Naura kesal mendengar ocehan mertuanya,dia merasa semakin lama mertuanya semakin tidak tau diri dan semakin ingin menguasai seluruh harta mereka.Tidak ingin ribut Naura mengabaikan pertanyaan mertuanya dia memilih langsung ke dapur untuk makan malam karena tadi dia tidak makan bersama kedua anaknya di restoran.
" Benar-benar ya Naura...Apa dia sudah merasa hebat di rumah ini." Sarah beranjak dari tempatnya ingin menemui Naura di dapur tapi Vito dengan sigap langsung menahannya.
"Sudah...Sudah Bu,biar aku nanti yang ngomong sama Naura jangan memancing keributan di rumah ini apalagi ini sudah malam lebih baik ibu dan Lisa masuk kamar dan istrahat." Vito menarik tangan ibunya dengan lembut lalu membawanya ke dalam kamar yang memang ada di sediakan untuk mereka.
Setelah ibu dan adiknya masuk ke dalam kamar,Vito menemui Naura yang ada di dapur.Vito menarik kursi untuknya lalu duduk di depan Naura yang sudah selesai makan.
"Mas ibu dan adikmu tidur disini lagi?" Tanya Naura dengan wajah yang masam,hal itu sudah sering mereka bahas karena mertua dan adik iparnya semakin hari memang semakin sering tinggal bersama mereka padahal mereka juga sudah di buatkan rumah yang mewah.
"Naura...Kamu kenapa sih kayak nga suka banget kalau ibu dan adikku menginap di rumah ini,memangnya apa yang salah..Dia juga ibumu dan adikmu kenapa kamu begitu tidak suka dengan mereka."
"Alaahh...Udahlah mas,aku capek,kalau emang mereka pengen tinggal di rumah ini kenapa dari awal harus di bangun rumah sama mereka, kalau pada akhirnya lebih betah tinggal disini." Jawab Naura berang seakan tidak suka mendengat pembelaan suaminya terhadap keluarganya.
" Naura ..."
"Cukup mas...Kamu memang tidak adil,kamu sudah menghabiskan uang ratusan juta untuk ibu dan adikmu,bahkan kamu memberikan bulanan yang cukup banyak untuk mereka..Pernah nga kamu kasih apa-apa sama keluargaku....Kamu hannya mencintai keluargamu mas," Ucap Naura hampir menagis tapi dia tahan karena tidak ingin suaminya melihatnya begitu rapuh.
Naura pergi begitu saja meninggalkan Vito di ruang makan,lalu dia masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar.Semakin lama hubungannya bersama suaminya semakin renggang saja bahkan mereka sudah beberapa Minggu ini pisah ranjang.
Naura rebahan di atas ranjang sambil memandangi langit-langit kamarnya.Kalau bisa memilih dia lebih baik hidup sederhana asal bahagia bersama keluarga kecilnya sama seperti perniakahnya lima tahun silam dimana dia begitu bahagia makan nasi pakai garam saja bersama suami tercintanya.
harus dia akui sekarang memang mereka bergelimang harta,mereka mampu membeli apa pun yang mereka mau bahkan di garasi ada beberapa mobil mewah,dan rumahnya juga begitu mewah tapi itu semua tidak menjamin hidupnya bahagia karena suaminya sekarang sudah berubah dan semakin hari semakin banyak berbohong.
"Ibu....aku kangen sekali kepada kalian." Ucapnya dalam hati karena sudah hampir setahun dia tidak pernah menemui kedua orang tuanya yang ada di kampung.
" Lebih baik aku kirim pesan agar mereka datang kemari,aku tidak sempat menemui mereka,mana pesanan semakin membludak,rasanya lelah sekali." Ucapnya lalu mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada adiknya untuk membawanya kedua orang tuanya besok.
Naura tersenyum lembar saat adiknya mau mengantar kedua orang tuanya ke kota ini,rasanya dia sudah tidak sabar untuk bertemu kedua orang tuanya dan juga adiknya.
Mungkin karena terlalu lelah akhirnya Naura langsung tidur,sementara itu Vito masih sibuk mengobrol bersama selingkuhannya di dalam telepon di kamar sebelah.
"Iya sayang,tenang saja,besok aku akan menemui mu,kamu pasti sudah tidak tahan ya...Ingin bertemu dengan ku." Ucapnya dengan nada yang sangat rendah padahal dia sudah tau ruangan itu kedap suara jadi sekuat apa pun dia berbicara orang luar tidak akan ada yang mendengarnya.
Seperti itulah kalau menyimpan suatu hubungan yang tidak baik karena dia akan selalu ketakutan saat ada yang tau rahasianya.
Keesokan harinya,Naura dan keluarganya sudah berkumpul di meja makan seperti biasa,selalu sarapan bersama sebelum berangkat kerja.
" Vito jadikan hari ini kamu membeli mobil untukku,jangan bilang Naura tidak setuju,pokonya hari ini juga aku harus mobil baru." Ucap mertuanya dengan gaya yang sangat norak hari ini.Dia memakai semua perhiasannya dari anting sampai ke gelang berlian dan juga emas membuat hati Naura semakin geregetan.
"Bu...Bisa tidak_
" Naura kamu tetap tidak memberi ijin ya suami mu untuk membeli mobil untukku?" Tanya mertuanya dengan sorot mata yang sangat tajam seakan ingin menelannya hidup-hidup.
"Bu...Yuda dan Yuna mau sarapan mereka harus berangkat sekolah bisa tidak ibu tidak sibuk sendiri?"
"Naura kamu tidak sopan kepada orang tua." Bentak Lisa yang tidak terima saat Naura sedikit meninggikan suaranya.
"Yuda,Yuna kita sarapan di luar ya,cepat kita berangkat nanti keburu terlambat."Ucap Naura yang pergi begitu saja tanpa pamit kepada suami dan juga mertuanya.
"Bu...Bisa tidak kalau ada Naura ibu tidak membahas yang beginian,kenapa ibu begitu susah di omongin." Vito tampak emosi melihat ibunya yang sudah menghancurkan suasana pagi ini.Vito yang sudah kesal akhirnya keluar dari rumah menuju kantornya.
Sementara itu Naura langsung berangkat menuju gudang,setelah dia mengantar kedua anaknya ke sekolah,dia sengaja tidak memakai supir untuk kedua anaknya karena dia tidak mau kedua anaknya kurang perhatian darinya apalagi suaminya yang kurang peduli dengan kedua anaknya.
Naura masuk ke dalam gudang lalu mengunci pintu dari dalam,lalu dia duduk termenung melihat semua ramuan-ramuan yang harus dia kerjakan hari ini.
sejak membuka perusahannya memang dia sengaja melakukannya sendiri karena tidak ingin ada yang tau rahasia bisnisnya,dan sekarang dia sedikit bersyukur tidak mengajari suaminya tentang rahasia bisnisnya itu.
Sebenarnya hari ini dia malas melakukan semua pekerjaannya,apalagi mengingat mertuanya yang terus memanfaatkan mereka untuk hidup foya-foya sementara dia yang lelah bekerja sendirian di gudang tidak bisa membantu orang tuanya seperti yang di lakukan suaminya kepada mertuanya.
Rasanya dia bekerja keras hannya untuk keluarga suami saja,dia malas melakukan semua itu akhirnya dia memilih keluar dari gudang tanpa melakukan apa pun lalu pergi ke terminal untuk menjemput kedua orang tuanya dan juga adiknya.
Karena masih terlalu pagi untuk menjemput kedua anaknya,Naura langsung ke terminal,sebelumnya dia memang sudah bilang untuk adiknya untuk naik taksi tapi karena dia terlalu banyak pikiran akhirnya Naura menjemput keluarganya sendiri ke terminal.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments