Maura berjalan dengan langkah gontai meninggalkan kantor pengacaranya.
Terlihat jelas raut kesedihan diwajah cantik tanpa make upnya, setelah keluar dari sana dan mendengar apa yang tadi dikatakan oleh pengacara yang disewanya untuk mengurus perceraiannya, serta masalah harta Gono gini miliknya dan sang mantan suami Bayu Angkasa.
Masih jelas diingatan perempuan itu, apa yang tadi dikatakan oleh pengacaranya dan sampai detik ini, masih belum bisa dipercayainya.
" Rumah yang kalian tempati, aset tanah serta mobil yang biasa anda pakai, tidak bisa dibagi menjadi harta Gono gini, kalian," terang pengacara itu, membuat Maura sangat terkejut waktu mendengarnya.
" Bagaimana bisa tidak bisa dibagi, rumah itu sudah kami tempati sejak hari pertama kami menikah, lalu aset tanah itu juga dibeli waktu masih menikah dengan saya dan mobil yang biasa saya pakai itu adalah hadiah ulang tahun pernikahan kami dari Mas Bayu, diulang tahun kedua pernikahan kami. Seharusnya mobil itu menjadi milik saya, tapi kenapa bisa tidak bisa saya miliki?!" tanya Maura heran mendengar apa yang baru didengarnya.
" Karena semua itu ternyata atas nama ibu mertua anda jadi..."
" Apa!"
Maura sangat terkejut dan tidak percaya, mendengar apa yang dikatakan oleh pengacaranya. Tentang atas nama siapa Semua aset yang dituntutnya sebagai harta Gono gini pada mereka sekarang.
" Itu benar nyonya Maura, silahkan anda lihat berkas ini, supaya anda lebih mengerti dan percaya pada apa yang saya katakan barusan."
pengacara itu menyerahkan file, yang didalamnya berisi semua keterangan tentang semua aset dari Bayu Angkasa selama menikah dengannya, yang sekarang sedang dituntutnya sebagai harta Gono gini, yang harus mereka bagi.
Seperti keterangan pengacara tersebut, ternyata rumah mewah yang ditempatinya selama ini, lalu mobil VW merah yang biasa dikendarainya dan sekarang ditinggalkannya dirumah pria itu, serta sebidang tanah cukup luas yang dibeli Bayu Angkasa saat masih menikah dengannya.
Ternyata semua itu atas nama ibu mertuanya Nyonya Ajeng Angkasa, bagaimana bisa selama ini dia tidak tau tentang itu sama sekali, batin Maura marah.
Perempuan itu menarik nafas keras, begitu membaca file tersebut. Maura hanya bisa menunduk lesu, karena merasa menjadi perempuan yang sangat bodoh selama ini .
Tidak ada yang diatas namakan Bayu Angkasa sendiri,kenapa batin perempuan itu heran.
Apakah mantan suaminya itu sengaja melakukannya, supaya kalau pria itu sudah bosan dengannya, bisa dengan mudah menendangnya dari hidup pria itu seperti yang dilakukannya sekarang. Perempuan itu merasa sangat sakit hati saat memikirkannya.
Pantas saja selama ini mantan suaminya, Bayu Angkasa selalu bersikeras mengurus semua hal yang berkaitan dengan kepemilikan harta mereka tidak pernah mau melibatkan dirinya, ternyata semua karena ini, batin Maura sedih.
Sekarang Maura baru tau, kalau selama ini ternyata dia hanya seperti penumpang dalam keluarga sang suami dan selama 5 tahun menjadi istri pria itu, dia merasa ditipu.
Tak ada yang tersisa dari perjuangan 5 tahunnya sebagai istri seorang Bayu Angkasa, putra kedua pemilik Angkasa Group. Yang merupakan salah satu perusahaan kontruksi paling bergengsi dinegara ini.
" Jadi, apa yang aku dapatkan kalau begitu," tanya Maura dengan wajah muram pada pengacaranya.
" Deposit sebesar 200 juta," terang pengacaranya yang hampir saja membuat Maura pingsan, mendengarnya.
"Du..dua ratus juta!" ucapnya sangat terkejut dan merasa tidak percaya, mendengar jumlah yang akan didapatkannya sekarang sebagai harta Gono gini dari mantan suaminya, yang notabene adalah crazy rich.
pengacaranya mengangguk" Iya nyonya karena...."
