"Kenapa tua bangka itu bisa tahu hal ini sih? Kalau begini, semua rencana gue bisa kacau." Gerutu Willy.
Saat ini dia sedang bingung dan gelisah setelah mendapatkan ancaman dari Dion tentang uang yang dia ambil untuk kebutuhan pribadinya. Willy memang sudah memanipulasi data keuangan sehingga dia dengan leluasa bisa mencairkan dana dengan alasan untuk kebutuhan perusahaan. Selama menjadi manejer keuangan, dia memang bersikap arogan dan sombong kepada bawahannya. Tapi jika di depan Nagita dia akan berpura-pura jadi atasan yang baik dan bertanggung jawab.
Sekarang Nagita belum bisa dia hubungi, sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena selama ini, Nagita yang sudah banyak membantunya jika terkena masalah di kantor.
"Nagita kemana lagi? beberapa hari ini sikapnya berubah gak kaya biasanya yang selalu manja sama gue. Sekarang jangan kan nelpon, ngabarin dia ada dimana juga tidak. Sepertinya gue harus susulin ke sana, siapa tahu gue bisa minta bantuannya untuk mengganti uang itu." Ucap Willy, lalu bergegas menyuruh orang kepercayaan nya untuk menyiapkan kepergiannya ke Bali.
Willy berangkat malam itu juga, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Nagita. Sarah datang ke apartemen nya Willy, dia ingin meminta uang kepada kekasihnya itu untuk membeli barang yang dia inginkan saat ini.
"Willy mana sih, kenapa dia tidak membuka pintunya. Di telpon juga gak di angkat." Kesal Sarah, yang sudah menunggu laki-laki itu selama dua puluh menit. Sarah yang bosan akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya, karena memang sudah malam juga. "Willy Brengsek, pergi kemana dia malam-malam begini? awas saja kalau dia sampai berani macam-macam di belakang gue." Batin Sarah.
Willy yang sudah sampai di Bali, langsung mencari dimana tunangan nya itu menginap. Saat mengaktipkan ponselnya, banyak bukti panggilan dan pesan yang masuk dari Sarah, Tapi Willy tidak menghiraukan nya, pokusnya saat ini adalah merayu Nagita supaya bisa memberikannya uang yang dia butuhkan untuk mengganti uang perusahaan.
Akhirnya Willy sampai di depan pintu kamar penginapan nya Nagita, lalu dia mengetuk pintu dan memanggil nama gadis itu. Namun tidak ada jawaabn sama sekali dari Nagita.
"Aneh, kemana dia pergi? gak mungkin dia keluar jam segini. Apa mungkin dia sudah tidur?" Ujar Willy, lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat iru dan mencari penginapan untuk nya menginap malam ini.
Sementara itu, tepatnya di dalam kamar Nagita, dia sedang meronta meminta di lepaskan oleh Demian. Laki-laki yang sedang mencumbunya di atas tempat tidur
"Lepasin brengsek, bajingan?" umpat Nagita emosi saat laki-laki itu berusaha untuk melecehkan nya.
Plak!
Satu tamparan keras Nagita layangkan di pipi Demian.
"Brengsek." Ucap Nagita lagi. Lo itu benar-benar laki-laki yang gak tahu diri. Pergi lo dari sini." Teriak Nagita.
Demian tersenyum, dia tidak marah ataupun kepada gadis itu saat umpatan dan makian di tujukan kepadanya.
"Gue memang bajingan, tapi setidaknya gue bukan laki-laki yang suka menyakiti hati perempuan." Kilahnya.
"Pergi londari sini sebelum gue panggil keama ...ump ...
Demian langsung membungkam bibir seksi gadis itu. Dia tidak tahan saat melihat wajah marah Nagita yang justru membuat Demian semakin menginginkan gadis itu. Melihat gadisnya hampir kehabisan napas, Demian langsung mengakhiri nya. Dia bisa melihat wajah merah gadis itu dengan napas naik turunnya. Tatapan gadis itu terlihat garang.
"Terima lasih untuk makan malamnya yang sungguh nikmat itu. Istirahat lah, aku akan pergi." Ucap Demian lalu keluar dari kamr Nagita dengan tersenyum puas.
"Demian brengsek!" umpat Nagita kembali.
Dia lalu naik ke atas tempat tidur lalu membungkus dirinya dengan selimut. Kesal bercampur marah dia rasakan saat ini, tapi anehnya dia sediktpun tidak meraaa sedih atas perlakuan laki-laki itu. Dia diam untuk waktu yang lama, hingga akhirnya Nagita memutuskan untuk mandi.
Nagita masuk ke kamar mandi dan menatap wajahnya di depan cermin. Dia langsung terkejut dengan keadaan tubuh bagian atasnya yang sudah penuh dengan tanda merah yang di berikan oleh Demian.
"Demian brengsek, apa-apaan dia. Kenapa dia harus lakuin ini semuanya." Gerutu Nagita.
Dia menatap wjahanya di cermin, "Murahan banget lo Nagita," gumamnya tersenyum miris. Tidak ingin larut dalam penyesalan, Nagita segera merendam tubuhnya supaya rileks dan nyaman. Dia ingin menjernihkan pikirannya saat ini.
Setelah Tiga puluh menit, Nagita keluar dari kamar mandi dengan perasaan tenang. Dia segera memakai pakaian nya, Hoodie dan hotpens kesukaan andalan nya. Terdengar suara pintu kamarnya di ketuk, dia heran siapa yang datang. "Apa dia datang lagi? gumam Nagita.
Kembali pitu di ketuk, Nagita yang penasaran akhirnya membuka pintu kamarnya. Dia heran saat melihat ada seorang pelayan yang berdiri dan tersenyum kepadanya.
"Selamat malam Nona, maaf saya ingin mengantarkan pesanan untuk Anda."Ucap sang pelayan yang berjenis kelamin perempuan itu.
"Tapi saya tidak pesan apa-apa!" kilah Nagita.
"Pak Demian yang memesan nya untuk Anda nona." Ucap pelayan itu lagi.
"Oh," ujar Nagita yang bingung harus mengatakan apa. "Terima kasih banyak!" ucap Nagita, lalu mengambil peperbag yang di berikan oleh pelayan itu. Nagita menutup pintunya kembali dan duduk di meja yang ada di kamarnya.
Nagita segera membukanya, dan ternyata isinya adalah makanan junk food kesukaan nya. Ada ucapan juga di dalam nya. "Selamat menikmati makanannya sayang." Ucapan yang sudah paati di tujukan untuk dirinya.
Dia langsung tersenyum melihatnya, tapi mengingat perbuatan laki-laki itu tadi. Nagita merasa kesal, dia menutup kembali makanan itu. Tapi wangi menggoda dari makanan itu sungguh membuatnya tidak tahan. Makanan itu adalah moodbuster untuk Nagita, saat perasaan nya sedang kacau atau merasa marah seperti saat ini. Nagita sungguh tidak bisa menahan keinginan nya untuk hal satu itu.
Nagita membuka kembali kotak makanan itu dan mulai memakan nya. Pers*tan dengan Demian. Dia tidak peduli, yang dia inginkan saat ini hanyalah memakan semua ini dan langsung tidur supaya bisa melupakan semuanya. Kenyataan tidak seidah khayalan, karena faktanya, Nagita tidak bisa tidur sama sekali. Dia masih terbayang adegan demi adegan saat Demian mencumbunya tadi. Membuat wajah Nagita tiba-tiba terasa panas.
"Dasar gak bisa di ajak kompromi!" dumel Nagita. Dia merutuki dirinya yang sepertinya malah menikmati apa yang di lakukan oleh laki-laki itu, walaupun jujur ada perasaan marah saat itu.
*****
Demian langsung masuk ke kamar mandi untuk mendinginkan sesuatu yang sudah dia tahan saat masih berada di kamar gadis itu. Dia sungguh tidak mengerti, hanya dengan membayangkan gadis itu, adik kecilnya bisa langsung bangun. Setelah menyelesaikan ritual nya, Demian keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya.
"Apa kamu sudah membereskan semuanya Ed?" tanya Demian kepada asisten nya yang sudah menunggunya dari tadi.
"Sudah tuan, sesuai permintaan Anda." Jawab Adnan asisten Demian yang sudah bekerja untuknya dari masa kuliah dulu.
Entah mengapa bos nya itu lebih suka memanggil nya dengan sebutan Ed. Tapi Adnan tifak mempermasalahkan hal itu.
"Bagus, buat laki-laki itu kesulitan untuk bertemu dengan gadisku." Ucap Demian lalu berdiri untuk bergati pakaian. Sedangkan Adnan, keluar setelah urusan nya selesai.
Demian duduk di balkon sambil menikmati minuman dan rokok yang sudah terselip di jarinya. Dia tersenyum saat mengingat ulahnya yang dengan paksa mencumbui tubuh seksi gadis itu.
Flashback
"Bos, sepertinya Willy akan menemui nona Nagita. Saat ini dia sudah berada di bandara." Bisik Adnan kepada bosnya.
Demian yang sedang berada di acara pertemuan saat itu, langsung meminta asistennya mewakili dirinya di acara itu. Sedangkan dia sendiri langsung pergi dari tempat itu. Demian mengumpat saat mengetahui jika laki-laki bajingan itu datang. Dia segera melajukan mobilnya menuju ke penginapan. Saat sampai dia langsung mengetuk pintu kamar Nagita.
Tok, tok ...
Pintu terbuka, Nagita yang saat itu memang sedang berada di kamar langsung terkejut saat melihat siapa yang datang.
"Elo!" kaget Nagita.
Demian langsung masuk kedalam kamar Nagita dan menguncinya dari dalam. Nagita yang ketakutan saat melihat apa yang dilakukan laki-laki itu langsung berteriak.
"Hey! Apa yang kamu lakukan? Kenapa harus menguncinya." Tanya Nagita heran.
Tapi Demian tidak mengatakan apa-apa, dia terus mendekati gadis itu hingga terjerembab keatas tempat tidur. Demian langsung mengukung gadis di hadapannya ini. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin mencegah Nagita bertemu dengan Willy yang memang sudah berada di depan pintu kamar. Entah dorongan darimana, Willy yang niatnya hanya ingin bercanda akhirnya dengan cepat membungkam bibir manis gadis itu.
Dengan gerakan cepat dia menahan tangan Nagita yang akan memberintak kepadanya. Dia terus mencium Nagita dengan mesra, sehingga membuat gadis itu terbuai dan mulai menikmatinya. Demian terus mengeksplorasi bibir Nagita lalu turun ke leher jenjang gadis itu dan tulang selangka. Demian yang melihat Nagita yang sudah tidak berdaya, tidak melewatkan kesempatan itu. Dia langsung turun ke gundukan kembar milik Nagita yang terlihat menantang dari tadi, karena gadis itu hanya memakai tengtop saja.
Tangan dan bibirnya bergerak lincah meremas dan mengulum gunung kembar Nagita. Suara yang keluar dari mulut gadis itu membuat dirinya semakin bersemangat dalam melancarkan aksinya. Demian sengaja memberikan banyak tanda untuk Nagita, dia ingin membuat gadis itu selalu mengingatnya. Hampir tiga puluh menit dia melakukan hal itu, akhirnya dia mengakhiri kegiatan yang sangat menyenangkan itu. Suara ketukan pintu yang Demian tahu jika itu perbuatan Willy, sepertinya Ngita tidak mendengarnya. Memang itu yang di harapkan oleh Demian.
Demian melihat gadis itu yang terlihat marah kepadanya, tapi dia tidak peduli. Baginya saat ini, adalah menjauhkan gadis itu dari tunangannya. Demian bahkan tidak peduli saat kata-kata kasar keluar dari mulut gadis itu. Dia malah mengulang kembali ciuman itu, dan membuat Nagita hampir kehabisan napasnya. Demian memutuskan untuk pergi dari kamar Nagita saat sesuatu dalam dirinya bangun dan meminta segera untuk di keluarkan. Lagipula Willy sudah pergi dari tadi.
***
Demian tersenyum, dia merasa puas bisa memiliki Nagita walaupun belum seutuhnya. Dari awal di bertemu Nagita, dia sudah menyukai gadis itu yang bersikap jutek kepadanya. Demian bahkan langsung meminta Adnan untuk mencari tahu semua tentang Nagita. Dia juga baru mengetahui jika ternyata Dion Mahendra itu adalah ayah nya. Satu hal yang tidak bisa dia terima saat mengetahui jika gadis itu sudah di hianati oleh tunangannya sendiri yang bekerja sebagai manejer keuangan di perusahaan ayahnya. Demian bersumpah akan membuat laki-laki itu menyesal karena sudah menyakiti hati gadis itu, gadis yang dia klaim sebagai miliknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Mawar_Jingga
halo kak aku mampir,
mampir juga ya"sepotong sayap patah"
mari saling mendukung🤗
2023-09-23
0
Uthie
seruuu.. suka bacanya 👍👍
2023-09-14
1
Coralfanartkpopoaf
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
2023-07-30
1