Tapi setelah mendengar cerita dari Rani dia jadi tidak suka dengan Eca dan orang-orang seperti mereka. Dia juga sempat terpikir kenapa Eca terlambat pulang ternyata dia pacaran dulu disekolah.

***

Rani, Gian, Nehan, Hendra, dan Salsa berkumpul di samping lapangan futsal untuk membicarakan tugas yang diberikan oleh Ibu Ana untuk mencari perguruan tinggi yang memiliki beasiswa yang nantinya akan dipaparkan saat Ibu Ana masuk kelas. Mereka membagi masing-masing tugas kelompok. Nehan kebagian untuk membuat power point. Rani dan Gian mencari data. Hendra menyusun makalah dan Salsa kebagian presentasi.

"Sorry, aku gak bisa buat power point, laptop aku udah rusak" kata Nehan.

"yaudah kamu yang menjelaskan kalau gitu." sahut Rani dengan sewot.

"Gak bisa gitu dong, aku gak berani."

"terus mau kamu apa? Mau nompang nama aja gitu?!" kali ini Rani agak menaikkan volume suaranya.

"ya gak gitu juga! Aku mau cari datanya aja. Kan bisa aku cari pake hp" balas Nehan mulai tersulut karna cara bicara Rani yang tidak santai.

"yah gak bisa gitu lah. Kan udah dibagi tadi. Aku sama Gian kebagian cari data. Kamu buat power point. Pinjam dulu laptop siapa kek buat ngerjainnya."

"kenapa sih Ran, ka-" suara Nehan terputus. Dia melihat Eca berjalan mulai mendekat ke arah mereka.

"hi" sapa Eca sambil tersenyum.

"alah bilang aja kamu mau pacaran kan? Makanya gak bisa usahakan pinjam laptop."

"Rani!"

Suara bentakan Nehan membuat suasana hening. Eca merasa canggung disituasi ini. Seharusnya dia pulang saja sama Cio tadi. Daripada dia harus merasa gak enak di sini.

"kamu gak bisa usahain minjam laptop teman?" kata Gian dengan tenang.

"yang lain juga pasti pake laptopnya buat ngerjain tugas, Gian."

"sama cewekmu emang gak ada?!" tanya Rani sambil menatap Eca dengan sengit.

"laptop aku lagi di bawa kakak aku ke luar kota." jelas Eca dengan pelan

"ck alasan"

"maksud kamu apa?!" Nehan mulai tersulut karna pacarnya dibawa-bawa dalam permasalahan ini.

"udah udah gak usah pake berantam" lerai Salsa.

"Yaudah kita tukar aja kalau gitu" setelah berkata demikian, Gian langsung pergi di susul Rani.

"Kita pergi juga ya Han, Eca" seru Hendra dan Salsa.

"iya hati-hati yah."

"kenapa dia kayak gitu?" tanya Eca pada Nehan.

Nehan menjelaskan kejadiannya pada Eca. Setelah mengerti jalan ceritanya dari awal, Eca bisa mengambil kesimpulan kalau Rani iri dengan mereka atau karena mereka pacaran? Tapi Eca tidak terlalu mempedulikan selagi dia tidak berlebih. Eca masih memakluminya.

"setelah ini mau kemana?"

"duduk dulu yah? Aku mau bolos les lagi sore ini."

"Han seriusan? Nanti bunda kamu marah loh. Kemarin kamu udah bolos."

"stres aku lihat soal-soal di les itu Ca."

"iya sih. Aku juga malas melihatnya apalagi mengerjakannya."

"nah itu kan, kamu juga sama. Udahlah yang penting gak ketahuan."

"tapi kalau bunda kamu nanti tau, gimana?"

"urusan nantilah itu."

"biar mampus kamu sama bundamu."

"biarin"

Nehan mulai menggenggam tangan Eca dan mengelusnya pelan. Dia tersenyum saat dia bertatapan dengan Eca. Memang melihat pujaan hati setelah melihat malaikat maut yang adalah Rani seperti obat penawar bagi Nehan. Beberapa kali mereka bercanda gurau. Dan sesekali mereka melepaskan tautan tangan mereka ketika ada guru yang lewat. Saat ditanya kenapa tidak pulang, mereka dengan kompak menjawab menunggu jemputan. Entah kenapa berbuat nakal di masa muda memang memacu adrenalin tapi rasanya juga seperti dipenuhi oleh jutaan bunga, seru!

"ck" terdengar suara decakan sangat pelan di depan mereka. Hanya Eca yang mendengar.

Refleks Eca melepaskan tautan tangannya bersama Nehan setelah mengetahui bahwa yang lewat tadi adalah Gian. Aduh, udah lagi tadi mereka disudutkan karna pacaran masa ketahuan lagi masih pacaran disekolah. Benar-benar tidak nyaman. Apalagi ketika Gian melihat sebelum berbelok masuk kedalam kelasnya. Tatapan Gian seperti menyiratkan kalau dia meremehkan. Siapa yang dia remehkan? Mereka? Eca dan Nehan? Sialan.

Terpopuler

Comments

Mack Werz

Mack Werz

Seru banget! 😍

2023-07-30

1

💟《Pink Blood》💟

💟《Pink Blood》💟

😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.

2023-07-30

1

Jelosi James

Jelosi James

Sudah refresh berkali-kali, kok belum ada aja chapter baru, thor... ngenes :'(

2023-07-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!