Kepala Maura tiba tiba menjadi pusing dan perutnya terasa mual, sampai dia tidak bisa lagi mendengar apa saja yang dijelaskan oleh pengacara itu padanya.Dia terlalu syok , karena dirinya hanya mendapat harta Gono gini sejumlah itu, oleh mantan suaminya.
" Maaf, bisa kita bicarakan ini lain kali lagi, sekarang saya permisi,'' pamitnya dengan menyambar tas tangan yang dibawanya, lalu keluar.
Dengan tergesa gesa, Maura keluar dari kantor pengacara dan langsung menuju toilet yang ada dikantor itu, untuk memuntahkan seluruh isi perutnya yang terasa bergolak akibat syok.
Maura sampai terduduk lemas di bawah wastafel dan langsung terisak pilu, mengingat apa yang didapatnya selama 5 tahun menjadi istri dari Bayu Angkasa.
Disapunya airmatanya, kasar dengan punggung tangannya.Lalu berjalan keluar dari kantor pengacaranya.
Meski tidak ingin meratapi atau merasa bersedih karena apa yang dilakukan oleh mantan suaminya itu padanya, yang tega membuangnya seperti barang tak berharga. Tapi rasa sakit dan terluka itu terlihat jelas dari gestur tubuhnya saat dia berjalan keluar dari kantor pengacaranya.
Maura melangkah dengan gontai, sampai dia hampir tidak merasa sedang menginjak bumi saat itu. Karena terlalu sakit hati, akibat apa yang sudah dilakukan oleh Bayu Angkasa padanya.
Bahkan Maura sampai tidak sadar, kalau sudah berada dijalan raya karena terlalu terpukul.
Dia benar benar merasa dibuang secara paksa, oleh pria yang pernah menikahinya itu, sekarang.
Langkahnya berhenti waktu mendengar ponsel miliknya berdering keras.Seketika Maura sadar, kalau saat itu ternyata dia hampir berada di tengah jalan raya dan sedang diklakson oleh beberapa mobil yang lewat dengan marah padanya.
"Ya Tuhan," gumam Maura, lalu bergegas berbalik ke trotoar dan segera mengambil ponsel didalam tasnya, untuk meriksa siapa yang menelpon saat itu.
"Gladis," gumamnya, waktu melihat nama sipenelpon diponselnya saat itu. Maura mengangkat panggilan dari perempuan bernama Gladis yang merupakan salah satu teman baiknya, selain Irene.
" Ya Dis," jawab Maura tanpa semangat.
" Maura!" teriak perempuan bernama Gladis dari seberang telpon, sampai membuat perempuan itu harus menjauhkan ponselnya dari telinga. Karena merasa gendang telinganya hampir pecah. Mendengar suara keras, cempreng barusan.
" Issh....dasar!" maki Maura kesal.
"Lo dimana?!" tanya Gladis masih dengan nada suara sama.
"Ditepi jalan raya, kenapa?!" balas perempuan itu ketus, karena kesal.
"Apa! Dijalan raya?! Ngapain?" tanya Gladis terdengar terkejut, mendengar dimana posisi Maura saat itu.
"Ngapain? Ya, mau nyebranglah, emang mau ngapain!" jawab perempuan itu semakin kesal mendengar pertanyaan Gladis.
Karena perempuan itu seolah menganggapnya sedang ingin melakukan bu*uh diri saat itu.
" Sherlock, gue jemput lo, sekarang!" perintah Gladis, tidak ingin dibantah.
" Iya," balas Maura, melakukan apa yang diminta oleh teman dekatnya itu.
" Jangan kemana mana! Disitu aja, 10 menit lagi gue sampai! Awas kalau gue sampai disana, lo sudah enggak ada!" perintah Gladis dari seberang telpon, sebelum mematikan panggilan mereka.
Maura tidak menjawab, tapi juga tidak membantah, apa yang dikatakan Gladis barusan diseberang telpon padanya.
Karena meski kesal mendengar suara keras sahabatnya, tapi dia juga bersyukur karena disaat terpuruk seperti sekarang ini, ternyata masih ada yang mengkhawatirkannya, seperti Gladis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Lily Miu
waduh kurang ajar banget
2024-02-05
2
Renireni Reni
gk perlu bersedih skrg hrs move on
2024-01-24
0
sherly
kalo ini aku setuju kalo kamu emang bodoh plus oon.. masa iya ngk tau smuanya itu bukan atas namamu.. kemana kamu Maura?
2024-01-22
2