Sangat sopan

Nenek Dewi pun mengajak Dario ke kamar Chiara. "Perkenalkan, ini adalah cucu pertamaku yang bernama Dario," kata Nenek Dewi yang dengan bangga memperkenalkan Dario dengan keluarga Farhan.

Dario dengan sopan mengucapkan salam dengan keluarga Farhan. Walaupun dia terpaksa menyetujui pernikahan ini, tapi dia tetap berprilaku sopan.

" Ternyata di sangat tampan dan juga sangat sopan," puji Ayumi sembari menatap calon menantunya. Menurutnya, wajah Aldo biasa - biasa saja, sedangkan wajah Dario sangat tampan. Mereka sangat berbeda sekali. Apa benar mereka bersaudara ? Atau jangan - jangan Nyonya Dewi membohonginya ?

Chiara pun memikirkan hal yang sama seperti yang di pikirkan oleh Mamanya. Apa benar pria yang ada di depannya adalah saudara Aldo ? Kalau memang benar, lalu kenapa Aldo mengatakan kalau dia tak memiliki saudara ? Dia juga tak pernah melihat Dario di saat dia datang ke rumah keluarga Wijaya ?

Nenek Dewi tersenyum melihat raut wajah Chiara yang terlihat kebingungan. "Chiara, Dario adalah kakak tiri Aldo. Sebelum menikah dengan Emi, putraku sudah pernah menikah dengan Laura, Mamanya Dario. Emi menikah dengan Bram dengan membawa putranya dari pernikahannya yang sebelumnya,"terang Nenek Dewi. Sebenarnya hingga saat ini dia tak menyukai Emi. Dia adalah perempuan yang sangat jahat. Perempuan itu menggoda pria yang sudah memiliki istri, hingga Laura dan putranya bercerai. Semenjak putranya bercerai dengan Laura, Dario jadi membenci Papanya. Dia juga jarang berada di rumah.

"Iya, Nek. Aku percaya padamu," sahut Chiara yang kemudian menunduk. Selama ini Nenek Dewi tak berbohong dengan dirinya, jadi Chiara percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Nenek Dewi, tapi kenapa Aldo berbohong dengan dirinya ? Apakah selama ini Aldo begitu membenci Dario ?

" Kalau begitu, Dario kau harus mengganti bajumu dulu, " ucap Juita seraya memberikan kemeja pada Dario.

" Baik, Tante, " sahut Dario dengan sangat sopan.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah acara resepsi pernikahan selesai , tubuh Dario terasa cukup lelah karena berdiri beberapa jam tanpa duduk. Sebenarnya dia sudah hendak pergi tapi tidak enak dengan permintaan Farhan yang memintanya untuk tetap tinggal. Dario akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di rumah itu sampai besok pagi.

Terlebih lagi masih banyak keluarga besar Chiara yang belum pulang. Apa kata mereka jika pengantin pria langsung pergi ? Dario juga memikirkan perasaan mertua dadakannya.

" Dario, sepertinya kau sangat capek sekali. Lebih baik kau pergi ke kamar Chiara untuk istirahat, " kata Farhan. Dia terlihat sangat menerima Dario sebagai menantunya. Dia merasa senang karena putrinya menikah dengan Dario. Dia dapat melihat kalau Dario adalah pria yang baik dan juga sangat sopan. Sangat jauh berbeda dengan Aldo.

" Baik, Pa. Kalau begitu aku istirahat duluan, " ucap Dario sembari menatap Farhan.

" Pergilah !" balas Farhan sembari tersenyum.

Dario lalu pergi menuju ke kamar Chiara. Dia menghela nafas panjang saat memasuki kamar milik Chiara. Kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantin adiknya , tapi kini menjadi kamarnya. Sungguh tak pernah terpikirkan olehnya menikah secara mendadak seperti ini.

Sayup - sayup, Dario bisa mendengar suara gemericik air yang berasal dari arah kamar mandi. Pastilah Chiara yang sedang berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Wanita itu masuk ke kamarnya setelah mengeluh kelelahan.

Dario menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu melepaskan jas berwarna putih yang baru saja dikenakannya.

Menunggu Chiara keluar, Dario merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang di taburi dengan kelopak bunga mawar. Aromanya sangat wangi hingga tubuhnya jauh lebih rileks.

Di dalam kamar mandi, Chiara mengguyur kepalanya di bawah shower sambil terisak - isak. Hatinya begitu sedih karena Aldo telah meninggalkannya untuk selama - lamanya. Ingin rasanya dia ikut mati bersama Aldo, tapi dia masih memperdulikan perasaan kedua orang tuanya. Orang tuanya pasti akan sangat sedih jika kehilangan putrinya.

" Aldo, kenapa kau secepat itu meninggalkanku ? " gumam Chiara untuk ke sekian kalinya.

Hampir satu jam Chiara berada di kamar mandi hingga akhirnya memilih menyudahinya. Tubuhnya sudah mulai dingin meski kepalanya terasa ingin meledak.

Ceklek...

Terdengar suara derit pintu yang terbuka, refleks Dario menoleh ke arah sumber suara padahal dia baru saja memejamkan matanya. Dario menelan saliva saat melihat Chiara yang hanya mengenakan handuk sebatas lutut.

Brak...

Dalam hitungan menit , pintu kamar mandi ditutup oleh Chiara dengan suara yang cukup kuat hingga membuat Dario terkejut. "Apa yang kau lakukan di kamarku ?" teriak Chiara dari dalam kamar mandi dengan amarah menggebu.

Sejenak dia lupa kalau mereka sudah menikah. Dadanya naik turun dengan punggungnya yang bersandar di balik pintu.

Dario menghela nafas dengan pelan lalu berjalan mendekati pintu kamar mandi karena tidak ingin berteriak membalas pertanyaan Chiara.

" Papamu memintaku untuk istirahat di kamarmu. Tenanglah, besok aku akan pergi rumah ini," terang Dario dengan nada tenang. Kenapa malah Chiara yang marah ? Dia yang seharusnya marah pada wanita itu, karena gara-gara wanita itu dia terpaksa harus menyetujui permintaan Neneknya. Seharusnya Chiara menolak pernikahan ini. Tapi dia tak bisa marah - marah pada wanita seperti Chiara. Wanita itu juga tak bersalah dalam hal ini.

Sebelumnya dia berniat tidak ingin menikah hingga seumur hidupnya. Dia takut rumah tangganya sama dengan rumah tangga Mamanya. Dulu rumah tangga Mama dan Papanya begitu bahagia , hingga membuat semua orang menjadi iri. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ketika dia berusia lima tahun Emi datang dan menumpang di rumahnya karena saat itu dia sedang ada masalah dengan mantan suaminya. Emi adalah sahabat Papanya. Semenjak wanita iblis itu berada di rumahnya, mulailah terjadi pertengkaran antara Mama dan Papanya. Awalnya pertengkaran kecil, lalu kemudian terjadi pertengkaran besar dan itu hampir setiap hari terjadi hingga Mama dan Papanya bercerai. Setelah Mama dan Papanya bercerai, wanita iblis itu datang ke rumahnya dengan membawa putranya dari pernikahannya yang sebelumnya.

Semenjak kedatangan mereka, Papa dan Mamanya tak pernah peduli dengan dirinya. Hanya Neneknya yang selalu berada di sampingnya. Setiap hari dia selalu tinggal di rumah pohon yang ada di belakang rumahnya. Di tambah lagi wanita iblis itu selalu berbicara yang buruk tentang dirinya di depan Papanya, hingga hubungannya dengan sang Papa semakin jauh dan seperti orang asing.

" Aku ingin kau keluar sekarang juga. Ingat, kita menikah karena terpaksa. Aku bersedia menikah denganmu karena... " Chiara menghentikan kata - katanya karena tidak sanggup melanjutkannya. Kini yang terdengar hanyalah isak tangis yang tertahan dari bibir Chiara.

"Baik, aku mengerti," sahut Dario. Pria itu memilih pergi meninggalkan kamar Chiara karena tidak akan bisa menenangkan istrinya.

Tubuh Chiara merosot ke lantai meratapi nasibnya yang memilukkan. Orang yang seharusnya menjadi kakak iparnya , nyatanya kini harus menjadi suaminya. Mereka sama sekali tidak saling kenal , dan bahkan sebelumnya dia tak pernah bertemu dengan Dario.

Terpopuler

Comments

Banu Tyroni

Banu Tyroni

iyalah... siapa yg tdk sedih di hr bahagia malah datang duka

2025-01-01

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!