"Selamat pagi Pak Morgan," katanya hormat.
Aku menatap pria itu yang ia sebut Morgan.
Mata Morgan terbelalak melihat gadis di depannya itu.
"Bukankah, kamu gadis kaleng kemarin malam?" kata Morgan sembari menunjuk Ana.
Ana begitu kikuk saat Morgan memberinya sebutan gadis kaleng.
"Maafkan atas sikap saya kemarin Pak, saya tidak sengaja melakukannya," kata Ana hormat.
Wanita disebelah Ana, sekaligus Sekretaris Morgan. Sinta namanya, tampak bingung dan tak mengira mereka saling mengenal.
"Bagaimana bisa gadis biasa seperti Ana, bisa mengenal orang seperti Pak Morgan?" gumam Sinta.
"Permisi Pak, wanita ini tiba-tiba saja menerobos masuk tanpa permisi," ujar Sinta.
"Tunggu... saya hanya tersesat tadi, karna saya baru pertama kali masuk ke perusahaan ini hari ini," ujar Ana meyakinkan.
"Untuk apa kamu kesini?" tanya Morgan.
"Saya melamar pekerjaan Pak," ujar Ana.
"Melamar? Dibagian apa?" tanya Morgan penasaran.
"CS girl Pak. Maaf saya permisi dulu karna masih ada urusan," kata Ana gugup.
Anapun pergi karna tak ingin berlama-lama dengan Morgan. Ana merasa tak enak hati karna Morgan menjadi atasannya sekarang.
Setelah apa yang ia lakukan kemarin malam, Ana merasa bersalah dan takut kalau Ana dipecat karna ia membuat masalah dengan bos.
***
Dipinggir jalan, Ana berjalan sambil mengamati orang-orang lalu lalang dijalanan dengan kesibukannya masing-masing.
Memandangi langit yang begitu biru dan terik matahari yang menyilaukan. Cuaca hari ini begitu cerah dan menyenangkan.
Krucuukk ... krucuukk. Perut Ana memberi simbol untuk makan siang.
Ana sangat kelaparan sekarang, karna tadi pagi Ana tergesa-gesa dan tidak sempat sarapan pagi.
Ana mengelus-elus perutnya agar perutnya bisa bersabar sebentar. Ana segera menuju minimarket untuk membeli mie instan yang setiap hari ia makan.
Sebelum sampai di minimarket, Ana melihat restoran siap saji. Ana melihat orang-orang berbaris mengantri di kasir untuk memesan makanan.
Ana sangat ingin makan disini, tapi Ana hanya bisa menghela napas karna Ana tidak punya cukup uang untuk membelinya.
Ana meneruskan perjalanannya menuju minimarket. Saat masuk minimarket, Ana langsung mencari mie instan dan membayarnya dikasir.
Ana membuka mie instannya dan menyeduh air panas dari dispenser. Ana duduk di kursi depan toko yang tersedia kursi dan meja untuk pelanggan toko.
Ana memakan mie instannya dengan lahap sembari menonton tv dari luar toko yang tampak kecil namun jelas untuk dilihat.
Ana mengernyitkan dahinya saat seorang pria menyeponsori iklan parfum yang tak lain adalah Jordan. Jordan tampak begitu tampan dan gagah saat memainkan aktingnya dengan apik. Senyuman lebar Jordan membuat jantung Ana berdegup cepat.
Uhuk... uhuk... uhuk. Ana tersedak karna terlalu fokus melihat iklan itu.
"Ada apa dengan jantungku? Kenapa terasa berdebar begitu cepat," kata Ana bingung.
"Sebaiknya jangan sampai aku berhubungan lagi dengan pria seperti dia, semoga aku tak bertemu dengannya lagi," ujar Ana.
Ana segera menghabiskan makanannya dan pergi menuju kostnya untuk istirahat, karna hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan.
Krieet ... suara pintu terbuka pelan. Neysa datang untuk menjenguk ana,namun sahabatnya itu masih terkapar di tempat tidur dengan nyenyak.
"Ana... Ana... bangun Ana. Sudah berapa lama kau tidur? Neysa menggoyang-goyangkan tubuh Ana agar sahabatnya itu cepat bangun."
"Ehm... hay Ney, sejak kapan kau disini?" ujar Ana yang masih belum sadar sepenuhnya.
Ana bangun dengan malas. Kesadarannya belum kembali sepenuhnya. Neysa membuka beberapa kotak makanan yang ia beli sepulang kerja untuk sahabatnya.
"Wah... sepertinya enak, apa yang kau bawa Ney? Seketika Ana langsung beranjak dari kasurnya."
Sekotak Pizza dan kentang goreng, serta minuman kaleng kesukaan Ana tertata rapi di depannya. Tak menunggu lama, Ana langsung mencomot beberapa potongan pizza dengan lahap.
Neysa merasa senang melihat ekspresi sahabatnya yang begitu lahap memakannya.
"Pelan sedikit Ana, tidak akan ada yang merebutnya," ujar Neysa. Ana tersenyum kecil dengan pizza yang penuh dimulutnya.
"Maaf Ney, aku sangat suka dengan pizza ini, karna aku tidak mampu untuk membelinya," ujar Ana yang terus menguyah.
"Hari ini aku gajian, jadi aku membelikan beberapa kotak lagi untukmu," ujar Neysa sembari menata dua kotak berisi pizza dan menyodorkannya pada Ana. Ana tersenyum lebar sangat senang.
"Ana, tadi aku mendengar dari Sinta. Kau menerobos masuk ke ruangan pak Morgan, betulkah Ana?"tanya Neysa.
Ana mengangguk mengiyakan dan tak meneruskan perkataannya karna asyik menyantap pizzanya.
"Ana! Berhentilah makan dan jelaskan dulu padaku!" rengek Neysa. Ana menelan potongan pizza terakhirnya dan memandangi Neysa yang begitu penasaran karnanya.
"Baiklah akan kuceritakan. Setelah pulang wawancara, aku berniat untuk melihat-lihat sebentar, tapi tak lama, sepertinya aku tersesat karna perusahaan itu begitu besar hingga aku menemukan kantor pribadi pak Morgan."
"Lalu kenapa kau nekat untuk masuk? Padahal semestinya kau tau itu adalah ruangan pribadi," kata Neysa bingung.
"Awalnya aku hanya ingin memastikan sesuatu dan ternyata memang benar, karna aku telah bertemu Morgan sebelum wawancara hari ini," kata Ana menjelaskan.
"Apa?? Kau bertemu pak Morgan! Kapan? Bagaimana bisa?" tanya Neysa antusias.
"Aku pernah melemparkan kaleng ke kepalanya," ujar Ana.
Neysa melongo mendengar ucapan Ana, dan menepukkan jidatnya karna tak percaya apa yang telah dilakukan Ana.
"Aargh! sudahlah, aku tak ingin menceritakannya lagi. Kejadian itu adalah kesalahan terbesarku, karna dia sekarang adalah atasanku," ujar Ana sambil mencibirkan bibirnya.
"Yah... baiklah, aku tidak akan bertanya lagi, hidupmu sungguh penuh tragedi Ana," ejek Neysa sambil tertawa kekeh.
“Ejekanmu tidak lucu Ney, entah apa yang harus kulakukan besok kalau aku bertemu pak Morgan lagi," jawab Ana pasrah.
“Memangnya kenapa kalau besok bertemu lagi? Toh kau sudah meminta maaf, dan juga saat kau kepergok diruangannya, apakah tatapan pak Morgan sinis padamu?" tanya Neysa.
Ana terdiam mendengar perkataan Neysa. Sepertinya yang dikatakan Neysa benar adanya, bahwa pak Morgan mungkin sudah memaafkannnya. Hatiku menjadi sedikit tenang sekarang.
“Yaa... kau benar Ney, mungkin aku yang terlalu berlebihan," ujar Ana tersenyum kecil.
“Baiklah, ayo kita jalan-jalan sekedar melepas penat, sudah lama sekali kita tidak jalan-jalan karna terlalu sibuk bekerja," ujar Neysa menyarankan.
“Oke aku mau, bagaimana kalau kita ke taman kota?" tanya Ana.
“Boleh, kalau begitu ayoo!" kata Neysa bersemangat.
Suasana kota begitu ramai. Lampu-lampu menerangi jalan disetiap kota. Cuaca yang dingin menusuk tulang, tapi tak membuat kota ini berhenti dari aktivitasnya.
Banyak pasangan bergandengan tangan malam ini memenuhi taman kota yang begitu asri dan strategis dari pusat perbelanjaan. Tapi ada yang aneh saat Ana dan Neysa berjalan bersama di taman kota.
Semua mata tertuju pada kami. Sesekali mereka melihat Ana dan berbisik seperti ada yang salah dengannya.
“Ana, ada apa ini? Kenapa mereka menatap kita seperti itu?" tanya Neysa gelisah.
“Entahlah aku juga tidak tau," jawab Ana.
“Tapi sepertinya mereka memperhatikanmu Ana," ujar Neysa.
“Mungkin mereka tidak pernah melihat wanita cantik seperti kita," canda Ana.
“Heyy Ana... kenapa kau narsis sekali! Lihatlah wajahmu yang tidak kau poles itu, sangat biasa dan tidak menarik sama sekali," ujar Neysa membalas candaan Ana.
“Hahaha... mulutmu itu sangat berbisa Ney, tega sekali kau bilang begitu padaku," ujar Ana.
“Sudahlah bagaimana kalau kita selfi," ujar Neysa.
Anapun mengiyakan perkataan Neysa. Sahabatnya satu ini memang suka sekali selfi, karna ia punya banyak pengikut di media sosialnya. Neysa merogoh tasnya mencari ponselnya .
Saat layar ponsel menyala, Neysa membuka aplikasi medsos INSTRIGUM untuk membuat story. Diberanda paling pertama, Neysa sangat dibuat kaget oleh postingan salah satu akun pembuat kabar viral.
“Ana! Apakah kau menampar Jordan tadi pagi?" tanya Neysa serius. Ana menaikkan alisnya karna heran mengapa Neysa bisa tau.
“Ya... aku bertemu dengannya tadi pagi, tapi karna sesuatu aku memberinya pelajaran," jawab Ana.
“Ana sepertinya kau berada dalam masalah sekarang, dan aku tau kenapa mereka semua memandangmu terus dari tadi," ujar Neysa.
Neysa memperlihatkan postingan itu kepada Ana.
HEBOH AKTOR JORDAN DITAMPAR TERANG-TERANGAN OLEH SEORANG GADIS!
Tulisan itu terpampang jelas dan sudah sebelas juta orang melihat video itu, saat Ana menampar Jordan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments