RECYCLE LOVE

RECYCLE LOVE

Bab 1

Terik sinar matahari disenin pagi mampu menusuk kulit beberapa siswa yang sedang upacara. Ada yang menurunkan topinya hingga hanya terlihat bagian hidung bawah dan mulut, ada yang menutup sebelah wajah dengan telapak tangan, ada yang mengipas menggunakan dasi dan ada juga siswa yang pasrah menerima amukan dari sinar matahari yang terasa sangat terik hari ini. Namun Eca asik melindungi diri dari Fahim yang bertubuh tinggi kurus. Meskipun tidak mampu menghadang badan Eca dengan sempurna, tapi Eca tetap mengucap syukur setidaknya Fahim lebih tinggi darinya sehingga wajahnya tidak perlu ikut gosong seperti kedua tangannya yang harus menerima paparan sinar matahari dengan pasrah. Salahkan saja badan Eca yang dua kali lipat dari badan Fahim.

Eca melenggokkan kepala ke kiri dan ke kanan. Menajamkan indra penglihatannya untuk memastikan keberadaan seseorang. Eca menggerakkan kepala dengan gerakan sedikit lebih pelan dari sebelumnya karna lirikan maut dari Ibu Ana, salah seorang guru BK dari jajaran barisan guru kearahnya. Sial, dia tidak mau kena teguran ditengah banyaknya siswa dilapangan ini. Tapi dia perlu memastikan keberadaan seseorang yang sejak bunyi lonceng baris tidak menampakkan batang hidungnya.

"Hi Ca", bisik seseorang dari arah belakang sambil menepuk pundak sebelah kirinya.

"astagaa", Eca terlonjak sambil melirik kearah belakang.

"cari siapa?"

"cari kamulah. Dari mana saja kamu?", tanya Eca sambil berbisik dan memberikan tatapan penuh selidik kearah pria itu.

"hehehe . . . Aku telat sayang. Untung bisa nyelip masuk barisan."

"ck, kebiasaan kamu." Eca berdecak pelan lalu melihat kearah depan.

"Nehan, aku tadi bawa bekal. Kita makan kalau istirahat ya?"

"siap. Makasih Ca." Nehan berbisik sambil melempar senyum termanisnya untuk Eca.

Eca segera memalingkan wajahnya lagi kedepan. Sekarang wajahnya merah, bukan karna Fahim yang tiba-tiba lebih pendek sehingga Eca terkena sinar matahari tapi efek dari senyum Nehan yang mampu membuat Eca salah tingkah. Sudah dua tahun berlalu tapi Eca selalu gagal mengontrol dirinya setiap kali Nehan tersenyum dengan tulus padanya. Rasanya seperti ribuan kupu-kupu mengelilinginya. Sungguh menggelikan tapi Eca menyukainya.

"pacaran terosss" tegur Cio dari samping sambil melirik Eca dengan sengit.

"iri?! Bilang babi!" tegas Eca sambil berbisik pada Cio.

"noh! Itu badanmu yang babi"

Langsung saja Eca menginjak kaki Cio setelah barisan dibubarkan. Cio merasakan kakinya mati rasa sebelah seperti diinjak kaki gajah. Cio meringis dan meratapi nasib kakinya. Sambil memastikan keberadaan Eca, Cio melangkah cepat sambil tertatih-tatih ke arah perempuan itu. Eca yang menyadari keberadaan Cio semakin dekat ikut mempercepat kakinya. Hingga aksi lari-larian dilapangan tak terelakkan. Eca mencoba berlindung pada beberapa badan teman sekelasnya namun seakan tak mengabaikan aksi kejar-kejaran mereka berdua, teman-temannya memilih menyingkir untuk segera mengadem di kelas.

"nah, mau lari kemana kau?? Sini sama om"

"iss Cio asu pergi sana hush huss"

"akh anak sinting kau kira aku anjingmu? Kau tidak akan lepas kali ini Eca babi" segera setelah mengatakan itu, Cio mengejar Eca dengan lebih serius.

Eca yang melihat Cio mulai mengejarnya seperti anjing rabies, secepat mungkin berlari berputar arah. Dia berlari kearah kantin dengan ngos-ngosan. Dilihat ke belakang Cio ikut berhenti mengejarnya dan sedang mengatur pernapasan.

"ci-cio. Sudah. Sudah. Aku nyerah" bisik Eca putus-putus. Dia merasakan seluruh aliran darahnya mengalir lebih cepat.

Seperti diberikan tanda peringatan Cio malah kembali mengejar Eca. Dia memanfaatkan keadaan perempuan itu yang kelelahan.

"Cio asu!" seru Eca mau tak mau ikut berlari dari pada ditangkap oleh anjing rabies seperti Cio.

Brak!

Buku-buku berserakan dilantai. Eca segera menghentikan larinya. Melihat dengan miris pada buku paket yang sudah berhamburan. Tidak dirasakannya lagi sakit pada lengan kanan yang terkena senggolan buku yang tebal ketika mengangkat pandangannya. Mampus.

"ma-maaf" cicit Eca dengan sangat pelan nyaris tidak terdengar.

"maaf, aku tidak sengaja. Aku tadi dikejar oleh . . ." perkataan Eca ikut terputus ketika melihat dibelakang ternyata Cio sudah menghilang. Cio asu!

"ck!" pria itu berdecak dengan keras, sengaja supaya perempuan di depannya sadar kalau dia benar-benar kesal.

Eca merasa bersalah disituasi ini. Dia ikut mengumpulkan buku cetak yang berhamburan dilantai. Sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana dia menghadapi orang itu? Apalagi ini Gian, yang se-taunya salah seorang siswa ambis dari angkatannya. Yah, memang hanya sebatas itu yang dia ketahui tetang sosok pria yang sekarang tengah berdiri dan menatapnya dengan malas. Menunggu buku paket lain yang ada di tangan Eca.

"ini. Maaf. Aku benar-benar tidak sengaja"

"iya." balas Gian seadanya. Segera saja dia melangkahkan kaki menuju kelasnya.

Eca menghembuskan nafasnya dengan berat. Benar-benar hari yang sial. Sambil pergi menuju kelasnya, Eca terbayang wajah kesal Gian. Dia merasa tidak enak jika bertemu dengan Gian kedepannya. Meskipun tidak pernah bicara sebelumnya namun Eca mengetahui Gian, sekedar kenal-kenal presiden. Sekalinya berhubungan dengan orang ambis membuat dia takut sendiri. Itulah sebabnya dia dari dulu kurang bergaul dengan orang-orang ambis karna modelannya kayak si Gian tadi. Songong. Yah meskipun dia sadar, dia yang salah tadi.

...***...

Di taman yang tidak terlalu ramai siswa, Eca dan Nehan sedang makan berdua pada satu tempat bekal dengan masing-masing sendok ditangan. Meskipun tidak suap-suapan, namun kegiatan itu cukup romantis dikalangan pelajar. Tidak heran beberapa teman mereka yang menyaksikan ikut menggoda. Namun mereka santai saja selama guru tidak melihat, hal itu tidak menjadi masalah.

"Ca, semester depan kita udah banyak ujian. Ditambah ujian masuk univ. Kamu udah tau mau kemana?"

Eca terdiam cukup lama. Antara heran dan tersadarkan. Selama mereka pacaran ini adalah topik serius pertama yang mereka bicarakan biasanya mereka hanya asik ngebucin. Dia juga ikut sadar kalau sebentar lagi mereka akan tamat dan akan menentukan jalan masing-masing.

"emm, jujur aku masih belum tau Han. Jangankan masuk univ mana, belajar untuk ujian semester depan aja, aku masih belum." Eca mendesah dengan pasrah.

"ia sih. Tapi bunda aku udah memaksa untuk mencari univ yang bagus."

"kamu udah tau mau kemana?"

"masih belum. Tapi aku tertarik dengan teknik sipil. Om aku tamatan teknik sipil, sekarang gajinya lumayan"

"yakin?" Eca menatap Nehan dengan horor, bukan apa-apa tapi Eca tau kemampuan Nehan. Kapasitas otak Nehan dan Eca sebelas dua belas. Artinya biasa-biasa saja. Eca tau kalau masuk jurusan teknik dibutuhkan mental dan otak yang tidak main-main.

"yeee meremehkan. Ca, aku kalau serius belajar si Gian aja bisa kalah."

"hahahaaa" ngaco.

***

Nehan mengambil daun yang jatuh diatas kepala Eca. Mereka duduk tepat di bawah pohon rindang jadi tidak heran jika terdapat daun yang jatuh. Lagi, Eca salah tingkah dan mengigit bibir bawahnya. Eca selalu kalah dengan senyuman Nehan yang melebar kearahnya sehingga menampakkan lesung pipi pria itu. Ditambah Nehan mengacak pelan rambut Eca diakhir.

Dari kejahuan Gian sedang mencari keberadaan Rani yang sudah berjanji membahas soal tes masuk perguruan tinggi. Bukannya keberadaan Rani yang ditemukannya malah Eca dan Nehan yang sedang kasmaran sambil tatapan dengan melempar senyum satu sama lain.

"benar-benar" Gian mengeleng-gelengkan kepala sambil menatap jenuh kearah mereka.

Eca memutuskan pandangannya dengan Nehan. Perempuan itu tidak sanggup menatap wajah pacarnya yang manis. Kalau bukan di area sekolah sudah dipastikan Eca akan menerkam Nehan, dia akan mencubit pipi Nehan dengan kuat. Eca mengalihkan pandangan dan secara tidak sengaja tatapannya bertrubrukan dengan Gian. Refleks Eca memberikan senyum kaku terhadap Gian yang dibalas pria itu dengan menaikan sebelah alisnya. Buru-buru Eca memalingkan wajahnya dan menatap Nehan lagi. Nah ini baru benar.

Terpopuler

Comments

Daina :)

Daina :)

Kami semua semua menunggu dengan sabar, tolong jangan biarkan kami kecewa.

2023-07-30

0

Ken ZO

Ken ZO

Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!

2023-07-30

0

Emma

Emma

Nggak percaya aku bisa habisin baca cerita ini dalam sehari!

2023-07-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!