Seorang pria tampan itu baru saja keluar dari ruang meja operasi. Setelah ia melakukan operasi pasien hingga membutuhkan waktu lama sampai lima jam, yang memang jadwalnya ia yang melakukan tindakan operasi tersebut.
Pria itu nampak kelelahan sekali, setelah ia melepaskan tali masker pada wajahnya, benar-benar sangat menguras tenaga dan pikiran. Apalagi semalam ia tidak bisa tidur sama sekali memikirkan istrinya yang tidak pulang dan nasib rumah tangganya yang sedang tidak baik-baik saja.
Kemudian ia mencoba mencubit pangkal hidungnya, agar pikiran ia dalam kepalanya segar kembali. Kemudian ia melanjutkan jalan menuju ke ruangannya.
Tak...Tak...Tak...
"Apa ada jadwal operasi lagi untuk ku hari ini?" tanya Rangga pada salah satu asistennya sembari jalan melewati lorong rumah sakit.
"Tidak ada dok, tetapi hari ini anda ada meeting dengan para staf dokter mengenai pemerintah kota meminta bantuan pada rumah sakit kami untuk pemerataan kesehatan desa terpencil di kota D." ucap Nando asistennya sembari memberikan berkas pada Rangga.
"Oh ya? aku hampir saja melupakannya." gumam Rangga. Ia berhenti jalan sembari membaca berkas yang di kasih oleh asistennya.
"Baiklah, Kau bisa panggilkan para perawat dan dokter magang untuk datang ke ruang rapat setelah istirahat makan siang nanti, untuk membahas mengenai hal ini." ujar Rangga setelah membaca sepintas berkas tersebut dan menyerahkan kembali berkas itu pada asistennya.
"Baik dokter." jawab Nando sambil menunduk sopan.
"Hmmn, kita gunakan para dokter muda yang sedang koas disini saja dan beberapa dokter spesialis juga ikut membantu. Nanti biar aku yang atur formasinya." jelas Rangga.
"Baik dok."
Rangga kembali jalan menuju ruangannya. Pria itu tahu betul strategi rumah sakit untuk mengatasi mengenai hal kecil ini. Karena jam terbang ia sudah cukup lama hampir lima belas tahun ia berkiprah sebagai dokter spesialis di rumah sakit miliknya.
Tak...Tak....Tak...
🍃🍃🍃
Sedangkan di tempat lain, pria tampan yang satu ini nampak sedang gelisah mondar-mandir memikirkan strategi untuk menaklukkan gadis cantik yang ia sukai di dalam kamar rawat inapnya.
Pria itu sebenarnya sudah sehat, namun ia saja yang ingin berlama-lama di rumah sakit agar bisa bertemu terus dengan gadis yang ia sukai.
"Arghhh! bosan sekali aku berlama-lama disini tidak ada hal yang bisa aku kerjakan." keluh Rendy sembari mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Mana dokter Cinta juga sibuk lagi! kapan aku bisa melihatnya? Ah aku harus mengerti profesi ia saat ini. aku tidak boleh pantang menyerah untuk mendapatkannya." gumam Rendy dengan senyum ia sunggingkan.
Ceklekk ..Ceklek...
Mendengar suara pintu seperti di buka, pria itu bergegas tidur kembali di kasur brangkar dengan menutup selimut hampir pada seluruh tubuhnya dan seperti biasa pria itu pura-pura tidur untuk mengelabuhi para petugas yang datang.
Tak...Tak...Tak...
Rendy mencoba mengintip sedikit melihat siapa yang datang, ternyata gadis yang ia sukai yang datang ke kamarnya. Hati pria itu pun sangat senang sekali, ia mencoba memejamkan matanya kembali hingga jantungnya terasa berdegup kencang sembari senyum senyum sendiri dengan keadaan mata tertutup rapat. Sungguh pria yang sangat aneh
"Pak Rendy kalau bapak tidak tidur, tidak tidur saja!" celetuk Cinta yang datang menghampiri Rendy melihat pria itu seperti berbohong tidak tidur.
"Ah, dokter Cinta, kau mengangetkan ku saja! Tadi saya mimpi buruk, dok beneran. Tapi beruntung dokter membangunkan saya." dusta Rendy. ia merasa malu telah ketawan oleh gadis itu
Cinta hanya menautkan kedua alisnya ke atas menatap heran pada pria itu.
"Dasar pria aneh" batin Cinta.
"Sepertinya bapak sudah sehat sekali, baru saja saya ingin mengecek suhu tubuh anda. Tetapi melihat anda telah baik-baik saja, saya lebih baik akan kembali melanjutkan tugas saya yang lain." ucap Cinta. Kemudian ia langsung jalan meninggalkan pria itu.
"Ah tunggu dok, sepertinya saya ada yang sakit nih di kepala saya." cegah Rendy dengan memanggilnya.
"Aduh! Auwh... Arghhhh...!" akting Rendy sembari memegang kepalanya dengan pura-pura kesakitan.
Gadis itu menoleh ke belakang, ia tahu betul mana sakit kepala beneran dan tidak. Cinta hanya menghela nafas panjang mengetahui ini hanya akal-akalan pria itu saja.
"Maaf pak Rendy, saya ada urusan hal penting yang harus saya temui sekarang juga, permisi!" pamit Cinta sembari menundukkan kepalanya dengan sopan pada Rendy.
Rendy yang merasa ketauan berbohong, ia merasa tak enak hati dengan gadis itu. Ia pun langsung beranjak dari kasur dan menghampiri Cinta.
"Ah, dokter Cinta." panggil Rendy sembari menarik pergelangan tangan gadis itu.
Cinta menoleh kebelakang melihat pergelangan tangannya di pegang oleh Rendy.
"Iya" jawab Cinta menatap heran.
"Ma... Maaf kan aku, jika tadi aku berbohong pada mu dokter Cinta, a...aku hanya ingin mengenal mu lebih dekat saja." jelas Rendy nampak murung dan melepas pergelangan tangan Cinta.
"Bolehkah,aku berteman denganmu dokter Cinta?" pinta Rendy dengan menatap kembali wajah Cinta.
Cinta hanya mengangguk tanda menyetujuinya. Ia tidak mau berlama-lama, karena ada urusan hal penting yang harus ia temui.
"Baiklah Pak Rendy aku bersedia berteman dengan mu. " jawab Cinta dengan tersenyum.
"Ahh iya, maaf Pak Rendy aku tidak punya waktu banyak mengobrol lama dengan mu. Atasan ku meminta untuk menemui nya ada hal penting yang harus di bahas." ujar Cinta dengan melihat jam pada pergelangan tangannya.
"Oh, iya? baik lah kalau begitu aku ingin minta pulang saja, sepertinya tubuh ku sudah sehat kembali dokter." pinta Rendy sambil menggerakkan bahunya memperagakan dirinya sehat.
"Hm, dasar bapak, aku tahu kalau bapak itu berbohong sama saya. Tapi kalau bapak ingin pulang nanti saya akan sampaikan pada perawat untuk mengurusnya." ujar Cinta dengan tersenyum.
"Baiklah terima kasih dokter Cinta senang berkenalan dengan anda." jawab Rendy dengan tersenyum juga.
"Baiklah, Maaf pak Rendy saya tidak punya waktu banyak, sampai jumpa kembali." pamit Cinta sambil menundukkan kepalanya dan meninggalkan Rendy di ruangan.
"Ah, baik dokter terima kasih kembali, sampai jumpa dokter Cinta." teriak Rendy sembari melambaikan tangannya.
"Yes!!! berhasil." ucap pria itu kegirangan dengan tangan ia naikkan keatas dan ia kepalkan, merasa gadis itu sudah pergi meninggalkan kamarnya.
"Langkah awal berhasil tinggal selanjutnya kita ikuti alur nya saja." gumam Rendy dengan menyunggingkan senyumnya. kemudian ia jalan bersiul-siul ria menuju ranjangnya dan tiduran dengan kedua tangan ia lipatkan di bawah kepalanya.
"Cinta... Oh Cinta..."
🍃🍃🍃
Tak..Tak..Tak.....
Seorang gadis cantik itu sedang berlari tergesa-gesa menuju ruang rapat di lantai tujuh. Ketika sudah sampai di depan ruangan, ia merapikan anak-anak rambut yang berantakan dan menghela nafas panjang untuk merilekskan jantungnya yang berdebar-debar. Karena bagaimanapun ia salah karena terlambat datang.
"Hah!" gadis itu mencoba mengetuk pintu ruangan.
Tok...Tok...Tok...
Tok... Tok... Tok...
Merasa tidak ada sahutan, ia memberanikan diri membukakan pintu ruang rapat
"Selamat siang dokter maaf saya terlambat, karena tadi ada pasien yang harus saya tangani." dusta Cinta dengan menundukkan kepalanya
Rangga berhenti menerangkan dan melihat sepintas Cinta telah datang.
"Hmm, masuklah." balas Rangga datar. Bagaimana pun ia memakluminya karena profesi dokter itu sangat padat.
"Baiklah kita lanjutkan lagi, jadi formasinya untuk Divisi Penyakit dalam dokter Riko, dokter Via, Suster Mita. Divisi Anak dokter Tari, dokter Ria, suster Tia, divisi Kandungan dokter Mila, dokter Wahyu, suster Putri dan Divisi Bedah Saya sendiri dokter rangga, dokter Cinta dan suster Rara. Sekiranya itu saja yang biasa di butuhkan masyarakat desa."terang Rangga.
Deg
Jantung gadis itu berdebar-debar, ia nampak kaget satu kelompok dengan dokter Rangga. dokter yang ia kagumi baru-baru ini dan kemaren ia pulang bersama dengannya.
"Saya disini juga ikut terjun langsung untuk mengawasi dan bertanggung jawab mengenai program ini selama tiga minggu kedepan." terang Rangga lagi.
"Bagaimana, apa kalian semua siap?" tanya Rangga pada seluruh staf.
"Siap dokter." seru para dokter dan perawat.
"Baiklah, kita melakukannya mulai lusa pagi-pagi sekali kita pergi ke kota D. Tempatnya di daerah pelosok jauh dari kota, jadi jagalah kondisi fisik anda sekarang juga." jelas Rangga lagi.
Rangga menengok sekilas wajah Cinta yang dari tadi hanya diam dan menatap kosong.
"Hmmn, Bagaimana dokter Cinta apakah kau paham dengan penjelasan ku?" tanya Rangga dengan suara baritonnya.
"Ahh! Ah..ah aku si...siap saja dokter Rangga." ucap Cinta tersentak kaget. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan tangan agar tak banyak orang yang melihatnya.
"Aduh! malunya aku ketauan melamun di depan dokter Rangga." batin gadis itu merutuki diri karena kebodohannya.
Rangga hanya tersenyum simpul.
"Lucu sekali dia, kalau bengong seperti itu." batin Rangga. Kemudian ia kembali fokus pada para stafnya.
"Baiklah, masing-masing kelompok akan dibantu dengan mobil rumah sakit untuk mengantarkan kalian. Kalian harus siap, ya!" jelas Rangga.
"Siap dokter....." jawab kompak para dokter dan suster.
-
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Arif Muzakki
pinter bener dokter Rangga ngatur strategi gaya nya aja sok cool padahal dia juga kagum kr dokter cinta
2023-08-02
1