Mata Seraphina bersinar penuh kegembiraan saat melihat karyanya telah berhasil dengan sempurna. Namun, ketika dia hendak menyentuh lorong perpindahan tersebut, matanya mulai terasa berat. Rasa kantuk yang tak tertahankan membuatnya tidak mampu bertahan. Seraphina terpaksa berbaring di tempat tidur. Melihat jam di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Seraphina tersenyum, dia sudah puas akan hasil yang telah dicapainya, setelah itu dia pun tertidur. Setelah tidur selama delapan jam, Seraphina akhirnya terbangun pada pukul 3 sore. Matanya perlahan-lahan terbuka, dan dia menguap sambil meregangkan tangannya. Seraphina bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Dengan perlahan, dia membasuh wajahnya dan memandang ke arah cermin. Penampilannya terlihat berantakan mulai dari rambut hingga wajah. Tanpa terlalu memusingkan hal itu, Seraphina menggunakan sihirnya untuk menata penampilannya seperti biasa. Sihir itu membersihkan, merapikan, dan merias wajahnya sehingga penampilannya kembali rapi dan sempurna. Dia terus menatap wajahnya sendiri dalam pantulan cermin sambil berkata, "Apakah aku cantik?" Dia pun menjawab pertanyaannya sendiri, "Tidak, tidak. Kamu memang cantik, tapi di dunia lain ada yang lebih cantik darimu."
Setelah berbicara dengan dirinya sendiri, Seraphina semakin percaya diri. Dia segera pergi ke ruang makan. Ketika membuka pintu kamarnya, semua pelayan yang berada di depan langsung menundukkan kepala mereka. Pelayan setianya mendekat dan berkata, "Tuan Putri, apakah anda baik-baik saja? Kami sangat khawatir dengan keadaan Tuan Putri."
Seraphina memeluk pelayan tersebut sambil menjawab, "Tenang saja, Safy." Wajah Safy memerah, dan dengan perasaan gugup, pelayan itu menjawab, "Sa.. Saya tidak pantas dipeluk, meskipun saya juga seorang wanita."
"Apa yang kamu katakan? Kamu sudah bekerja keras, makanya kamu harus dipeluk," ucap Seraphina sambil sedikit menggodanya.
Safy menjawab lagi, "Tapi Anda adalah pemimpin aliansi dan kerajaan!"
Safy bersikeras menolak pelukan tersebut. Namun, Seraphina tetap tidak melepaskannya, malah dia memeluk semakin erat, "Kamu harus dihukum karena menolak permintaanku, dan hukuman yang pantas untukmu adalah dipeluk lebih lama lagi."
Safy pun berteriak cukup keras, "Tidak!!!"
Setelah cukup lama, Seraphina melepaskan pelukan pada Safy, lalu mengajaknya ke ruang makan. Pelayan lain mengikuti dari belakang, mereka berbaris rapi sesuai tinggi badan. Seraphina, didampingi oleh para pelayannya, tiba di ruang makan di mana Raja Zorg dan Ratu Sera telah hadir. Para pelayan pria mengatur kursi yang bertuliskan 'Putri Seraphina', kursi khusus hanya untuk sang putri. Seraphina duduk di kursi tersebut, dengan Safy dan para pelayan lainnya berdiri di belakang kursinya. Ratu Sera berkata kepada Seraphina, "Putriku tersayang, apakah tugasmu sudah selesai?"
"Sudah, Ibu. Semuanya telah selesai dengan baik," Seraphina menjawab dengan nada lembut.
Raja Zorg juga bertanya, "Lalu, apa yang kamu kerjakan sehingga memakan waktu selama dua hari?"
Seraphina juga menjawab dengan nada lembut, "Itu adalah sebuah proyek yang saya buat untuk menjelajahi dunia, mengingat pertumbuhan di kerajaan ini sangat lambat."
"Jika ada musuh, bagaimana? Meskipun kamu kuat, tapi kamu tetaplah seorang gadis," ucap Ratu Sera yang merasa khawatir.
"Ibu tidak perlu khawatir berlebihan, jika ada musuh, maka akan saya lawan. Jika perlu, saya akan mengajak mereka bertarung satu lawan satu!" Seraphina membalas penuh percaya diri.
Ketika Raja Zorg sedang meminum tehnya, dia terkejut mendengar jawaban Seraphina hingga tersedak. "Uhuk.. Uhuk.. Apa yang sudah kamu katakan? Seorang gadis tidak seharusnya mengatakan hal seperti itu, betapa tomboynya kamu ini!"
Seraphina tertawa, Ibunya pun juga ikut tertawa. Ratu Sera tersenyum menatap Seraphina, "Putriku, kamu boleh menjelajahi dunia, tetapi ingatlah kerajaan beserta aliansi membutuhkanmu. Jadi, kembalilah ke sini jika terjadi hal yang buruk."
Raja Zorg juga ikut berkata sambil mengusap mulutnya, "Di negeri ini kamu adalah gadis yang sangat cantik, anggun, serta dermawan, namun itu yang dilihat orang luar. Hanya Ayah, Ibu, dan pegawai istana yang mengetahui sifatmu yang sebenarnya. Terkadang kamu bisa begitu tomboy, terkadang juga sangat manja sampai membuatku bingung. Namun, sebagai raja dan ayah, jagalah dirimu dari segala bahaya dan yang terpenting hindarilah pria yang tidak dapat dipercaya."
Seraphina langsung bersemangat, "Tentu saja, jika ada pria yang tidak dapat dipercaya, pasti akan kuhancurkan! Hahaha." Raja Zorg hanya menggelengkan kepalanya, sementara Ratu Sera tersenyum melihat tingkah anaknya itu. Setelah mereka selesai makan, semua pelayan membantu mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan oleh Seraphina. Mereka mengikuti arahan dari Ratu dan Seraphina. Ketika semua barang telah dikumpulkan di aula istana, ternyata barang-barang itu sangat banyak. Seorang pelayan laki-laki mendekati Seraphina dan bertanya, "Tuan Putri, sepertinya barang-barang ini terlalu banyak. Apakah saya harus menyiapkan beberapa kereta kuda?"
Seraphina menjawab tegas, "Tidak perlu! Aku yang akan mengurusnya sendiri."
Mendengar itu, pelayan tersebut mulai khawatir, "Namun, barang-barang ini terlalu banyak untuk dibawa. Bagaimana anda akan membawa semuanya?" Tiba-tiba, cahaya terang muncul di bawah barang-barang itu, dan dengan sekejap menghilang bersama barang-barang yang sudah disiapkan. Semua orang di ruangan itu terkejut.
Ratu Sera juga ikut terkejut, dia langsung memegang kedua lengan Seraphina, "Putriku tersayang, apa yang baru saja kamu lakukan? Apakah itu sihir penyimpanan yang kamu pelajari setelah lulus dari akademi?"
"Betul sekali, Ibu. Sihir penyimpanan adalah kontribusi terbesarku di akademi dan itulah yang membuat nilaiku menjadi sempurna. Sekarang, sihir penyimpanan milikku telah mengalami perubahan besar. Kapasitasnya tak terbatas, tidak terpengaruh oleh waktu, dapat menampung gunung dan benua, dan bisa..."
"Cukup!"
Raja Zorg mendekati Seraphina dengan cepat dan berbicara dengan suara pelan, "Tolong, jangan lanjutkan lagi. Aku bisa gila mendengarnya. Semua karya-karyamu seperti ciptaan dewa. Jika orang lain mendengar semua ini, mereka akan menyembahmu sebagai dewa mereka."
Raja menatap seluruh pegawai istana, "Kalian semua jangan sampai membocorkan ini. Hukuman mati akan diberikan kepada siapa pun yang melanggar, tanpa terkecuali!"
Semua pegawai istana itu menundukkan kepala mereka, sambil menjawab tegas secara bersama-sama, "Dimengerti, Paduka yang mulia!"
Raja Zorg memberikan nasehat tak terhitung jumlahnya kepada putrinya itu, dia menceritakan kejadian serupa sejak Seraphina masih kecil hingga sudah remaja. Kekhawatiran raja terhadap putrinya begitu besar, dia tidak ingin nasib buruk menimpanya di masa depan. Seraphina, yang merupakan anak tunggal, bukan hanya mempesona tetapi juga bertindak dengan adil kepada semua kalangan, karena aset terbesar kerajaan ada pada putrinya. Raja Zorg memberikan nasehat selama dua jam penuh, setelah itu raja pergi untuk menghadiri rapat aliansi. Sementara itu, Semua persiapan telah selesai, waktunya bagi Seraphina untuk beristirahat dan merebahkan badannya di tempat tidur. Saat petang tiba, Seraphina merasa jenuh berada di kamarnya, sehingga dia memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kerajaan. Di sana, dia mengagumi keindahan berbagai bunga, pohon, dan air mancur. Ketika melewati air mancur, terlihat Safy, pelayan setianya, sedang menuju pintu gerbang.
Seraphina memanggilnya, "Safy!"
Safy segera menoleh dan berlari mendekatinya, "Ada apa, Tuan Putri?"
Tanpa banyak bicara Seraphina mengajak Safy ke tengah taman, disana terdapat tempat duduk dan meja yang sering digunakan oleh keluarga kerajaan. Seraphina menyuruh pelayannya itu duduk disitu, sementara Safy merasa bingung menghadapi situasi tersebut.
"Tuan Putri, ini adalah tempat istimewa bagi keluarga kerajaan. Saya sebagai rakyat jelata seharusnya tidak duduk di sini."
Seraphina berkata, “Oh, aku lupa sesuatu, tunggu disini sebentar.”, dia meninggalkan Safy sendirian. Perasaan cemas menyelimuti pikiran Safy, "Aduh, kenapa jadi seperti ini? Bagaimana jika ada penjaga yang lewat dan marah padaku? Hanya karena aku bekerja di sini, bukan berarti aku bisa duduk di tempat istimewa. Bagaimana ini?"
Safy merasa panik dan memandangi sekeliling sambil menggenggam bajunya dengan kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments