Hari ini Abimayu membawa Ana pindah ke rumahnya seperti yang telah mereka sepakati sebelumnya.
Sesampainya di rumah itu, Abimayu tidak banyak bicara kepada Ana, dia terus membereskan barang-barang, sedangkan Ana hanya duduk diam di ruang tamu sambil memainkan ponselnya tanpa ingin membantu Abimayu sama sekali.
"Bantu aku membawa barang-barang ini ke atas," ucap Abimayu kepada Ana yang hanya duduk sambil bermain ponselnya sejak tadi.
"Aku tidak mau, seharusnya Mas Abi yang menyelesaikan semuanya," jawab Ana acuh yang membuat Abimayu menjadi kesal dibuatnya. Lalu Ana kembali mengalihkan matanya ke ponsel di tangannya tanpa peduli dengan ucapan Abimayu.
Beberapa jam kemudian, Ana baru menyadari bahwa Abimayu tidak lagi terlihat. Ana mengarahkan matanya ke sekeliling rumah, tapi dia juga tidak menemukan Abimayu.
Ana berdiri dari duduknya lalu menyusul Abimayu ke lantai atas, kemungkinan Abimayu sudah beristirahat di dalam kamar.
Duk duk duk
Ana menggedor pintu kamar dari luar, karena ternyata Abimayu mengunci kamar itu.
"Kenapa pintunya dikunci? Apa maksud Mas Abi sebenarnya, ha? " Ana menyerang Abimayu dengan pertanyaan bertubi-tubi setelah pintu kamar itu di buka oleh Abimayu.
Abimayu tidak mengubris pertanyaan Ana, lalu dia kembali berjalan menuju ranjang tidur untuk beristirahat, karena dia merasa sangat lelah setelah mengangkat barang-barang mereka ke atas.
"Mas!" Ana berkata sambil ikut masuk ke dalam kamar dan berjalan mendahului Abimayu. Dia berdiri dihadapan Abimayu dan kedua tangannya dia rentangkan seakan ingin menghalangi langkah Abimayu.
"Kenapa Mas Abi mengabaikanku? Apa sebenarnya maksud Mas Abi, ha?" Ana bertanya dengan kesal kepada Abimayu.
"Tanyakan pada dirimu sendiri," ucap Abimayu menjawab pertanyaan dari Ana sambil melihat Ana dengan tajam, karena sejak tadi dia sudah merasa sangat kesal kepada Ana karena Ana sama sekali tidak ingin membantunya membawa barang bawaan mereka ke dalam rumah, padahal barang-barang itu hampir semuanya adalah milik Ana.
"Kenapa harus bertanya dengan diriku sendiri? Aku juga tidak merasa berbuat sesuatu yang salah?" ucap Ana heran dengan jawaban Abimayu.
"Ya, di matamu memang tidak ada yang salah, tapi untukku tidak." Abimayu menegaskan.
"Kalau begitu, apa yang salah padaku? Mas Abi boleh jelaskan. Jangan hanya diam dan mengabaikanku." Ana berkata sedikit kuat, dia sudah merasa sangat kesal sekarang karena Abimayu masih saja tidak menjawab pertanyaannya.
"Salahnya adalah, aku menyesal menerima perjodohan ini." Abimayu berkata dengan jelas kepada Ana.
Ana sangat terkejut mendengar perkataan Abimayu itu, hingga dia terdiam sejenak untuk memastikan kebenaran dari apa yang telah dia dengar.
Abimayu tidak peduli dengan keterkejutan Ana itu, dia kembali melanjutkan langkahnya menuju ranjang tidur. Dia sudah sangat lelah dan ingin beristirahat sekarang.
"Kenapa Mas Abi tidak bicara saja kalau ingin menolak dijodohkan? " tanya Ana dengan perasaan yang hancur. Dia tidak menyangka bahwa sebenarnya Abimayu tidak ingin dijodohkan dengannya sebelumnya.
"Aku memang sudah menolaknya, tapi orang tuaku seperti tidak membolehkan aku untuk menolak, dan aku juga ingin membantu orang tuaku," jawab Abimayu yang membuat Ana semakin menjadi bingung mendengarnya.
"Membantu?" tanya Ana mengulang perkataan Abimayu.
"Ya, membantu hutang balas budi orang tuaku kepada keluargamu yang sudah banyak membantu orang tuaku membangun pondok pesantrennya." Abimayu akhirnya mengatakan alasan yang sebenarnya kepada Ana.
