6 bulan telah berlalu akhirnya Aisyah lulus dari madrasah Aliyah dengan nilai yang lumayan bagus.
Dan seiring waktu nilai keimanan Aisyah pun semakin bertambah .
Dia memutuskan memakai cadar untuk menutupi hatinya yang terkadang masih saja memiliki cinta yang berlebih terhadap dunia dan isinya.
Contohnya rasa sukanya kepada Hasan yang semakin hari semakin subur , apalagi Hasan yang semakin hari juga semakin dewasa semakin gagah rupawan, rasanya sulit bagi wanita untuk menundukkan pandangan darinya , termasuk Aisyah walaupun sudah berusaha keras tapi tetap saja ,dia hanya manusia biasa .
" Ning Aisyah, sekarang memakai cadar Ning" tanya bu Nilam yang hendak masak di dapur dan tak sengaja bertemu dengan Aisyah yang baru saja pulang dari belanja sambil membawa barang belanjaannya.
"Alhamdulillah bu, aku ingat pesan Bu Nilam aku harus menjaga hatiku dan juga pandanganku aku tidak boleh menaruh hati kepada seseorang yang tak seharusnya" jawab Aisyah.
Bu Nilam hanya tersenyum.
" o iya ning Aisyah tidak melanjutkan sekolah, maksud ibu kuliah " tanya Bu Nilam.
Aisyah menggeleng
" kenapa Ning"
" kalau Aisyah pergi ke kota Abah sendirian Bu, Aisyah takut Abah kenapa kenapa, karena itu Aisyah memutuskan untuk menunda kuliah dan fokus dengan kelas Hafidzah Aisyah di sini, apalagi akhir akhir ini Abah sering mengalami pusing mendadak , Aisyah takut Bu , karena hanya Abah satu satunya yang Aisyah punya saat ini" jawab Aisyah.
Bu Nilam hanya tersenyum dan mengangguk.
Setelah selesai menurunkan semua belanjaannya Aisyah kembali dan tiba tiba seseorang muncul di hadapannya.
Deg deg deg
" Hasan, ngapain kamu ke sini ? ini tempat untuk santri wanita kamu gak boleh ke sini " ucap Aisyah.
" eh, Ning Aisyah sekarang mengenakan cadar , begini Ning aku mau bilang sama Bu Nilam kalau di kelas ada beberapa santri yang keracunan makanan, dia muntah muntah dan lemas " jawab Hasan sambil ngos ngosan .
"hahhhh apa , kamu sudah beritahu Abah " tanya Aisyah.
" belum Ning , aku pikir minta bantuan Bu Nilam karena keadaan darurat dan dia harus segera di bawa ke rumah sakit " jawab Hasan.
" ya udah kalau begitu aku beritahu Abah dan kamu segera bawa mereka yang keracunan ke rumah sakit " ucap Aisyah.
Hasan menatap kedua mata Aisyah dan tak menyahut apa apa .
Deg deg
" kenapa Ning Aisyah tiap kali aku melihatmu dadaku selalu bergetar, meskipun kamu memakai cadar tapi bayangan cantik wajahmu tak pernah hilang dari ingatanku " batin Hasan.
" Hasan , Hasan kok malah bengong sih , cepetan jangan sampai semua terlambat " gertak Aisyah.
" i i i iya Ning " jawab Hasan kemudian berlari meninggalkan Aisyah yang gantian bengong menatap kepergian Hasan.
" kenapa sih bayangan wajahmu tak pernah bisa aku lupakan Hasan , ah sudah lah " gumam Aisyah kemudian berjalan menuju kediamannya untuk memberitahu abahnya.
Begitu tiba di rumahnya Aisyah duduk di samping abahnya dan membuka cadarnya sambil berbisik pelan .
" Abah , di pesantren ada sedikit masalah , tapi Abah tidak perlu khawatir semua masih bisa diatasi bah "
Abahnya pun seketika mengangguk dan menoleh ke arah putrinya itu .
" masalah apa nak" tanya Abah.
" ehm, ada beberapa santri yang keracunan makanan, tapi aku yakin semua itu fitnah bah, setiap hari Aisyah dan Bu Nilam sendiri yang menyiapkan makanan untuk mereka dan saat belanja aku sendiri yang pilih bahan makanan yang berkualitas " ucap Aisyah.
Abah Abdullah hanya menggeleng dan beristighfar serta mengusap dadanya sambil tersenyum.
" Alloh akan menaikkan derajat bagi orang orang yang kuat dan sabar menerima dengan ikhlas ujian dariNya" ucap Abah Abdullah.
" baiklah nak ayo kita lihat ke lokasi , tapi harus kamu ingat jangan pernah berzuuzon sama orang lain bahaya bisa mencemari hati kita , kita selidiki dulu dan kita akan tegas menindak lanjuti jika semua sudah terbukti " ucap Abah Abdullah dengan bijaksana.
" baiklah abah " jawab Aisyah dengan kembali memakai cadarnya dan berjalan mengikuti abahnya di sampingnya sambil menggandeng tangan abahnya.
Mereka pun segera meminta pak Mahdi untuk menyiapkan mobil dan menuju rumah sakit tempat para santri di rawat.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah sakit besar di daerah tersebut.
" dokter , kita kira apa penyebab para santri bisa sampai seperti ini " tanya Aisyah.
Deg
Dokter muda yang tampan itu pun mendengar suara Aisyah yang seperti tidak asing.
Saat dokter itu menoleh Aisyah yang mengenakan cadar seketika terkejut dan tak menyangka kalau dia adalah Raihan Juan Lee
Seorang dokter muda beretnis Tionghoa yang pernah mondok di pesantren milik Abah Abdullah.
" kak Raihan" ucap Aisyah.
Raihan tersenyum dan menangkupkan kedua tangannya.
" oke , mungkin kakak tidak mengenaliku karena sekarang aku bercadar tapi apa kakak tidak ingat dengan suaraku " ucap Aisyah.
Raihan tampak menggaruk garuk kepalanya, dan saat Abah masuk dalam ruangan barulah dia sadar kalau gadis bercadar tersebut adalah Aisyah.
Aisyah yang dulu sangat dia kagumi , gadis cantik tapi saat itu usianya masih sangat muda sekitar 15 tahun , tapi bayangan wajah Aisyah sampai saat inipun masih subur dalam ingatan Raihan Juan Lee seorang dokter muslim keturunan Tionghoa .
" Aisyah, kakak ingat sekarang Alhamdulillah sekarang kamu sudah lebih menutup aurat dan semoga kamu bisa Istiqomah" ucap Raihan dengan senyumnya yang memikat.
Raihan dan Aisyah saling berbincang dan terlihat begitu akrab tanpa sengaja ada hati yang terluka .
Hasan yang melihatnya pun hanya bisa menunduk menahan gejolak dalam hatinya.
" kalau dipikir kenapa juga aku sakit hati melihat Ning Aisyah berbicara dengan dokter muda itu " batin Hasan kemudian berbalik dan tidak jadi berjalan ke arah Aisyah.
Aisyah yang masih terus berbicara dengan dokter Raihan pun tak menyadarinya.
Raihan dari dulu sangat mengagumi Aisyah sayangnya dulu dia masih terlalu belia dan tak mungkin menyatakan cintanya selain itu tidak mungkin bagi Aisyah berpacaran.
" o iya Ais , sekarang masih sekolah atau sudah kuliah " tanya dokter Raihan.
" aku sudah lulus kak baru tahun ini, tapi aku tidak meneruskan kuliah karena gak tega meninggalkan Abah sendirian di pesantren , jadi ya aku memutuskan untuk menunda dulu kuliahnya sambil bantu bantu ibu ibu pesantren menyiapkan segala kebutuhan pesantren " jawab Aisyah.
tiba tiba saja seorang suster datang membawa hasil laporan laboratorium.
" dokter Raihan ini hasil laporan dari laboratorium para santri " ucap suster tersebut.
Raihan pun segera membuka dan betapa kagetnya dengan hasil laporan itu.
" kenapa kak Raihan" tanya Aisyah.
" ternyata memang keracunan Ais, dan sepertinya tidak masuk akal masak di dalam masakan kalian mengandung xxx , untungnya mereka segera mendapatkan pertolongan" ucap Raihan yang membuat Aisyah syok dan seketika lemas kemudian duduk di kursi yang ada di sebelahnya.
" kok bisa ada xxx " gumam Aisyah bingung.
" ya untungnya takaran takarannya tidaklah banyak jadi tidak sampai mematikan tapi meskipun demikian masih tetap berbahaya" ucap Raihan.
Aisyah terlihat syok berat dan bingung harus bagaimana, dan terus bertanya tanya kenapa bisa ada xxx di dalam masakannya padahal saat memasak pun sudah sangat higienis dan berhati hati.
Aisyah terlihat memijit keningnya yang membuat Hasan khawatir dan berlari ke arahnya.
" Ning Aisyah kenapa?" tanya Hasan.
Aisyah semakin gugup di hadapan Hasan.
" me me mereka keracunan Hasan "
" mak maksud Ning Aisyah?" ucap Hasan dengan gugup.
Kemudian Raihan pamit pergi dan menangkupkan kedua tangannya sambil mengucap salam .
" saya permisi dulu , assalamualaikum"
" waalaikumsalam" jawab Hasan.
" mereka keracunan xxx , tapi untungnya dalam takaran sedikit namun tetap berbahaya , aduh aku pusing Hasan , kenapa ini bisa terjadi " ucap Aisyah yang membuat Hasan juga kaget .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Zhu Yun💫
lanjut Thor...
2023-07-28
1
Zhu Yun💫
dokternya bikin klepek-klepek 🤭
2023-07-28
1