After The Divorce

After The Divorce

1. Talak

Malam ini begitu mendung, suasana yang seharusnya hangat tiba-tiba berubah muram. Rumah kontrakan yang sudah enam tahun ia tinggali berubah menjadi rumah yang tidak nyaman.

Nina merasa dunianya hancur saat sebuah kata keluar dari mulut sang suami yang sudah lima bulan ini tidak pulang.

"Kita pisah ya." ucapan itu terasa begitu enteng meluncur dari bibir laki-laki yang telah menikahinya selama enam tahun itu.

"Maksud mas Kamal apa?" perasaan Nina sudah mulai tidak enak. Nina menyusul suaminya yang duduk di tepi ranjang itu dan memastikan apa yang ia pikirkan tidak sama dengan maksud dari ucapan suaminya.

"Kita cerai, aku akan urus semuanya!"

Jedarrrrrr

Bak petir yang menyambar hingga mengoyak tubuh serta hari Nina, ia berharap ini hanya mimpi yang akan hilang saat ia bangun besok pagi.

"Mas lagi ngeprank Nina ya?" Nina masih berusaha tersenyum meskipun bibirnya bergetar. Tampak sekali ia sudah payah menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Aku serius Nin, kayaknya kita lebih baik sendiri-sendiri. Pernikahan tanpa cinta ini akan menyiksa batin kita.

Tanpa cinta?

Bagaimana bisa mas Kamal mengatakan ini pernikahan tanpa cinta, sedangkan kita sudah hidup bersama hingga enam tahun lamanya?

"Mas, pikirkan baik-baik mas." suara Nina bahkan sudah begitu serak. Bukan karena batuk, tapi ia tengah berusaha keras menahan agar air matanya tidak keluar.

"Maaf dek, tapi keputusan saya sudah bulat. Saya merasa hubungan kita tidak bisa di lanjutkan, akan lebih baik jika kita jalan sendiri-sendiri. Jadi aku talak kamu, kamu bebas sekarang."

Meskipun hanya satu kata, tapi begitu menyakitkan bagi Nina. Sepertinya ribuan pedang yang tiba-tiba menhujam jantungnya. Ingin sekali meraung hingga semua orang tahu jika ia tidak menerimanya. Tapi apalah daya, ia masih punya anak-anak yang harus ia jaga perasaannya.

"Mas, pikirkan anak-anak. Bagaimana mereka nanti jika kita bercerai? Mereka butuh sosok kedua orang tuanya."

Nina memilih berlutut dari pada berteriak-teriak, ia merangkul kedua kaki suaminya, berharap pria itu tidak akan pernah pergi dan berubah pikiran untuk lebih memilih dirinya dan keluarga kecilnya,

"Jangan khawatir, aku akan tetap memberikan hak mereka. Aku juga akan menemui mereka setiap pulang."

"Tapi kenapa mas? Apa kurangnya Nina buat mas? Nina sudah mengorbankan semuanya buat mas, Impian dan cita-cita Nina."

Teringat sekali saat Kamal melamarnya, saat itu Nina baru saja lulus SMA, ia mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya dan memilih menjadi istri seorang pemuda yang terbilang mapan di kampungnya.

Walaupun beberapa tahun terakhir ia baru tahu jika Kamal melamarnya karena bapak Nina. Bapak Nina yang memberi modal Kamal untuk berangkat dan bekerja di pelayaran dan ternyata gantinya akan di jadikan menantunya.

Tapi terlepas itu, bukankah mereka sudah di karuniai dua orang anak yang lucu-lucu, apa itu masih kurang untuk membuktikan jika sudah tumbuh cinta di hati mereka?

"Kamu nggak kurang Nin, sama sekali nggak kurang. Tapi mas sudah mencobanya hingga enam tahun ini dan semua masih sama, mas tidak bisa mencintai kamu. Kita menikah karena perjodohan, karena mas merasa berhutang Budi sama bapak kamu."

Tidak cinta? Lalu bagaimana dengan dua anak yang tidak berdosa itu, apa benar mereka tidak berarti sama sekali untuk mas Kamal.

Kali ini Nina tidak lagi bisa menahan air matanya, hatinya sudah sangat hancur. Bahkan langit pun tahu apa yang ia rasakan. Hujan deras seolah tidak berhasil membuat suasana menjadi dingin, semakin malam malah semakin panas saja.

"Mas, tapi pikirkan anak-anak mas. Mereka masih membutuhkan mas sebagai sosok ayah bagi mereka."

"Kalau soal itu jangan khawatir, aku akan menyerahkan hak asuh sepenuhnya sama kamu dan biaya hidup mereka aku juga yang akan menanggungnya."

Selama enam tahun ini Nina sudah berusaha menjadi istri dan ibu yang baik, menantu yang baik, dan juga ipar yang baik bagi saudara-saudara Kamal. Ia bahkan memendam keinginannya untuk bisa bekerja seperti teman-temannya yang lain demi agar rumah tangganya bahagia karena ia yakin hanya suaminya saja yang bekerja mereka tidak akan kekurangan materi.

"Aku akan segera urus surat-surat nya dan kamu tinggal tanda tangan. Lusa saat aku libur kita akan ke rumah ibu dan bapak untuk menjelaskan semuanya pada mereka." ucap Kamal dengan begitu yakin seolah tidak memperdulikan air mata Nina.

"Aku pergi,"

Nina masih memilih membungkukkan badannya, ia juga duduk di lantai dengan air mata yang terus mengalir deras.

hingga suara pintu mobil yang tertutup membuat Nina mengangkat kepalanya, meskipun dengan tubuh lemasnya, ia memberanikan diri untuk melihat ke arah jendela dan cahaya dari lampu mobil menyurut ke arah kamarnya kemudian perlahan menghilang dari pandangan.

Nina kembali tersungkur di lantai samping jendela dan ia hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Tidak pernah terbayangkan sekalipun meskipun dalam mimpi sekalipun ia akan berpisah dengan suaminya.

Tapi kata-kata yang masih sangat menggema di telinga dan jantungnya itu seolah menyadarkan dirinya bahwa semuanya telah berakhir. Rumah tangga yang coba ia bangun dengan pondasi yang kokoh nyatanya tetap roboh dan yang tersisa hanyalah kenyataan bahwa ia bukan lagi istri dari Kamaludin Arifin.

Mulai malam ini, ia sudah bukan lagi istri seorang Kamal. Dan kenyataan kalau ia tidak punya pengalaman apapun selain menjadi ibu rumah tangga membuatnya semakin khawatir dengan kelangsungan hidupnya dan juga anak-anak nya nanti tanpa suami.

Hingga suara petir yang menyambar bersamaan dengan lampu yang tiba-tiba padam membuat Nina terhenyak, anak-anak nya tidur di kamar terpisah dengannya.

Dengan mengesampingkan hatinya yang remuk, dengan kakinya yang masih gemetar segera ia berjalan cepat dengan penerangan senter ponsel android nya ia berjalan menuju ke kamar anak-anaknya yang berada di kamar samping.

Saat pintu terbuka, si sulung rupanya sudah bangun, ia memang fobia gelap.

Nina segera duduk dan memeluk, putra sulungnya itu.

"Nggak pa pa sayang, akan baik-baik saja. Ada ibuk." ucap Nina sambil mengusap punggung putranya itu.

"Akmal takut buk." Akmal semakin mengeratkan pelukannya seolah-olah ibunya itu akan pergi darinya saat ia melepaskan pelukannya.

"Jangan takut, ada ibuk. Ibu akan menemani kakak sama adik tidur di sini."

Nina segera mengajak putranya kembali tidur, ia mengusap punggung putranya seraya memeluk tubuhnya.

Ranjang sempit itu akhirnya di gunakan untuk tidur tiga orang.

Meskipun ia sedang tidak baik-baik saja tapi ia tidak ingin membuat anak-anak nya juga merasakan hal yang sama seperti dirinya saat ini.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar bisa up tiap hari

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

hadir lagi thor

2024-02-10

0

Alivaaaa

Alivaaaa

aku hadir Thor 😊
baru baca udah langsung nyesek nih 🤧

2024-01-13

0

yono PGSD Tasikmalaya

yono PGSD Tasikmalaya

baru baca udah jedar jeder aj.... bikin pinisirin

2023-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Talak
2 2. Pengenalan Tokoh
3 3. Sahabat Nina (Mita)
4 4. Seperti biasa
5 5. Terasa Asing
6 6. Masih Cemburu
7 7. Kontrakan Baru
8 8. Benar-benar Berakhir
9 9. Silvi
10 10. Terlalu dalam
11 11. kenapa Silvi?
12 12. Sahabat terbaik
13 13. Sakit yang tak berdarah
14 14. Bos yang ramah
15 15. Undangan
16 16. Datang ke pernikahan mantan
17 17. Terabaikan
18 18. Memilih pergi
19 19. Menghibur anak-anak
20 20. Pindah ke kota
21 21. Om yang baik
22 22. Kedatangan Silvi
23 23. Bos yang baik
24 24. Sungguh berbeda
25 25. hasutan Silvi
26 26. bos yang baik
27 27. Merahasiakan
28 28. Dua hari yang panjang
29 29. Keputusan yang tepat
30 30. Mendominasi
31 31. cinta pertama anak perempuan
32 32. Ikatan batin
33 33. Rasa nyaman
34 34. Cari jodoh
35 35. Dalam kesederhanaan
36 36. boneka untuk Sasa
37 37. Keluarga Dirga
38 38. Aduan Silvi
39 39. Merasa nyaman
40 40. Ulang tahun Akmal
41 41. Hadiah dari ayah
42 42. Terlalu mahal
43 43. Akmal sakit
44 44. Kekhawatiran Nina
45 45. Dia lebih perhatian
46 46. Selalu ibu yang salah
47 47. Akting Silvi
48 48. Terlalu baik
49 49. Gosip
50 50. Silvi kebakaran jenggot
51 51. Surat dari mengadilan
52 52. Tidak punya hak
53 53. Persidangan
54 54. Mita melahirkan
55 55. Aku ingin menikahinya
56 56. Dia pengecut
57 57. Kegundahan Nina
58 58. Berkhayal terlalu tinggi
59 59. Titip Aga
60 60. Pernah mendambakannya
61 61. Bukti perselingkuhan
62 62. kedatangan Wulan
63 63. Rencana pernikahan
64 64. Persiapan pernikahan 2
65 65. Benar-benar Menikah
66 66. Masa lalu Silvi
67 67. Bikin kegaduhan
68 68. Salah tingkah
69 69. Canggung
70 70. Membagi tugas
71 71. kado khusus dari Mita
72 72. Penasaran
73 73. Menyalahkan Nina
74 74. Pelukan hangat
75 75. persidangan terakhir
76 76. Keluarga yang bahagia
77 77. Kabar tidak mengenakkan
78 78. Tiba-tiba diam
79 79. Akhirnya
80 80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81 81. Surat di bawah tempat tidur
82 82. Berbanding terbalik
83 83. Pulang Kampung
84 84. Sertifikat tanah
85 85. sewa tanah
86 86. Tidak dihargai lagi
87 87. Silvi melahirkan
88 88. Merawat seorang diri
89 89. Diratukan
90 90. Temen?
91 91. oleh-oleh dari Nina
92 92. 2 Paper bag
93 93. Mengunjungi Mertua
94 94. Mengunjungi Usman
95 95. Seperti dejavu
96 96. Pertemuan dengan ayah
97 97. Surat cerai
98 98. Berondong Silvi
99 99. Karma sesuai porsinya
100 100. (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Talak
2
2. Pengenalan Tokoh
3
3. Sahabat Nina (Mita)
4
4. Seperti biasa
5
5. Terasa Asing
6
6. Masih Cemburu
7
7. Kontrakan Baru
8
8. Benar-benar Berakhir
9
9. Silvi
10
10. Terlalu dalam
11
11. kenapa Silvi?
12
12. Sahabat terbaik
13
13. Sakit yang tak berdarah
14
14. Bos yang ramah
15
15. Undangan
16
16. Datang ke pernikahan mantan
17
17. Terabaikan
18
18. Memilih pergi
19
19. Menghibur anak-anak
20
20. Pindah ke kota
21
21. Om yang baik
22
22. Kedatangan Silvi
23
23. Bos yang baik
24
24. Sungguh berbeda
25
25. hasutan Silvi
26
26. bos yang baik
27
27. Merahasiakan
28
28. Dua hari yang panjang
29
29. Keputusan yang tepat
30
30. Mendominasi
31
31. cinta pertama anak perempuan
32
32. Ikatan batin
33
33. Rasa nyaman
34
34. Cari jodoh
35
35. Dalam kesederhanaan
36
36. boneka untuk Sasa
37
37. Keluarga Dirga
38
38. Aduan Silvi
39
39. Merasa nyaman
40
40. Ulang tahun Akmal
41
41. Hadiah dari ayah
42
42. Terlalu mahal
43
43. Akmal sakit
44
44. Kekhawatiran Nina
45
45. Dia lebih perhatian
46
46. Selalu ibu yang salah
47
47. Akting Silvi
48
48. Terlalu baik
49
49. Gosip
50
50. Silvi kebakaran jenggot
51
51. Surat dari mengadilan
52
52. Tidak punya hak
53
53. Persidangan
54
54. Mita melahirkan
55
55. Aku ingin menikahinya
56
56. Dia pengecut
57
57. Kegundahan Nina
58
58. Berkhayal terlalu tinggi
59
59. Titip Aga
60
60. Pernah mendambakannya
61
61. Bukti perselingkuhan
62
62. kedatangan Wulan
63
63. Rencana pernikahan
64
64. Persiapan pernikahan 2
65
65. Benar-benar Menikah
66
66. Masa lalu Silvi
67
67. Bikin kegaduhan
68
68. Salah tingkah
69
69. Canggung
70
70. Membagi tugas
71
71. kado khusus dari Mita
72
72. Penasaran
73
73. Menyalahkan Nina
74
74. Pelukan hangat
75
75. persidangan terakhir
76
76. Keluarga yang bahagia
77
77. Kabar tidak mengenakkan
78
78. Tiba-tiba diam
79
79. Akhirnya
80
80. Menyukai tanda yang di buat Nina
81
81. Surat di bawah tempat tidur
82
82. Berbanding terbalik
83
83. Pulang Kampung
84
84. Sertifikat tanah
85
85. sewa tanah
86
86. Tidak dihargai lagi
87
87. Silvi melahirkan
88
88. Merawat seorang diri
89
89. Diratukan
90
90. Temen?
91
91. oleh-oleh dari Nina
92
92. 2 Paper bag
93
93. Mengunjungi Mertua
94
94. Mengunjungi Usman
95
95. Seperti dejavu
96
96. Pertemuan dengan ayah
97
97. Surat cerai
98
98. Berondong Silvi
99
99. Karma sesuai porsinya
100
100. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!