Bab 5

Waktu cepat berlalu, hari ini Gea cepat cepat menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia juga meminta Diana untuk mengosongkan jadwalnya di siang hari, agar dia bisa pergi menemui Rean.

Besok adalah hari H, dimana Rean akan menjadi kekasih Gea. Jadi, Gea harus memastikan semuanya tampak sempurna. Dia tidak mau memberikan sedikit cela bagi Bianca dan Hugo untuk menghinanya lagi.

Ketika jam makan siang, Gea mendatangi cafe tempat Rean bekerja. Dia berbicara pada manager cafe dan meminjam Rean setengah hari kerja. Gea beralasan ada urusan keluarga yang harus mereka selesaikan.

Manager cafe percaya dan memberikan Rean ijin pergi bersama Gea.

"Ayo kita pergi!" seru Gea menarik tangan Rean.

Bak terkena sengatan listrik, Rean merasa terkejut ketika kulit tangan Gea menyentuhnya.

"Ada apa?" tanya Gea ketika Rean menarik tangannya dari tangan Gea.

"Kontrak nya di mulai besok kan? jadi tidak perlu bersikap seperti itu sekarang" ujar Rean ketus.

Gea menatapnya aneh, pria itu sudah pergi lebih dulu ke parkiran.

"Kita akan kemana?" Tanya Rean, dia sudah naik di atas motornya dan memakai helm.

Gea mengerut bingung, dia tidak mengerti apa yang Rean lakukan. Mereka akan pergi bersama, tapi pria itu malah menaiki motornya.

"Ayo!" seru Rean lagi. Dia memberi Gea jalan agar mudah lewat menuju mobilnya yang terparkir di samping motor Rean.

"Maksud Lo kita pergi dengan terpisah gini?"tanya Gea menebak.

Rean pun mengangguk menjawab pertanyaan Gea. Seketika itu sebuah pukulan melayang ke helm milik Rean.

Pletak

Rean mengerang keras, dia merasa sedikit pusing ketika helm nya di pukul kuat seperti itu.

"Turun, kita akan pergi naik mobil gue! " Titah Gea seraya berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Rean tampak enggan, namun dia tetap menuruti perkataan Gea. Walau bagaimanapun Gea saat ini adalah partner kerjanya. Mereka sudah menjalin kerja sama, jadi mau tidak mau Rean harus profesional.

Ketika hendak menjalankan mobilnya, Gea menghembuskan nafas gusar. Rean sampai menoleh kearahnya ketika mendengar hembusan nafas itu.

Belum sempat dia mengajukan pertanyaan, Rean sudah di kejutkan dengan sikap Gea yang tiba-tiba mendekat seperti akan memeluknya.

"Kalau naik mobil itu biasakan paket sabuk pengamannya" omel Gea.

Rean sudah mematung, dia masih syok dan berpikir jika Gea ingin melakukan sesuatu. Maklum saja, ini adalah kali pertamanya Rean berdekatan dengan seorang gadis kecuali Lea.

"Hei, kenapa bengong?" tanya Gea menyadarkan Rean dari keterkejutannya.

Rean memalingkan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.

'Mengapa gue seakan berada di posisi cewe cewe novel yah. Malu dan salting' pikir Rean di dalam hati.

Mobil melaju pergi membelah jalan raya yang lumayan padat. Gea melajukan mobilnya menuju ke sebuah mall.

Suasana terasa hening, baik Rean maupun Gea tidak ada yang bersuara. Keduanya fokus dengan pikiran masing-masing.

Hingga tak lama kemudian, Gea membelokkan mobilnya masuk ke dalam area parkir sebuah mall.

"Ayo turun!" serunya.

Rean menurut saja, dia melihat lihat ke sekitar. Dia bingung mengapa Gea mengajaknya pergi ke mall.

"Gue tahu Lo bingung, gue mau sebelum kita pergi ke acara reuni kita saling kenal dulu. Kita atur dimana dan kapan kita bertemu, aku juga mau tahu sedikit tentang Lo sebagai pegangan gue ketika menghadapi semua teman teman yang sangat gue benci!" tutur Gea, terlihat ada gelora emosi di matanya.

Mereka masuk ke dalam mall. Pertama, Gea membawa Rean masuk ke toko pakaian. Dia bertanya pada Rean bagaimana seleranya dalam memilih pakaian.

Di lihat dari cara Rean berpakaian, Gea dapat menebak bahwa pria ini tidak suka yang norak. Setiap kali bertemu Rean selalu menggunakan pakaian simple dan terlihat sederhana.

"Apa Lo suka ini?" tanya Gea menunjukkan stelan jas pilihannya sesuai dengan analisa nya ketika melihat penampilan Rean saat ini.

"Boleh lah, gue suka yang simpel gini" jawab Rean.

Gea tersenyum, dia senang analisanya tepat. Rean menyukai jas yang dia pilih.

Gadis itu memilih beberapa stelan jas dan beberapa pakaian santai sebagai hadiah untuk Rean. Semua pilihan Gea tidak ada yang di tolak oleh Rean.

Bukan karena tidak mau menolak, tapi karena memang apa yang Gea pilih merupakan selera Rean.

Selama mereka memilih dan mencoba pakaian. Gea terus melontarkan pertanyaan. Seperti di mana Rean tinggal, bagaimana kondisi keluarganya.

Rean pun menjawab dengan jujur, dia tidak malu mengatakan pada Gea bahwa dirinya berasal dari panti asuhan. Bahkan dia tidak mengetahui siapa ayah maupun ibu kandungnya.

"Sorry, gue bukan bermaksud" lirih Gea merasa tidak enak sudah menggali rasa sakit di hati Rean.

"Santai saja, gue tidak apa apa. Lagi pula itu kenyataan, bukan bualan belaka. Jadi gue tidak perlu marah!" jawab Rean santai. Untuk pertama kalinya dia tersenyum setulus itu pada Gea. Membuat gadis itu tertegun dan langsung memalingkan wajahnya.

Gea merasa tidak karuan, jantung nya berdetak cepat ketika melihat senyum manis Rean.

"Ayo kita cari makan dulu" ajak Gea mengalihkan perhatian. Mereka beralih ke sebuah restauran.

Gea memanggil pelayan, dia meminta untuk memesan makanan apapun yang dia mau. Gea ingin melihat bagaimana sikap Rean ketika berada di restauran berbintang.

Tidak seperti dugaan nya, Rean terlihat biasa ketika melihat buku menu. Dia memesan menu sederhana namun berkelas. Bahkan Rean juga lancar dalam membaca menu yang di tulis dengan bahasa Inggris.

" ternyata gue tidak salah pilih partner." Gea membatin, dia tersenyum puas. Rean benar benar sempurna di matanya. Dia yakin Rean dapat membuat semua orang melongo.

Terakhir, setelah merasa kenyang dan cukup membuat hatinya yakin bahwa Rean adalah kekasih yang sempurna. Kini, Gea mengajak Rean ke sebuah sorum mobil.

"Kenapa kita mampir ke sini?" tanya Rean heran. Dia mengikuti Gea turun dari mobil. Matanya melihat lihat deretan mobil sport dan beberapa mobil mewah lain nya.

"Gila, bagus bagus banget" decak kagum Rean di dalam hatinya.

"Pilih lah, Lo mau yang mana" suruh Gea.

Sontak mata Rean terbelalak, dengan begitu mudah Gea menyuruhnya untuk memilih mobil. Rean yakin, mobil mobil ini bernilai ratusan juta. Dia tidak akan sanggup membelinya.

Gea menangkap raut kebingungan di wajah Rean.

"Lo tenang aja, gue yang akan mengurusnya. Lo hanya perlu mengatakan mobil mana yang Lo suka!" kata Gea kembali membuat Rean terkejut. Dia tidak bisa membayangkan betapa kaya nya Gea.

Bayaran kontrak nya saja sudah sangat besar, di tambah lagi Gea yang begitu mudah mengirimkan uang 100 juta di awal sebelum kerja sama mereka di laksanakan.

Gea sama sekali tidak takut di tipu oleh Rean. Dia sangat percaya bahwa Rean merupakan pria yang bertanggung jawab.

Akhirnya, atas desakan Gea. Rean memilih salah satu mobil limited edition yang dia kira adalah mobil paling murah. Karena style mobil itu terlihat sederhana namun unik. Mobil itu hanya di terbitkan sebanyak 2 buah. Satu di pakai oleh Gea , dan sekarang Rean juga tertarik pada mobil itu.

Gea memberikan kartu nama Diana pada Pemilik dialer, sekretaris nya akan mengurus semuanya.

Rean masih keberatan, dia ingin menolak pemberian Gea. Namun, dengan ancaman pembatalan kerjasama membuat Rean akhirnya menerima pemberian Gea.

Jika kerja sama ini batal, maka operasi Bu Laksmi juga akan batal. Rean tidak mau hal itu terjadi.

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Mobil sport apa nih, kok harganya cuma ratusan juta, biasanya kan miliaran🙄

2023-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!