Keisha memperhatikan Papanya. Tidak ada rasa iba sedikit pun.
Pak Rudi bergegas bangkit lalu kembali tersenyum manis, lelaki itu berharap keisha membalas senyumnya.
Tetapi bagaimana pun juga ia akhirnya bisa melihat putri semata wayangnya.
Senyuman Pak Rudi masih mengambang. Keisha langsung membuang muka dan pergi begitu saja.
Keisha masih menyalahkan Papanya atas kematian yang menimpa Mamanya.
"Keisha apa begini cara kau menghukum Papa?" Dengan langkah pelan, Keisha menghela nafas. Jujur saja dia juga merindukan Papanya. Namun, ada beberapa hal yang membuat dia ragu untuk mengutarakan.
Pertama, Keisha harus mencari tahu perempuan mana yang mengambil kebahagiaan keluarganya.
Kedua Keisha akan membuat perhitungan kepada wanita itu
Ketiga Keisha akan membalaskan rasa sakit yang di tanggung Mamanya.
Di meja makan sudah tersedia susu cokelat dan beberapa lembar roti.
Keisha langsung menyantapnya dan seketika itu juga Pak Rudi duduk di samping gadis itu. Keisha memejamkan mata, menahan jengkel melihat Papanya.
"Kei maafin Papa"
"Baiklah, tapi sebagai imbalannya tamat sekolah biarkan aku tinggal seorang diri"
Pak Rudi mendongak menatap Keisha yang begitu serius "Tidak bisa begitu, Papa tidak memberikan izin seperti permintaan Mama mu"
Mendapatkan jawaban yang tidak di inginkan. Keisha bergegas meninggalkan Papanya. Keisha ingin sekali keluar dari rumah itu untuk sementara. Ia ingin melupakan kekecewaan dan kesedihannya.
Sementara itu Pak Rudi hanya tersenyum kecut. Anaknya memang begitu, jika sedang kesal susah untuk di luluhkan.
Keisha membuka pintu dan sang surya mulai menampakan wujudnya. Embun pagi mulai menghilang.
Beberapa penjaga rumahnya terlihat sibuk melaksanakan tugas mereka masing-masing.
Di depan rumah sudah ada mobil Ferrari F430 menunggunya. Mobil bewarna merah itu di dapatkan Keisha ketika dia merayakan usia ke tujuh belas tahun dari sang Mama.
Keisha lebih suka mengendarai mobil sendiri dari pada bergantung kepada supir.
Karena masih pagi, jalanan ke sekolah pun tidak ada hambatan, sehingga Keisha tidak perlu terburu-buru.
Tidak menunggu waktu lama. Gadis itu sampai di sekolah. Keisha membenarkan rambut panjangnya seraya mengedipkan mata ke arah sahabatnya yang baru saja juga terlihat turun dari mobilnya
"Gimana?" Tanya Aida seraya menaikkan sedikit roknya
"Gimana apanya?"
"Papa mu laaah?"
"Menurut kau bagaimana Ai?"
Aida memutar bola matanya "Keisha kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya" Tutur Aida tertawa geli
"Ai aku harus mencaritahu siapa selingkuhan Papa"
"Aku siap membantumu" Balas Aida tersenyum meyakinkan
Kemudian mereka berdua melangkah menuju kelas seraya mengibaskan rambut panjang yang terurai bebas.
Mereka berjalan melewati setiap ruangan kelas yang sangat ramai oleh para siswa lelaki dan membuat mereka mempercepat langkah kakinya.
Keisha tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi dia tidak terlalu suka dengan godaan beberapa cowok hidung belang.
Seperti sekolah pada umumnya. Waktu pulang adalah hal yang di nantikan oleh para siswa. Sudah memasuki waktu sore, dan Keisha masih mengerjakan tugasnya. Mata mulai mengantuk. Namun, semua terlihat bisa di ajak bekerja sama. Kemudian bel pulang berbunyi sangat nyaring.
Kakinya yang panjang langsung berlari ke arah parkiran mobil.
Dan seharusnya hari ini Keisha mampir dulu ke toko buku. Namun, dia mengurungi niatnya karena sudah mengantuk, rasanya Keisha ingin cepat sampai dirumah lalu membaringkan tubuhnya.
Jalanan mulai macet, dan Keisha membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk sampai di rumahnya.
Sepanjang perjalanan entah sudah berapa kali Keisha menguap menahan kantuk.
Sebelum memasuki kawasan perumahan, Keisha melihat pemandangan yang menguras emosi, hal yang selama ini ingin ia cari tahu akhirnya terungkap juga, Keisha tersenyum jahat.
Ia melihat Papanya bersama seorang wanita yang terlihat masih berumur dua puluh tahunan.
Tanpa membuang-buang waktu Keisha mengikuti mobil Papanya kemana mereka akan pergi.
Pak Rudi dan wanita itu berhenti di sebuah restoran hotel yang menyuguhkan kemewahan dan keindahan .
Keisha tersenyum kecil ketika menangkap Papanya bersama selingkuhan yang selama ini di sembunyikan.Keisha mengepalkan tangannya lalu membenarkan rambut yang di terbangkan angin
Keisha tersenyum lalu memanggil papanya tanpa ragu "Pa" Panggil Keisha seraya melipat kedua tangannya di depan dada, ia seperti mendapatkan mangsa empuk
"Keisha" Ujar Pak Rudi terlihat sangat kaget melihat putrinya tersenyum penuh kemenangan
"Kau kenapa ada disini?" pertanyaan yang terdengar tidak penting oleh Keisha
"Bukannya Kei yang seharusnya menanyakan itu?" ia berkacak pinggang menatap wanita itu
"Ternyata tuduhan Mama benar ya. Dan wanita selingkuhan Papa, waaaah, benar-benar gila!" Ucap Keisha tertawa lepas
"Kei Papa bisa jelaskan dan please jangan bikin keributan disini" Pinta Pak Rudi karena mengetahui watak Keisha yang berani dan bar-bar, Keisha tidak segan-segan melakukan hal apapun jika itu menentang dirinya
Keisha tertawa "Tenang aja pa" Lalu ia menoleh kearah wanita yang sedari tadi masih merangkul lengan Pak Rudi
"Ternyata kau wanita murahan itu" Tunjuk Keisha seraya tertawa simpul. Rasanya ingin sekali Keisha menampar dan menghajar wanita itu
"Apa murahan?" Sahut wanita itu mulai menahan malu, karena semua pasang mata mulai teralihkan melihat mereka, judulnya Anak SMA melabrak seorang pelakor di tempat umum,
Keisha berdecih "Butuh berapa banyak uang agar kau bisa meninggalkan Papa saya?" Tanya Keisha kembali menaikkan nada suaranya lebih tinggi
"Kei jaga ucapan mu!" Ujar Pak Rudi mulai menahan amarah melihat ucapan Keisha yang sudah di luar batas
"Aku mencintai Papa kau bukan karena uang" Bela wanita itu masih bersikeras
"Oh ya..?" Keisha bertepuk tangan lalu melanjutkan ucapanya "Mana ada seorang wanita muda yang mau sama om-om berumur empat puluh tahunan jika bukan karena uang, gila penglihatan kau ya?" Ucap Keisha semakin menaikan nada suaranya. Dengan sigap Pak Rudi menarik tangan Keisha dan membawa anaknya menuju parkiran mobil
"Supri kau bawa mobil Keisha pulang" Ucap Pak Rudi kepada supir pribadinya
"Kau Keisha masuk ke dalam mobil sekarang juga" suruh Pak Rudi terlihat marah, Keisha tertawa jahat dan melirik kearah wanita yang sedang menatap kesal ke arahnya. Sebelum menutup kaca mobil tidak lupa Keisha menjulurkan lidahnya dan tersenyum ejek
"Kau..."
"Akhirnya maling ketangkap basah juga" Keisha tertawa kecewa
"Keisha!"
"Dia hanya"
"Hanya apa? Kekasih yang Papa sembunyikan selama ini?" Pak Rudi terdiam mendengar itu
"Tamu tidak akan masuk jika tuan rumah tidak membukakan pintu" Tuturnya begitu tegas
"Apa begini didikan di sekolah mu? percuma sekolah di tempat bagus tetapi tidak bisa menghargai orang tua"
"Bukan, ini didikan dari Papa dirumah dan aku hanya mengikuti apa yang aku lihat"
Spontan Pak Rudi terdiam. Anaknya begitu keras kepala seperti dirinya.
Sampai di rumah Keisha langsung bergegas masuk ke dalam kamar. Karena tidak ada gunanya berdebat dengan Papanya malam ini.
Pak Rudi menghela nafas dan mengakui kesalahan yang di perbuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments