Pagi ini di awali dengan rasa malas yang luar biasa. Keisha keluar dari kamar dan dari lantai atas Keisha sudah menyaksikan pemandangan yang memuakkan.Keisha tertawa geli, tidak mengerti dengan isi pikiran papanya.
Lidya nampak bermanja-manja bersama Pak Rudi.
Hari ini Pak Rudi berangkat lebih awal dan melewatkan sarapan pagi.
Melihat Papanya sudah pergi Keisha bergegas turun dan langsung menuju kearah meja makan.
Beberapa menit kemudian Lidya ikut sarapan. Keisha tertawa simpul melihat kedatangan orang yang merasa semuanya sudah menjadi hak milik dia.
"Ibu tiri yang tidak tahu malu,atau memang tidak ada malu?" Sindir Keisha sepagi ini
Lidya mendengus menatap tajam kearah Keisha yang masih tersenyum ejek "Aku sudah berbaik hati untuk tidak meladeni kau ya" Balas Lidya, aura jahatnya mulai keluar apalagi di tambah kelakuan Keisha semalam yang begitu mempermalukannya
"WOW, berbaik hati apa takut?" Keisha bertepuk tangan dan tertawa lepas
"Aku tidak pernah takut dengan siapa pun" bantah Lidya
"Seorang pencuri sudah menampakkan sikap aslinya,bagus deh, karena aku tidak suka melihat lawanku hanya diam saja menikmati ketakutannya"
Lidya membalas telak "Benar juga aku menikahi Papa kau karena harta" Lidya Tertawa jahat
"Tapi bodohnya kau tidak mengetahui kepunyaan siapa kekayaan yang di miliki Pak Rudi" Keisha memberikan serangan,Lidya terdiam mendengar perkataan Keisha. Tidak mungkin pikirnya
Keisha tertawa ejek dan berlalu meninggalkan ibu tirinya. Saham yang di miliki Pak Rudi hanya tiga puluh persen dari keseluruhannya. Selebihnya milik Keisha dan Bu Jasmine. Bu Jasmine adalah putri tunggal konglomerat ternama, Ayahnya telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, dan seluruh harta kekayaannya di berikan kepada Bu Jasmine seorang diri,semenjak itu Bu Jasmine ikut turun tangan menjalani bisnis bersama suaminya, Perusahaan Pak Rudi semakin sukses dan semakin banyak juga investor datang mencarinya. Di saat itu juga ia mulai gelap mata, melupakan jasa mertuanya
Dan pada suatu hari Bu Jasmine sudah mewariskan saham yang ia miliki sebanyak tujuh puluh persen kepada putri semata wayangnya. Dan sepenuhnya saham itu atas nama Keisha. Karena pada dasarnya Bu Jasmine lebih percaya kepada Keisha daripada suaminya sendiri.
Sebelum meninggal Bu Jasmine telah lebih dulu mengurusi hak milik anaknya. Apalagi di saat Bu Jasmine mengetahui suaminya main mata, ia semakin yakin untuk menyerahkan kepada Keisha.
Memikirkan ucapan Keisha, Lidya semakin uring-uringan. Rasanya dia ingin cepat-cepat mengusir Keisha dari rumah ini.
Dari hati yang paling dalam Keisha ingin sekali meninggalkan rumahnya dan sekolah di negara orang. Namun, di satu sisi Keisha tidak tega meninggalkan Papanya seorang diri bersama wanita jahat itu.
Mobil berwarna merah itu melaju dengan kecepatan penuh. Sejak kedatangan Ibu tirinya emosi Keisha susah terkontrol.
Setiap hari rasanya begitu sesak dan menyebalkan.
Pulang sekolah seperti hari biasa. Keisha tidak langsung pulang ke rumah, dia menghabiskan waktu bersama Aida.
Membuang bosannya. Melakukan hal yang menarik memang menyenangkan di saat hati dalam keadaan buruk.
Keisha dan Aida adalah dua orang anak konglomerat yang berwajah cantik menghabiskan waktu di Villa pribadi milik keluarga Aida.
Villa yang menghadirkan, Kolam renang, taman asri dan pemandangan samudera 180 derajat yang memukau. Bahkan juga bisa menikmati matahari terbenam tiap petang dari ranjang dan kolam renang.
"Apa rencana kau kedepannya Kei?" Tanya Aida
"Masih membingungkan, Papa aku terlihat bahagia Ai"
"Lalu perempuan itu?"
"Tidak jauh-jauh dari kemewahan, Aku akan belajar dunia bisnis dan menyelamatkan kembali perusahaan Mama"
"Keisha kau tau, kau tidak sendirian, aku rela membantu kau dalam keadaan apapun" Aida begitu bersemangat
"Terimakasih Ai" mereka berpelukan saling menguatkan
Pak Rudi mulai khawatir menunggu Keisha yang belum juga pulang selarut ini. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan Keisha tidak bisa di hubungi.
Sebelum pulang, Keisha dan Aida menyempatkan diri mampir ke kafe 24 jam untuk membeli minuman kesukaan mereka.
Sambil menunggu pesanan, Mata Keisha mulai melirik ke setiap sudut kafe.
Keisha menangkap sebuah pemandangan indah, tepat di depannya pria muda berwajah tampan terlihat seperti presiden direktur sedang menikmati kopi panas bersama teman perempuannya.
Di tambah paduan Jas dan kemeja polos yang di kenakan memberi kesan elegan, rapi, dan memberikan daya tarik tersendiri.
Mata Keisha tidak berkedip memandangi keindahan di depannya.Jantungnya berdebar untuk pertama kalinya, ia merasakan debaran yang berbeda, seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, lelaki itu melirik sekilas dan melihat anak sekolah menatap aneh kearahnya
"Kau kenal dia?" tanya wanita di sampingnya
"Tidak!"
Aida menggelengkan kepala melihat tatapan sahabatnya yang mematikan,
"Kei" Panggil Aida seraya menyodorkan minuman dingin ke pipi sahabatnya
Keisha terlonjak kaget lalu tersenyum "Waaah"
"Waah apaan?" Tanya Aida mulai penasaran
"Besok dia akan menjadi suami aku. Teeeet, di tangkap" Tunjuk Keisha seraya mengedipkan mata sebelah kanannya
Aida melirik kearah pria itu lalu mencubit pipi Keisha "Idiiiih mimpi.Sadar woi, kau itu masih anak SMA, dia nggak cocok sama seragam kita" Omel Aida menarik sahabatnya untuk pergi dari kafe itu
"Kan jodoh nggak ada yang tahu,contohnya sudah ada di depan mata kita"
"Jangan mimpi, bangun hei!"
"Iih biarian namanya juga mimpi, kalau tidak terwujud ya bangun"
"Bisa jadi ia sedang bersama istrinya" Keisha tertunduk lesu lalu mendengus kasar
"Eh dengarin tuan putri, kita tamat kuliah dia juga udah punya anak kalli" Sambung Aida, di ikuti gelak tawa oleh Keisha
"Iya juga ya"
Sepanjang perjalanan pulang Keisha masih saja senyum-senyum sendiri membayangkan wajah tampan itu. Beberapa menit kemudian setelah mengantarkan Aida pulang, Keisha kembali lagi ke kafe itu, ia begitu penasaran dengan lelaki yang tadi ia lihat. Namun, pria yang di carinya sudah pergi.
Ia memajukan bibirnya sepanjang mungkin.
Kemudian ia bergegas pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Sedangkan di rumahnya Pak Rudi masih menunggu. Karena biasanya jika pulang larut malam Keisha akan memberi kabar kepada orang rumah. Tetapi akhir-akhir ini Keisha tidak mempedulikan itu.
"Kau darimana saja?" Tanya Pak Rudi ketika Keisha baru keluar dari mobil
"Tempat Aida" Balas Keisha yang sama sekali tidak melihat wajah Papanya
Pak Rudi di temani istri mudanya terlihat menghela nafas ketika Keisha meninggalkan mereka begitu saja.
"Kei Papa minta maaf" Ujar Pak Rudi bergegas mengikuti langkah putrinya
"Aku akan memaafkan Papa jika Papa menceraikan wanita itu. Bahkan untuk kesalahan yang Papa buat terhadap Mama" Spontan saja tangan Keisha langsung menunjuk Lidya yang masih menempel bersama Pak Rudi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments