Ditempat yang berbeda
Tampak seorang gadis yang terlihat tengah menghancurkan kamar miliknya, berbagai hiasan atau benda apapun yang bisa ia jngkau kini melayang tak terkira dan berserakan dilantai kamarnya
Tak ada satupun para pelayan yang berani menghentikan gadis itu, karna mereka tau betul bagaimana buruknya tempramen seorang putri fang yin ketika sedang marah.
Dia adalah putri fang yin, anak kedua dari mentri keuangan istana di kekaisaran xiu. Terkenal dengan tempramen yang begitu buruk, sombong dan angkuh.
Kamar yang bagai kapal pecah sudah menjadi hal biasa bagi mereka, karna itu akan terjadi jika ada suatu yang merusak suasana hati putri fang ying
"arghhhhhh sialan, bukankah seharusnya gadis sialan itu mati saja? Benar benar merepotkan"
teriak gadis itu kembali
Sebuah vas bunga yang ada ditangan gadis itu kini melayang dan menabrak dinding
Pyarrr
Kini kamar itu benar benar seperti kapal pecah sekarang, dan kini sang pelaku dengan penampilan begitu acak acakan kini menghempaskan tubuhnya di kursi miliknya.
Ia mendesis tidak senang.
satu bulan yang lalu, ia pernah mendorong seorang gadis tepat dikolam ikan istana, tentu saja ia bahagia melihat hasil perbuatannya yang membuat gadis tersebut terbaring dalam waktu yang cukup lama, atau mungkin lebih baik gadis itu tak perlu bangun selamanya.
Tapi sayangnya, disaat dia tengah duduk menikmati cemilan miliknya, pelayan miliknya datang memberi kabar jika gadis yang pernah ia celakai kini bangun dari tidurnya.
Bayangkan bagaimana rasa kesal yang menghantam fang ying saat ini.
"tapi putri, bukankah putri sebenarnya tak perlu khawatir soal apapun, karna hati putra mahkota Xiu ming hanya untuk ada"
Itu adalah suara milik hua, pelayan yang senantiasa melayani fang ying sejak kecil.
"aku tau itu, tapi bagaimana dengan orang orang istana?"
Dia mendesis tidak senang, menatap hua dengan tatapan yang begitu mengerikan.
"bukankah anda hanya perlu memikirkan cara bagaimana agar putri xia dibenci oleh orng orang diistana, dan setelah itu terjadi maka tidak ada yang bisa menghentikan anda untuk menjadi istri dari putra mahkota Xiu ming kelak"
Jelas hua kembali untuk menenangkan junjungannya tersebut
Fang yin terdiam, cukup lama, hingga senyuman terukir dibibirnya.
"itu benar, bukankah aku hanya perlu membuatnya dibenci oleh mereka, terutama kaisar, dengan begitu kaisar bisa menghentikan pertunangan mereka"
gumamnya kemudian.
Ya bukankah dia hanya perlu memikirkan caranya, dan jika sampai rencana itu berhasil, pertunangan itu bisa batal.
"kau benar hua, tapi bagaimana caranya agar gadis itu dibenci oleh semua orang?"
mendengar itu membuat hua mendekat kearah fang yin, membisikkan sesuatu hingga membuat senyum di bibir gadis itu semakin melebar.
"sempurna"
puji fang yin terhadap ide yang diberitahu oleh hua kepadanya.
Dikediaman jiang
Kini jendral jiang dibuat frustasi dengan putrinya yang merengek sejak tadi untuk pergi kepasar.
Bukan tidak mengizinkan, hanya saja dia masih cukup khawatir dengan keadaan putrinya yang baru saja bangun dari tidurnya yang cukup lama.
"ayah aku mohon"
pinta xia mei kembali dengan raut wajah memelasnya
"xiaer, kau jelas tau jika ayah begitu menyayangimu, hanya saja kau baru saja sadar ,bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padamu nanti?"
ucap jendral jiang yang berusaha membuat putrinya itu mengerti.
"ayah lihat aku"
Xia mei menegakkan badannya, kemudian berputar putar beberapa kali kemudian berhenti
"apakah aku terlihat seperti orang sakit, tidak ada yang salah dengan kondisi tubuhku saat ini, aku hanya mengalami lupa ingatan, dan mungkin saja jika aku berjalan jalan kepasar bisa mengembalikan ingatanku"
Jelasnya yang memasang wajah sedihnya.
Yue sampai kehabisan kata kata melihat bagaimana junjungannya itu membujuk jendral jiang untuk mengizinkan mereka kepasar.
Ini kembali membuatnya yakin jika hilang ingatan putri xia benar benar berada dilevel paling tinggi.
bahkan dari cara meminta izin pun sangat berbeda dengan putri xia mei yang dulu.
jika dulu xia mei akan berhenti meminta izin ketika jendral jiang telah mengatakan tidak, maka xia mei yang dulu akan menyerah atau lebih memilih memendam keinginannya. Tapi sekarang, lihatlah tidak peduli seberapa banyak alasan jendral jiang untuk tidak mengizinkan xia mei untuk tidak pergi, maka xia mei semakin tak gentar pula untuk mendapat izin dari jendral jiang
Hingga pada akhirnya
"baiklah, tapi jangan terlalu lama, jangan terlalu lelah, dan ayah akan meminta beberapa prajurit untuk menemanimu"
Pasrah jendral jiang kemudian.
Yue benar benar terkejut mendengarnya. benarkah mereka diberi izin? Bahkan sampai saat ini dia masih tak percaya akan hal itu.
Sedangkan xia mei jelas saja tak peduli dengan ekspresi yue, ia mengembangkan senyumnya memeluk jendral jiang dengan erat.
"ohh ayah, aku begitu menyayangimu"
teriaknya senang kemudian melepaskan pelukannya.
"yue, ayo"
Seru xia mei yang kemudian menarik tangan yue dengan cepat.
Yue jelas saja terkejut, setelah memberi hormat pada jendral jiang kini ia dengan cepat mengikuti langkah xia mei.
"putri anda harus berjalan dengan pelan"
teriak yue panik ketika melihat xia mei hampir terjatuh.
Dan ketika tiba didepan gerbang, xia menghentikan langkahnya
"tunggu, kau yakin jika kita akan naik tandu?"
Dia bertanya dengan heran ketika menatap tandu yang ada dihadapannya, kemudian menatap yue dibelakangnya dengan cukup kesal.
"tentu saja putri, jarak untuk menuju pasar cukup jauh, sehingga kita perlu memakai tandu"
Jelas yue dengan sopan, tak mengerti dengan perkataan xia mei
Xia mei yang mendengarnya memberengut kesal.
"yang benar saja, jika begitu kita perlu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai"
ucap xia mei kesal
"lalu, apakah anda ingin berjalan kaki menuju pasar putri?"
"tentu saja tidak, yang benar saja"
Ketus xia mei
"kau kemari"
Serunya pada salah satu prajurit yang menjaga gerbang kediaman jiang
"ya putri"
Sahut prajurit itu sopan yang kemudian membungkukkan badannya
"apakah ayahku punya kuda?"
Mendengar pertanyaan tersebut membuat prajurit itu sedikit merasa heran, namun ia tetap menganggukkan kepalanya.
xia mei menarik bibirnya, membentuk senyuman lebar yang terlihat begitu indah.
namun tidak dengan yue, kini ia merasa ada sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi ketika melihat senyum dari junjungannya itu.
"yue apakah ku pintar menunggangi kuda?"
meski tak mengerti, namun yue tetap menjawab
"tidak putri"
"tidak masalah, kalau begitu bawakan satu kuda untukku, cepat"
Perintah xia mei dengan tegas
"baik putri"
Yue yang mendengar itu jelas saja panik
"putri apakah anda berfikir untuk menunggangi kuda untuk kepasar?"
Dia bertanya dengan was was ,berharap jika xia mei menjawab dengan kata tidak.
"tentu saja"
Pias sudah, yue benar benar tak tau harus bagaimana sekarang
"putri, tolong dengarkan hamba, anda tidak pernah menunggangi kuda sebelumnya"
Yue mencoba menjelaskan, karna ia telah bersama dengan xia mei sejak lama, bahkan ia tau betul.jika gadis itu tidak bisa berkuda, lalu bagaimana mungkin sekarang dia akan menunggangi kuda untuk kepasar.
Yang benar saja
Sedangkan xia mei yang mendengar celotehan yue hanya memutar bola matanya malas.
"yang tidak pandai berkuda itu xia mei, bukan Alana Liora Davision"
Batinnya
Berkuda adalah salah satu hobbynya didunia modern
dan tak berselang lama prajurit tadi, kini terlihat menggiring sebuah kuda kearah mereka.
"ohh ini sangat lucu"
Pekik xia mei senang membuat mereka yang mendengarnya terbengang tak percaya.
Yang benar saja kuda menyeramkan yang biasa digunakan jendral jiang disebut menggemaskan.
"mari bermain denganku, apakah kau setuju?"
Dan ketika mengatakan hal tersebut, entah kenapa kuda itu meringikikkk seolah mengerti akan apa yang dikatakan oleh xia mei padanya.
Dan
Satu
Dua
Tiga
Happp
Tanpa mereka sadari kini xia mei telah berada diatas, membuat mereka kembali kehilangan kata kata untuk sementara waktu
"putri hamba mohon, turunlah putri"
Yue dengan panik berusaha untuk memohon, namun di anggap angin lalu oleh xia mei.
"yue ayo naik bersamaku"
Pintanya agar yue naik dan duduk dibelakangnya.
Namun yue dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia tidak mau mengambil resiko apapun.
"tidak putri, hamba mohon turunlah, jendral akan marah jika sesuatu yang buruk terjadi pada anda, lebih baik kita naik tandu agar aman"
Xia mei yang mendengar itu merotasi malas
"tidak ada yang akan terjadi, jika kau tidak ingin naik, maka ya sudah aku tidak akan memaksamu, kau bisa menyusul menggunakan tandu yang lelet itu"
jelasnya dengan enteng membuat yue terdiam dibuatnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ezar Faruq
suka
2023-12-15
1
Aze_reen"
lanjut kk.. makin seri nih... semangat terus kk..
2023-08-01
0