Setelah sampai di atas, Mitsuko melihat banyak sekali orang-orang yang sedang antri, terlihat seorang pria yang memakai kacamata dan memakai sebuah topi jerami menghitung uang untuk diberikan kepada para petani.
"Ini hasil yang bagus, tapi sangat sedikit sekali. Aku akan memberikan mu 50 yen saja."
Orang itu segera bersimpuh sambil memohon kepada orang yang kini memegang banyak uang itu.
"Tuan tolonglah, saya harus menghidupi kedua anak dan istri saya. Berikanlah sedikit lebih banyak tuan"
"Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?!! Dasar para pengemis"
Seorang pengawal disamping lelaki berkacamata itu menendang jauh petani yang kini sedang memohon. Petani itu memegang perutnya yang kesakitan dan segera pergi dengan bertatih-tatih.
"Selanjutnya"
Mitsuko memandangi pria yang menggunakan kacamata itu, di tubuhnya tercium bau darah yang sangat pekat. Orang ini, pasti sudah membunuh banyak orang dihidupnya. Tiba-tiba teriakan seorang anak terdengar, Mitsuko memandangi anak laki-laki yang kini sedang berlari sambil tertawa dengan gembira. Anak lelaki itu kemudian mendekati pria berkacamata itu sambil memeluknya dengan erat.
"Ayah, ayah masih bekerja"
"Anakku!! Kamu sudah kembali, bagaimana petualanganmu di desa sebelah. Apakah putri kepala desa sangat cantik?" Goda pria berkacamata itu sambil tersenyum melihat anak lelaki itu
Pria itu bisa tersenyum setelah apa yang dia lakukan kepada orang lain? Aku tidak mengerti
"Ayah, anak kepala desa sangatlah cantik. Tapi dia suka mengerjai ku, aku tidak suka" Ucap Anak lelaki itu menggerutu
Mitsuko mendengar bisikan-bisikan orang-orang disekitarnya yang sedang membicarakan pria itu dengan anaknya.
"Lihat tuan Daichi berubah menjadi 180° didepan putranya, anak yang malang tidak mengetahui sifat orang tuanya selama ini"
"Apa yang harus dimalangkan, dia dapat hidup dan makan dengan baik. Tuan muda Akihiko sangatlah beruntung, aku harap anakku yang lahir dari rahim ibunya. Aku sangat mengasihi anakku yang harus lahir di keluarga ku yang miskin ini"
Mitsuko memandangi pria berkacamata itu, pria itu bernama Daichi dan anak lelaki berambut hitam yang sedang memeluknya bernama Akihiko. Anak-anak memang hanya tertipu oleh wajah yang dipasang oleh orangtuanya.
Mitsuko pun memutuskan untuk pergi, ia harus mencari tempat menginap di desa ini. Tanpa Mitsuko sadari, Akihiko melihat sosok dirinya dari belakang. Akihiko merasa penasaran dengan gadis yang menggunakan topi jerami dan pakaian gelap itu.
Hari mulai menjelang malam, Mitsuko sudah menemukan tempat penginapan dibantu oleh beberapa orang di desa ini. Mitsuko kini mengetahui nama desa yang ia datangi, desa ini dinamakan desa Tsurui. Sebuah desa yang melimpah dengan hasil panennya, desa ini merupakan salah satu desa yang cukup maju ditempat terpencil ini.
"Berapa hari anda akan menginap nona?"
"Dua hari"
"Baiklah nona, silahkan ikuti saya"
Mitsuko memandangi penginapan yang cukup tenang ini. Pembayaran untuk penginapan ini cukup terjangkau, untung saja gurunya memberikan beberapa uang saku kepada nya. Kalau tidak, dia akan tidur dihutan seperti biasa.
Sesampainya di depan kamarnya, pelayan itu segera pergi dan meninggalkan Mitsuko sendirian. Mitsuko pun memasuki kamar miliknya, ia melihat ruangan yang cukup luas itu. Ada penghangat dan futon untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan, walaupun ia seorang Yokai darah manusia masih mengalir di dalam nadinya.
Mitsuko pun memutuskan untuk membersihkan dirinya, ia melihat dari arah jendela kamar mandi itu sebuah bulan penuh yang dihiasi beberapa awan gelap. Mitsuko menduga malam ini pasti akan terjadi sesuatu, bulan kini sedang memberikan peringatan apa yang akan terjadi nantinya.
Keluarga Fujiwara...
"Daichi-san, apakah anda ingin mandi lebih dulu?" Tanya seorang wanita cantik yang menggunakan sebuah kimono dengan motif bunga merah.
"Tidak perlu, aku sudah mandi di tempat kerjaku."
"Apakah hari ini banyak orang yang datang? Kamu kelihatan sangat lelah"
"Aku tidak apa-apa, lebih baik kamu memandikan Akihiko, lihat dia yang kini sedang tertidur untung saja Dai mau membantuku untuk membawanya"
Wanita cantik itu adalah istri Daichi yang bernama Mao, Mao melihat anak lelakinya yang sedang digendong oleh Dai. Dai pun menyerahkan Akihiko ke tangan Mao.
"Terimakasih Dai"
Dai menganggukkan kepalanya, dia pun segera berpamitan kepada tuan dan nyonya. Dai, pun berbalik pergi dia segera berjalan menuju gubuk miliknya yang tak jauh dari rumah majikannya.
Dai memasuki gubuk miliknya yang sangat tak terawat, dia pun segera duduk di lantai yang kotor itu. Dai membaringkan tubuh nya tanpa futon atau apapun.
Demi Mao, aku akan tetap menjaga keluarga ini.
Tiba-tiba suara gelap yang berasal didalam tubuh Dai mempengaruhi Dai yang sedang berbaring.
"*Sampai kapan kamu akan melihat wanita yang kamu cintai berada di sisi pria itu? Kami harusnya bisa mendapatkan nya Dai. Kamu itu lebih kuat, tenang saja aku ini harimau yang perkasa dalam satu gigitan saja aku bisa membunuh manusia lemah itu"
"Tidak...Tidak aku tak ingin membunuh keluarga Mao. Aku tahu kamu lapar, tapi jangan memakan keluarga yang telah aku lindungi... Yokai"
"Lindungi? Apa yang harus kamu lindungi, jika kamu diperlakukan tidak sepantas ini. Lihat kamu hanya tidur diatas lantai yang kotor sedangkan mereka tidur di futon yang hangat dan nyaman saling berpelukan. Bukankah itu tidak adil Dai? Bukankah kamu menginginkan nya sekarang, aku akan membantumu*."
Ucapan itu mempengaruhi Dai, dia sangat mencintai Mao hingga rela menjadi pengawal keluarga miliknya. Tapi yang dia dapatkan adalah sebuah punggung dingin dari Mao, Mao selalu menganggap nya sebagai teman baik. Tapi sampai kapan...Betul kata harimau ini, dia tidak bisa seperti ini terus. Rasanya sangat memuakkan membawa anak dari Mao itu, dia sangat membenci suami Mao dan anaknya.
"Ayo bunuh mereka Dai"
Mitsuko kini sedang merapikan futon miliknya, ia pun berjalan ke teras yang berada di kamarnya. Kini bulan sudah ditutupi awan gelap itu, pasti sesuatu sedang terjadi sekarang. Tapi, Mitsuko tidak mengetahui dimana kejadian itu terjadi. Sekarang ia hanya perlu mencari harimau putih untuk menyelesaikan latihan miliknya.
Akihiko tertidur dengan nyaman di futon itu. Tiba-tiba suara teriakan ibunya terdengar memenuhi rumah miliknya. Akihiko segera terbangun, dia sangat ketakutan mendengar teriakan ibunya yang tidak berhenti.
Akihiko memutuskan untuk melihat ibunya, dia membuka pintu kamar miliknya dengan pelan. Lampu di lorong rumahnya terasa begitu menyeramkan malam ini, Akihiko merasakan sesuatu yang aneh terjadi sekarang.
Pintu kamar ibu dan ayahnya sedikit terbuka, Akihiko mencoba mengintip dibalik celah pintu tersebut. Akihiko membulatkan matanya dengan ketakutan, dia melihat ibunya yang kini sedang dimakan oleh seseorang bertubuh besar.
Akihiko pun segera berbalik tapi dia tanpa sengaja menyenggol tempat pedang ayahnya, sehingga suara pedang pun berjatuhan. Dai segera melihat mata Akihiko yang berada di luar ruangan, Dai pun menyeringai dengan menyeramkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments