Kamal selama ini bekerja di pelayaran, hal itulah yang membuat Kamal jarang pulang. Ia bisa pulang tiga bulan sekali, dan yang lebih parah bisa satu tahun sekali,
Bagi Nina, Kamal adalah hidupnya. Semenjak lulus SMA, ia langsung bersedia di jodohkan dengan Kamal.
Orang tua Nina seorang juragan, bapaknya punya banyak sawah. Nina hanya dua bersaudara, kakak laki-laki nya bernama Bowo. Bowo tidak tertarik mengelola sawah, ia lebih memilih mendaftar sebagai anggota polisi.
Karena sawah yang cukup luas, akhirnya orang tua Nina menyuruh beberapa orang untuk menggarap sawahnya. Salah satunya orang tua Kamal.
Berkat ketlatenan dan kejujuran orang tua Kamal, akhirnya orang tua Nina membiayai sekolah Kamal hingga lulus SMA, bahkan orang tua Nina juga yang sudah mendaftarkan Kamal ke pelayaran seperti yang di cita-citakan oleh Kamal.
Ternyata orang tua Nina tahu jika Nina menaruh perasaan pada Kamal yang memang tidak hanya tampan tapi juga sopan, rajin dan tekun, tidak hanya Nina yang tertarik dengan Kamal, bahkan anak perempuan di kampungnya juga banyak yang mengagumi sosok Kamal.
"Nak Kamal, bulan depan putri bapak sudah lulus SMA. Bapak sudah semakin tua, apalagi jantung bapak sering kambuh, bapak rasa bapak tidak sanggup menyekolahkannya lagi,"
"Tapi Nina anak yang pintar loh pak, apa nggak sayang kalau nggak melanjutkan kuliah?" Kamal beberapa kali melirik pada gadis yang duduk tidak jauh dari pintu masuk itu. Wajahnya memendam beberapa pemikiran yang tampaknya ia sendiri tidak bisa menjabarkannya. "Nina sepertinya juga tertarik dengan bidang desain grafis. Gambarnya sangat bagus." lanjut Kamal.
"Bapak pikir, akan lebih baik jika Nina segera menikah saja. Masnya juga tinggal jauh. Ibunya sudah meninggal, bapak khawatir jika umur bapak juga nggak akan lama. Kasihan kalau dia sampai hidup sendiri."
Sekali lagi Kamal menatap ke arah gadis yang masih memakai seragam putih abu-abu itu, ada hal yang ingin ia katakan tapi terlihat ragu, hingga ia kembali menoleh ke arah pria dengan tubuh berisi yang terlihat tidak sehat itu,
"Apa bapak sudah ada calon untuk Nina?"
Pria yang di panggil bapak itu segera menoleh pada gadis berseragam, gadis itu adalah Nina. Hari ini hari terakhir ujian nasionalnya, saat teman-temannya tengah sibuk mencari universitas, Nina malah harus terjebak dengan rencana bapaknya untuk menikahkannya dengan seseorang yang ia sendiri tidak tahu siapa orangnya.
"Ada, tapi jika nak Kamal bersedia," ucapnya tampak ragu dan berhasil membuat Nina maupun Kamal menatapnya secara bersamaan.
"Maksud bapak?"
"Maksud bapak, jika Kamal bersedia menikah dengan Nina, bapak akan sangat senang. Bapak tahu kalau nak Kamal anak yang baik, bapak sudah mengenal nak Kamal sedari kecil, orang tua nak Kamal juga pasti senang kalau nak Kamal menikah dengan Nina, putri bapak."
"Pak," Nina terlihat tidak enak saat melihat ekspresi wajah Kamal yang terlihat berubah.
Ia sebenarnya juga tidak menyangka jika bapaknya akan menjodohkan dirinya dengan Kamal. Karena sudah hal biasa saat pulang dari pelayaran, Kamal akan berkunjung ke rumahnya. Bahkan bapaknya Nina juga tidak segan membicarakan banyak hal pada Kamal.
"Kamal setuju pak." ucap Kamal membuat pria tua itu tersenyum berbeda dengan Nina yang masih tidak percaya jika Kamal akan menerima tanpa syarat apapun.
Tepat satu bulan kemudian, pernikahan itu benar-benar terjadi. Tapi ternyata pernikahan itu tidak sesuai dengan yang Nina pikirkan. Ia pikir Kamal menerima pernikahannya karena dia juga memiliki perasaan sama seperti dirinya, tapi ternyata Kamal menerima lamaran bapaknya karena ia meras hutang Budi berhadap bapaknya Nina.
Hal itu cukup membuat Nina terluka, bahkan Kamal tidak berniat menyentuhnya di malam pertama pernikahan mereka.
Satu Minggu setelah menikah, Kamal mengajak Nina untuk tinggal di kontrakannya yang ada di kota. Kamal mengatakan pada bapak Nina juga tinggal di kota ia tidak terlalu jauh bolak-balik nya saat pulang.
Nina pikir ini akan baik untuk membangun hubungan mereka. Dan benar saja, tidak butuh waktu lama. Akhrinya Kamal melakukan tugasnya sebagai seorang suami, kehidupan rumah tangganya juga cukup harmonis, Nina yang mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk keluarga.
Bahkan satu bulan sekali Kamal bisa pulang, tidak seperti awal-awal menikah. Hingga akhrinya Nina hamil membuat Kamal semakin perhatian terhadapnya hingga Nina melahirkan putra pertamanya, yaitu Akmal. Sepetinya perhatian Kamal benar-benar tercurahkan untuk keluarga kecilnya. Kebahagiaan mereka begitu lengkap.
***
Semakin hari kesehatan bapaknya Nina semakin memburuk, karena harus bolak balik ke rumah sakit, sedikit demi sedikit sawah milik orang tua Nina harus terjual.
"Mas Bowo nggak bisa pulang ya?" Nina tengah bicara di telpon dengan seseorang.
"Maaf dek, mas kan sekarang di Kalimantan, mana bisa mas bolak balik pulang. Mas pasrah sama kamu ya, jaga bapak."
Nina menatap anak laki-lakinya yang masih berusia dua tahun, ia juga mengusap perutnya yang mulai berisi. Ya, saat ini ia tengah mengandung anak keduanya. Usia kandungannya masih empat bulan, tapi cukup membuat geraknya terbatas.
"Mas, kesehatan bapak semakin hari semakin menurun. Jika mas ijinkan, Nina akan tinggal di desa sampai kesehatan bapak membaik."
"Tapi kan kamu sedang hamil."
"Insyaallah Nina anak jaga kesehatan."
"Baiklah, terserah kamu."
"Mas antar Nina dulu ya besok!"
"Baiklah, tapi mas nggak bisa lama loh. Soalnya mas harus segera berangkat."
"Iya mas."
Semenjak Nina tinggal di desa, Kamal jadi jarang pulang. Nina pikir mungkin karena jarak ke desa cukup jauh.
Hingga Nina melahirkan putrinya, Kamal semakin jarang pulang. Ia bisa pulang empat atau lima bulan sekali.
Hingga tepat setelah tiga tahu usia anak keduanya, bapaknya Nina meninggal dunia.
Karena tidak ada yang harus di urus lagi di desa, Nina kembali ke kota. Tinggal di kontrakannya bersama sang suami.
Kehidupannya harmonisnya kembali, Kamal lebih rajin pulang. Apalagi saat ini ia memilih bekerja di pepabuhan saja dari pada ikut berlayar membuatnya satu atau dua Minggu sekali bisa pulang.
Nina pikir semua akan berjalan baik, ia menjadi ibu dan juga istri yang baik. Keluarga yang harmonis, dua buah hati yang lucu-lucu, suami yang perhatian dan sangat memanjakannya dan juga anak-anak.
Hingga malam itu, seolah menghancurkan semuanya. Menghancurkan impian yang sudah susah payah ia bangun selama delapan tahun ini.
Kepercayaan dirinya hilang bersama dengan kepergian suaminya yang membawa luka yang menganga itu.
Jika benar pernikahan ini terpaksa, kenapa bertahan hingga sejauh ini? Kenapa tidak saat itu saja, saat belum ada dua malaikat kecil yang tidak bersalah hadir. Hingga tidak perlu banyak yang tersakiti.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar bisa up tiap hari
Follow akun Ig aku ya
Ig @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fhebrie
kirain ada visualnya
2024-01-22
0
Lilisdayanti
nyimak dulu deh
2023-12-03
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
kurang ajar ya si kamal...dia bilang pernikahannya tanpa cinta.kok bisa lahir 2 orang anak tuh🙄🤦♀️ apa jangan2 ada pelakor yang deket sama kamal😩
2023-11-11
0