bab 7

Apagi sekali Abimayu telah bangun dari tidurnya, seperti biasa setelah menunaikan kewajibannya, dia bersiap-siap turun ke bawah untuk pergi berolah raga.

"Ana! Bangun! Sudah mulai pagi, waktu shubuh juga akan segera habis." Abimayu mencoba membangunkan Ana untuk melaksanakan shalat subuhnya, meskipun dia tahu Ana pasti tidak akan bangun karena dia tidak pernah mau untuk melaksanakan shalat subuh. Tapi Abimayu tetap berusaha membangunkannya setiap pagi jika mereka tidur dalam kamar yang sama.

"Ehhhhhmmm." Ana hanya bergumam tanpa bergerak sedikit pun.

"Ana, kamu harus shalat dulu!" Abimayu kembali mencoba membangunkan Ana.

"Mas... aku masih ingin tidur, jangan ganggu aku." Ana berkata masih belum membuka matanya.

"Jangan salahkan aku jika nanti kamu tidak aku berikan tumpangan pergi bekerja." Abimayu mengancam, Ana sudah memberitahu kepadanya akan ikut dengannya pagi ini pergi bekerja, karena mobilnya masih berada di rumah orang tuanya saat ini.

"Ehmmmm," Ana kembali bergumam dalam tidurnya menjawab Abimayu yang membangunkannya.

Abimayu sudah merasa cukup untuk membangunkan Ana, karena Ana tidak ingin bangun, akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamar dam pergi berolah raga pagi seperti biasanya.

Sekitar pukul setengah sembilan pagi, Ana terlihat duduk dengan wajah kesalnya karena akhirnya dia di tinggalkan oleh Abimayu pergi bekerja.

Dia juga menyesal kepada dirinya sendiri karena terlambat bangun sehingga dia tidak jadi ikut Abimayu pergi ke butik nya. Padahal sejak waktu subuh tadi Abimayu terus berusaha membangunkannya, dan dia juga mendengar ancaman Abimayu yang akan meninggalkannya jika dia terlambat bangun. Sekarang dia membuktikan itu, karena Abimayu benar-benar telah pergi menimggalkannya.

...----------------...

Di perusahaan, di dalam ruangannya Abimayu sibuk dengan beberapa dokumen di atas meja. Ia dibantu oleh sekretarisnya untuk memeriksa dokumen-dokumen tersebut.

Suara notifikasi beberapa kali berbunyi dari ponselnya yang terletak di atas meja kerjanya. Suara itu terdengar jelas karena suasana ruangan kerja Abimayu sangat tenang. Beberapa notifikasi masuk, membuat Abimayu penasaran dengan notifikasi apa yang masuk ke dalam ponselnya.

Abimayu melihat ponselnya, dan menemukan beberapa pemberitahuan dari sebuah bank. Ia sedikit mengecilkan bola matanya melihat apa yang ada di layar ponselnya. Beberapa notifikasi pemberitahuan kalau ada penarikan uang dari kartu yang digunakannya.

Kartu yang ia berikan kepada Ana sudah digunakan olehnya dan Ia tidak tahu untuk keperluan apa uang itu. Tapi saat dia melihat pemberitahuan itu, dia juga terkejut karena Ana menggunakannya dalam jumlah yang sangat besar.

Abimayu memicit kepala dengan tangannnya, sejak tadi notifikasi terus masuk ke dalam ponselnya tiada henti. Lalu dengan marah menahan emosi, ia menghubungi Ana.

"Hentikan apa yang kamu lakukan sekarang! Aku tidak memberimu uang untuk dihamburkan begitu saja." Abimayu berkata setelah panggilannya dijawab oleh Ana.

Heri sang sekretaris yang sejak tadi bersamanya sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Abimayu. Siapa orang yang berani membuat seorang Abimayu yang terkenal tenang dan berwibawa ini menjadi begitu marah.

"Kalau keperluanmu sudah sebanyak itu, bukan urusanku lagi. Silahkan minta pada orang tuamu!"

Abimayu mengakhiri panggilannya. Lalu menghempaskan ponselnya di atas meja kembali.

"Dasar wanita gila," sambung Abimayu lagi.

"Siapa yang gila? " Heri berkata karena penasaran dengan orang yang disebut Abimayu gila itu.

" Selesaikan saja pekerjaanmu!" jawab Abimayu dengan tegas.

Heri menelan ludahnya mendengar jawaban dari Abimayu. Suasana hati Abimayu sangat buruk saat ini.

"Hemmmmmmm, baru kali ini aku melihat seorang Abimayu seperti kerasukan." Heri berkata lagi tanpa takut kepada Abimayu, karena sebenarnya selain Abimayu adalah bos nya, Abimayu juga seorang temannya, maka dari itu dia bisa berani bertanya kepada Abimayu secara langsung meski mereka berada dalam perusahaan.

"Heri! Jika kamu tidak menutup mulutmu, Aku akan mengirimmu ke luar kota saat ini juga." Abimayu mengancam Heri yang mampu membuat Heri terdiam, karena dia juga tidak ingin dikirim ke luar kota dan berpisah dengan kekasih hatinya.

"Baiklah, aku akan diam. Tapi siapa..." Heri kembali bertanya karena dia sangat penasaran.

"Sekali lagi kamu bicara, aku benar-benar akan mengirimmu." Abimayu berkata sambil menatap Heri dengan kesal.

"Atau jangan-jangan itu adalah istrimu?" tebak Heri yang membuat Abimayu menjadi benar-benar kesal.

"Lanjutkan saja pekerjaanmu," suruh Abimayu kepada Heri lagi.

"Tidak bisa begitu. Kenapa kamu berkata sekasar itu kepada istrimu? Apa hubungan kalian baik-baik saja?" Heri semakin banyak bertanya karena Abimayu tidak menjawab pertanyaannya.

Jiwa keingintahuan Heri semakin menjadi besar. Ia sekarang tidak takut lagi dengan ancaman Abimayu. Ia tahu kalau itu hanya ancaman semata, tidak benar-benar dilakukan oleh Abimayu.

"Aku sedang tidak ingin membicarakannya kepadamu," ucap Abimayu akhirnya.

"Ayolah Abi, apa yang terjadi? Kamu jangan berkata kalau kamu tidak menyukainya." tebak Heri lagi.

"Aku memang tidak menyukainya," jawab Abimayu jujur.

"Jangan bilang kamu masih menyukai Nayla?" tanya Heri dan Abimayu tidak menanggapinya.

"Ana itu wanita yang cantik, kenapa kamu bisa tidak menyukainya?" Heri terheran melihat Abimayu, karena menurutnya Ana adalah wanita yang cantik dan Abimayu sangat beruntung mendapatkannya.

"Cantik saja tidak cukup bagiku. Lanjutkan saja pekerjaanmu! Kenapa kamu malah membahas istriku?" Abimayu berkata untuk menghentikan Heri dari rasa keingintahuan nya.

Heri akhirnya diam tidak lagi menggodanya karena dia bisa mengerti bahwa saat ini Abimayu belum ingin bercerita kepadanya.

...----------------...

"Kamu sudah terlalu banyak membeli barang, Ana," ucap salah satu teman Ana yang bersamanya. Sekarang Ana sedang berada di sebuah tempat pusat perbelanjaan, karena dia ingin mengerjai Abimayu yang telah meninggalkannya pagi ini untuk pergi bekerja.

"Tidak masalah, uang di kartu ini masih cukup untuk membayar semuanya," jawab Ana sambil melihatkan sebuah kartu di tangannya lalu memberikan kepada pelayanan toko untuk membayar sepatu yang baru saja dia beli.

"Tapi, ini sudah di luar batas, Ana! Biasanya kamu juga terlalu memilih jika membeli suatu barang."

"Kalian tidak usah khawatir, ini semua akan berguna nantinya," jawab Ana asal karena dia juga belum tahu kegunaan barang yang dibelinya saat ini nantinya. Dia hanya ingin memuaskan rasa kesal di hatinya karena sikap Abimayu yang mengabaikannya.

"Apa suamimu tidak akan marah jika kamu berbelanja sebanyak ini?" tanya seorang teman Ana kepadanya.

"Dia tidak akan marah sama sekali, bahkan dia akan senang jika aku membelanjakan uang yang telah dia berikan," ucap Ana sambil tersenyum membayangkan Abimayu yang akan marah jika melihat apa yang telah dia beli saat ini dengan menggunakan uangnya.

Dia sudah menerima panggilan Abimayu yang memperingatkannya berhenti menggunakan uangnya untuk hal yang tidak penting, tapi Ana tetap melakukannya dan dia tidak mengindahkan peringatan Abimayu.

Dia ingin melihat apa reaksi Abimayu di saat melihat semua barang yang dia beli menggunakan uang yang sengaja dia berikan kepadanya.

Terpopuler

Comments

Rere Sativa

Rere Sativa

Terima kasih Kak, semoga suka dan tidak kecewa dengan ceritanya. 🙏😘😘

2023-09-16

0

Uthie

Uthie

suka konfliknya 👍
semoga nanti nya keduanya bisa saling bucin 😁

2023-09-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!