Penuh tanda tanya diotak Agelia mengenai kisah pernikahan sahabatnya yang terkesan tiba-tiba itu dan makin membuat Agelia bertanya-tanya dan sedikit mempercayai pria yang menjadi suami sahabatnya itu adalah Garel Gebriel Az-Zardan.
Keluarga Az-Zardan memang salah satu keluarga terpandang yang memiliki pewaris tunggal yaitu Garel suaminya Viena.
Garel merupakan pria idaman para perempuan perempuan di luaran sana, tidak hanya itu saja, selain kekayaan yang sudah tidak diragukan lagi Garel juga memiliki paras yang tampan, sudah pasti perempuan perempuan luaran sana tidak menolak jika disandingkan dengan Garel yang memang sudah paket komplit bagi orang orang tapi tidak dengan cara pandang Viena Andriana Saffana.
Viena Andriana Saffana yang juga terlahir dari keluarga terpandnag ia tidak peduli dengan yang namanya tahta termasuk pria yang bertahta sebagai suaminya itu yang menjadi perbincangan perempuan-perempuan luaran sana tidak akan sama dengan penilaian Viena yang menatap Garel pria biasa biasa saja apa lagi setelah menjadi suaminya, Viena tidak melihat kebaikan yang orang kagum kagumkan diri Garel.
📱"Besok lagi ceritanya, ya Li?" pinta Viena lembut, Viena tidak ingin Agelia akan kecewa lagi padanya.
📱"oke, babayy" ucap Agelia tanpa protes sama sekali toh besok mereka akan bertemu, jadi akan lebih leluasa bertanya pada Viena bukan.
Panghilan itupun berakhir.
Viena meletakan lembali ponsel miliknya di atas nakas dan dan menuju ke kamar mandi.
Sebelum Agelia menelponnya Viena memang belum membersihkan diri seprti gosok gigi sebelum tidur.
"Segar" gumam Viena atas dirinya sendiri yang merasa sudah lebih nyaman sehabis membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri Viena merebahkan diri diatas kasur empuknya dan memejamkan matanya tanpa harus menunggu Garel pulang, toh Garel tidak mengharapkan itu dari dirinya.
Di tempat berbeda Garel yang sudah amat lelah memenuhi keinginan kekasihnya itu, masih tetap berkeliling di Mall menemai kekasihnya yang banyak maunya itu seakan Garel tidak sadar jika dirinya sudah berstatus suami dari perempuan lain.
"Yang, mau beli baju lagi ya?" wanita itu bergelanjut manja di lengan kekar Garl, meminta persetujuan dari Garel.
"iya sayang, habis itu kita pulang ya, kan udah lama juga kita di jalan-jalannya" ucap Garel lembut selembut lembutnya berbeda saat ia berbicara dengan Viena yang terdengar ketus tidak ada lembut lembutnya.
"apa kamu enggak sabar lagi mau ketemu sama istrimu itu" tuduh wanita itu dengan nada kesal.
"Bukan gitu sayang, seharian ini lelah aku belum cukup istirahat" ucap Garel beralasan, tentu Garel tidak terima tuduhan kekasihnya itu, apa lagi istrinya itu adalah peremouan planet yang tidak menarik sama sekali di mata Garel.
"yakin?" tanya wanita itu serius
"iya sayang, ya udah biar kamu senang, kamu boleb beli baju yang banyak, asal kamu senang" bujuk Garel
"benaran yang?" tanya wanuta itu kegirangan.
Senang bukan main, rencananya hanya membeli sedikit saja malah dapat banyakkan itu surga banget buat dirinya.
"iya yang, masa aku bohong, tapi jangan lama lama ya, aku capek banget" ucap Garel dengan senyum mansinya dna tidak lupa ia mengulangi keinginannya untuk segera menyudahi berbelanja itu dengan cepat.
Sudah mendapat rambu rambu lalu lintas, tidak akan disia siakan begitu saja oleh wanita itu.
"yang, yang ini?" serunya menunjuk dresa terbuka di depannya.
"iya ambil aja" ucap garel masih dengan senyim manisnya, Garel memang royal pada kekasihnya itu, apapun akan ia penuhi asal kekasihnya itu tidak marah padanya.
Pelayan yang ada di Mall itu bergosip dan melontarkan pujian mengenai Garel yang setia menemai kekasih pujaan untuk berbelanja.
Orang-orang tidak tahh jika itu Garel Gebriel Az-Zardan, jkka tahu mereka sudah memfoto Garel sebagai berita terkini.
Siapa yang tidak kenal dengan Garel, sejagat raya pasti mengenalnya yang terkenal di berita berita sebagai lewaris tunggal dan memiliki ketampanan yang sangat rupawan, tapi lain cerita dengan Garel yang ada di Mall atau sedang bersama kekasihnya ia akan selalu menutupi wajahnya dengan topi ataupun masker agar tidak terlihat dengan jelas orlh orang-orang.
Hal itu selalu ia lakukan jika bersama dengan kekasihnya karna status hubungan merekapun disembunyikan dari media dan keluarga Az-Zardan semenjak awal.
Kekasihnya tidak mempermasalahkan itu, ya wajar saja ia tidak mempermasalahkan itu karna yang ada ia hanya menginginkan yang lain dari Garel bukan ketampanan saja.
"makasih ya, tapi aku masih mau lagi, bolehkan?" tanya wanita itu mengabaikan ucapan Garel sebelumnya yang ingin segera pulang.
"iya" jawba Garel tidak bisa menolak.
"yang aku mah ini ya? Dua?" tunjuk kekasih Garel pada dua pakaian pria.
"enggak usah yang, kan baju aku banyak, masih banyak juga yang baru" ucap Garel mengira jika baju itu untuk dirinya.
"aku bukan mau beli buat kamu, yang" ucap kekasih Garel mampu membuat sebelah alis Garel terangkat ke atas penuh keheranan.
"Buat hadiah ulang tahun kakak sepupu aku yang, dia ulang tahun tapi maunya baju, bolehkan?" sambung wanita itu dengan nada manjanya.
Garel hanya menganggukkan kepala tanpa meragukan kakak sepupu dari kekasihnya itu.
Lagi-lagi kekasih Garel tersenyum girang mendapatkan prilaku baik dari Garel, selama ini Garel tidak mempermasalahkan pria yang disebut sepupu itu.
"Sudah ya, yang. Capek" keluh Garel Setelah lama memilih dua pakaian pria namun masih dengan nada lembut miliknya.
Garel benar-benar kelelahan.
"iya yang, makasih banyak yang" ucap Wanita itu lembut
"Tapj awas kamu yang, main dibelakang aku sama perempuan itu" ancam wanita itu kemudian, ya memang kekasih Garel mengetahui pernikahaan Garel dengan Viena dan ia tidak mempermasalahkan itu asal Garel tetap menjadi kekasihnya tentunya tidak berpaling darinya.
"iya sayang, kita nikah tapi enggak sekamar juga kok, jadi jangan marah gitu doong" jelas Garel pada kekasihnya itu.
"ayok, di bayar dulu" sambung Garel mengajak kekasihnga itu untuk segera membayar pelanjaan.
Setelah mengabtar kekasihnya Garel pun kembalj kerumahnya, ada rasa bersyukur di hati Garel ia menepati rumah pemberian kakeknha itu, kalau tidak mana mungkin Garel bebas keluar bermain dengan kekasihnya dengab mudah jika harus tinggal bersama keluarga besar Az Zardan.
Cklek
Suara pintu rumah yang tidak terkunci hanya dalam posisi tertutup rapat saja.
Mata Garel tertuju ke arah soffa yang memperlihatkan sosok perempuan terlelap di atas soffa yang mana ditemanj obrolan suara TV yang terdengar asyik menyala seakan menggosipi perempuan yang sedang terlelap di atas soffa itu.
"Ceroboh" satu ucapan keluar dari mulut Garel mengomentari Viena yang terlelap di sembarnagan tempat.
Meski begitu Garel tidak memperdulikan Viena, ia membiarkan Viena terlelap di atas soffa.
Garel melewati Viena begitu saja menuju kamarnya yang berada di lantai atas bersebelahan dengan kamar Viena.
Garel membersihkan diri dikamar mandi yang berada di kamarnya, dlaam keadaan yang sudah bersih Garel sudah siap mengambkl posisi tidur.
Namun saat sudah diposisi yang tepat rasa ngantuk Garel tidak sesuai dengan matanya, yang tidak kunjung memejam dengan sempurna, itu semua sama halnya dengan apa yang dialami Viena sebelumnya.
Merasa gelisah dan sulit memejamkan mata di kamar yang baru pastinya berbeda dengan kamar yang sudah lama mereka tempati, makanya yang tadinya Viena bersiap tidur di kasur malah turun dan menonton film kesukaannya dan tanpa disadari ia pun terlelap di soffa.
Merasa gelisah di atas kasur dan belum juga terlelap mebuat tenggorokan Garel kering.
Tap tap
Suara langkah kaki Garel menuruni anak tangga yang terdengar dnegan jelas di tengah kesunyian malam di rumah seluas itu.
Rasa haus yang dirasakan Garel membuat Garel meneguk dua gekas air penuh dan tanpa sengaja Garel menyenggol tutup piring sehingga memperlihatkan nasi goreng.
"kenapa dia masih menyimpannya? Apa dia berharap aku mau memakannya?" gumam Garel yang sbeenarnya Garel berbeda dengan Viena yang sudah terbiasa makan makanan yang ada di pinggiran jalan.
Tapi Garel tidak pernah, bahkan saat memsan ke Viena sebelumnya karna terbawa lapar, sehingga ia hanya asal menyebut nama makanan di pinggiran jalan yang memang ia baca sebelum pindah kerumah baru mereka itu.
Mengingat dirinya tadi hanya menemani kekaishnya shopping saja tanpa berhenti kerestoran membuat Garel lupa mengisi perutnya yang belum terisi, namun memikirkan nasi itu nasi gorengan yang ada di pinggiran jalan membuat Garel tidak berselera apa lagi Garel sudah meminum dua gelas air putih.
Setelah melihat nasi goreng itu garel melangkah ke arah soffa dan menjatuhkan tubuhnya di soffa yang bersebelahan dengan Viena tidur.
Ia mebgambil remot yang berada di genggaman Viena dengan pelan agar Viena tidak terbangun.
Garel mengganti surel kenomor pilihannya sendiri.
Namun setelah mencari cari kenomor pilihannya, ternyata malam ini tontonan yang biasa Garel tonton tidak tayang karna malam ini malam minggu, jadi salurab yang ingin ditonton Garel tidak ada.
Akhirnya Garel jadi lenasaran dengan film yang tadinya di tonton Viena, Garel memutar kembali film China yang bergendre romamsa.
"dasar aneh, film kayak gini disenangi, apaan juga actornya enggak seru, gitu aja lebay" protes Garel dengan isi film China yang ia tonton ituserta menggerutu menyebut film kesukaan Viena tidak sesuai untuknya.
Garel merasa tidak suka dengan film China yang terkesan lebay padahal ia tidak sadar saja jika ia dengan kekasihnya juga lebay bahkan sangat lebay.
Meski protes sebenarnya Garel menikmati alur ceritanga bahkan Garel tidak menggantikan saluran filmnya dan masih menonton film itu sekali kali meboleh ke arah Viena yang masih terlelap.
"cantik juga, tapi sayang cewek planet" gumam Garel sempat sempatnya mengatai Viena yang sedang tidur tentunya sama sekali tidak mengusik Garel apa lagi mendengar ucapan Garel.
Lama lama Garel terbuai dengan film romansa China itu dan terbawa suasana Garel emndekatkan diri semakin mendekat Viena.
Garel menatap wajah cantik Viena dengan jarak dekat, sehingga hembusan nafas Viena dapat dirasakan oleh Garel.
Cup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments