Siang itu Suci terlihat sibuk menulis beberapa lembar surat lamaran yang akan ia kirim via post
entah sudah berapa banyak lamaran yang ia kirim namun belum ada yang berhasil.
Ia juga sudah melayangkan email ke berapa lowongan pekerjaan, namun hasilnya sama, belum ada balasan.
Sulitnya mencari pekerjaan terlebih ia baru lulus sekolah menengah atas, jadi lowongan nya pun hanya seputar spg/ waitress , penjaga toko dan lain-lain, yang sesuai dengan pendidikannya.
tapi tak menjadi masalah untuk suci, asalkan halal, ia akan berusaha kerja dengan sungguh-sungguh
Sebab ia tak tega melihat kedua orang tuanya masih banting tulang untuk membiayai ia dan adiknya.
saat nya kini suci ingin mandiri berdiri di kaki sendiri
drrrtttttt drtttttttt
Panggilan masuk di ponsel tua milik suci, pak gunawan mandor tempat ayahnya bekerja menelponnya. Suci mengerutkan keningnya, ia melihat jam dinding, masih pukul sepuluh pagi, yang artinya ayahnya masih di tempat kerja, entah mengapa perasaan Suci jadi tak tenang, ia segera mengangkat panggilan telepon itu seraya berdoa dalam hati.
"uhm tumben pak gunawan telp apa apa ya" gumam ku dalam hati yang berubah menjadi ke khawatiran
"assalamu alaikum nak Suci saya Gunawan, mandor di tempat ayahmu kerja, bapak cuma mau kabarin kamu secepat nya ke rumah sakit C ayah mu dirawat disana beliau kecelakaan... jatuh dari lantai 4" ucap pak Gunawan seperti petir di siang hari, ponsel Suci sampai jatuh karena terkejut, Suci buru-buru mengambil ponsel jadulnya itu beruntung ponsel itu tidak kenapa-napa walau sering jatuh
"aaaappaaa pak.... Aaaayyyah saya kecelakaan??" ucap Suci tergagap dengan air mata sudah membasahi pipinya
"Iya ayahmu jatuh nak, apa ada adikmu??? Segera datang ke rumah sakit C, beliau di rawat disana"ucap pak Gunawan cemas
"saya menuju kesana"ucap suci menghapus air matanya, bukan saatnya ia menangis sekarang, ia harus segera melihat kondisi ayahnya.
Suci segera menjemput ibundanya dengan motornya, Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit tempat dimana Danang ayah Suci di rawat
sesampai nya di rumah sakit, Danang sedang berada di ruang operasi menunggu pihak keluarga sehingga baru di tindak,
karena Danang mengalami luka agak parah di kepalanya serta beberapa bagian tubuh bapak patah sehingga harus segera di operasi
"ya Allah ayaaaaahhhh.... astaghfirullah" ucap bunda histeris dan tak sadarkan diri. Anisa ingin kuat, namun mendengar penuturan Gunawan mandor tempat Danang bekerja, Anisa tak kuat, sementara Suci berusaha tegar, ja terus mengucapkan istighfar
"tenang nak, sekarang secepat nya kamu tanda tangani surat pernyataan pasien biar ayahmu segera di lakukan tindakan"ucap pak gunawan
Suci terlihat bingung, ini pertama kalinya ia menghadapi situasi ini, terlebih ia masih sangat shock.
"nak yang terutama ayah mu bisa di operasi dulu... masalah biaya nanti kita rundingkan
karena ini kecelakaan kerja ayah mu kemungkinan di cover perusahaan walau mungkin tidak semua nya. " ucap pak Gunawan menerangkan
suster menghampiri ku lalu menyodorkan berkas-berkas yang harus di setujui.
"yang penting bapak bisa operasi dan selamat, uang bisa Suci cari entah dari mana tapi Suci akan berusaha yah" gumam suci dalam hati lalu bergegas menanda tangani beberapa berkas guna persetujuan operasi Danang.
Setengah jam kemudian, Anisa tersadar dari pingsannya, ia lngsung teringat suaminya, suci segera memeluk ibundanya, dan menjelaskan jika ayahnya kini sedang menjalani operasi.
Anisa histeris menangis sejadi-jadinya, ia sangat takut sesuatu yang buruk menimpa suaminya.
"istighfar bun .. kita doa kan ayah yang terbaik. sekarang ayah sudah dioperasi. kita pasrahkan sama Allah ya bun. semoga operasinya berjalan dengan lancar dan hasilnya baik" ucap suci memeluk bundanya yang masih menangis tersedu-sedu
"astaghfirullahaladzim..." bunda terus beristigfar di tengah isak nya
"kak suci ayah bagaiman? ayah kita bagaimana kak "
Angga yang setelah ku kabari langsung menuju ke rumah sakit
nampak dia berlari masuk karena nafas nya terengah-engah ada titik air mata di sana.
Angga menangis, ia memang sangat dekat dengan ayahnya, Suci lalu bangun dan memeluk adiknya itu
"ayah sedang dioperasi de... kita pasrah kan semua sama Allah ya de" Angga mengangguk, ia melihat bundanya yang juga terlihat shock. Angga duduk di samping Anisa lalu memeluknya
sudah hampir dua jam sejak operasi di mulai, namun belum ada tanda-tanda operasi akan selesai
Suci dan ibunda serta adiknya menunggu dengan cemas di ruang tunggu khusus
pak Gunawan dan beberapa rekan Danang yang membantu Danang ke rumah sakit satu persatu sudah pamit pulang
tinggallah mereka bertiga didera rasa khawatir dan takut
"bun isi dulu perut nya nanti maag bunda kambuh" ucap suci lembut menyentuh punggung bundanya
"kamu saja duluan sama adik mu. bunda belum lapar nak. bagaimana bunda bisa makan jika kondisi ayah kamu saja bunda belum tahu huhuhu" Anisa menangis pilu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Retno Elisabeth
menarik ceritanya. up lg thor
2023-07-27
0
Biva Nurhuda
akan ada jalan yang terbaik untuk semua yang terjadi
2023-07-27
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
semangat author lanjut
2023-07-27
0