"Apa orang tua-ku memintanya?" tanya Ana penasaran karena dia baru mengetahui tentang cerita ini dari Abimayu. Sebelumnya dia tidak pernah mendengar jika mereka dijodohkan karena adanya balas budi.
"Mereka tidak memintanya, tapi aku bisa merasakan kegelisahan orang tua-ku jika aku menolak perjodohan itu, dan juga mereka sangat berharap aku menyetujuinya agar mereka merasa tenang dan tidak terbebani dengan itu semu." Abimayu kembali mengatakan suatu kebenaran tentang dirinya menerima perjodohan ini kepada Ana.
Airmata Ana hampir jatuh menetes dan matanya sudah memerah. Dia sangat menyesal kenapa cerita ini baru sekarang ia dengar, jika dari awal sia sudah mengetahui cerita balas budi ini, dia juga tidak ingin melanjutkan perjodohan yang diatur oleh orang tua mereka itu, meskipun sebenarnya dia juga mengharapkan Abimayu sejak lama.
"Satu hal lagi yang perlu kamu tahu, aku tidak menyangka kalau akan dinikahkan dengan gadis angkuh dan manja yang tidak bisa apa-apa sepertimu," ucap Abimayu kembali yang membuat rasa sedih di hati Ana menghilang dan berganti menjadi rasa marah karena Abimayu mempermasalahkan dirinya yang manja.
"Apa maksud Mas Abi?" tanya Ana dengan suara yang terdengar masuk ke hidung karena dia sempat menahan tangisnya.
"Aku tidak bermaksud apa-apa, tapi aku sangat menyayangkam diri-ku yang beristrikan seorang wanita yang manja dan tidak bisa melakukan pekerjaan apapun tanpa seorang pelayanan." Abimayu berkata karena selama ini dia sudah bisa melihat Ana yang tidak bisa melakukan apapun, bahkan dari hal kecil pun dia tidak bisa dan meminta pelayan untuk melakukannya.
"Mas fikir, aku berniat menikah untuk bisa melakukan pekerjaan rumah sepenuhnya? Tidak akan aku lakukan! Orang tuaku saja tidak pernah menyuruhku untuk melakukan sesuatu. Kenapa setelah menikah aku harus melakukan pekerjaan itu. Kalau Mas Abi mampu, coba saja cari seorang pelayan yang bisa bekerja mengurus rumah dan jangan berharap kalau aku yang akan mengerjakannya."
Ana memberitahu kepada Abimayu. Dia sangat marah kepada Abimayu, dia tidak ingin siapa pun mempermasalahkan dirinya yang tidak bisa apa-apa, karena dari dulu dia memang tidak pernah melakukan pekerjaan apapun karena orang tuanya sangat memanjakannya.
"Inilah yang aku takutkan kalau menikah dengan seorang anak yang terlahir dari orang tua yang kaya raya, dia bisa menjadi terlalu manja dan angkuh karena mempunyai segalanya. Satu hal lagi, aku tidak suka dengan wanita yang terlalu menjual bentuk tubuhnya kepada orang lain sepertimu." Kata Abimayu sambil melihat Ana yang masih berdiri.
"Apa maksud Mas Abi berkata begitu? Siapa yang menjual tubuhnya kepada orang lain?" tanya Ana lagi, karena Abimayu semakin banyak mengatakan tentang kebenaran dirinya pada saat ini.
"Tentu saja kamu. Kamu lihat saja penampilanmu saat ini, bukankah kamu sengaja bwroenampilan seperti itu untuk memperlihatkan tubuhmu?" Abimayu berkata sambil melihat Ana dari atas hingga ke bawah.
Sedangkan Ana semakin emosi mendengar perkataan Abimayu. Dia tidak pernah mendengar orang berkata kepadanya jika dia sengaja berpakaian seksi untuk menjual tubuhnya kepada orang lain.
"Mas Abi jangan asal bicara!" ucap Ana dengan tegas, karena Abimayu telah menuduhnya.
"Aku tidak asal bicara, tapi itu adalah faktanya." Abimayu berkata sambil berjalan keluar meninggalkan Ana di kamar sendirian. Ana tidak tahu kemana Abimayu akan pergi, dan sekarang dia merasa sangat marah karena Abimayu telah menuduhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Nila
Ana seharusnya harus mulai merubah sifatnya. Abi juga seharusnya mengajari Ana untuk berubah, karena itu tanggung jawabnya mendidik istrinya. Harus sabar, janganlah banyak mencela tapi menasehati
2024-03-26
2
Uthie
cerita yg bagus 👍
2023-09-16
1