Diandra tersenyum kecut saat dirinya dengan jelas mendengar percakapan antara Maria dan Antoni.
Pembicaraan yang tidak jauh dari Antoni yang meminta agar Maria bersabar dan mengalah serta membiarkan Diandra yang menemaninya dalam perjalanan bisnis kali ini.
Diandra mengakhiri alat sadap suara itu, beberapa saat setelah percakapan antara Antoni dan Maria berubah menjadi alunan suara merdu dua kekasih yang sedang berusaha menggapai surga dunia.
Diandra Mengambil tasnya dan berkendara menuju klinik tempat dimana sabahat masa kuliah membuka praktek.
"Diandra, bagaimana? Apa vitamin yang aku berikan membuahkan hasil?" Tanya Yesi.
"Tidak, tapi aku ingin kamu memberikan aku pil penunda kehamilan."
Yesi yang sedang memeriksa data pasien langsung memejamkan pandangan ke arah Diandra.
"Kamu pasti bercanda, beberapa hari lalu kamu meminta aku memberikan vitamin terbaik agar kamu bisa hamil."
"Itu dulu sebelum ada seseorang yang datang dan mengaku sebagai istri Antoni."
"What the...."
"Stop berkomentar. Berikan saja obat karena sebentar lagi aku dan Antoni akan melakukan perjalanan ke luar kota untuk urusan bisnis."
"Kamu yakin? Bisa saja kan wanita itu hanya wanita wanita seperti dulu yang mencoba untuk merusak rumah tangga kalian?"
"Yesi, aku sedang tidak ingin berdebat dengan kamu. Berikan saja apa yang aku minta."
"Apa kamu baik-baik saja, Diandra?" Yesi memegang tangan Diandra seolah-olah dia ingin membaca pikirannya.
"Yes, berikan aku obatnya sekarang. Aku harus pergi untuk mengurus cabang butik ku yang baru."
Diandra pergi setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dalam perjalanan pulang, dia tidak sengaja melihat mobil Antoni barusaja meninggal hotel.
Diandra menepikan mobilnya dan menunggu. Benar saja, tak lama berselang, Maria keluar dan langsung menstop taksi yang memang terparkir di halaman hotel.
"Aku harus mengumpulkan banyak bukti. Tapi, sebelum itu, aku harus mencari tahu alasan Antoni menikahi aku."
Diandra melanjutkan perjalanan dan memutuskan pulang ke rumah setelah memantau perkembangan butik baru nya yang akan dibuka dalam waktu dekat.
"Sayang, dari mana saja?" tanya Antoni begitu melihat Diandra memasuki kamar.
"Mas, kamu dirumah?" tanya Diandra yang pura-pura terkejut dengan kehadiran Antoni.
"Apa itu?" tanya Diandra saat melihat Antoni menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.
Antoni tersenyum dan memberikan sebuah kotak berisi gelang berlian.
"Mas, kenapa tiba-tiba memberikan aku ini? baru kemarin kamu memberikan aku kalung, kan."
"Sebagai tanda cintaku padamu." Antoni mengecup kening Diandra dengan mesra.
Diandra tersenyum dan menunjukkan seolah-olah dirinya sangat bahagia.
"Diandra, aku berpikir sebaiknya kita berbulan madu setelah aku melakukan perjalanan bisnis." ucap Antoni sesaat setelah mereka saling berpelukan.
"Kenapa? Kamu tidak ingin aku ikut?" selidik Diandra.
"Bukan begitu, hanya saja aku ingin benar-benar menjalani program kehamilan dengan tenang tanpa memikirkan pekerjaan."
"Kalau begitu biarkan aku bicara dengan papa, dengan begitu papa akan menyuruh orang untuk mengantikan kamu, bagaimana?"
"Diandra, cara seperti itu akan menjatuhkan citra ku di mata karyawan yang lain."
"Ya sudah, kalau begitu aku ikut. Lagipula lebih cepat kamu membuat aku hamil, lebih cepat papa akan pensiun dari jabatannya."
"Maksud kamu?"
Diandra kemudian menceritakan perihal sang ayah yang akan pensiun begitu mereka memberikan cucu dan menyerahkan tanggung jawab untuk mengurus perusahaan kepada Antoni.
Diandra dapat menangkap ekspresi kebahagiaan terpancar di wajah Antoni begitu Diandra mengatakan bahwa setelah ini Antoni akan memimpin perusahaan Gautama.
"Jadi bagaimana? Apa kamu akan tetep membujuk aku agar tidak ikut dalam perjalanan bisnis kali ini?"
"Kalau memang seperti itu, kenapa kita tidak mulai menyicilnya sekarang?" goda Antoni yang langsung menggendong Diandra menuju tempat tidur.
Sepertinya aku mulai menemukan titik lemah kamu, agar tidak mendahulukan Maria. Wanita simpanan kamu.
Beberapa hari berlalu, Maria terlihat kesal saat dia melihat foto yang sepertinya sengaja diunggah Diandra tentang kepergiannya bersama dengan Antoni.
Maria segera menelpon Antoni dan memintanya untuk bertemu. Namun, Maria harus menelan kekecewaan saat panggilannya berulang kali ditolak oleh Antoni.
"Arghhh..." Maria baru mengetahui jika Antoni dan Diandra sudah melakukan perjalanan. Mereka pergi dua hari sebelum waktu yang ditentukan.
Tak ingin Diandra yang menemani Antoni saat bertemu dengan rekan bisnisnya. Maria segera memesan tiket pesawat dan berusaha mengejar mereka.
Di hotel...
Maria menggunakan kesempatan Diandra yang memilih kamar untuk berbicara dengan Antoni.
"Maria, apa yang kamu lakukan disini? bagaimana jika Diandra mengetahui tentang kamu?"
Sial, ingin sekali rasanya aku mengatakan bahwa Diandra sudah tahu jika aku istri kamu juga, mas!.
"Mas, aku tidak mau tahu. Harus aku yang menemani kamu saat rapat nanti."
"Maria, aku...."
"Mas, kamu dimana?" suara Diandra terdengar ditelinga Antoni dan juga Maria. Hal itu membuat Antoni langsung meninggalkan Maria tanpa permisi.
"Ah sial. Kalau saja Antoni sudah berhasil menguasai sebagian dari harta keluarga Diandra. Aku pasti tidak akan tinggal diam. Diandra, lihat saja apa yang akan aku lakukan jika kamu bersikeras untuk ikut dalam pertemuan bisnis nanti." ketus Maria sambil melihat Diandra yang bergelayut manja di lengan Antoni. Seolah-olah Diandra sengaja melakukan itu karena tahu Maria ada disana.
Didalam kamar hotel, Diandra menggunakan kesempatan saat Antoni mandi untuk menukar vitamin yang sebelumnya dikonsumsi Antoni agar menghasilkan banyak benih kehidupan yang sehat dan berstamina.
Tring!!!
Sebuah pesan dari ponsel Antoni yang lupa disetel dalam mode silent, membuat Diandra tersenyum dan langsung memfoto pesan itu.
Sepertinya dia sedang mencoba untuk membuat Antoni mengalihkan perhatiannya. Maria, Maria, sungguh aku kasihan padamu.
Diandra mengirimkan foto berisi pesan mesra dari Maria ke dalam file tempat dimana dia mengumpulkan bukti perselingkuhan Antoni dengan Maria. Dan berharap bukti itu cukup untuk menggugat cerai Antoni.
"Kita makan malam diluar yuk," ajak Diandra saat matahari sudah berganti dengan sinar bulan purnama.
"Aku berpikir untuk memakan kamu sepanjang malam," goda Antoni.
Kamu sangat manis ketika ada udang dibalik batu.
Antoni memutuskan untuk makan diluar dari di restoran hotel demi menghindari bertemu dengan Diandra. Nyatanya, Maria tetap berada di restoran yang sama.
Antoni tidak bisa makan dengan tenang karena Maria duduk tidak jauh dari mereka. Hingga kemudian Antoni memberikan kode kepada Maria agar menemuinya di toilet.
Antoni yang mengira Maria akan datang, memilih untuk menunggu di luar toilet wanita.
"Diandra, aku harap kamu tidak akan datang bersama dengan Antoni besok." ketus Maria yang ternyata mendatangi Diandra di mejanya.
"Memangnya kenapa? bukankah hakku untuk ikut bersama dengan suamiku?"
"Bukankah kamu dan Antoni akan segera bercerai? bukankah seharusnya kamu tidak terlihat oleh rekan bisnisnya."
"Siapa bilang aku akan bercerai dengan nya?" Diandra menatap Maria yang mulai tersulut emosi.
"Kamu harus bercerai dengan Antoni. Jika tidak...."
"Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh wanita simpanan seperti kamu?" tantang Diandra.
Maria mendekati Diandra dan membisikkan sesuatu. Sesuatu yang membuat Diandra marah.
Brak!!!
"Jangan macam-macam denganku, Maria."
Maria tersenyum penuh kemenangan sebelum dia pergi meninggalkan Diandra.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Ma Em
Diandra jgn mau kalah dari pelakor lawan terus dan setelah bukti cukup segera daftarkan ke pengadilan untuk bercerai dgn Anthoni si Anthoni kalau bercerai dgn Diandra bukan siapa2 hanya lelaki kere biarkan Maria bersama Anthoni Maria kira Anthoni orang berduit makanya Maria nekad merebut Anthoni dari Diandra
2025-02-08
0
MAY.s
Wakakak... Ada Yesi juga🤭
2023-09-11
0
mom_abyshaq
Maria maria
2023-09-11
0