Destiny (MahenHena)
Kring Kring Kring
suara alarm pagi di kamar Hena sudah berbunyi, namun sang empu pun belum juga bangun padahal pagi ini dia harus mengikuti seminar di fakultas lain
Hena adalah mahasiswa semester 5 Ilmu Kedokteran, saat ini dia di sibukkan dengan coas di salah satu rumah sakit di daerahnya, namun pagi ini ada acara kampus yang wajib di datanginya yaitu seminar yang di adakan di fakultas Teknik
Hena masih saja memejamkan matanya karena ia tadi subuh baru sampai rumah, ia harus berada di rumah sakit selama 24 jam dan baru bisa pulang tadi jam 4 subuh.
"hei sayang bangun, udah jam 8 nih" panggil papa nya sambil mengetuk pintuk dengan pelan
mendengar papa nya bilang jam 8, Hena pun langsung panik, dan ternyata benar sudah jam 8, padahal acara seminar yang akan diikutinya akan mulai pukul 8.30
hena pun segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap, papa nya yang masih di depan pintu pun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil
"kebiasaan putri kecil papa selalu susah buat dibangunin" monolog papa Hena
Hena hanya mempunyai Papa, yaitu Jhonatan Pradipta, istri tercintanya sudah meninggal sejak Hena berumur 3 tahun, Sarah Aulia namanya, ia dari kecil sudah memiliki penyakit bawaan dari ortunya, dengan mengandung Hena memiki dampak yang kurang bagus untuk kesehatannya tapi Ia tetep mempertahankan Hena karena ia ingin Jhonatan ada yang mengurusnya jikalau ia sudah tidak ada.
"Pa aku berangkat dulu ya udah telat nih" suara Hena dan ketukan sepatu turun dari arah tanggal lantai dua, sudah pukul 08.20 dan menyapa papa nya yang ada di meja makan
"gak sarapan dulu sayang?" tanya Jho takut anaknya pingsan karena Hena juga memiliki fisik yang lemah karena prematur
"gak deh pa, Hena dah telat banget ini" sambil menyalami tangan Jho "oke kalau gitu hati-hati naik motornya"
Hena memang kalau ke kampus lebih suka naik motor karena satu bisa cepat dan selap selip dan juga gak menuh menihin jalan raya gitu
Hena pun melajukan motor nya dengan kecelatan 60km/jam namun di tengah jalan ada nenek-nenek yang menyebrang tanpa tengok kanan tengok kiri terlebih dahulu
"awasss nekkk" teriak Hena dan banting stir dan akhirnya menabrak pembatas jalan
"yaapun nek maafin Hena ya" setelah bangun dari jatuhnya Hena segera menghampiri Nenek yang masih syok itu
"iya cu nenek gak papa lain kali hati-hati cu kalau naik motor jangan kebut kebutan" nasihat nenek
"iya nek mari saya sebrangkan"
setelah mengantar nenek tersebut Hena segera menghampiri motor nya
"Lah gak bisa nyala gimana dong" ternyata motor nya gak bisa nyala habis jatoh tadi
"naik taksi apa gak usah dateng ya udah telat banget ini" saat ini sudah jam 08.40 pastinya Hena bakalan telat kalau ikut, tapi kalau gak ikut bisa bisa dia gak dapet nilai nih dari penguji nya
"ah itu taksi" Hena pun segera menghentikan taksi tersebut dan melaju menuju fakultas teknik
"ah terimakasih pak, ini kembaliannya" Hena menyodorkan uang pecahan 50 an dua kepada sang supir, saat ini sudah jam 09.00, Hena telat 30 menit
"dimana juga ini ruang nya" Hena pun mencari-cari ruangan seminar dan akhirnya menemukan nya
"Jadi semua mahasiswa harus bisa....."
terdengar suara dari dalam dan Hena memberanikan diri untuk masuk
"permisi" ucap sopan nya dan segera duduk di kursi yang masih kosong, dan ternyata hanya kursi depan yang kosong otomatis Hena harus duduk disana
dari masuk sampai Hena duduk di kursinya, ia tak lepas diawasi oleh mata seseorang
"oke kita lanjutkan" ucap moderator karena sempat terhenti karena kedatangan Hena tadi
2 jam sudah seminar yang diikuti Hena akhirnya selesai, saat ingin meninggalkan ruangan Hena dipanggil oleh dosennya pak Jeferi
"Hena kesini sebentar" panggil pak Jeferi, Hena pun mau tak mau menghampiri dosenya tersebut padahal ia sudah menahan lapar sekali
"Jadi gini Hena ini pak Mahen, dia yang akan bimbing kamu menggantikan bapak sementara selama 3 bulan" jelan Jeferi
"oh halo pak Mahen tapi pak mohon maaf kalau boleh tahu bapak mau kemana ya" tanya Hena "saya ada kerjaan di luar kota selama kurang lebih 3 bulan karena saya ada tanggung jawab di kamu, ini saya cari gantinya pak Mahen"
"oh gitu pak tapi emang gak papa pak, pak Mahen kan dari fakultas Teknik pak beda sama jurusan saya" tanya Hena lagi
"iya gak papa kok Hena, dia ini sepupu saya dan dia juga sudah berpengalaman di bidang kedokteran ya walaupun gak sehebat saya sih" tawa pak Jeferi
" baiklah pak Mahen mohon bantuannya" sapa Hena dengan ramah ke pak Mahen dan hanya di balas deheman oleh Mahen
"oke kalau gitu saya pergi dulu pak" pamit Hena sama kedua dosen itu
sebelum meninggalkan ruangan Hena merasa pusing karena belum sarapan akhirnya ia tidak kuat dan tidak sadarkan diri
"Loh Hena" pak Jeferi yang melihat Hena pingsan pun menghampiri nya bersama pak Mahen
dengan inisiatif pak Mahen, segera menggendong Hena buat di bawa ke ruang kesehatan
"dasar anak muda, jadi kangen Tya deh" ucap Jeferi
TBC
byArifa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
soy_sole_
Sudah nggak sabar untuk membaca kelanjutan kisah ini!
2023-07-26
0
Kelestine Santoso
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
2023-07-26
0
Handayani Sri
Aku suka ceritanya, thor. Teruslah menulis!
2023-07-26
0