Minggu berganti minggu. Namun, hubungan anak dan bapak itu tidak menemukan titik terang.Setiap bertemu mereka selalu melakukan perdebatan, siapa yang salah? selalu menjadi topik mereka berdua.
Pak Rudi seperti mengalami puber kedua. Dan Keisha seperti berada di zona membingungkan.Tingkah papanya membuat Keisha menggelengkan kepala melihatnya, kesabarannya terus di uji
Dua bulan sudah berlalu sejak kematian Bu Jasmine.
Dan sebentar lagi Keisha juga akan lulus dari sekolah menengah atas.
Pak Rudi semakin menggila dan ingin menikahi pacarnya.
Pak Rudi tidak pernah mendengarkan ucapan Keisha untuk menyudahi hubungan haram mereka, bahkan lelaki itu menyembunyikan wanitanya agar tidak di temukan oleh Keisha.
Lidya, nama perempuan yang menjadi kekasihnya dan sebentar lagi akan di nikahi. Wanita yang hanya memiliki jarak lima tahun dari putrinya.
Iya, masih berusia dua puluh tiga tahun bahkan lebih pantas di sebut anak sendiri.
Tetapi jika di lihat dari dandanan Lidya yang sehari-harinya seperti Tante-tante tidak memperlihatkan dia berusia dua puluh tiga tahunan. Lebih tepatnya tiga puluh tahun ke atas,
Hari ini dengan berani Pak Rudi dan Lidya datang bersamaan untuk menemui Keisha. Mereka berniat membicarakan pernikahan.
Pukul tujuh malam Keisha baru saja pulang dari sekolah. Dan satu jam yang lalu Pak Rudi dan Lidya sudah menunggu kedatangannya.
Senyuman Keisha menghilang kala melihat dua orang itu, orang yang di cari selama ini akhirnya datang dengan sendirinya.
"Bik Sur" Teriak Keisha dari arah depan
Bik Sur dari arah dapur langsung berlari mendekati nyonya mudanya "Iya Non ada apa?"
"Kenapa sampah di rumah ini tidak di bersihkan dengan benar, Bibik kerjanya ngapain aja sih?" Sindir Keisha menatap wanita yang akan menjadi Ibu tirinya itu
"Udah kok non"
"Itu lihat masih tertinggal satu, sampah murahan dan di daur ulang pun juga percuma karena saking tidak bergunanya" Tunjuk Keisha kearah dimana Lidya sedang duduk
"Kei jaga ucapanmu, sebantar lagi dia akan menjadi Mama mu!" Ujar Pak Rudi membela kekasihnya
Keisha terdiam mendengar kata akan menjadi Mama, kepalanya mendadak menjadi pusing kemudian tanpa sepatah kata pun ia bergegas menaiki tangga. Papanya benar-benar jahat, begitu mudah melupakan Mamanya.
Dalam keheningan Keisha menangis, dadanya begitu sesak, nafas memburu, ia tidak tahu harus memulai darimana. Jujur, ia begitu takut memiliki Ibu tiri. Satu dari sepuluh orang ibu tiri mungkin hanya ada satu orang yang berhati baik. Sisanya hanya menginginkan suami dan harta bukan anaknya.
Tanpa persetujuan Keisha. Pak Rudi mengambil keputusan sendiri. Lelaki itu pada akhirnya menikahi kekasihnya.
Cerita dari Bik Sur pernikahan Papanya tinggal hitungan hari lagi dan akan di adakan di sebuah Villa sesuai permintaan Lidya. Dan akan di hadiri oleh orang-orang terdekat saja.
Hari yang di tunggu Pak Rudi akhirnya datang. Sebelum berangkat ke Villa tempat pernikahannya, Pak Rudi menghampiri kamar Keisha. Hal yang sama Keisha tidak ingin menemuinya.
Beberapa menit kemudian Pak Rudi berangkat dan Keisha hanya mengintip Papanya dari balik jendela kamar.
Buliran Air mata dengan bebas jatuh di pipi.
Papanya sudah berubah menjadi Papa yang buruk dan jahat. Keisha seperti tidak mengenali Papanya sejak bersama wanita itu.
Pernikahan berjalan lancar. Tidak ada hambatan. Lidya tersenyum penuh kemenangan. Selama ini dia menahan hinaan dari Keisha. Namun, kali ini ia akan membalasnya.
Gelar Nyonya utama sudah di sandang Lidya. Tentu saja dia akan berkuasa di istana Pak Rudi.
Entah apa yang akan di rencanakan oleh wanita itu.
Selesai pernikahan Pak Rudi tidak pulang selama tiga hari. Mereka menikmati Honeymoon di atas penderitaan putrinya.
Tidak ada yang berubah dari kegiatan Keisha, Dia seperti sudah biasa hidup seorang diri.
Pukul delapan malam Keisha menikmati makan malam seorang diri. Kemudian, beberapa saat tamu yang tidak di undang itu datang dengan percaya diri.
Beberapa kopernya terlihat di bawa masuk oleh Pak Supri
"Sayang apa kabar" Ucap Pak Rudi menyapa Keisha
Tidak ada yang menyuruh untuk duduk, Lidya langsung mengambil posisi duduk yang biasanya di tempati oleh Mamanya.
Keisha membuat keributan dengan cara memainkan sendok di piringnya.
"Mulai sekarang Lidya yang akan menggantikan semua tugas Mama dan kau bisa panggil dia dengan sebutan Mama,papa minta hargai dia" Suruh Pak Rudi tersenyum kecil lelaki itu terlihat bahagia
"Aku tidak peduli itu" Jawab Keisha beranjak dari tempat duduknya
"Kei maafin aku..." Lidya memasang mimik paling menyedihkan, seakan dialah orang yang paling tulus dalam meminta maaf
"Maafin?" tanya Keisha tertawa semringah
"Bukankah ini yang kau inginkan? Bagaimana rasanya sekarang sudah menjadi Nyonya utama? Warisan sudah dapat dong? Atau masih mau yang lain?" Tanya Keisha mengejek Ibu tirinya yang sedang berpura-pura dalam kesedihan
"Kei kenapa kau bicara begitu?" Tanya Pak Rudi mulai terpancing emosi
"Oh ya, Papa hati-hati juga, mana tahu sebentar lagi Papa yang akan menyusul Mama, karena di bunuh oleh perempuan yang gila harta ini" Keisha menunjuk kearah Lidya yang tertunduk lesu
Plaaak.. Tamparan langsung melayang ke pipi kanan Keisha. Emosi Pak Rudi sudah tidak bisa ditahan lagi. Kali ini Keisha sudah di luar batas pikir Papanya.
Keisha tertawa kecewa mendapat tamparan untuk pertama kalinya. Bahkan Papanya sekarang lebih membela wanita itu
."Jika ingin menikah setidaknya carilah perempuan yang baik!" ucap Keisha menyentuh pipinya
"Jangan menikahi perempuan yang mengambil kebahagiaan orang lain dan tentunya yang bisa menghargai keberadaan anaknya" Pak Rudi menoleh kearah Keisha
"Buang jauh-jauh pikiran negatifmu itu, pilihan Papa adalah yang terbaik!"
"Oh ya, kita lihat saja sampai dimana kebaikannya!"
Lalu Keisha melirik kearah Ibu tirinya yang terlihat tertawa kecil. Lidya merasa sudah menang dan sakit hatinya sedikit terobati
"MU-RA-HAN" Ucap Keisha menggerakkan bibirnya menatap Ibu tirinya
"Terimakasih tamparannya Pak Rudi Irawan" Ujar Keisha tersenyum simpul sedangkan matanya masih menatap tajam kearah wanita di depannya
"Maafin Papa Kei" Pak Rudi membelai lengan Keisha ketika melihat pipi anaknya memerah. Namun, sekali gerakan, ia menjauhkan tubuhnya dari Papanya. Tidak lama kemudian Keisha mendekati Lidya, secara kasar gadis itu menarik rambut Lidya. Dan membalas tamparan itu kepipi kanan Lidya, Spontan Lidya berteriak menahan sakit.
"Mas tolong aku" teriak Lidya meringis kesakitan
Keisha tertawa "Kei lepasin" Teriak Pak Rudi. Sekali tarikan ia mendapatkan banyak rambut Lidya yang terbawa, kemudian Keisha mendorong Lidya kearah lantai seraya tersenyum kecil dan berlalu meninggalkan mereka.
Lidya menangis dan berteriak melihat rambutnya berserakan di lantai. untuk pertama kalinya ia melihat seorang wanita seberani Keisha. jika hari biasa ia selalu menang namun hari ini ia mengakui kekalahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments