Nagita merasa bahagia dan nyaman dengan kesendirian nya saat ini, karena dia bisa mengekspresikan perasaan tanpa harus ada yang dia takutkan. Selama berhubungan dengan Wily, Nagita selalu mengikuti kemauan kekasihnya itu. Dia selalu ingin terlihat sempurna dimata Willy. Walaupun harus berperang dengan batinnya.
Kini Nagita sudah menyadari semuanya dan ingin berubah menjadi dirinya sendiri. "Indahnya," gumam Nagita. Sudah hampir tiga hari ini dia berada di Bali, hampir tiap hari dia berkeliling menjelajahi semua sudut tempat ini. Berkunjung ke pulau terdekat yang memang keindahan nya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Tidak heran jika pulau ini begitu terkenal dan sering menjadi tujuan para pasangan yang baru menikah untuk berbulan madu.
Ngomong-ngomong tentang hal itu … Nagita juga pernah bermimpi bisa pergi honeymoon bersama Willy ke tempat ini. Tapi sekarang, mimpinya itu sudah hancur lebur. Bahkan Nagita baru tahu jika kekasih dan selingkuhannya itu pernah berlibur kesini berdua. Setelah kejadian itu, Nagita meminta seseorang untuk mencari tahu tentang keduanya. Banyak fakta yang membuatnya terkejut bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Nagita. Keduanya begitu lihai dalam melakukan segalanya hingga gadis itu tidak pernah curiga sedikitpun. Nagita menyadari kebodohannya selama ini, yang begitu mempercayai Willy dan Sarah.
Air matanya tiba-tiba saja turun, dia tidak bisa lagi menahan semuanya. Nagita bahkan mengingkari janjinya untuk tidak menangis lagi. Dia biarkan air mata nya mengalir, sakit hati yang dia rasakan terasa membuat dadanya sesak.
"Kenapa harus menangisi laki-laki brengsek itu!" ucap seseorang yang membuat Nagita menghentikan tangisannya, lalu melihat siapa yang bicara. Dia sangat terkejut saat melihat Damian berdiri di samping nya sambil menatap jauh masa depan.
"Ngapain elo di sini?" sinis Nagita kaget.
"Maaf jika aku mengejutkanmu. Apa kamu mau berbagi cerita dengan ku?" ucap Demian.
"Tidak terima kasih! Aku harus pergi." Sahut Nagita.
"Bagaimana kalau aku membantumu untuk membalas mereka berdua."
"Apa maksudmu?"
"Bukankah kamu datang ke sini untuk menghindari kekasih dan sahabat mu yang sudah berselingkuh."
"Siapa elo, beraninya mencampuri urusan gue?" geram Nagita.
Damian tersenyum, dia menyukai Nagita yang emosi seperti ini. Menurutnya gadis ini begitu menggemaskan. "Aku orang yang bersedia membantumu."
"Tidak! Terimakasih. Aku bisa melakukan hal itu sendiri. Permisi!" ucap Nagita yang kesal dengan sikap klien dari ayahnya itu.
"Lihat saja Nagita, aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan ku." Batin Demian, menatap kepergian gadis yang mulai mengusik hatinya itu.
Nagita masuk ke dalam penginapan nya, lalu segera membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia lalu memesan makanan lewat online, karena dia sangat malas untuk beranjak keluar. Nagita menatap layar laptop nya, dia ingin mencari hiburan dengan menonton drama sepuasnya. Tiba-tiba layar ponselnya berdering, panggilan dari Willy tunangan nya. Dengan malas, Nagita mengangkat panggilan itu.
[Hallo sayang! Kamu kemana saja? kenapa tidak pernah menghubungi Nagita?"]
[Maafkan aku Mas, aku sedang sibuk dengan proyek baru dari papa. Jadi gak sempat nelpon kamu.]
[Aku merindukanmu sayang.]
Ucapan yang membuat Nagita rasanya ingin muntah.
[Aku juga Mas, lusa aku sudah kembali. Nanti kita ketemu di sana.]
[Baiklah.]
Nagita melempar ponselnya dengan kesal. Dia kembali menangis, jika saja dia bisa. Nagita ingin melemparkan laki-laki itu kelautan lepas suapaya di amkan olwh ikan hiu sekalian." Batin Nagita.
"Lo bodoh Nagita, mau aja dibohongin sama dia." Gumam Nagita lalu mengusap air matanya. Dia membuka pintu kamarnya, untuk mengambil pesanan yang sudah tiba. Tapi dia kaget, karena yang membawa makanan nya justru Demian, laki-laki yang menurutnya menyebalkan.
"Ngapain lagi lo ada di sini?" heran Nagita.
"Aku cuma kaget saat mendengar orang berteriak dan menangis. Takut kamu kenapa-napa." Tutur Demian yang sudah berdiri di depan Nagita, sambil menatap gadis yang hanya memakai pakaian mini itu. Ingin rasanya dia menarik gadis itu dan mengurungnya di kamar, supaya tidak ada yang melihat kemolekan tubuh gadis itu. Untung nya pengantar makanan itu sudah aku suruh pergi tadi." Batin Demian.
"Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu dasar mesum." Ucap Nagita lalu menutup pintu kamarnya dengan keras, membuat Damian terkejut.
Bruk!
"Buset tuh cewek kasar banget! Tapi gue suka." Gumam Damian lalu pergi dari sana.
Nagita merasa kesal karena ulah Demian. "Kenapa laki-laki itu bisa tahu gue teriak sih? Apa jangan-jangan dia ngikutin gue ya." Pikir Nagita sambil menatap sekeliling kamarnya. "Tapi gak mungkin, ini kan tempatnya terjamin keamanannya. Mana mungkin ada yang berani macam-macam di tempat ini." Gumam Nagita.
Nagita mulai memakan nasi goreng kesukaannya dengan lahap. Malam ini dia tidak ingin pergi kemana-mana. Cukup diam di kamar saja di temani drama yang dibintangi oleh artis idolanya.
Malam ini Nagita benar-benar melupakan kesedihannya, dia ikut larut dalam kebahagiaan saat menonton. "Coba gue punya cowok yang baik dan posesif seru juga ya kayaknya." Ucap Nagita tersenyum sendiri. Jam tiga pagi, Nagita baru tidur karena dramanya sudah berakhir. "Hem … sungguh ceritanya yang mengharukan." Gumamnya. Dia menutup kembali laptop dan menaruhnya di samping tempat tidur. Lalu mulai tertidur karena kantuk sudah menyerang nya.
Nagita terbangun karena ada telpon dari mamanya. Melisa menanyakan kapan dia akan pulang ke Jakarta, karena sudah hampir empat hari dia di pergi. Nagita langsung melihat jam di ponselnya, "Jam sepuluh, ya ampun ini kan sudah siang. Dia langsung berlari ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok giginya. Dia keluar dari penginapan dengan memakai Hoodie berwarna hitam dan hotpants dengan warna senada.
Nagita berjalan menuju sebuah cafe dan memesan makanan untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.
"Apa kamu baru bangun jam segini?" tanya Demian, saat Nagita duduk di belakangnya.
Gadis itu langsung melihat kanan kiri, mencari arah suara. "Lo ngikutin gue ya?" tanya Nagita saat melihat Damian.
"Kenapa memangnya?" ucap Demian balik bertanya.
"Perasaan lo itu ada mulu di sini." Jawab Nagita kesal.
"Mungkin kita berjodoh! lagipula ini kan tempat umum sayang." Canda Demian.
"Uek …! mimpi lo." Ujar Nagita, lalu mulai memakan sarapannya tanpa menghiraukan laki-laki yang sedang menatap nya. Roti bakar dengan selai coklat dan satu gelas susu, cukup untuknya sebagai pengganjal perutnya.
"Apa kamu mau ikut pergi bersamaku untuk menyelam?"
Nagita menghentikan kunyahan nya saat mendengar ucapan Damian. Kemudian dia menatap ke arah laki-laki yang ternyata sudah duduk di sampingnya. "Gue gak tertarik sama sekali sama ajakan elo itu. Lo cari aja cewek lain jangan gue." Ucap Nagita, lalu pergi meninggalkan Demian yang masih betah menatap nya.
"Cowok gak ada kerjaan banget sih," gerutu Nagita. Dia lalu menuju ke tepi pantai untuk mencari udara segar di sana. Nagita duduk di atas pasir sambil menatap lautan lepas di hadapannya. "Tuhan ... semoga aku bisa melalu semuanya." Batin Nagita.
*****
Willy melihat postingan Nagita, yang terlihat sedang menikmati liburan. "Sebenarnya dia itu mau nagapain dia pergi ke sana?" pikir Willy.
"Maaf Pak, Anda di panggil oleh Pak Direktur." Ucap sekretaris nya.
"Ada apa Sita?" tanya Willy.
"Saya tidak tahu Pak."
"Baiklah, aku segera menemui beliau!" ujar Willy. Lalu merapihkan mejanya dan keluar dari ruangannya. Willy masih belum tahu apa yang membuatnya di panggil oleh sang atasan.
"Permisi Pak, Anda memanggil saya." Ucap Willy sedikit gugup karena melihat tatapan calon mertuanya yang tidak biasa.
"Apa ada yang ingin kamu jelaskan Willy!" ucap Dion, sambil melempar sebuah map berwarna merah di mejanya.
Deg!
Willy tentu mengerti apa yang di maksud oleh atasan nya itu. Tapi sebisa mungkin dia berusaha untuk bersikap biasa.
"Maksud Bapak apa ya? saya tidak mengerti." Kilah Willy.
"Aku ingin tahu, kamu kemanakan uang yang kamu ambil dengan alasan dana fiktif itu. Jangan bilang itu semua mengalir ke rekening pribadimu."Cibir Dion.
"Anda tidak bisa menuduh saya tanpa bukti Pak Dion!" sergah Willy, tidak mau kalah.
"Semua bukti sudah jelas disana Willy, jadi kamu tidak bisa mengelak lagi. Aku tidak mau tahu, secepatnya kamu harus segera mengembalikan uang perusahaan yang sudah kamu ambil. Saya kasih kamu waktu selama tiga hari, kalau tidak ... aku bisa melaporkan hal ini kepihak yang berwajib." Ancam Dion, lalu menyuruh Willy keluar dari ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Fiqri Skuy Skuy
Ingetin aku sama nyata lagi!
2023-07-29
1
Fenny
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
2023-07-29
1
Viva/Vivian
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
2023-07-29
1