3. Sahabat Nina (Mita)

"Jangan nakal ya di sekolah, nanti kalau di tanya Bu guru harus jawab yang jelas. Kakak kan anak Solehnya ibuk," Nina terus mengajak dua buah hatinya bicara sepanjang jalan. Ini hari pertama Akmal dan Sasa sekolah. Akmal baru masuk sekolah dasar sedangkan Sasa akan masuk taman kanak-kanak. Beruntung sekolah Sasa dan Akmal satu yayasan hingga Nina tidak perlu mengantarkan secara terpisah. Nina sengaja mendaftarkan mereka di sekolah yang sekalian dengan diniyahnya, jadi pulangnya sore. Ini cukup menguntungkan bagi Nina di saat seperti ini, hari ini ia berencana untuk menanyakan pekerjaan pada sahabatnya yang kebetulan juga tinggal di kota.

"Iya ibukkkk." ucap Sasa dengan bibir yang sengaja dimanyunkan sambil mendongakkan kepalanya mencoba menggapai wajah Nina yang tengah fokus mengemudikan motor maticnya.

"Padahal Akmal pengen pas pertama masuk sekolah di antar sama ayah, buk." ucapan putra sulungnya seolah kembali membuat luka yang masih menganga itu teriris kembali, rasanya perih dan Kamal bersedia membiayai semua urusan anak-anaknya setelah mereka bercerai. Tapi tetap saja, perhatian seorang ayah seharusnya tidak bisa di gantikan dengan uang sebanyak apapun.

Tapi apa yang bisa Nina lakukan selain menerima keputusan suaminya secara sepihak, lagi pula selama delapan tahun ini suaminya yang membiayai seluruh hidupnya. Mungkin rasa berjasa itu yang membuat Kamal merasa berhak menentukan apapun dalam hidupnya termasuk hidup Nina dan kedua buah hatinya.

"Ayah kan sibuk kerja, Akmal. Lagi pula ayah kan sudah janji akhir pekan akan pulang sekalian ngajak kalian berlibur di rumah embah."

"Jadi kita mau ke rumah embah, buk?" tanya Akmal begitu bersemangat, tampak senyumnya begitu polos.

"Iya,"

"Horeeee," sorak Sorai dari Sasa dan Akmal seakan mengaburkan suara bising kendaraan di pagi hari.

Ekspresi berbeda tampak di wajah Nina, ia tahu kenapa Kamal mengajak ia dan kedua buah hatinya pulang ke desa. Semua tidak tanpa alasan, dan setelah ini ia juga harus siap memberitahu kakak laki-laki nya tentang pernikahannya yang tinggal beberapa bulan lagi akan berakhir.

***

Sepeda motor matic Nina sudah terparkir di depan sebuah perumahan.

Rumah itu masih beberapa bulan ini di tinggali oleh sahabatnya itu tepat setelah menikah dengan seorang dosen. Bisa dibilang sahabatnya tengah cinlok dengan dosen tempatnya kuliah.

"Tumben pagi-pagi sudah ke sini, Na?" tanya wanita dengan perut berisi itu sambil meletakkan segelas teh hangat.

"Kan lama nggak ke sini, Ta. Lagi pula semenjak hamil kamu jarang keluar, jadi aku harus ke sini kalau butuh kamu."

"Busyettt, cuma pas butuh aja ke sininya. Ampun deh punya sahabat kok gini banget."

"Becanda kali Ta." nina tampak mengedarkan pandangannya, mencari-cari sesuatu, "Sepi, pak dosen nggak di rumah?"

"Lagi di luar kota, Na! Lagian kamu juga aneh, dosen pagi-pagi di rumah. Mau makan gaji buta."

"Ya kan biasanya juga gitu."

"Isstttttt, nggak ya suami gue."

Nina tidak lagi menanggapi ucapan Minta, sahabatnya. Membuat sang sahabat penasaran, bukan Nina kalau tidak banyak bicara.

"Ada apa nih? Lagi kesambet setan pojokan, atau apa nih? Sahabat gue kok jadi pendiam."

"Apaan sih enggak."

"Terussss?"

"Lo ada lowongan kerja nggak? Apa aja, di tempat suami Lo kerja juga boleh."

"Whaattttt!" Mita benar-benar terkejut, pasalnya selama ini sahabatnya itu sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan. Bahkan saat ia menawari untuk melanjutkan kuliahnya dengan jalur beasiswa, Nina sama sekali tidak tertarik, "Tempat kerja suami Lo bangkrut?"

"Ya enggak lah, aku memang lagi butuh, Ta."

"Yakin?"

"Nggak percaya banget sih."

"Lagian ya, penghasilan suami Lo juga sudah banyak. Lo kan tidak pernah tertarik buat jadi wanita karir, pekerjaan favorit Lo tuh yang ibu rumah tangga. Iya kan?"

Nina kembali diam, ia tidak pernah berpikir akan berada di situasi seperti ini, bahkan dalam mimpi pun tidak pernah. Ia hanya berharap jika ini masih mimpi dan ia bisa bangu esok hari, semuanya kembali ke kehidupannya yang indah, suami yang baik dan pengertian, penyayang keluarga, anak-anak yang lucu dan keluarga yang harmonis.

Tapi sampai sini, Nina kembali sadar. Bahwa semua sudah berakhir, keluarga yang harmonis itu sudah tidak ada.

"Aku mau cerai."

"Whattttttt!" sekali lagi Mita benar-benar terkejut, mata dan mulutnya melebar sempurna.

"Jangan kayak gitu Ta."

"Becandanya nggak lucu kali, Na."

"Gue nggak becanda, Ta."

"Apanya nggak becanda, ngomong nggak di saring dulu. Ntar kalau ada malaikat yang lewat trus di ijabah sama Allah gimana!?"

"Mas Kamal sudah melayangkan talak sama gue, Ta."

"Na,"

"Gue serius, Ya."

Mita tidak lagi bertanya, ia menarik tubuh Nina kedalam pelukannya membuat air mata Nina tiba-tiba pecah. Padahal saat dalam perjalan menuju ke rumah Mita, ia sudah merencanakan untuk tidak sampai terbawa suasana dan menangis. Mita tengah hamil, ia takut jika akan berpengaruh pada perkembangan bayi Mita jika ia menangis di rumah Mita.

"Sudah Ta, gue nggak mau nangis lagi." ucap Nina sambil mengusap air matanya yang sudah terlanjur mengalir di pipinya.

Nina pun melepas pelukan Mita, melihat ketegaran hati Nina, Mita pun menggenggam tangan Nina.

"Kenapa?"

"Katanya mas Kamal tidak mencintaiku."

"Tidak cinta, issttttt benar-benar tidak bisa di percaya. Kalau nggak cinta bagaimana bisa ada Akmal sama Sasa."

Nina pun mengangguk kedua bahunya dan mengedikkannya.

"Apa coba kurangnya Lo jadi seorang istri, Lo itu cantik, dulu Lo primadona desa, banyak cowok yang ngantri buat jadi suami Lo."

"Mas Kamal juga, Ta."

"Tapi kan tetap saja, dia sudah menerima Lo jadi istrinya, seharusnya kan konsekuensi dengan keputusannya."

"Nggak pa pa, aku udah terima kok Ta."

"Gila!!!! Gue yang nggak terima. Bisa-bisanya dia seenaknya saja main talak. Emang dia pikir mudah jadi Lo, Lo udah ngorbanin masa Buda Lo buat ngurus rumahnya dan dia malah enak-enakan ngajak cerai."

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar bisa up tiap hari

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

itulah laki2... klo dia udah ngerasa udah sukses idupin anak istri jdi seenak udelnya aja.. apalagi klo dia udah bilang gak cocok lah, gak cinta lah padahal tuh cuma alesan doang biar dia bebas jalan sama cewek lain tnpa ribet dengn urusan anak istri 😡😡

2024-10-01

0

Fhebrie

Fhebrie

palingan juga punya WIL

2024-01-22

0

Alivaaaa

Alivaaaa

sabar ya Nin ❤

2024-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Talak
2 2. Pengenalan Tokoh
3 3. Sahabat Nina (Mita)
4 4. Seperti biasa
5 5. Terasa Asing
6 6. Masih Cemburu
7 7. Kontrakan Baru
8 8. Benar-benar Berakhir
9 9. Silvi
10 10. Terlalu dalam
11 11. kenapa Silvi?
12 12. Sahabat terbaik
13 13. Sakit yang tak berdarah
14 14. Bos yang ramah
15 15. Undangan
16 16. Datang ke pernikahan mantan
17 17. Terabaikan
18 18. Memilih pergi
19 19. Menghibur anak-anak
20 20. Pindah ke kota
21 21. Om yang baik
22 22. Kedatangan Silvi
23 23. Bos yang baik
24 24. Sungguh berbeda
25 25. hasutan Silvi
26 26. bos yang baik
27 27. Merahasiakan
28 28. Dua hari yang panjang
29 29. Keputusan yang tepat
30 30. Mendominasi
31 31. cinta pertama anak perempuan
32 32. Ikatan batin
33 33. Rasa nyaman
34 34. Cari jodoh
35 35. Dalam kesederhanaan
36 36. boneka untuk Sasa
37 37. Keluarga Dirga
38 38. Aduan Silvi
39 39. Merasa nyaman
40 40. Ulang tahun Akmal
41 41. Hadiah dari ayah
42 42. Terlalu mahal
43 43. Akmal sakit
44 44. Kekhawatiran Nina
45 45. Dia lebih perhatian
46 46. Selalu ibu yang salah
47 47. Akting Silvi
48 48. Terlalu baik
49 49. Gosip
50 50. Silvi kebakaran jenggot
51 51. Surat dari mengadilan
52 52. Tidak punya hak
53 53. Persidangan
54 54. Mita melahirkan
55 55. Aku ingin menikahinya
56 56. Dia pengecut
57 57. Kegundahan Nina
58 58. Berkhayal terlalu tinggi
59 59. Titip Aga
60 60. Pernah mendambakannya
61 61. Bukti perselingkuhan
62 62. kedatangan Wulan
63 63. Rencana pernikahan
64 64. Persiapan pernikahan 2
65 65. Benar-benar Menikah
66 66. Masa lalu Silvi
67 67. Bikin kegaduhan
68 68. Salah tingkah
69 69. Canggung
70 70. Membagi tugas
71 71. kado khusus dari Mita
72 72. Penasaran
73 73. Menyalahkan Nina
74 74. Pelukan hangat
75 75. persidangan terakhir
76 76. Keluarga yang bahagia
77 77. Kabar tidak mengenakkan
78 78. Tiba-tiba diam
79 79. Akhirnya
80 80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81 81. Surat di bawah tempat tidur
82 82. Berbanding terbalik
83 83. Pulang Kampung
84 84. Sertifikat tanah
85 85. sewa tanah
86 86. Tidak dihargai lagi
87 87. Silvi melahirkan
88 88. Merawat seorang diri
89 89. Diratukan
90 90. Temen?
91 91. oleh-oleh dari Nina
92 92. 2 Paper bag
93 93. Mengunjungi Mertua
94 94. Mengunjungi Usman
95 95. Seperti dejavu
96 96. Pertemuan dengan ayah
97 97. Surat cerai
98 98. Berondong Silvi
99 99. Karma sesuai porsinya
100 100. (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Talak
2
2. Pengenalan Tokoh
3
3. Sahabat Nina (Mita)
4
4. Seperti biasa
5
5. Terasa Asing
6
6. Masih Cemburu
7
7. Kontrakan Baru
8
8. Benar-benar Berakhir
9
9. Silvi
10
10. Terlalu dalam
11
11. kenapa Silvi?
12
12. Sahabat terbaik
13
13. Sakit yang tak berdarah
14
14. Bos yang ramah
15
15. Undangan
16
16. Datang ke pernikahan mantan
17
17. Terabaikan
18
18. Memilih pergi
19
19. Menghibur anak-anak
20
20. Pindah ke kota
21
21. Om yang baik
22
22. Kedatangan Silvi
23
23. Bos yang baik
24
24. Sungguh berbeda
25
25. hasutan Silvi
26
26. bos yang baik
27
27. Merahasiakan
28
28. Dua hari yang panjang
29
29. Keputusan yang tepat
30
30. Mendominasi
31
31. cinta pertama anak perempuan
32
32. Ikatan batin
33
33. Rasa nyaman
34
34. Cari jodoh
35
35. Dalam kesederhanaan
36
36. boneka untuk Sasa
37
37. Keluarga Dirga
38
38. Aduan Silvi
39
39. Merasa nyaman
40
40. Ulang tahun Akmal
41
41. Hadiah dari ayah
42
42. Terlalu mahal
43
43. Akmal sakit
44
44. Kekhawatiran Nina
45
45. Dia lebih perhatian
46
46. Selalu ibu yang salah
47
47. Akting Silvi
48
48. Terlalu baik
49
49. Gosip
50
50. Silvi kebakaran jenggot
51
51. Surat dari mengadilan
52
52. Tidak punya hak
53
53. Persidangan
54
54. Mita melahirkan
55
55. Aku ingin menikahinya
56
56. Dia pengecut
57
57. Kegundahan Nina
58
58. Berkhayal terlalu tinggi
59
59. Titip Aga
60
60. Pernah mendambakannya
61
61. Bukti perselingkuhan
62
62. kedatangan Wulan
63
63. Rencana pernikahan
64
64. Persiapan pernikahan 2
65
65. Benar-benar Menikah
66
66. Masa lalu Silvi
67
67. Bikin kegaduhan
68
68. Salah tingkah
69
69. Canggung
70
70. Membagi tugas
71
71. kado khusus dari Mita
72
72. Penasaran
73
73. Menyalahkan Nina
74
74. Pelukan hangat
75
75. persidangan terakhir
76
76. Keluarga yang bahagia
77
77. Kabar tidak mengenakkan
78
78. Tiba-tiba diam
79
79. Akhirnya
80
80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81
81. Surat di bawah tempat tidur
82
82. Berbanding terbalik
83
83. Pulang Kampung
84
84. Sertifikat tanah
85
85. sewa tanah
86
86. Tidak dihargai lagi
87
87. Silvi melahirkan
88
88. Merawat seorang diri
89
89. Diratukan
90
90. Temen?
91
91. oleh-oleh dari Nina
92
92. 2 Paper bag
93
93. Mengunjungi Mertua
94
94. Mengunjungi Usman
95
95. Seperti dejavu
96
96. Pertemuan dengan ayah
97
97. Surat cerai
98
98. Berondong Silvi
99
99. Karma sesuai porsinya
100
100. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!