Menuju Hari H

Pak Agung menatap lekat putrinya.

"iya pak, Sena sedang membicarakan mas Bagas." jawab Sena menunduk.

"Sebenarnya ada apa nduk? Bicaralah jujur dengan bapak. Ucap pak Agung lembut.

Sena pun menjelaskan semuanya pada bapaknya.

"Oalah nduk, mungkin nak Bagas punya alasan tersendiri kenapa tidak berkata jujur denganmu.” Ucap pak Agung menenangkan putrinya. Sena masih diam menunduk.

"Kamu tidak perlu gelisah nduk, anggap saja ini kerikil kecil dalam sebuah hubungan. Apalagi sebentar lagi kalian akan menikah, pasti ada saja rintangan-rintangan yang akan menghampiri. Kunci utama dalam sebuah hubungan adalah komunikasi nduk? Jadi ajaklah nak Bagas berbicara, utarakan kegelisahanmu itu, agar perasaan mu lega nduk, kalau kamu diam saja, nak Bagas tidak akan pernah tahu apa yang kamu rasakan.” Ucap pak Agung memberi pengertian pada putrinya, mengingat Sena adalah gadis sederhana dan lugu.

"Iya pak, nanti coba Sena bicarakan dengan mas Bagas." Ucap Sena tersenyum.

ΩΩΩΩ

Dua Minggu telah berlalu, sejak acara lamaran, kedua keluarga calon mempelai mulai terlihat sibuk. Karena satu Minggu lagi adalah hari pernikahan Sena dan Bagas. Kedua belah pihak keluarga sepakat ingin mempercepat pernikahan putra putrinya. Dengan acara yang sederhana, cukup mengundang sanak saudara dan kerabat dekatnya saja. Segala sesuatu mulai mereka siapkan. Seperti pagi ini di kediaman rumah pak Rudi sangat ramai. Sanak saudara dan kerabat berkumpul membantu mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan Bagas.

"Alhamdulillah ya Bu, akhirnya nak Bagas bertemu dengan jodohnya." Ucap Bu Marni pada Bu Rena. Bu Marni adalah tetangga dekat Bu Rena.

"Iya Bu, Alhamdulillah." ucap Bu Rena tersenyum.

"iya, nak Bagas bejo (beruntung) ya Bu, kabarnya dapat gadis cantik yang usianya masih muda." Ucap Bu Tini, yang juga merupakan tetangga Bu Rena dan Bu Marni. Jarak rumah mereka tidak begitu jauh.

"bagaimana tidak bejo Bu, nak Bagas anak yang baik dan juga sopan." Ucap Bu Marni tersenyum, sikap Bagas memang berbanding terbalik ketika ia berada di luar rumah, di luar rumah atau di lingkungan ia terkenal dengan laki-laki yang baik dan sopan.

"Sudah-sudah jangan ngobrol saja, nanti jenangnya gosong lho Bu? Ucap Bu Tini tersenyum, mereka berdua memang sedang bertugas mengaduk jenang (jajanan tradisional dari tepung ketan) di kediaman rumah pak Rudi.

ΩΩΩΩ

Mendekati acara pernikahan, membuat Sena merasakan gugup. Saat ini ia sedang duduk di teras bersama sahabatnya Dewi.

"Makasih ya Wi, kamu sudah menunda keberangkatan mu ke kota demi aku." Ucap Sena begitu tulus.

"Iya Sen, aku memang ingin menundanya. Aku ingin mendampingi mu menikah Sen?Mungkin setelah kamu menikah kita akan jarang bertemu, aku akan sibuk kuliah dan kamu sibuk dengan rumah tanggamu." Ucap Dewi sedih.

"Aku kok merasa takut ya Wi? Kira-kira bagaimana rumah tangga yang akan aku jalani? Apakah nanti aku bisa melewati segala rintangan dan cobaan yang ada didalamnya?" ucap Sena menatap kedepan, pikirannya menerawang jauh.

"Jangan berpikiran yang tidak-tidak Sen, jalani saja dulu apa yang ada didepan mata. Kalau kamu memikirkan semuanya sekarang, hanya akan membuatmu merasa semakin ketakutan." Ucap Dewi, memberikan saran. Sejenak Sena menghela napas.

"Iya Wi, dengan Bismillah, ku niatkan dan mantapkan hati ku untuk tujuan beribadah." Ucap Sena tersenyum.

ΩΩΩΩ

Malam hari Sena duduk-duduk bersama kedua orang tua nya.

"Nduk bagaimana, kelengkapan berkas untuk pernikahanmu, apakah sudah lengkap semua?" tanya pak Agung.

"Sudah pak, semuanya sudah lengkap." Jawab Sena.

"Syukurlah, bapak lega mendengarnya." Ucap pak Agung.

"Bu, Pak, Sena minta maaf ya, kalau selama ini Sena sudah merepotkan ibu dan bapak." Ucap Sena dengan tiba-tiba.

"Kamu itu kenapa nduk, tiba-tiba berbicara seperti itu? Tanya pak Agung.

"Iya nduk, ada apa?" timpal Bu Arum.

" Sena merasa sedih saja, sebentar lagi akan berpisah dengan ibu dan bapak." Ucap Sena jujur.

" setelah menikah kan kamu bisa tinggal disini bersama kami nduk." Ucap pak Agung, Sena menggelengkan kepala tidak setuju.

"tidak pak, setelah menikah Sena ingin hidup mandiri bersama dengan mas Bagas, Sena tidak ingin merepotkan ibu, bapak dan juga orangtua mas Bagas." ucap Sena sungguh-sungguh.

"Kamu tidak pernah merepotkan kami nduk, dan kami tidak pernah merasa direpotkan. Semua sudah menjadi kewajiban orang tua. Anak adalah amanah yang harus di jaga. Sudah sepatutnya sebagai orang tua berkewajiban menyayangi, merawat, melindungi dan mendidik anak-anaknya." Ucap pak Agung.

"Benar apa yang di katakan bapakmu nduk, semua sudah menjadi tanggung jawab kami, dan kelak kamu harus melakukan hal yang sama kepada anak-anakmu?" ucap Bu Arum tersenyum membelai lembut rambut putrinya.

"Justru kami yang berterima kasih, karena selama ini kamu selalu menjaga kepercayaan yang telah kami berikan nduk?." Ucap pak Agung. Sena mengangguk, kemudian memeluk ibunya.

ΩΩΩΩ

Pagi ini, Bagas berkunjung ke rumah Sena, ia ingin mengajak calon istrinya itu pergi ke pasar membeli kebaya, yang akan Sena kenakan di acara akad nikah. Bukan kebaya mahal dan mewah pada umunya, hanya sebuah kebaya sederhana.

"Bu, Pak maaf, saya ingin meminta izin untuk mengajak Sena pergi ke pasar?," ucap Bagas dengan sopan.

"iya, silahkan nak? Ucap pak Agung memberikan izin.

Sena dan Bagas pun pergi berboncengan menuju pasar.

"Dik, kamu pilih yang mana kebayanya?" tanya Bagas ketika mereka berada di pasar.

"Sena nurut saja dengan apa yang mas Bagas pilihkan." Ucap Sena

"Milih yang sederhana saja ya dik? kebayanya kan cuma dipakai pas akad saja, jadi sayang kalau beli yang lebih mewah." Ucap Bagas, Sena hanya mengangguk nurut.

setelah membeli kebaya mereka menuju ke penjual sandal.

"Kita kesini dulu ya dik, aku mau beli sandal." Ucap Bagas, sejak tadi Sena hanya mengikuti Bagas dari belakang.

"Ada sandal kualitas bagus tidak bang? Tanya bagas pada penjual sandal.

"Ada, tapi sandal bagaimana yang mas cari? ucap penjualnya.

"Sandal untuk pengantin bang? Ucap Bagas.

"Wah, kebetulan kalau itu ada sandal pasangan mas." Ucap penjualnya.

" Saya mencari sepasang saja bang, cuma untuk saya."Ucap Bagas.

"lho kenapa tidak sekalian mbaknya dibelikan mas?" tanya penjualnya.

"nanti pengeluaran saya makin besar dong bang, kalau beli sepasang saja kan harga jadi terjangkau." Ucap Bagas mulai terlihat perhitungan.

Sena yang mendengarnya pun hanya menunduk, ia merasa tidak enak dengan Bagas. Ia merasa jika biaya pernikahan yang di keluarkan Bagas sudah terlalu banyak.

ΩΩΩΩ

Sepulang dari pasar mereka mampir ke penjual es yang ada di pinggir jalan. Bagas menepikan motornya.

"Pak es kelapanya segelas berapa?" tanya Bagas

"Segelas Sepuluh ribu mas?" Jawab penjualnya.

"dik, kita beli segelas saja ya, nanti kita bagi dua". Ucap Bagas berbisik pada Sena, Sena hanya mengangguk saja.

"Pak, saya beli segelas saja, tapi saya minta di jadikan dua gelas ya pak, jadi setengah-setengah." Ucap Bagas tanpa rasa malu.

Penjual es merasa heran, baru kali ini dia menemui pembeli seperti Bagas.

Bagas dan Sena duduk menikmati segarnya es kelapa. Meskipun hanya setengah gelas, Sena bersyukur setidaknya bisa mengurangi rasa hausnya.

"Lho Bagas, kamu Bagas kan?" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Eh, tunggu-tunggu kamu siapa? Tanya Bagas belum mengingat siapa perempuan yang ada didepannya saat ini.

"Aku Siti, teman kamu waktu di sekolah dulu?" ucap perempuan bernama Siti.

"Ah, iya aku baru ingat. Wah Siti, kamu makin cantik saja? Ucap Bagas tersenyum

"Aku perawatan, makanya terlihat cantik." Ucap Siti melirik Sena.

Bagas yang menyadarinya pun, mengenalkan Sena pada Siti.

"Oh ya, kenalkan ini Sena calon istriku." Ucap Bagas terdengar berat hati mengenalkan Sena sebagai calon istrinya.

Sena dan Siti berjabat tangan saling berkenalan.

"Iya sudah, aku pesan es dulu ya? ucap Siti pada Bagas.

"Kamu pesan saja, biar nanti sekalian aku yang bayar? ucap Bagas dengan santainya.

Sementara Sena yang mendengarnya merasakan sesak di dada.

"Kenapa sikap mas Bagas berbeda?." Ucap Sena dalam hati.

Terpopuler

Comments

Ambar Trijasmine

Ambar Trijasmine

seru ceritanya,memancing emosi

2023-09-30

1

Setia R

Setia R

amit-amit!😳😳

2023-09-20

2

Devan Wijaya

Devan Wijaya

Sedih rasanya kalau cerita ini terhenti, jadi cepat update ya thor! 🥺

2023-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Obrolan Gadis Desa
2 Wejangan dari Bapak
3 Sedikit Keraguan di Hati
4 Acara Lamaran
5 Menuju Hari H
6 Pernikahan Bagas dan Sena
7 Hari Pertama Berumah Tangga.
8 Rencana Untuk Hidup Mandiri
9 Tinggal di Lingkungan Baru
10 Ujian di Lingkungan Baru
11 Sikap Bagas Mulai Berubah
12 Sena Sakit
13 Kebaikan Bu Sarah
14 Sena Rindu Bapak
15 Mengunjungi Orang Tua
16 Kehilangan Cinta Pertama
17 Belum Siap Kehilangan
18 Kekecewaan Sena
19 Kabar Kehamilan Sena
20 Sena Ngidam
21 Kunjungan Mertua
22 Kesabaran Sena Selalu diUji
23 Jangan Bandingkan Aku Dengannya
24 Mengunjungi Makam Bapak
25 Bertemu dengan Dewi
26 Bagas Sakit
27 Sena Melahirkan
28 Aji Putra Kuncoro
29 Luapan Emosi
30 Terpuruk
31 Hancurnya Hati Seorang Ibu
32 Sebuah Kebenaran
33 Sisi Lain Pak Rudi
34 Permintaan Maaf
35 Keputusan Bagas
36 Gunjingan Tetangga
37 Cinta Tanpa Restu
38 Menikah Lagi
39 Trauma
40 Rencana Bu Sarah
41 Melepas Kepergian Sena
42 Kehidupan Bagas
43 Siti Mulai Berbohong
44 Hubungan yang Tersembunyi
45 Terlilit Hutang
46 Kecurigaan Bagas
47 Seperti Makan Buah Simalakama
48 Sena Telah Kembali
49 Berusaha Mendekatinya
50 Ungkapan Cinta Bima
51 Karma
52 Leo Sakit
53 Berpisah disaat Sedang Berduka
54 Memperebutkan Warisan
55 Resmi diLamar
56 Berkunjung ke Rumah Pak Rudi
57 Bertemu dengan Bagas
58 Kembali Menetap di Kampung Halaman
59 Rencana Bagas
60 Hilangnya Aji
61 Menebus Kesalahan di Masa Lalu
62 Kebahagiaan Sena
63 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Obrolan Gadis Desa
2
Wejangan dari Bapak
3
Sedikit Keraguan di Hati
4
Acara Lamaran
5
Menuju Hari H
6
Pernikahan Bagas dan Sena
7
Hari Pertama Berumah Tangga.
8
Rencana Untuk Hidup Mandiri
9
Tinggal di Lingkungan Baru
10
Ujian di Lingkungan Baru
11
Sikap Bagas Mulai Berubah
12
Sena Sakit
13
Kebaikan Bu Sarah
14
Sena Rindu Bapak
15
Mengunjungi Orang Tua
16
Kehilangan Cinta Pertama
17
Belum Siap Kehilangan
18
Kekecewaan Sena
19
Kabar Kehamilan Sena
20
Sena Ngidam
21
Kunjungan Mertua
22
Kesabaran Sena Selalu diUji
23
Jangan Bandingkan Aku Dengannya
24
Mengunjungi Makam Bapak
25
Bertemu dengan Dewi
26
Bagas Sakit
27
Sena Melahirkan
28
Aji Putra Kuncoro
29
Luapan Emosi
30
Terpuruk
31
Hancurnya Hati Seorang Ibu
32
Sebuah Kebenaran
33
Sisi Lain Pak Rudi
34
Permintaan Maaf
35
Keputusan Bagas
36
Gunjingan Tetangga
37
Cinta Tanpa Restu
38
Menikah Lagi
39
Trauma
40
Rencana Bu Sarah
41
Melepas Kepergian Sena
42
Kehidupan Bagas
43
Siti Mulai Berbohong
44
Hubungan yang Tersembunyi
45
Terlilit Hutang
46
Kecurigaan Bagas
47
Seperti Makan Buah Simalakama
48
Sena Telah Kembali
49
Berusaha Mendekatinya
50
Ungkapan Cinta Bima
51
Karma
52
Leo Sakit
53
Berpisah disaat Sedang Berduka
54
Memperebutkan Warisan
55
Resmi diLamar
56
Berkunjung ke Rumah Pak Rudi
57
Bertemu dengan Bagas
58
Kembali Menetap di Kampung Halaman
59
Rencana Bagas
60
Hilangnya Aji
61
Menebus Kesalahan di Masa Lalu
62
Kebahagiaan Sena
63
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!