Hening
Keduanya pun saling menatap satu sama lain. Namun Cinta melepas pandangannya dan mengawali pembicaraan terlebih dahulu.
"Hm, Permisi dokter." ucap Cinta memanggilnya sambil menunduk kembali sopan, namun pria itu masih tidak menyadari.
Deg...
"Ada apa dengan jantungku?" batin Rangga setelah memandang gadis itu dengan lama.
Bagaimana pun pria itu normal, melihat gadis muda dan cantik datang menghampirinya. Hingga ia lupa akan masalah percekcokan dengan sang istri. Ia pun langsung membuyarkan lamunannya sendiri, ketika gadis itu sudah berada di hadapannya dan memanggilnya.
"Ya" jawab Rangga singkat dan kembali pada mood awalnya ia sebelumnya.
"Permisi, Dok! maaf saya mengganggu. Saya kesini hanya ingin mengajukan pelatihan praktek dokter koas di rumah sakit anda, mohon untuk kerjasamanya disini, Dok." ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya dengan sopan lagi seraya memberikan berkas amplop itu pada Rangga.
Rangga ialah pemilik Rumah Sakit Medika yang terbesar di kota ini, Pria itu sudah berumur 37 tahun namun masih sangat gagah dan tampan. Ia sudah memiliki istri tetapi sampai saat ini, ia masih belum memiliki keturunan anak walaupun sudah 10 tahun menikah. Namun, pernikahan ia sekarang sedang berada di ambang terpuruk. Karena mereka sering terjadi percekcokan terus-menerus. Permasalahannya hanya sepele.
Ia dan istri masih belum memiliki keturunan anak. Istrinya pun sekarang sifatnya terkadang berubah, lebih banyak mementingkan diri sendiri bersama teman-temannya ketimbang dirinya. Alasannya apa? wanita itu melakukan kesenangan hanya untuk menghilangkan rasa stres, jika ada yang menanyakan kapan ia memiliki anak dari orang lain.
"Silahkan duduk." pinta Rangga menawarkan diri seraya menerima berkas amplop dari Cinta.
"Baik, Dok terima kasih" balasnya dengan tersenyum.
"Namamu Cinta Andarini Putri?" tanya Rangga setelah membaca sepintas berkas amplop itu.
"Benar, Dokter." sahut Cinta mengangguk.
"Sebelumnya kau belum pernah mengalami pengalaman apapun?" tanyanya lagi.
"Belum, Dok." sahut Cinta.
"Baiklah aku akan menerimamu disini tetapi di divisi bagian bedah bersama ku nanti." jelas Rangga dengan tegas.
"Baik Dok, saya siap." jawab Cinta dengan tersenyum.
"Baiklah, persiapkan dirimu besok pagi, aku akan jadi mentoring kamu selama kau koas disini." pinta Rangga lagi.
"Baik dokter, terima kasih anda telah menerima saya." ucap Cinta dengan tersenyum manis karena bahagia. Ia lalu pamit mengundurkan diri untuk keluar dari ruangan.
"Tunggu, Cinta!" panggil Rangga.
"Hmmm, Iya Dok." sahut Cinta yang kepalanya menoleh kebelakang.
"Bisakah kau tidak menggunakan pakaian tidak seperti itu? ini rumah sakit jadi jangan samakan kau dengan kantor." ucap Rang berhenti seraya berpikir.
"Hm, pakaianmu itu, layaknya seperti seorang sekretaris di perkantoran." ucapnya lagi seperti menyindir
"Ahh!" sahut Cinta, hingga ia melongo tak percaya, mendengar penjelasan dari pria itu.
"Lalu aku harus memakai pakaian seperti apa?" batin Cinta berpikir. Secara dia sudah memakai pakaian dengan sopan.
Memang Cinta memiliki body yang sintal, terlihatnya tubuhnya langsing. Namun ia memliki tubuh yang berisi, buah dada dan bokongnya pun terlihat cukup pas tidak besar maupun kecil.
Mungkin, yang dilihat dari dokter itu karena Cinta mengenakan pakaian berwarna putih. Jadi terlihat sekali warna dalaman Cinta yang tercetak jelas dari dalam pakaian kemejanya itu.
"Baik dok. terima kasih atas masukannya."ucap gadis itu tersenyum sambil menunduk sopan.
"Hm." balas Rangga singkat.
Cinta pun akhirnya keluar dari pintu ruangan direktur tersebut.
Kreeeggg...
Ketika Cinta telah keluar dari ruangannya, wajah Rangga seperti berkhayal.
"Gadis itu benar-benar sangat cantik sekali, wajahnya pun seperti barbie." batin pria itu tak sadar, sampai-sampai ia tersenyum-senyum sendiri.
"Ah, Astaga! lebih baik aku harus menyusul Mila saja, agar ia tidak jadi pergi." batin Rangga yang membuyarkan lamunannya sendiri.
Ia membukakan jas putih kebesarannya, yang menampakan otot-otot kekar pada bahu pria itu dari balik pakaian kemeja yang ia pakai. Jas putihnya pun ia lampirkan ke kursi kebesarannya. Kemudian ia bergegas keluar dari ruangan.
Kreeeggg
Pintu ruangan pun telah di tutup. Seperti biasa, saat ini ia jalan menuju lobby banyak petugas ataupun perawat sekedar menyapa ataupun menunduk sopan dengan pria itu. Karena ia adalah pemilik pewaris satu-satunya di Rumah sakit ini. Bahkan terkadang para petugas, perawat ataupun dokter muda wanita banyak yang terpesona akan ketampanan dokter muda itu walaupun pria itu telah beristri.
Tak..Tak...Tak ..
Rangga sudah keluar dari lobby rumah sakit dan menuju mobil SUV hitam miliknya.
Bruumm ( Suara mesin mobil menyala )
Mobil pun telah jalan keluar dari halaman rumah sakit, namun saat mobil ia keluar dari halaman rumah sakit. Ia tak sengaja melihat di seberang jalan ada seorang gadis tadi yang baru saja ia temui itu tadi, Namun, gadis itu terlihat seperti murung.
"Kenapa dia?" batin Rangga dengan menautkan satu alisnya ke atas, melihat gadis cantik itu sepertinya murung.
Tak berpikir panjang, ia pun datang menghampiri gadis itu dengan mobilnya.
🍃🍃🍃
Ckiiiiiiiitttttt....
Tin...
Mobil berhenti tak jauh dari tempat duduk cinta, Rangga memberikan klakson hingga Cinta yang mendengar tersentak kaget dari bunyi klakson di dekatnya.
"Kau, kenapa tidak pulang?" tanya Rangga seraya membuka full kaca jendela mobil.
Hiks..Hiks...Hiks...
"Dokter Rangga." lirih Cinta dengan mendongak kepalanya melihat Rangga berada di dalam mobil.
"Ada apa kau tiba-tiba menangis, hm?" tanya Rangga khawatir melihat gadis itu tiba-tiba menangis.
"Tas saya, Dok! tas saya di jambret. Hiks... hiks... " tangis Cinta pecah hingga menutupi kedua tangannya pada wajah.
Rangga yang melihat, ia tidak tega melihat Cinta duduk menangis sesenggukan di tempat tunggu bis sendirian. Dan gadis itu sepertinya merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Ia pun segera keluar dari pintu mobil dan menghampiri gadis itu.
Hiks...Hiks...Hiks...
Tiba-tiba saat Cinta masih sedang menangis, gadis itu melihat ada uluran sapu tangan sudah ada dihadapannya. Nada tersentak hingga tangis gadis itu pun berhenti.
"Hm, ambil lah sapu tanganku. Kau tidak usah bersedih dengan kehilangan tasmu itu, walaupun isinya sangat berarti.Tapi nanti kau kerja akan mendapatkan penghasilan dan bisa membeli tas baru itu lagi." jelas Rangga dengan tersenyum sembari menyodorkan sapu tangan itu pada Cinta.
Cinta yang mendengar penuturan dari pria itu, akhirnya ia menerima uluran sapu tangan dari Rangga dan mengusap air mata pada pipinya.
"Terima kasih, Dok." jawab Cinta dengan tersenyum dan kepala mendongak ke atas menatap Rangga dengan seksama.
"Yasudah, ayo pulang." pinta Rangga menawarkan diri.
"Hmm, tapi saya pulang bagaimana Dok? rumah saya kan jauh, uang di dompet saya juga ada di tas itu semua. Sedangkan saya tidak menyimpan uang di saku sama sekali." jelas Cinta dengan wajah kembali murung.
Rangga pun terkekeh dan geli mendengar ucapan dari gadis itu.
"Polos sekali sih dia!" batin pria itu.
"Kau bisa naik ke mobilku, kebetulan sekali aku juga ingin pergi keluar." Jelas Rangga.
"Hah." Cinta sontak kaget hingga ia bengong seperti orang bodoh.
"Hm, ayo naiklah." ajak Rangga dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Kemudian ia langsung pergi saja menuju mobilnya meninggalkan Cinta sendiri yang sedang berpikir.
"Hm, baik dokter. Tunggu saya ikut!" balas Cinta yang beranjak dari kursi tunggu dan berlari pelan menyusul Rangga ke mobil tersebut.
Pria itu hanya tersenyum simpul saat meninggalkan Cinta seperti itu, dan akhirnya ia masuk ke dalam mobil ketika sudah sampai di dekat mobilnya.
Kreeeet...
-
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
suharyantik
lanjutkan thorr
2023-07-30
1