5.Ayo Bangkit Maura.

Langit terlihat mendung, semendung perasaan Maura saat itu.Sepanjang jalan sampai keApartemen Gladis, perempuan itu memilih untuk diam sibuk dengan pikirannya saat itu.

Gladis membiarkan saja sampai akhirnya mobil yang dikendarainya sampai didepan Apartemen miliknya, barulah dia menegur Maura, mengajaknya turun.

" Kita udah sampai, Mau. Ayo turun," ajak Perempuan itu pada Maura yang masih tetap diam saat itu, seolah belum sadar kalau dirinya sudah menghentikan mobil mereka. Dan te paksa Gladis mengulang panggilannya untuk menyadarkan perempuan itu dari lamunannya.

"Mau kita udah sampai, ayo turun, jangan bengong aja," mendengar itu, barulah Maura merespon dan sadar dimana mereka sekarang.

" Oh."

Hanya itu respon yang diberikan oleh Maura membuat Gladis yang melihatnya merasa cukup kesal jadinya dan kembali mengulang ucapannya lagi.

" Ayo turun, kita udah sampai. Jangan bengong aja nanti kesambet lo," ajak perempuan itu lagi pada sang sahabat, yang diangguki oleh Maura dengan mengikuti Gladis turun dari mobil, menuju Apartemen perempuan itu yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya, mulai sekarang.

" Lo mau makan sesuatu?" tawar Gladis, begitu mereka sudah berada didalam Apartemen perempuan itu yang dijawab gelengan, oleh Maura.

" Nggak, lo aja kalau mau, gue mau istirahat aja sekarang,"jawab Maura masih tanpa semangat yang kali ini diangguki oleh Gladis, dengan membiarkan perempuan itu beristirahat dikamar tamu yang ada di Apartemennya itu.

" Ya udah lo istirahat aja sekarang, nanti kalau perlu apa apa panggil gue,"

Maura hanya mengangguk, menjawab apa yang dikatakan Gladis padanya lalu berlalu masuk kedalam kamar.

Tapi begitu berada didalam kamar sendirian lagi lagi Maura menangis, bahkan kali ini lebih pilu dari sebelum sebelumnya.

Saat mengingat, kalau sekarang Bayu, mantan pria yang pernah menjadi suaminya itu, hari ini resmi menikahi Irene, Perempuan teman baiknya dari sejak mereka masih kuliah dulu, hatinya benar benar hancur.

Disela isaknya yang pilu, kenangan demi kenangan kebersamaan dirinya bersama sang mantan suami juga mantan sahabatnya itu, terlintas dibenak perempuan itu.

Semua itu membuat perasaannya, sebagai seorang perempuan dan istri juga menantu dari keluarga Angkasa, menjadi semakin hancur dan terluka.

Apalagi saat mengingat dirinya yang seperti dibuang begitu saja oleh mereka, Maura semakin terpuruk dan tangisnya semakin pilu, sampai terdengar dari luar kamar, dimana Gladis berada saat itu.

Awalnya Gladis masih membiarkan saja mendengar tangis Maura saat itu, karena berpikir itu akan membuat perasaan Maura menjadi lebih baik.

Tapi setelah hampir sepanjang hari dia terus mendengar suara tangis perempuan itu didalam kamar yang ditempatinya, Gladis mulai kesal.

Bukan hanya pada dua orang yang sudah menyebabkan Maura menjadi seperti itu, tapi juga pada sahabatnya itu yang menurutnya terlalu meratapi kesedihannya, sekarang.

Dengan perasaan kesal diketuknya pintu kamar perempuan itu cukup keras, supaya Maura mendengar karena saat itu dia masih bisa mendengar suara Isak, sang sahabat dari dalam kamar.

"Mau buka! Sampai kapan, lo mau kaya gini!" perintah Gladis geram.

" Sorry Dis, gue..." jawab Maura, begitu pintu kamar yang ditempatinya terbuka menampakan wajah sembab Perempuan itu, karena terlalu banyak menangis.

"Stop! Berhenti kaya gini, gue enek tau liatnya. Ayo bangkit, jangan kaya dunia lo tamat hari ini karena liat mereka nikah setelah mbuang lo kaya kotoran." perintah Gladis

" Gue tau tapi.... Gue udah nggak punya apa apa sekarang Dis.Sementara kalau ingin membalas mereka, gue harus punya modal, minimal punya bekingan kuat yang membuat mereka menyesal udah nyakitin gue seperti sekarang," jawab Maura, lesu.

"Kita cari," perintah Gladis yang membuat Maura terkejut, mendengarnya.

" Cari? Kemana?! Jangan asal, kalau ngomong!" balas Maura, berbalik kesal pada sahabatnya itu, karena seperti menggampangkan perkataannya barusan.

" Gue nggak asal, kalau nggak punya kita tinggal mencarinya bukan," balas Gladis penuh keyakinan, membuat Maura mulai merasa semakin kesal pada Gladis saat itu dan membuat kesedihan yang dirasakannya sejak tadi, sedikit berkurang jadinya.

" Oke cari, tapi dengan cara apa?Apa perlu gue jadi simpanan om om gendut atau..."

" Ya," potong Gladis membuat Maura langsung membolakan matanya mendengar itu.

" Lo...lo..."

Maura tidak meneruskan ucapannya, melainkan meletakkan jari telunjuknya keatas jidatnya dengan memiringkannya sebagai jawaban untuk sahabatnya itu, yang dibalas Gladis dengan tersenyum meringis tanpa rasa bersalah.

" Jadi, ayo kita cari malam ini," ajak perempuan itu, tanpa mengindahkan kekesalan yang ditunjukan oleh Maura saat itu, padanya.

Membuat Maura sampai tak habis pikir dengan cara berpikir sahabatnya yang satu itu, karena melihatnya terpuruk seperti sekarang, malah memberikan saran gila yang sama saja menjerumuskannya secara perlahan, bukan menolongnya.

" Kenapa lo nggak mau? Lo lebih suka meratapi kesedihan dan kekalahan Lo seperti ini dibanding membalas mereka, Mau."

Maura menggeleng" Tentu aja nggak, tapi kan nggak harus...."

" Lo pikir siapa mantan suami lo itu. Dan kalau Lo mau bales mereka dengan cara biasa sampai kapan lo akan bisa. Gue rasa sampai lo koit juga nggak akan bisa," potong Gladis, yang langsung membuat Maura terdiam mendengarnya.

Meski sepertinya saran Gladis itu gila tapi Maura sadar apa yang dikatakan sahabatnya itu benar.

Dia tidak punya apa apa sekarang, hanya uang sebesar 200 juta yang akan habis dalam beberapa bulan saja kalau digunakannya sebagai biaya bertahan hidup sebelum dia mendapatkan pekerjaan lain.

Itu pun kalau dia segera mendapatkan pekerjaan kalau tidak, maka hidupnya akan semakin kacau balau dan hanya jadi parasit bagi Gladis kedepannya.

Meski mungkin Gladis tidak keberatan, tapi rencananya yang ingin membalas mereka semakin tidak mungkin dan hidupnya semakin tidak bisa dibayangkannya nanti.

"Bagaimana? Pilihan ada ditangan lo Mau, dan sebagi teman lo gue..."

" Teman lucknut!" potong Maura, yang lagi lagi hanya dibalas ringisan oleh perempuan dengan warna rambut silver itu, tanpa rasa bersalah sedikitpun atas sarannya barusan.

Tapi dari ekspresi yang ditunjukan oleh sahabatnya itu sekarang, Gladis tau kalau setelah sempat terdiam.

Maura, sahabatnya itu setuju dengan sarannya untuk mencari orang yang berkuasa yang mau membantunya, membalas sakit hatinya pada mantan suami dan sahabat baiknya yang sudah menyakiti perempuan itu.

Meski sejujurnya Gladis sadar sarannya itu sangat beresiko, tapi sekali lagi, itu adalah cara tercepat yang bisa dilakukan oleh Maura untuk membalas dendam atas ketidak adilan yang didapatnya dari mantan suaminya itu.

***

Dan disinilah mereka sekarang,di Galaxy Club. Salah satu Club paling bergengsi di ibukota, tempat berkumpulnya para konglomerat dan Crazy rich, yang ingin menghabiskan uang mereka untuk bersenang senang.

" Ayo turun," ajak Gladis setelah menghentikan mobilnya didepan pintu Club bergengsi itu, malam itu.

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

move on bkn berarti hrs membalas perlakuan mereka jk kita tdk sanggup...tapi memulai semuanya dr awal dan melupakan org2 yg menyakiti kita...kita hdp dgn dunia kita biarkan mereka dgn dunia mereka...

2024-01-24

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

beneran Maura punya temen yang kacau.. tapi sayang..

2024-01-21

2

lenong

lenong

menangis lah untuk hari ini Maura, besok masih banyak harapan, segera bangkit dan move on💪💪

2024-01-11

2

lihat semua
Episodes
1 1.Awal
2 2.Dicerai Paksa.
3 3. Harta Gono gini Hanya 200 juta.
4 4.Dukungan Gladis.
5 5.Ayo Bangkit Maura.
6 6.Jangan Mundur Maura.
7 7. Pria Misterius.
8 8.Kenapa Ada Arkana Disini?
9 9. Aku Antar Kau Pulang, Maura!
10 10. Gold Card Arkana.
11 11.Keluar Dari Apartemen Gladis.
12 12.Dipojokkan Oleh Bayu Dan Irene.
13 13. Mengembalikan Kartu Arkana.
14 14.Jelaskan Alasanmu, Maura.
15 15. Aku Normal, Maura.
16 16. Masalahnya kita Belum Selesai.
17 17.Aku Akan Bertanggung Jawab Penuh, Maura.
18 18. Perjanjian Pra Nikah.
19 19. Resmi Sebagai Suami Istri.
20 20.Aku Kesal Arkana.
21 21. Arkana Pria Yang Sulit.
22 22. Terlalu penuh Godaan.
23 23.Makan Malam Berdua.
24 24.Ajakan Arkana.
25 25. Ke Bar Bersama Arkana.
26 26. Terus Berdebat, Kenapa?
27 27.Mimpi Atau Nyata?
28 28. Bukan Sekarang? Lalu Kapan Saatnya.
29 29. Kau Yakin Ingin memimpin Permainan Maura?
30 30. Pura pura Sakit.
31 31. Telpon Dari Ibu Mertua.
32 32. Sakit Tak Berdarah.
33 33. Jangan Memaksaku Mas Arka!
34 34. Undangan Nyonya Ajeng, Untuk Arkana.
35 35.Ngidam Irene.
36 36.Pria Yang Tidak Peka.
37 37. Ke Acara Syukuran Irene.
38 38.Bayu Terkejut.
39 39.Bertengkar Dengan Irene.
40 40.Tergoda Rayuan Perempuan Lain.
41 41. Perempuan Itu Hilang.
42 42. Di lift.
43 43. Di Ruang Kerja Arkana.
44 44.Bertemu Gladis lagi.
45 45. Gladis Penasaran pada Maura dan Arkana.
46 46. Mencari Tau Hubungan Arkana Maura.
47 47. Pembicaraan Bayu Gladis Di Bar.
48 48. Pura Pura Butuh Hiburan.
49 49. Keributan Pagi Hari.
50 50.Berhasil Menjadi Nyonya Bayu Angkasa.
51 51.Kunjungan Irene kekantor Maura.
52 52.Kiriman Foto Untuk Maura.
53 53. Ancaman Arkana Untuk Irene.
54 54. Ultimatum Arkana.
55 55. Ultimatum Arkana(2)
56 56. Perintah Nyonya Ajeng.
57 57. Positif.
58 58.Akhir Cerita.
59 59. Promosi Novel Baru BENIH TITIPAN ADIK IPAR ( Cuplikan Bab.1)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1.Awal
2
2.Dicerai Paksa.
3
3. Harta Gono gini Hanya 200 juta.
4
4.Dukungan Gladis.
5
5.Ayo Bangkit Maura.
6
6.Jangan Mundur Maura.
7
7. Pria Misterius.
8
8.Kenapa Ada Arkana Disini?
9
9. Aku Antar Kau Pulang, Maura!
10
10. Gold Card Arkana.
11
11.Keluar Dari Apartemen Gladis.
12
12.Dipojokkan Oleh Bayu Dan Irene.
13
13. Mengembalikan Kartu Arkana.
14
14.Jelaskan Alasanmu, Maura.
15
15. Aku Normal, Maura.
16
16. Masalahnya kita Belum Selesai.
17
17.Aku Akan Bertanggung Jawab Penuh, Maura.
18
18. Perjanjian Pra Nikah.
19
19. Resmi Sebagai Suami Istri.
20
20.Aku Kesal Arkana.
21
21. Arkana Pria Yang Sulit.
22
22. Terlalu penuh Godaan.
23
23.Makan Malam Berdua.
24
24.Ajakan Arkana.
25
25. Ke Bar Bersama Arkana.
26
26. Terus Berdebat, Kenapa?
27
27.Mimpi Atau Nyata?
28
28. Bukan Sekarang? Lalu Kapan Saatnya.
29
29. Kau Yakin Ingin memimpin Permainan Maura?
30
30. Pura pura Sakit.
31
31. Telpon Dari Ibu Mertua.
32
32. Sakit Tak Berdarah.
33
33. Jangan Memaksaku Mas Arka!
34
34. Undangan Nyonya Ajeng, Untuk Arkana.
35
35.Ngidam Irene.
36
36.Pria Yang Tidak Peka.
37
37. Ke Acara Syukuran Irene.
38
38.Bayu Terkejut.
39
39.Bertengkar Dengan Irene.
40
40.Tergoda Rayuan Perempuan Lain.
41
41. Perempuan Itu Hilang.
42
42. Di lift.
43
43. Di Ruang Kerja Arkana.
44
44.Bertemu Gladis lagi.
45
45. Gladis Penasaran pada Maura dan Arkana.
46
46. Mencari Tau Hubungan Arkana Maura.
47
47. Pembicaraan Bayu Gladis Di Bar.
48
48. Pura Pura Butuh Hiburan.
49
49. Keributan Pagi Hari.
50
50.Berhasil Menjadi Nyonya Bayu Angkasa.
51
51.Kunjungan Irene kekantor Maura.
52
52.Kiriman Foto Untuk Maura.
53
53. Ancaman Arkana Untuk Irene.
54
54. Ultimatum Arkana.
55
55. Ultimatum Arkana(2)
56
56. Perintah Nyonya Ajeng.
57
57. Positif.
58
58.Akhir Cerita.
59
59. Promosi Novel Baru BENIH TITIPAN ADIK IPAR ( Cuplikan Bab.1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!