Keesokan paginya Mitsuko terbangun dengan mata yang sedikit membengkak, Izumi mendekati Mitsuko dan mengelus kepalanya dengan lembut.
"Mitsuko kamu harus membersihkan badanmu terlebih dahulu, aku akan menyiapkan sarapan untukmu di luar"
"Di luar?"
Izumi tersenyum hangat, kini Mitsuko sudah mulai mau berbicara sejak kejadian dirinya menangis kemarin. Mungkin sesuatu telah membangkitkan dirinya, Izumi senang dengan hal itu.
"Benar, kamu sekarang sudah bisa keluar Mitsuko. Aku sudah membuatkanmu pakaian anti sinar matahari yang berasal dari kulit hewan yang paling tebal serta sebuah topi jerami yang sudah aku beri kekuatan tatapan mataku. Kamu sekarang dapat keluar dengan bebas menggunakan itu nak"
Mitsuko terdiam, dia menggenggam selimut futon miliknya dengan erat. Rasanya semua yang ia alami ini hanya mimpi, mimpi bahwa dirinya bisa melihat dunia luar lagi.
"Ayo cepat bersihkan dirimu, lalu gunakan pakaian itu serta topi jeraminya"
Mitsuko menganggukkan kepalanya, ia dengan cepat bergerak ke arah kamar mandi.
Izumi menghela napas lega, ia kemudian membereskan futon milik Mitsuko.
Mitsuko yang sudah selesai membersihkan dirinya, melihat sebuah pakaian dan topi jerami di ujung ruangan. Ia pun memakai pakaian tersebut serta topi jeraminya, Mitsuko juga menemukan sebuah ikatan mata.
Apakah dia menyuruhku menggunakan ini juga? Aku pernah mendengar hanya salah satu mata milikku yang berubah menjadi mata Yokai. Apakah mata yang kanan? Karena mata kanan ku melihat semua dengan jelas. Haruskah aku memakainya?
Mitsuko pun memutuskan untuk menggunakan ikatan mata tersebut, sehingga menutupi salah satu mata Yokai miliknya. Ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu, sebelum itu dia menarik napas panjang. Baru pertama kalinya sejak matahari terbit dia dapat keluar, apakah dia akan tetap hidup jika ia keluar dari gubuk ini? Mitsuko tiba-tiba kehilangan kepercayaan dirinya. Bagaimana jika ia baru keluar dan tiba-tiba mati ? Dia tidak boleh mati sekarang, dirinya harus mewujudkan mimpi adik-adik nya menjadi seorang pemburu iblis yang kuat dan menghapus semua Yokai di dunia ini.
Aku harus melakukannya, jika aku tidak mencobanya... aku tidak akan tahu hasilnya, jika aku terbakar aku hanya perlu masuk kembali ke dalam gubuk. Luka sedikit tidak masalah, aku harus mencoba nya sekali. Kuatkan dirimu Mitsuko, inilah dunia yang ingin kamu lihat sekarang.
Mitsuko pun membuka pintu gubuk, sinar matahari terlihat dengan terang di luar gubuk tersebut. Tapi, Mitsuko harus menguatkan dirinya.Dia harus berjalan kedepan, dia harus melangkah maju ke depan untuk memulai hidup barunya.
Melangkah lah Mitsuko, melangkah maju lah jika kamu ingin sebuah perubahan di hidupmu.
Mitsuko dengan perlahan melangkah ke depan, kini sinar matahari menyinari tubuh miliknya. Mitsuko menatap matahari dari kejauhan tapi dirinya tak merasakan apapun.
Tidak sakit...Aku tidak sakit, dan aku tidak terbakar. Aku tak merasakan apapun, apakah aku benar-benar bisa keluar melihat dunia dengan normal?
"Mitsuko, akhirnya kamu keluar. Bagaimana pakaian dan topi buatan milik ku?"
Mitsuko memandangi wajah Izumi yang tersenyum hangat kepadanya, Mitsuko hanya menganggukkan kepalanya. Dia pun mendekati Izumi.
"Mitsuko, aku tahu ini akan sulit untukmu.Kamu baru pertama kali berinteraksi dengan orang lain, kamu harus menjawab pertanyaan atau pernyataan orang lain jika bertanya kepadamu"
Mitsuko masih tetap diam dan menundukkan kepalanya. Izumi pun menghela napasnya, ia kemudian melihat setangkai bunga matahari dan membawa nya ke Mitsuko.
"Lihat ini adalah bunga matahari, jika kamu sulit untuk memutuskan sesuatu. Kamu hanya perlu memetik bunga ini dengan jawaban milikmu. Seperti aku akan menjawabnya, aku tidak akan menjawabnya,aku akan menjawabnya, begitu Mitsuko.Lakukanlah dengan setangkai bunga, jika kamu kesulitan memutuskan atau menjawab sesuatu nak"
Izumi pun memberikan tangkai bunga matahari tersebut kepada Mitsuko, Mitsuko mengambil nya dan memandangi bunga matahari itu dengan tatapan tak bisa dibaca oleh Izumi.
Gadis ini..Masih sedikit kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan dunia luar, tapi aku akan mencoba membantunya untuk tetap maju.Mitsuko aku yakin kamu adalah anak harapan yang aku lihat di masa depan.
"Baiklah, sekarang ayo kita makan. Kamu butuh energi untuk dirimu sebelum memulai latihan"
Mitsuko mengadahkan kepalanya dan memandangi Izumi dengan bingung, Izumi pun mengelus kepala Mitsuko dengan lembut.
"Latihan bertarung. Umur mu aku memperkirakan sudah memasuki 11 tahun, seharusnya sejak umur 7 tahun kamu harus berlatih bertarung. Aku tahu ini akan sulit, tapi kamu harus melakukannya sebagai perlindungan diri dari serangan yokai nak."
Yokai? Apakah aku harus membunuh Yokai dengan kedua tanganku?
"Mitsuko, aku yakin kamu pasti bisa. Kita akan belajar secara perlahan"
Izumi pun memberikan seekor ayam hidup kepada Mitsuko, Mitsuko mengambil ayam hidup tersebut dan memakannya dengan cepat.
Setelah menghabiskan makanannya, Mitsuko pergi untuk memberitahukan dirinya yang berbau darah. Ia pun membasuh wajah miliknya juga, kemudian dia kembali ke depan gubuk.
Mitsuko memandangi cahaya matahari dari kejauhan, sekarang dia tidak perlu takut untuk keluar lagi. Dengan pakaian dan topi jerami ini dia dapat keluar dengan bebas.
Aku harus mengucapkan terimakasih kepadanya, apakah aku harus melakukannya?
Mitsuko melihat setangkai bunga matahari, ia mendekati bunga tersebut dan mengambilnya. Kemudian dia mengucapkan sesuatu seperti yang dikatakan Izumi.
Berterimakasih, tidak berterimakasih, berterimakasih, tidak berterimakasih...dan seterusnya
Hingga berada pada kelopak terakhir kalimatnya adalah berterimakasih, Mitsuki pun dengan cepat mendatangi Izumi yang sedang menyusun kayu bakar.
"Terimakasih"
Izumi menoleh ke arah Mitsuko, dia tak menyangka bahwa Mitsuko akan mengucapkan kata-kata itu. Izumi pun tersenyum dengan hangat dan kembali mengelus kepala Mitsuko.
"Sama-sama Mitsuko Chan"
Mitsuko merasa hatinya sangat senang, baru kali ini ada seseorang yang memperlakukan dirinya dengan baik. Padahal dirinya hanyalah orang asing yang memiliki darah yokai.
"Mitsuko mari kita latihan, pertama adalah latihan mengangkat kayu ini. Tolong kamu pindahkan kayu ini ke sebelah sana. Apakah kamu bisa melakukannya?"
Mitsuko kembali diam, dia menundukkan kepalanya
"Ini adalah latihan bertarung dengan Yokai. Latihan ini adalah dasarnya, kamu harus belajar dari dasarnya Mitsuko. Aku akan menjadi gurumu. Mulai, sekarang panggil aku guru"
Mitsuko menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk mengikuti latihan dasar ini. Dia harus berlatih untuk menjadi pemburu iblis.
"Baiklah lakukan sekarang"
Mitsuko mengambil batang kayu yang besar tersebut, tapi batang kayu itu tak kunjung terangkat sama sekali. Dengan segenap kekuatannya Mitsuko mencoba lagi, tapi tetap saja hasilnya sama.
Kenapa batang kayu ini sangat berat? Tadi guruku hanya membawanya dengan ringan dari hutan. Bagaimana aku bisa mengangkat barang kayu ini? Walaupun terlihat kecil, tapi batang kayu ini sangat berat seperti sebongkah batu.
Izumi memandangi Mitsuko yang sedang berusaha mengangkat satu batang kayu, ia tersenyum melihat Mitsuko yang tetap berusaha mengangkat batang kayu tersebut.
Mitsuko...Aku akan menjadikanmu pemburu iblis yang hebat, lebih hebat dari ibumu. Aku harap kamu tak mempunyai sifat seperti ibumu yang tergila-gila dengan pria sialan itu.
Menjelang tengah hari, Mitsuko masih berusaha mengangkat batang kayu tersebut. Tidak ada satupun kayu yang berhasil pindah ke tempat yang telah ditunjuk oleh Izumi, dengan keringat yang mengalir di dahinya serta telapak tangannya yang mulai memerah. Mitsuko masih tetap berusaha untuk mengangkat salah satu batang kayu tersebut.
Mitsuko kamu pasti bisa melakukannya, Dwi Mitsui dan yang lainnya. Kamu harus menjadi pemburu iblis Mitsuko...
Teriakan semangat didalam hatinya membuat kayu tersebut terangkat sedikit demi sedikit, walaupun begitu Mitsuko belum bisa mengangkat batang kayu itu untuk pindah ke sisi lain.
Izumi kembali dari hutan sambil membawa beberapa ayam hidup, dia memandangi punggung Mitsuko dari belakang. Terlihat kesungguhan Mitsuko yang ingin mengangkat batang kayu tersebut.
Hari pun sudah menjelang sore, Mitsuko masih melakukan latihannya. Batang kayu itu hanya berpindah sedikit saja, tapi Mitsuko sama sekali tak menyerah dan masih tetap mencoba mengangkat batang kayu tersebut.
Kenapa kayu ini sangat berat? Aku tidak mampu mengangkat nya sama sekali, tapi kenapa Izumi-san bisa melakukan nya dengan begitu mudah.
Sampai tengah malam pun, Mitsuko masih berusaha mengangkat batang kayu tersebut. Dengan kekuatan penuhnya ia mengangkat kembali batang kayu itu.
Ayo terangkatlah, terangkatlah.
Dengan kesungguhan Mitsuko, akhirnya batang kayu itu akhirnya terangkat dan dengan cepat Mitsuko memindahkan nya ke sisi lain. Mitsuko kemudian berbalik dan melihat masih ada batang kayu lain yang harus ia pindahkan.
Satu batang kayu memerlukan waktu seharian, bagaimana caranya aku memindahkan puluhan batang kayu ini?
Izumi melihat latihan Mitsuko dari balik jendela gubuk miliknya, ia tersenyum dengan lembut memandangi perjuangan Mitsuko. Anak itu tidak menyerah sama sekali.
Banyak sekali orang yang ingin menjadi pemburu iblis saat melakukan latihan denganku merasa hal ini sangatlah sepele. Mereka bahkan tidak mau memindahkan batang kayu sama sekali, dan pindah ke guru yang lain. Tapi Mitsuko sangat berbeda dia adalah murid pertamaku dan orang pertama yang tidak meremehkan apa yang kusuruh untuk latihan menjadi pemburu iblis.
Izumi pun membalikkan tubuhnya dan memutuskan untuk beristirahat.
Keesokan paginya, Mitsuko masih melakukan latihannya. Tanpa istirahat dan makan sama sekali, Izumi yang melihat hal itu tak ingin mengganggu latihannya. Karena ia tahu Yokai akan bertahan hidup tanpa makanan selama berbulan-bulan, mereka makan hanya untuk memberikan energi di tubuh mereka.
Izumi pun mengikatkan seekor ayam di sebuah pohon, ketika Mitsuko lapar dia dapat memakan ayam ini. Izumi pergi meninggalkan Mitsuko yang masih berlatih.
Sudah 3 Minggu berlalu, Mitsuko akhirnya berhasil memindahkan semua batang kayu tersebut. Mitsuko pun mengelap keringat yang menetes di dahinya, entah kenapa hatinya merasa sangat bahagia ketika melihat batang kayu yang sudah berhasil pindah ke sisi lain.
"Kerja bagus Mitsuko"
Izumi mendekati Mitsuko dan memandangi batang kayu yang sudah berhasil dipindahkan, ia tersenyum dan menepuk pundak Mitsuko dengan lembut.
"Tapi aku harus memindahkannya ke sisi lain karena disana kelihatan tidak bagus. Jadi, bantu aku memindahkan nya ke tempat semula"
Mitsuko terdiam, dia tidak mengerti kenapa harus dipindahkan sekali lagi. Jadi, usahanya selama ini adalah sia-sia?
"Itu semua tidak sia-sia, apakah kamu tidak merasakan sesuatu yang berbeda dengan tubuh mu?"
Mitsuko melihat tangan miliknya, terlihat tangannya yang sangat kuat. Mitsuko snagt terkejut ketika melihat tangannya yang dulu sangat kurus kini seperti tangan seorang lelaki.
Izumi tersenyum melihat respon Mitsuko, ia pun kembali berjalan memasuki gubuknya. Mitsuko akhirnya melangkahkan kakinya ke batang kayu tersebut dan berusaha memindahkannya ke tempat semula.
Sudah dua Minggu berlalu, memindahkan batang kayu itu kembali ke tempat semula lebih cepat daripada sebelumnya. Tapi, Izumi entah kenapa mengatakan kepada Mitsuko bahwa ia harus membawa batang kayu ini ke arah aliran sungai.
"Pindahkan batang kayu ini ke arah aliran sungai, aku harus membuat sesuatu disana"
Mitsuko pun menuruti apa yang diinginkan Izumi, Mitsuko dengan lambat berjalan menuju aliran sungai sambil membawa batang kayu.
Dia masih sangat lambat berjalan, latihan ini akan membuat nya bisa bergerak dengan lincah. Padahal dia seorang Yokai, tapi berjalan seperti siput.
Latihan yang dilakukan oleh Mitsuko berlangsung selama dua bulan, Mitsuko akhirnya memindahkan semua batang kayu ke aliran sungai walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama.
"Mitsuko, bawa kembali batang-batang kayu itu, aku rasa aku tidak membutuhkannya lagi untuk berada disana"
Mitsuko pun menghela napasnya, ia kembali berjalan ke arah aliran sungai dan membawa batang kayu tersebut.
Hal itu pun berjalan hanya selama sebulan, Mitsuko kemudian berbalik dan memandangi wajah Izumi yang tersenyum. Entah kenapa, itu terlihat menakutkan bagi Mitsuko, karena pasti setelah ini Izumi akan menyuruh dirinya untuk memindahkan batang-batang kayu itu ketempat lain.
"Terimakasih atas kerja kerasmu mitsuko, bisakah kamu mengambilkan se ember air untukku, aku butuh air untuk mandi"
Mitsuko pun mengambil ember tersebut dan berjalan menuju aliranh sungai, dia dengan cepat kembali dan memberikan ember yang berisi air penuh tersebut.
"Mitsuko apakah kamu menyadari sesuatu?"
Mitsuko terlihat bingung, ia pun menundukkan kepalanya dan melihat ember yang berada di dalam air.Pantulan dirinya terlihat dengan jelas, Mitsuko akhirnya mengetahui apa yang terjadi.
Aku bergerak sangat cepat, padahal Izumi-san baru menyuruh ku untuk mengambil air dari aliran sungai yang sangat jauh dari sini, tapi entah kenapa hanya beberapa detik aku sudah kembali sambil membawa ember yang berat ini. Apakah ini hasil kekuatan latihanku?
"Bagus jika kamu sudah mengetahuinya, selanjutnya kita akan berlatih ketangkasanmu"
"Aku ingin kamu mengumpulkan semua buah yang ada dihutan ini"
Mitsuko memandangi pohon-pohon yang sangat tinggi tersebut, hutan ini memiliki pohon yang hampir mencapai 10 meter. Bagaimana Mitsuko dapat mengambil buah-buahan yang terlihat tinggi tersebut.
"Lakukanlah Mitsuko, kamu juga harus mencari makanan mu sendiri mulai sekarang. Ingat, hanya hewan tidak boleh manusia. Kembalilah jika kamu sudah berhasil, kamu tidak boleh berbohong kepadaku karena aku mengetahui semua isi hutan ini Mitsuko."
Mitsuko menganggukkan kepalanya, dan segera pergi melakukan latihannya. Ini merupakan latihan yang lebih berat daripada sebelumnya, entah butuh waktu berapa lama untuk mengumpulkan semua buah-buahan di hutan yang besar ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments