Gea berdiri di hadapan pria asing yang kini menatap tajam kearah nya. Baru saja terlepas dari masalah, kini masalah baru pun mulai menghampirinya.
Dalam diam Gea menatap pria itu, dia berpikir bagaimana cara agar dia dan pria ini datang ke acara reuni Minggu depan.
"Heh nona, apa apaan ini. Kenapa Lo mengakui gue di hadapan teman teman Lo pacar!." Protes Rean seraya melambaikan tangannya di hadapan Gea. Sehingga gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Ehm.. Maaf, gue terpaksa melakukannya. Gue.." belum sempat Gea menjelaskan Rean sudah menyelanya. Dia tidak peduli dengan urusan Gea, yang dia tahu. Dia tidak suka di perlakukan seperti itu.
"Gue tidak peduli, dan gue tidak mau ikut campur!" tukas Rean berlalu pergi.
Gea panik dan langsung mengejarnya.
"Eh mau kemana, gue belum selesai ngomong!" teriak Gea menahan lengan Rean. Membuat Rean menjadi semakin kesal dan menepis tangan Gea dari lengannya.
"Ada apa lagi sih, gue mau kerja. Jangan ganggu gue!"
"Sorry, tapi gue butuh ngomong sama Lo 4 mata. 5 menit aja" pinta Gea sedikit memohon.
Namun, Rean tetap tidak mau. Dia pergi begitu saja meninggalkan Gea.
Andrean Pratama, pria 24 tahun yang bekerja sebagai pelayan di cafe itu. Memiliki wajah tampan dan bentukan tubuh idaman para wanita. Membuat cafe itu menjadi tongkrongan anak muda, khususnya para ciwi ciwi.
Terkadang mereka sengaja datang ke cafe hanya ingin melihat wajah tampan Rean saat melayani mereka. Tidak seperti Gea yang tidak peduli dengan hal itu. Dia baru sadar jika di cafe ini ada pria tampan seperti Rean.
Gea kembali ke meja nya, dia berpikir keras mencari cara agar bisa membawa pria itu ikut bersamanya ke acara reuni.
Rean keluar dari ruangan ganti, dia langsung melayani para tamu yang baru saja datang.
Melihat hal itu, sebuah ide masuk ke dalam benak Gea. Dia tersenyum licik, kali ini Rean tidak akan bisa menghindarinya lagi.
"Pelayan!" Teriak Gea pada seorang pelayan yang datang melewati mejanya.
Pelayan itu tersenyum, dia menghampiri Gea dan menanyakan apa ya g Gea butuhkan.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya pelayan itu ramah.
"Tolong panggilkan manager kalian!" ucap Gea to the poin.
Pelayan itu terkejut, untuk beberapa saat dia terdiam dan memikirkan apa yang telah dia lakukan atau rekan kerjanya yang lain lakukan sehingga gadis ini ingin bertemu dengan manager mereka.
Melihat pelayan itu terdiam, Gea pun mengerti apa yang pelayan itu pikirkan.
"Tidak ada yang salah, aku hanya ingin menemui manager cafe. Jangan khawatir" ucap Gea menjelaskan.
Barulah pelayan itu bernafas lega, dia kembali tersenyum pada Gea, kemudian berlalu pergi memanggil manager cafe.
"Mohon tunggu sebentar nona"
Beberapa waktu menunggu, akhirnya manager cafe datang menghampiri Gea. Dia adalah seorang pria berumur sekitar 35 tahun. Masih belum tergolong om om lah yah.
Manager cafe tersenyum mengetahui pelanggan yang ingin menemuinya itu seorang wanita cantik. Dengan sedikit merapikan penampilannya, manager cafe menghampiri Gea.
"Selamat siang nona, ada yang bisa saya bantu?"
Gea tersenyum membalas sapaan pria itu, kemudian dia mengatakan apa tujuannya memanggil manager cafe itu.
"Apakah saya bisa bicara dengan salah satu pelayan itu? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengannya." Tunjuk Gea pada pria yang tadi menjadi kekasihnya Beberapa saat. Dia tidak tahu siapa namanya.
"Maksud anda, Rean?" Jawab manager cafe. Gea pun langsung mengangguk, dia jadi tahu siapa nama pria itu.
"Iya pak Rean, saya ingin menyampaikan beberapa pesan dari keluarga nya"tutur Gea.
"Oala, kenapa Rean gak temui aja langsung. Kalau itu soal keluarga tidak apa apa"
"Sebentar yah nona, saya panggil dulu"
Gea mengangguk dan tersenyum membalas ucapan manager. Dengan begini pria itu tidak akan bisa menolak untuk menemui dirinya.
Pak Hari pun menemui Rean, dia mengatakan pada Rean bahwa keluarganya datang mencarinya.
"Kamu ini yah Rean, keluarga datang kok tidak di temui. Saya tidak pernah melarang kamu untuk bertemu keluarga kamu yang datang, asal jangan terlalu lama" omel pak Hari.
"Maaf pak, maksud bapak apa?" Tanya Rean heran.
"Udah kamu gak usah sungkan, temui lah keluarga mu terlebih dulu. Kasian dia sudah menunggu lama"
Rean menggaruk kepala, dia tidak mengerti dengan ucapan managernya. Dengan rasa penasaran, Rean pun pergi menemui orang yang di sebut pak Hari sebagai keluarganya yang ada di meja no 38 outdoor.
"Oh jadi, Lo yang mengaku sebagai keluarga gue?" ketus Rean.
Gea tersenyum miring, "Duduk lah" tunjuk Gea dengan dagu runcing yang menambah keimutan di wajahnya.
Dengan Kesal Rean duduk di depan Gea, wajahnya di tekuk seperti enggan untuk berhadapan dengan gadis aneh ini.
"Cepat katakan, apa yang ingin Lo bicarakan!" Rean mendesak.
"Langsung ke inti saja, gue ingin Lo jadi pacar pura pura gue. Gue akan memberi Lo bayaran berapa pun yang Lo mau!"
"Tidak! Gue gak mau" tolak Rean, dia segera bangkit dan hendak meninggalkan Gea
"Jangan terburu buru, kesempatan emas ini tidak datang 2 kali. Lo pikir pikir dulu. Ini kartu nama gue, jika Lo berubah pikiran. Silahkan hubungi gue!"
Gea meletakkan kartu namanya di atas meja, kemudian pergi lebih dulu meninggalkan Rean di sana. Meskipun dia butuh, Gea juga tidak mau terlihat terlalu berharap pada pria itu. Harga dirinya tidak serendah itu.
Setelah kepergian Gea, Rean kembali melanjutkan pekerjaannya. Kartu nama Gea dengan asal dia masukkan ke dalam saku celananya. Tidak menutup kemungkinan suatu saat kartu itu berguna.
"Arg, bagaimana jika pria itu tidak tertarik dengan tawaran gue? Bagaimana gue bisa menghadiri acara reuni itu? Apa gue harus mencari pria lain? Ah tidak tidak" Gea menggelengkan kepalanya cepat. Dia tidak mungkin membawa pria lain ke acara reuni. Sementara pria yang dia kenalkan sebagai kekasihnya adalah Rean.
Gea merutuki kebodohannya, tanpa rencana dia malah menarik Rean masuk ke dalam drama yang tidak bermutu itu. Sekarang, dia terjebak sendiri dalam permainannya.
"Bodoh, Gea bodoh!"
Gea melajukan mobilnya menuju ke apartemen, dia merasa malas pulang ke rumah. Sejak mommy nya tidak ada dan Papi nya menikah lagi. Gea jadi jarang pulang ke rumah. Paling juga dia hanya beberapa kali saja dia tidur di rumah dalam seminggu.
Pukul 22.00, waktu nya cafe tutup. Rean dan rekan rekannya bersiap untuk tutup.
Ketika menyusun kursi kursi meja outdoor, Rean menatap lama meja yang tadi di tempati oleh wanita yang mengganggu pikiran nya.
Wanita itu memang cantik,namun caranya meminta Rean menjadi kekasih bayarannya tidak lah baik. Apalagi Rean sangat menghargai sebuah hubungan, dia tidak suka mempermainkan hubungan yang selalu dia anggap sakral.
Karena itulah Rean sampai sekarang masih belum berani menjalin hubungan dengan seorang wanita. Dia ingin sekali memiliki seorang yang dia cintai, maka dia lah yang akan menjadi istri dan ibu dari anak anak nya nanti.
"Ayo, manager pasti sudah menunggu kita di ruangan nya" ujar salah satu rekan kerjanya, membuat lamunan Rean buyar.
"Ok ok, gue nyusul" sahut Rean. dia bergegas menuju ke ruang ganti. Setelah berganti pakaian, Rena pun menyusul teman temannya yang sudah berkumpul di ruangan manager.
Hari ini adalah hari gajian, jadi mereka sedikit lebih lama pulang. Karena mereka harus melakukan perhitungan terlebih dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Risnawati Cinna
assalamu'alaikum...baru Nemu karyamu thor ... sementara baca🙂
2023-09-10
0