Sebuah mobil VW kodok putih, berhenti didepan halte bus tempat Maura duduk saat itu.
Mobil itu berhenti,lalu kaca jendela depan disamping pengemudi terbuka. Memunculkan wajah orang yang sedang ditunggu oleh Maura, saat itu.
"Mau!" panggil Perempuan dengan rambut model Bob pendek, yang disemir warna silver, mirip seperti uban dikepala orang yang sudah tua. Juga sebuah topi ala pelukis melengkapi penampilan siperempuan yang tidak lain adalah Gladis itu.
Maura sempat terkejut melihat penampilan perempuan yang menjadi sahabatnya itu, karena sangat berbeda dengan saat terakhir mereka bertemu.
"Lo habis ketumpahan kapur Dis?" tegur Maura reflek, begitu melihat penampilan Gladis sekarang.
"Nggak usah membahas gue, sekarang ayo naik,ikut gue," perintah perempuan itu pada Maura.
Setelah Maura masuk kedalam mobil, Gladis langsung melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tinggi.
Maura sangat terkejut karena Gladis melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai membuatnya merasa ketakutan,
Dia bahkan sampai menutup matanya karena saat itu, karena Gladis mengemudi seperti akan diajak pergi ke alam baka.
" Set*an lo!" Maki Maura marah, begitu Gladis sudah menghentikan mobilnya, setelah ngebut seperti kesetanan barusan.
"Kenapa? Bukannya lo jadi lega sekarang, setelah gue bawa ngebut," balas perempuan itu tanpa rasa bersalah, meski sudah melajukan mobilnya lebih dari 100km perjam barusan, sampai membuat Maura merasa mual.
Mendengar jawaban Gladis, tiba tiba Maura mendekat kearah Perempuan itu.
Lalu tanpa aba aba, langsung menarik kuat rambut berwarna silver yang mirip nenek tua, milik Gladis.Sampai membuat siempunya berteriak keras karena kesakitan dan penampilannya berantakan.
Perempuan itu tidak menyangka Maura akan melakukan itu padanya,karena sudah membawanya ngebut barusan, dengan maksud untuk menghibur sahabatnya itu.
" Ma..Mau! Sakit,brengsek!" maki Gladis yang langsung dilepaskan oleh Maura.
" Rasakan! Siapa suruh membawa mobil kaya orang kesetanan, emang lo saudaranya set*an!" maki Maura, yang hanya dibalas ringisan oleh Gladis.
" Sori, gue nggak bermaksud ngajak lo ke alam baka, meski gue tau hari ini lo lagi hancur banget, karena penghianatan sibrengsek Irene dan suami lo itu," jawab Gladis.
Mendengar apa yang dikatakan sahabatnya itu, Maura langsung menatap Gladis heran. Karena tidak menyangka, masalah rumah tangganya dan mantan suami, ternyata sudah didengar oleh perempuan itu.
" Dari mana lo tau masalah itu?" tanya Maura menatap kearah Gladis.
"Ini bukan rahasia umum, Mau. Apa lo nggak lihat berita hari ini?"
Maura menggeleng" Nggak, gue nggak ada waktu," terang perempuan cantik itu muram.
"Mereka menikah hari ini. Dan sejak gue buka mata, sampai gue menghubungi lo tadi, seluruh televisi juga internet hanya berisi berita pernikahan mereka saja.Sampai buat gue hampir muntah melihatnya."
" Gue sangat sibuk hari ini karena harus pergi ke pengacara gue buat mengurus harta Gono gini milik gue, Dis," terang Maura muram.
"Pantes aja lo nggak tau kalau hari ini adalah hari pernikahan antara mantan suami lo itu sama Irene, si nenek lampir."
Maura hanya diam mendengar cerocos Gladis, hatinya terlalu sakit sekarang.Karena merasa nasib buruk terus saja menghampirinya akhir akhir ini, sampai rasanya dia tidak sanggup lagi.
Meski dari luar dirinya terlihat baik baik saja sekarang, tapi saat mendengar khabar pernikahan Bayu Angkasa, sang mantan suami dan Irene, mantan sahabatnya itu hatinya sangat sakit dan hancur.
" Mau, lo baik baik aja?" tanya Gladis cemas, karena melihat wajah Maura yang pucat saat itu.
Khawatir dengan kondisi sang sahabat, Gladis lalu segera mengajak Perempuan itu untuk masuk kedalam mobilnya, supaya Maura bisa duduk beristirahat.
" Gue..gue...sakit hati Dis, hiks..
hiks..." Isak Maura, tidak bisa ditahannya lagi.
" Maaf gue kira lo udah tau tentang itu tadi, karena itu gue langsung ngomong seperti itu, Mau," ucap Gladis dengan wajah merasa bersalah pada sang sahabat, yang saat itu terlihat sangat hancur.
Maura hanya menggelengkan kepalanya sambil terus terisak semakin keras, membuat Gladis merasa sangat iba dengan kondisi Maura, sahabat tercintanya itu.
Gladis memeluk tubuh Maura yang terisak, berusaha menenangkan Perempuan itu, meski dia yakin itu tidak banyak membantu.
" Gue tau sekarang lo hancur, Mau. Tapi lo nggak sendiri, sekarang.Gue ada buat lo. Dan gue nggak akan pernah menghianti lo kaya Irene, Mau," hibur Gladis masih terus membiarkan Maura menangis terisak dalam pelukannya.
Sebagai sahabat baik Perempuan itu yang sudah menjadi temannya sejak mereka dibangku SMA, lalu terpisah setelah mereka lulus, karena Gladis melanjutkan kuliah seninya keluar negeri.
Sementara Maura, hanya kuliah didalam negeri saja saat itu. Karena Maura, bukan berasal dari golongan orang kaya seperti Gladis.
Maura tidak ingat berapa lama dia menangis dalam pelukan Gladis tadi, tapi yang pasti sangat lama. Bahkan sepertinya waktu menangisnya bisa masuk rekor Muri atau Guenuss World record, tentang menangis terlama.
" Lo udah nggak papa?" tanya Gladis setelah perempuan itu diam, yang hanya dijawab anggukan oleh Maura.
"Jadi,apa rencana lo sekarang, Mau?" tanya Gladis penasaran.
Mendengar pertanyaan itu, Maura hanya menggeleng.
Setelah resmi menjadi janda, dengan mendapat harta Gono gini hanya sebesar 200 juta dari mantan suaminya, pikiran perempuan itu seperti kosong.
Beberapa Rencana yang sempat terpikir olehnya setelah resmi bercerai dan mendapatkan bagian harta Gono gini langsung hilang begitu saja, waktu melihat besarnya jumlah yang diberikan Bayu padanya.
"Entahlah, aku nggak tau, apa yang bisa aku lakukan dengan uang 200 juta itu Dis," gumam Maura muram.
" Itu banyak, dengan itu kalau lo kumpulkan lo..."
" Lo bilang itu banyak!" potong Maura, langsung meradang mendengar apa yang dikatakan oleh Gladis.
" Ya,kan lo dapat 200 juta perbulan dari mantan suami lo jadi .."
" Hanya 200 juta, bukan 200 juta perbulan," potong Maura lagi muram, yang langsung membuat Gladis terkejut mendengarnya.
" What! Hanya 200 juta! Lo serius Mau?!" tanya perempuan itu tidak percaya.
Tapi begitu melihat anggukan kepala yang diberikan oleh Maura, Gladis tau itu benar dan dia langsung terdiam, tidak tau juga apa yang harus dilakukan dengan jumlah uang segitu sekarang.
" Sebaiknya sekarang kita balik aja dulu, untuk kedepannya, gue akan berusaha bantu lo sebisa gue nanti," ajak Gladis dengan menghidupkan mesin mobilnya, lalu melajukannya meninggalkan tempat mereka berhenti tadi.
"Sementara ini lo tinggal sama gue, jangan menolak. Karena gue tau, lo pasti nggak punya tempat tinggal sekarang," ajak perempuan itu, yang diangguki oleh Maura pasrah.
Setelah keluar dari rumah yang ditempatinya bersama Bayu Angkasa , mantan suami, Maura memang tinggal dihotel selama beberapa hari. Lalu setelahnya, dia memutuskan mengontrak kamar kost untuk sementara.
Karena khawatir, masalah pembagian harta Gono gini, antara dirinya dan mantan suaminya itu akan alot serta memerlukan waktu lama menyelesaikannya. Sementara uang yang dimilikinya, terbatas hanya dari tabungan pribadinya saja saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nuryamah 12
semangat Maura badai pasti berlalu
2024-01-29
3
Retno Anggiri Milagros Excellent
lanjut Thor
2024-01-21
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
sabar ya.. apa Kamu hamil Maura?
2024-01-21
0