Bab 4

Pagi ini kondisi jalan raya nampak macet, banyak mobil polisi lalu lalang ditempat karena ada sebuah kecelakan tunggal di jalanan tersebut. Para pengendara pun banyak yang berebut jalan agar mereka bisa melewati kemacetan tersebut dan sampai pada tempat tujuan. Beruntung gadis cantik itu telah sampai di depan rumah sakit lebih dulu, karena gadis itu telah berangkat pagi-pagi sekali menggunakan kendaraan umum.

"Wah, benar-benar kacau sekali pagi ini untung saja aku sudah sampai. " keluh Cinta setelah turun dari bus umum sembari merapikan anak-anak rambut yang sedikit berantakan karena tadi ia berdiri berdesakan di dalam bus.

Tak ..Tak...Tak....

Gadis itu pun jalan menuju halaman rumah sakit untuk mempersiapkan diri, hari ini pertama ia sebagai dokter muda melaksanakan koas di rumah sakit tersebut.

🍃🍃🍃

Sedangkan di tempat lain, di jalan raya nampak bising karena suara sirine mobil polisi terus menerus menyala.

Wiuw... Wiuw...Wiuw...

Seorang pria tampan yang berada di dalam mobil itu, nampak syok telah mengalami kecelakaan tunggal yang ia alami pertama kalinya. Karena pria itu sangat mengantuk sekali saat mengemudi, setelah ia pulang dari luar kota karena urusan pekerjaannya. Beruntung pria itu hanya mengalami luka ringan saja di wajahnya. Tiba-tiba ada polisi lantas sedang menghampirinya.

"Selamat pagi tuan kami dari pihak kepolisian XXX, Saya ingin memberi tahu, bahwa anda telah mengalami kecelakaan tunggal, ya? hingga body mobil anda sangat rusak parah, Tuan." ucap polisi itu.

Pria itu yang merasa dipanggil oleh pak polisi hanya diam saja tidak menjawab.

"Tuan, sepertinya saya melihat anda mengalami trauma berat? kami menawarkan anda, ya? untuk membantu mengantarkan Tuan menggunakan ambulans pergi ke rumah sakit terdekat?" ajak sang polisi itu melihat kondisi korban sedang mengalami syok.

"Hah, ba..baiklah terima kasih pak polisi." ucap pria itu tersadar dari lamunannya dan menundukkan kepalanya dengan sopan pada pak polisi.

Polisi itu hanya mengangguk, kemudian ia membantu memapahkan pria itu ke tempat ambulans, agar dia cepat sampai menuju ke rumah sakit untuk di tangani.

Wiuw....Wiuw....Wiuw....

Mobil ambulans pun akhirnya jalan menuju rumah sakit terdekat setelah pria itu telah masuk ke dalam mobil.

🍃🍃🍃

Hari pertama tugas Cinta nampak semangat sekali. Ia senang dengan jas putih kebanggaan yang ia pakai bersama alat stetoskop yang ia kalungkan pada lehernya. Apalagi di lingkungan rumah sakit ini ia bertemu dengan teman-teman dokter muda yang seangkatannya dari kampus lain. Mereka nampak baik dan antusias pada gadis itu.

"Dokter Cinta, kau sangat cantik sekali menggunakan jas putih itu." puji Rara seorang perawat yang berdinas di ruang iGD.

"Hah! kau ini juga sangat cantik sekali Rara kau jangan memujiku seperti itu, ah!" bisik Cinta dengan tertawa pelan.

Tiba-tiba di ruang IGD kedatangan pasien pertama yang baru saja turun dari mobil ambulans.

"Ah, dokter ada pasien! Aku akan melanjutkan pekerjaan ku dulu disana." ucap Rara dengan menunjuk brangkar yang tertutup oleh gorden karena ada pasien di dalamnya.

"Hm... " Cinta hanya mengangguk saja dan menghampiri pasien itu yang baru saja datang ke IGD di temani dengan perawat.

"Selamat pagi pak, saya dokter Cinta ada keluhan apa yang bapak alami saat ini..? tanya Cinta dengan sopan

Seorang pria tampan itu nampak terkejut, entah ia masih syok karena kecelakaan tadi atau melihat kecantikan gadis di hadapannya. Wajah pria itu pun nampak seperti orang bodoh hingga gadis di hadapannya mencoba melambaikan tangannya pada pria itu.

"Halo pak?" ucap Cinta dengan tersenyum sampai ia terkekeh geli melihat raut wajah pria itu di hadapannya, di ikuti dengan perawat yang lain yang dibelakangnya juga ikut terkekeh.

"Ah, dokter jantungku sepertinya yang sedang bermasalah ini, Dok!" ucap Rendy yang masih dengan tatapan kosong melihat gadis itu di hadapannya.

Cinta menautkan kedua alisnya ke atas.

"Maaf sepertinya tubuh anda tidak ada luka-luka, hanya saja ada sedikit goresan di wajah saja pak." jelas Cinta dengan heran.

"Oh ya? mungkin seperti itu, dok." ucap Rendy yang kembali sadar akan lamunannya dan menatap lekat wajah gadis itu.

"Mari pak, silahkan tidur di kasur brangkar saja. Saya akan memeriksanya untuk lebih lanjut." pinta Cinta pada pria itu.

"Ah baik, dok." ucap Rendy dengan senang hati. Perawat yang lain pun membantu memapahkan pria itu tidur di kasur brangkar atas perintah dokternya.

Rendy ialah seorang pengusaha muda berumur 35 tahun, ia sudah lama menikah dengan istrinya 10 tahun yang lalu, namun ia di tinggal pergi selamanya saat istrinya melahirkan putri pertamanya bernama Naysila yang sekarang putrinya telah berumur 3 tahun.

🍃🍃🍃

Di ruang IGD tepat di sudut baris brangkar paling ujung nampak Cinta sedang mengecek kondisi keadaan pasien yang sekarang ia tangani.

"Pak Rendy, saya melihat dari hasil laboratorium. Darah anda normal, luka memar pada hidung anda juga sudah di obati para suster dan tidak ada masalah serius, hasil rekam jantung pun juga disini terlihat normal dan sehat. Jadi anda bisa dibolehkan pulang pak." jelas Cinta dengan tersenyum manis.

"Ah, tapi dokter Cinta!" ucap Rendy terlihat gugup.

"Hm, Iya ada apa, Pak?" tanya Cinta

"Badan saya masih tidak enak, dok. Saya masih ingin di rawat beberapa hari disini sampai badan saya benar-benar segar kembali." ujar Rendy dengan mata masi menatap terus wajah Cinta.

Cinta menautkan kedua alisnya ke atas, menatap heran pada pasien di hadapannya.

"Baru kali ini ada pasien yang betah berlama-lama ingin di rumah sakit." ucap Cinta dalam hati.

"Sebenarnya kami sudah memberikan obat dan vitamin untuk anda agar diminum di rumah, tetapi kalau itu mau bapak, baiklah perawat akan membantu menyiapkan kamar untuk bapak." jelas Cinta dengan tersenyum

"Ah, terima kasih dokter Cinta." ucap Rendy dengan senang hati.

"Baiklah, saya tinggal dulu pak Rendy. Masih ada pasien yang harus saya tangani disana." pamit Cinta.

"Ah, baik dokter." ucap Rendy mengangguk dan tersenyum menatap kepergian Cinta dari dekatnya, ia pun menyunggingkan senyumnya setelah Cinta telah meninggalkan ruangannya.

"Cin- Ta..." gumam Rendy yang masih menatap kosong kedepan.

"Hah! nama yang indah sekali sesuai dengan wajahnya. Apalagi ia dokter, bernama dokter Cinta sesuai sekali bisa mengobati rasa jantung ku yang terus berdegup kencang kalau melihatnya." gumam Rendy. Kemudian ia menyunggingkan senyumnya kembali. Merasakan dirinya seperti puber kedua melihat gadis muda dihadapannya

"Baiklah aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi Cinta." batin Rendy dengan mata menatap kedepan dan rasa yang penuh percaya diri.

"Cinta...Oh Cinta..." pria itu bersenandung.

-

- Bersambung 🍃

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!