5. Terasa Asing

“Anak-anak sudah tidur mas, kalau mas mau tidur dengan mereka silahkan.” Ucap Nina saat menghampiri Kamal yang tengah duduk di sofa depan tv diruang keluarga. Mendengar penuturan Nina, pria itu pun mendongakkan kepalanya dan mematikan layar ponselnya.

“Kamu sudah lama di situ?” tanyanya dan dengan cepat Nina menggelengkan kepalanya. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya lagi.

‘Kamu sudah tahu mas jawabannya,’ batin Nina.

“Haruskah aku masih baik-baik saja mas?” Nina balik bertanya membuat Kamal ikut berdiri dan hendak menggenggam tangan Nina tapi dengan cepat Nina menarik tangannya ke belakang.

“Maaf mas, Nina mengantuk. Sebaiknya mas tidur sama anak-anak!”

“Baiklah, mas ke kamar anak-anak dulu ya.”

“Hmmm,”

Kamal pun berlalu meninggalkan Nina, tapi baru beberapa langkah ia berlalu kamal pun kembali menghentikan langkahnya dan berbaik menatap Nina yang masih terdiam di tempatnya.

“Na,”

Panggilan itu berhasil membuat Nina mendongakkan kepalanya menatap kea rah Kamal,

“Ya?”

“Kamu tahu kan kenapa aku mengajak kamu dan anak-anak ke rumah bapak ibuk?”

Nina memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas dalam. Sebuah kenyataan begitu pahit saat pria di hadapannya begitu mantap dengan keputusannya sedangkan ia masih berharap semua tidak akan berakhir secepat ini.

“Nina tahu mas,”

“Baguslah!”

Setelah mengatakan hal itu, Kamal benar-benar berlalu meninggalkan Nina. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan saat ia tidak di butuhkan lagi oleh seseorang yang begitu ia harapkan.

Air mata Nina tidak mampu terbendung, tapi ia hanya bisa menangis dalam diam. Bahkan ia tidak mau angina pun tahu kalau saat ini ia tengah menangis. Jika pun boleh memilih, mungkin di sabet pedang jauh lebih baik di banding ini.

***

Sepanjang perjalanan menuju ke Desa, Sasa dan Akmal tidak hentinya berceloteh. Mereka menyanyi riang dan sesekali mereka menanyakan hal-hal yang mereka lihat di jalan.

Ini bukan pertama kalinya mereka pulang ke desa, tapi biasanya Kamal mengajak keluarganya pulang ke desa hanya satu tahun sekali saat lebaran. Jadi meskipun ini hanya libur dua hari, menurut Sasa dan Akmal adalah liburan yang menyenangkan karena bisa pergi ke desa. Mereka bisa bermain di sawah bersama mbah kakungnya, atau bermain kelereng bersama keponakannya, anak-anak adiknya Kamal.

Setelah menempuh perjalanan selama empat jam, akhirnya mereka sampai juga di desa, kedatangan mereka langsung di sambut keluarga besar Kamal. Adik-adik Kamal sengaja berkumpul di rumah orang tuanya karena mendengar Kamal akan pulang dengan Nina dan anak-anaknya juga.

Anak-anak juga langsung bermain bersama, sedangkan para orang tua tengah asyik mengobrol setelah menikmati jamuan makan yang sudah di siapkan oleh bu Sarmi, ibunya Kamal. Hingga akhirnya Nina berpamitan untuk mengeluarkan oleh-oleh yang sudah ia siapkan dari kota. Seperti sudah menjadi tradisi, saat ia datang dari kota selalu membawakan buah tangan.

Nina mengeluarkan oleh-oleh dari bagasi belakang di bantu Lastri, adik perempuan Kamal yang seumuran dengan Nina.

“Anak-anak libur panjang ya mbak, tumben mas Kamal ngajak liburan ke sini?”

“Nggak kok Las, besok juga sudah kembali ke kota.”

“Kenapa mbak, sebentar banget?”

“Nggak pa pa. Kan hari senin anak-anak juga sudah masuk sekolah Las.”

“Bolos dulu aja lah mbak, kasihan anak-anak pasti mereka juga capek.”

‘Sebenarnya aku juga pengen tinggal lama, tapi semuanya sudah beda Lastri,’ Nina sadar, kedatangannya ke rumah itu bukan untuk tujuan liburan tapi mungkin setelah ini semuanya akan berbeda, ia tidak akan bisa sedekat ini lagi dengan keluarga ini. Keluarga yang sudah menjadi tempat ternyaman nya selain keluarga kandungnya.

“Sudah keluar semua Las, kita bawa masuk ya.” Nina memilih mengalihkan pembicaraan. Setelah menutup kembali bagasi mobilnya, Nina dan Lastri berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.

Tapi baru saja sampai di ambang pintu langkah mereka terhenti begitu juga dengan canda tawa mereka bersamaan dengan tatapan berbeda dari orang-orang yang ada di dalam rumah itu, ibuk, bapak, suami Lastri, adik laki-laki Kamal dan istrinya.

“Ada apa, Buk?” tanya lastri.

Bukannya menjawab pertanyaan Lastri, bu Sarmi malah berdiri dari duduknya dan menghampiri Nina, ia menggenggam erat tangan Nina .

“Ada apa buk?” tanya Nina dengan suara rendah.

“Apa itu benar, Nduk?” tanya bu Sarmi membuat Nina menoleh ke arah Kamal dan pria itu menganggukkan kepalanya,

“Apa benar kalian mau pisah?” pertanyaan bu Sarmi berhasil membuat tangannya bergetar.

‘Secepat ini? Apa iya akan secepat ini?’ Nina masih kembali menatap kea rah Kamal , ia tidak menyangka pria itu akan sangat tidak sabar seperti ini. Bibir Nina bahkan bergetar saat ia akan berucap , ia memilih menganggukkan kepalanya saja dari pada menjawabnya. Ia takut saat ia bicara ia tidak akan bisa menahan air matanya lagi.

“Kenapa, nduk? Apa ini ulah Kamal?” tanya bu Sarmi lagi memastikan, wanita tua itu bahkan sekarang sudah mengeluarkan air matanya, bahkan semua wanita yang ada di sana. Nina sebenarnya ingin tidak menangis, tapi tangis wanita tua itu membuatnya tak mampu menahan lagi air matanya yang hendak jatuh.

Beruntung anak-anak sedang pergi ke sawah untuk mencari kecebong.

“Ini sudah kesepakatan bersama antara Kamal dan Nina bu,

Hubungan pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan lagi, iya kan Na?” ucap kamal membuat Nina menatap ke arahnya untuk ke sekian kalinya.

Ingin sekali ia berteriak dan mengatakan jika itu tidak benar, ia masih ingin mempertahankan pernikahannya, bahkan ingin selamanya berada di dalam hubungan pernikahan dengan Kamal. Tapi kenyataan bahwa pria yang ia inginkan menemani hidupnya itu memilih menyerah dan mengakhiri semuanya membuat mulutnya bungkam.

“Iya ibu.” Sebuah kata singkat dari Nina membuat tangis semakin pecah, bahkan pak Dipo pun tidak mampu menahan air matanya agar tidak jatuh. Bu Sarmi pun langsung memeluk Nina.

“Maafkan anak ibuk ya nduk, maaf.” Bu Sarmi tampak begitu terpukul dengan keputusan putra sulungnya itu.

“Bukan salah mas Kamal , buk!”

“kamu anak baik, nduk. Insyaallah nanti hidupmu akan bahagia meskipun tidak bersama putra ibuk.”

“Aamiin buk.”

***

Malam semakin larut, Nina masih setia di balkon rumah lantai dua itu. Tampak anak-anaknya sudah terlelap di tempat tidur, sedangkan Kamal. Ia tidak melihat pria itu sedari petang, mungkin ia sedang berkunjung ke rumah teman-temannya.

Kamar ini saat ini mulai terasa begitu asing, biasanya saat pulang seperti ini kamar ini begitu berisik dengan canda tawanya dengan anak-anak juga Kamal. Tapi mala mini terasa sepi tanpa kamal. Mungkin setelah ini saat ia berkunjung lagi nanti, kamar ini bukan lagi menjadi miliknya. Mungkin nanti akan menjadi kamar Kamal dengan istri atau keluarganya yang baru.

JIka memikirkan hal itu, rasanya kembali sakit. Sangat sakit, miris rasanya saat ia datang lagi nanti bukan sebagai menantu rumah itu melainkan tamu. Akankah sambutan mereka masih sama seperti yang mereka lakukan tadi dan selama ini, selama ia menjadi istri dari putra pertama rumah ini?

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar bisa up tiap hari

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

😭😭😭😭😭😭

2024-02-10

0

Fhebrie

Fhebrie

kamal egois

2024-01-22

0

Alivaaaa

Alivaaaa

😭😭😭

2024-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Talak
2 2. Pengenalan Tokoh
3 3. Sahabat Nina (Mita)
4 4. Seperti biasa
5 5. Terasa Asing
6 6. Masih Cemburu
7 7. Kontrakan Baru
8 8. Benar-benar Berakhir
9 9. Silvi
10 10. Terlalu dalam
11 11. kenapa Silvi?
12 12. Sahabat terbaik
13 13. Sakit yang tak berdarah
14 14. Bos yang ramah
15 15. Undangan
16 16. Datang ke pernikahan mantan
17 17. Terabaikan
18 18. Memilih pergi
19 19. Menghibur anak-anak
20 20. Pindah ke kota
21 21. Om yang baik
22 22. Kedatangan Silvi
23 23. Bos yang baik
24 24. Sungguh berbeda
25 25. hasutan Silvi
26 26. bos yang baik
27 27. Merahasiakan
28 28. Dua hari yang panjang
29 29. Keputusan yang tepat
30 30. Mendominasi
31 31. cinta pertama anak perempuan
32 32. Ikatan batin
33 33. Rasa nyaman
34 34. Cari jodoh
35 35. Dalam kesederhanaan
36 36. boneka untuk Sasa
37 37. Keluarga Dirga
38 38. Aduan Silvi
39 39. Merasa nyaman
40 40. Ulang tahun Akmal
41 41. Hadiah dari ayah
42 42. Terlalu mahal
43 43. Akmal sakit
44 44. Kekhawatiran Nina
45 45. Dia lebih perhatian
46 46. Selalu ibu yang salah
47 47. Akting Silvi
48 48. Terlalu baik
49 49. Gosip
50 50. Silvi kebakaran jenggot
51 51. Surat dari mengadilan
52 52. Tidak punya hak
53 53. Persidangan
54 54. Mita melahirkan
55 55. Aku ingin menikahinya
56 56. Dia pengecut
57 57. Kegundahan Nina
58 58. Berkhayal terlalu tinggi
59 59. Titip Aga
60 60. Pernah mendambakannya
61 61. Bukti perselingkuhan
62 62. kedatangan Wulan
63 63. Rencana pernikahan
64 64. Persiapan pernikahan 2
65 65. Benar-benar Menikah
66 66. Masa lalu Silvi
67 67. Bikin kegaduhan
68 68. Salah tingkah
69 69. Canggung
70 70. Membagi tugas
71 71. kado khusus dari Mita
72 72. Penasaran
73 73. Menyalahkan Nina
74 74. Pelukan hangat
75 75. persidangan terakhir
76 76. Keluarga yang bahagia
77 77. Kabar tidak mengenakkan
78 78. Tiba-tiba diam
79 79. Akhirnya
80 80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81 81. Surat di bawah tempat tidur
82 82. Berbanding terbalik
83 83. Pulang Kampung
84 84. Sertifikat tanah
85 85. sewa tanah
86 86. Tidak dihargai lagi
87 87. Silvi melahirkan
88 88. Merawat seorang diri
89 89. Diratukan
90 90. Temen?
91 91. oleh-oleh dari Nina
92 92. 2 Paper bag
93 93. Mengunjungi Mertua
94 94. Mengunjungi Usman
95 95. Seperti dejavu
96 96. Pertemuan dengan ayah
97 97. Surat cerai
98 98. Berondong Silvi
99 99. Karma sesuai porsinya
100 100. (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Talak
2
2. Pengenalan Tokoh
3
3. Sahabat Nina (Mita)
4
4. Seperti biasa
5
5. Terasa Asing
6
6. Masih Cemburu
7
7. Kontrakan Baru
8
8. Benar-benar Berakhir
9
9. Silvi
10
10. Terlalu dalam
11
11. kenapa Silvi?
12
12. Sahabat terbaik
13
13. Sakit yang tak berdarah
14
14. Bos yang ramah
15
15. Undangan
16
16. Datang ke pernikahan mantan
17
17. Terabaikan
18
18. Memilih pergi
19
19. Menghibur anak-anak
20
20. Pindah ke kota
21
21. Om yang baik
22
22. Kedatangan Silvi
23
23. Bos yang baik
24
24. Sungguh berbeda
25
25. hasutan Silvi
26
26. bos yang baik
27
27. Merahasiakan
28
28. Dua hari yang panjang
29
29. Keputusan yang tepat
30
30. Mendominasi
31
31. cinta pertama anak perempuan
32
32. Ikatan batin
33
33. Rasa nyaman
34
34. Cari jodoh
35
35. Dalam kesederhanaan
36
36. boneka untuk Sasa
37
37. Keluarga Dirga
38
38. Aduan Silvi
39
39. Merasa nyaman
40
40. Ulang tahun Akmal
41
41. Hadiah dari ayah
42
42. Terlalu mahal
43
43. Akmal sakit
44
44. Kekhawatiran Nina
45
45. Dia lebih perhatian
46
46. Selalu ibu yang salah
47
47. Akting Silvi
48
48. Terlalu baik
49
49. Gosip
50
50. Silvi kebakaran jenggot
51
51. Surat dari mengadilan
52
52. Tidak punya hak
53
53. Persidangan
54
54. Mita melahirkan
55
55. Aku ingin menikahinya
56
56. Dia pengecut
57
57. Kegundahan Nina
58
58. Berkhayal terlalu tinggi
59
59. Titip Aga
60
60. Pernah mendambakannya
61
61. Bukti perselingkuhan
62
62. kedatangan Wulan
63
63. Rencana pernikahan
64
64. Persiapan pernikahan 2
65
65. Benar-benar Menikah
66
66. Masa lalu Silvi
67
67. Bikin kegaduhan
68
68. Salah tingkah
69
69. Canggung
70
70. Membagi tugas
71
71. kado khusus dari Mita
72
72. Penasaran
73
73. Menyalahkan Nina
74
74. Pelukan hangat
75
75. persidangan terakhir
76
76. Keluarga yang bahagia
77
77. Kabar tidak mengenakkan
78
78. Tiba-tiba diam
79
79. Akhirnya
80
80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81
81. Surat di bawah tempat tidur
82
82. Berbanding terbalik
83
83. Pulang Kampung
84
84. Sertifikat tanah
85
85. sewa tanah
86
86. Tidak dihargai lagi
87
87. Silvi melahirkan
88
88. Merawat seorang diri
89
89. Diratukan
90
90. Temen?
91
91. oleh-oleh dari Nina
92
92. 2 Paper bag
93
93. Mengunjungi Mertua
94
94. Mengunjungi Usman
95
95. Seperti dejavu
96
96. Pertemuan dengan ayah
97
97. Surat cerai
98
98. Berondong Silvi
99
99. Karma sesuai porsinya
100
100. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!