NovelToon NovelToon

Destiny (MahenHena)

Chapter 01

Kring Kring Kring

suara alarm pagi di kamar Hena sudah berbunyi, namun sang empu pun belum juga bangun padahal pagi ini dia harus mengikuti seminar di fakultas lain

Hena adalah mahasiswa semester 5 Ilmu Kedokteran, saat ini dia di sibukkan dengan coas di salah satu rumah sakit di daerahnya, namun pagi ini ada acara kampus yang wajib di datanginya yaitu seminar yang di adakan di fakultas Teknik

Hena masih saja memejamkan matanya karena ia tadi subuh baru sampai rumah, ia harus berada di rumah sakit selama 24 jam dan baru bisa pulang tadi jam 4 subuh.

"hei sayang bangun, udah jam 8 nih" panggil papa nya sambil mengetuk pintuk dengan pelan

mendengar papa nya bilang jam 8, Hena pun langsung panik, dan ternyata benar sudah jam 8, padahal acara seminar yang akan diikutinya akan mulai pukul 8.30

hena pun segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap, papa nya yang masih di depan pintu pun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil

"kebiasaan putri kecil papa selalu susah buat dibangunin" monolog papa Hena

Hena hanya mempunyai Papa, yaitu Jhonatan Pradipta, istri tercintanya sudah meninggal sejak Hena berumur 3 tahun, Sarah Aulia namanya, ia dari kecil sudah memiliki penyakit bawaan dari ortunya, dengan mengandung Hena memiki dampak yang kurang bagus untuk kesehatannya tapi Ia tetep mempertahankan Hena karena ia ingin Jhonatan ada yang mengurusnya jikalau ia sudah tidak ada.

"Pa aku berangkat dulu ya udah telat nih" suara Hena dan ketukan sepatu turun dari arah tanggal lantai dua, sudah pukul 08.20 dan menyapa papa nya yang ada di meja makan

"gak sarapan dulu sayang?" tanya Jho takut anaknya pingsan karena Hena juga memiliki fisik yang lemah karena prematur

"gak deh pa, Hena dah telat banget ini" sambil menyalami tangan Jho "oke kalau gitu hati-hati naik motornya"

Hena memang kalau ke kampus lebih suka naik motor karena satu bisa cepat dan selap selip dan juga gak menuh menihin jalan raya gitu

Hena pun melajukan motor nya dengan kecelatan 60km/jam namun di tengah jalan ada nenek-nenek yang menyebrang tanpa tengok kanan tengok kiri terlebih dahulu

"awasss nekkk" teriak Hena dan banting stir dan akhirnya menabrak pembatas jalan

"yaapun nek maafin Hena ya" setelah bangun dari jatuhnya Hena segera menghampiri Nenek yang masih syok itu

"iya cu nenek gak papa lain kali hati-hati cu kalau naik motor jangan kebut kebutan" nasihat nenek

"iya nek mari saya sebrangkan"

setelah mengantar nenek tersebut Hena segera menghampiri motor nya

"Lah gak bisa nyala gimana dong" ternyata motor nya gak bisa nyala habis jatoh tadi

"naik taksi apa gak usah dateng ya udah telat banget ini" saat ini sudah jam 08.40 pastinya Hena bakalan telat kalau ikut, tapi kalau gak ikut bisa bisa dia gak dapet nilai nih dari penguji nya

"ah itu taksi" Hena pun segera menghentikan taksi tersebut dan melaju menuju fakultas teknik

"ah terimakasih pak, ini kembaliannya" Hena menyodorkan uang pecahan 50 an dua kepada sang supir, saat ini sudah jam 09.00, Hena telat 30 menit

"dimana juga ini ruang nya" Hena pun mencari-cari ruangan seminar dan akhirnya menemukan nya

"Jadi semua mahasiswa harus bisa....."

terdengar suara dari dalam dan Hena memberanikan diri untuk masuk

"permisi" ucap sopan nya dan segera duduk di kursi yang masih kosong, dan ternyata hanya kursi depan yang kosong otomatis Hena harus duduk disana

dari masuk sampai Hena duduk di kursinya, ia tak lepas diawasi oleh mata seseorang

"oke kita lanjutkan" ucap moderator karena sempat terhenti karena kedatangan Hena tadi

2 jam sudah seminar yang diikuti Hena akhirnya selesai, saat ingin meninggalkan ruangan Hena dipanggil oleh dosennya pak Jeferi

"Hena kesini sebentar" panggil pak Jeferi, Hena pun mau tak mau menghampiri dosenya tersebut padahal ia sudah menahan lapar sekali

"Jadi gini Hena ini pak Mahen, dia yang akan bimbing kamu menggantikan bapak sementara selama 3 bulan" jelan Jeferi

"oh halo pak Mahen tapi pak mohon maaf kalau boleh tahu bapak mau kemana ya" tanya Hena "saya ada kerjaan di luar kota selama kurang lebih 3 bulan karena saya ada tanggung jawab di kamu, ini saya cari gantinya pak Mahen"

"oh gitu pak tapi emang gak papa pak, pak Mahen kan dari fakultas Teknik pak beda sama jurusan saya" tanya Hena lagi

"iya gak papa kok Hena, dia ini sepupu saya dan dia juga sudah berpengalaman di bidang kedokteran ya walaupun gak sehebat saya sih" tawa pak Jeferi

" baiklah pak Mahen mohon bantuannya" sapa Hena dengan ramah ke pak Mahen dan hanya di balas deheman oleh Mahen

"oke kalau gitu saya pergi dulu pak" pamit Hena sama kedua dosen itu

sebelum meninggalkan ruangan Hena merasa pusing karena belum sarapan akhirnya ia tidak kuat dan tidak sadarkan diri

"Loh Hena" pak Jeferi yang melihat Hena pingsan pun menghampiri nya bersama pak Mahen

dengan inisiatif pak Mahen, segera menggendong Hena buat di bawa ke ruang kesehatan

"dasar anak muda, jadi kangen Tya deh" ucap Jeferi

TBC

byArifa

Chapter 02

di ruang kesehatan fakultas Teknik, terdapat mahasiswi cantik yang masih terbaring lemah akibat pingsan tadi

"eeemmm" geliat Hena dengan membuka mata secara perlahan menyesuaikan cahaya "wah aku ada di mana nih, oh iya tadi kan aku pingsan sebelum keluar ruangan, duh malu banget sama pak Jeferi"

"oh halo nak sudah bangun ini teh anget nya minum dulu" sapa penjaga ruangan, dan Hena segera meminum teh anget tersebut

"maaf Bu, kalau boleh tau siapa tadi yang bawa saya kesini ya" tanya Hena dengan Kepo, dia berfikir mana mungkin pak Jeferi yang ngangkat dia bisa kena gaplok Bu Tya nanti hahaha

"oh tadi ada pak Mahen Nok, tapi beliau ada kelas jadine kamu di titipin di sini" mendengar nama Mahen, Hena pun terkejut

"Hah ?? Apa ??? pak Mahen Bu, anda gak bercanda kan Bu ?" tanya Hena sangking gak percayanya kalau pak Mahen yang menggendongnya dari ruang tadi sampai ruang kesehatan kalau dilihat-lihat itu lumayan jauh dan juga pak Mahen kelihatan gak perduli sama sekitar dan terlihat cool gitu

"hahaha mukanya biasa aja dong Nok, pak Mahen gak sejahat itu kok Nok, dia emang kelihatan sok dingin tapi aslinya baik banget Lo, pernah saya lihat dia kasih sarapan setiap pagi buat pak satpam penjaga gerbang" jelas panjang kali lebar ibu ibu penjaga

"wah ternyata gitu to Bu, oke makasih ya Bu, Hena pamit mau sarapan dulu di kantin" pamit Hena pada ibu tersebut

....

Kantin

Hena pun kembali ke fakultas kedokteran dan segera ke kantin dan memesan makanan, bakso dan es teh manis

Hena adalah pencinta es teh manis atau kata lain maniak, apa apa harus es teh, tiap menit, jam, hari ,Minggu minumnya es teh

Hena mempunyai seorang sahabat dari kecil yaitu Naina, Naina Putri Setiawan rumah mereka hanya berjarak 2 rumah, tapi si Naina lebih milih fakultas seni dari pada kedokteran seperti Hena, karena dari kecil Naina sangat sangat ingin menjadi artis yang bisa muncul di dalam televisi

"woe di cariin dari tadi malah di sini anaknya" enak-enak nya makan Hena malah di kagetkan dengan kemunculan sahabat dari bayi nya Naina

"ye lu ngagetin aja, gue makan juga lu" emosi Hena

sebenernya Hena gak sekalem itu ya, dia juga bisa gaul ya walaupun sama bestie nya aja, karena dia juga dia tau kapan posisi dia formal dan informal

"dari mana lu, gue cari di kantin gak ada, di kelas biasanya gak ada, di toilet pun gak ada" cecar Naina pada Hena

"gue tadi ada seminar di fakultas teknik, gue bahkan sempet pingsan tadi karena belum sarapan" ucap Hena dengan muka melas nya sambil menyuapkan sebutir bakso ke mulutnya

"APA LO PINGSANG" kaget Naina mendengar sahabatnya pingsang "Tapi Lo gak papa kan ada yang luka gak" panik Naina sambil membolak balik wajah Hena

"Woe woles dong Nai, gue gpp tapi Lo tau nggak gue di tolong siapa?" tanya Hena "Siapa ?" tanya Nai dengan tidak sabar

"Pak Mahen Cuy, lo tau kan siapa dia dosen terkiller dan ter dingin se fakultas teknik" jelas Hena dengan muka tengil nya " APPAA ?" kaget Part 2 buat Naina

"serius pak Mahen yang itu, pak Mahen yang ganteng nya melebihi dosen fakultas gue, huaah beruntung banget Lo Hen gue juga mau" iri Naina dengan tampang melas yang di buat-buat

"bener yang itu, tapi Nai gue malu masak baru kenal udah di gendong aja, apalagi beliau bakal jadi pembimbing gue sementara" tambah lagi Hena

"Anj Hen Lo beruntung bangett" Hena hanya memutar bola matanya mendengar ke lebay an sahabat nya itu

"Eh btw nanti Lo pulang langsung ke RS apa pulang ke rumah dulu" tanya Naina

"gue pulang dulu ke rumah deh, ada bara-barang yang ketinggalan juga di rumah, nanti gue nebeng ya gue gak bawa motor"

"loh emang motor Lo kemana" ditanya Naina gitu Hena hanya cengengesan "hehehe tadi gue jatuh motornya gak bisa nyala terus gue tinggal deh" jawab Hena takut-takut

"HENA Lo kapan sih berhenti buat gue Khawatir kenapa Lo gak telpon gue aja tadi" marah Naina " ya sorry tadi sumpah gue gak kepikiran, tadi juga buru- buru takut telat seminar Sampek gak sarapan gue jir"

"oke jangan di ulangi lagi, gue gak mau Lo kenapa napa ya Hen" Hena hanya menganggukkan kepala nya kecil

" kalau gitu gue ke kelas dulu ya masih ada satu matkul, Lo mau nunggu dimana jangan jauh-jauh deh nanti ilang diculik om om" canda Naina

"mulutnya, oh gue mau ke perpus aja dulu sambil nunggu Lo selesai kelas" setelah mendengar jawaban Hena, Naina segera pergi meninggalkan kantin dan menuju kelas nya

Hena masih belum menyelesaikan bakso nya tapi es teh nya ternyata masih sedikit, ia berniat membeli es teh lagi

"wah mau es teh lagi deh, cepet banget ni es teh abis nya"

Hena segera memesan es teh lagi

"Bu es teh satu" pesen nya di salah satu stand "baik dek Hena tunggu sebentar ya" Hena pun menunggu es teh nya sambil memainkan hp nya

"ini dek es teh nya" Hena segera mengambil es teh tersebut dan tak lupa mengucapkan terimakasih

saat Hena ingin berbalik, dan karena kecerobohannya ia tidak sengaja menabrak seorang cowok dan es teh nya tumpah di kemeja tersebut

"duh sorry sorry gue gak sengaja..." sambil membersihkan kemeja tersebut tanpa melihat siapa yang di tabrak nya

"gak papa, santai gue masih ada baju ganti kok" jawab pemuda misterius itu "hai Gue Dimas, Lo siapa?" Hena yang mendengar nama Dimas segera mendongak kan kepala

"loh kak Dimas sorry aku beneran gak sengaja tadi, oh ya aku Hena kak" sesal Hena, btw Dimas adalah kakak tingkat Hena, dia sangat sangat mengagumi kak Dimas karena sering mendapat pujian dari beberapa dosen karena kepintarannya

"udah woe jangan minta maaf mulu, loh tadi bukan nya gue Lo kok jadi aku kamu hahaha" kekeh Dimas karena Cewek di depannya ini

"hehehe kan kakak kating masak gak sopan gitu, Lo gue" jelas Hena "hahaha ga papa kalau mau Lo gue biar tambah akrab gitu" sambil mengusap surai rambut Hena "eh sorry gue malah lancang megang Lo" sesal Dimas

"hehehe gpp kak, oh ya kalau gitu aku ke perpus dulu ya kak" pamit Hena "loh es teh Lo gimana, gue ganti deh" cegah Dimas merasa bersalah

"gak papa kak, es teh aja itu gampang tapi kalau mau ganti bisa deh lain kali aja kak, oh ya gue buru-buru kak bye" pamit Hena lagi dan segera beranjak meninggalkan Dimas

"lucu" monolog Dimas yang melihat Hena meninggalkan kantin

Ternyata dari awal Hena tabrakan dengan Dimas, ada mata seseorang yang mengawasi mereka

TBC

byArifa

Chapter 03

"Nai nanti mampir bentar di indoapril ya, gue mau beli dulu" ucap Hena di samping Naina yang sedang menyetir mobil nya

Naina sudah di pegangi mobil oleh ortunya dari semester awal, beda lagi dengan Hena, ia sudah memiliki mobil dari umur 17 tahun tapi dia lebih nyaman menggunakan motor kesayangannya

Naina pun menepikan mobilnya di Indoapril tersedat

"Lo mau ikut turun apa di mobil aja" tanya Hena

"ikut deh gue mau beli roti nih sama kebutuhan cewek" Naina dan Hena segera memasuki Supermarket tersebut dan berpencar

"Nai gue mau ke Snack dulu ya" pamit Hena meninggalkan Naina

Naina segera mengambil beberapa barang keperluannya dan segera pergi ke kasir, setelah mengantri cukup lama ia pun akhirnya mendapat gilirannya

"totalnya Rp. 565.000,- kak, mau cast atau debit kak?" tanya pelayan tersebut

"cast aja kak, bentar ya" Naina segera mencari cari dimana dompetnya namun dia tidak bisa menemukan dimana dompetnya "anjir apa ketinggalan di mobil ya" monolog Naina

"ini mbak sekalian punya gue aja" tiba-tiba dari arah belakang terjulur tangan yang memegang sebotol minuman kaleng dan roti beserta kartu debit nya

kasir pun segera melayani belanjaan mereka berdua karena antrean sudah memanjang

setelah keluar dari pintu Indoapril

"thanks ya, bentar Lo tunggu di sini gue mau ambil duit dulu di mobil" Naina pun segera beranjak menuju mobil namun sebelum itu ada tangan yang mencegah nya

"no problem, gue ikhlas oh ya gue Jenan, kalau Lo siapa"

"oh gue Naina, beneran nih gue gak mau ada utang sama Lo"

"Nai Lo kok udah di luar sih gue cari-cari sampek gue puterin nih Indoapril, Lo malah disini" cerocos Hena memotong percakapan mereka

"eh sorry ternyata Lo gak sendiri" setelah menyadari kehadiran orang lain selain Naina "oh hai gue Hena sahabat Naina" lanjut Hena

"oh gue Jenan, kalau gitu gue pergi dulu ya buat yang tadi tenang aja gue ikhlas, bye" Jenan pun pergi meninggalkan mereka berdua

Hena pun langsung heboh dan nyerocos gimana sahabatnya itu bisa kenal sama cowok tadi

"udah udah yok lah gue masih ada urusan lain nih" potong Naina karena jengah melihat Hena nyerocos gak berhenti-henti

di rumah Hena

"gue masuk dulu ya Nai, Lo ati - ati di jalan, jangan mikirin cowok ganteng tadi ya hahaha" ejek Hena pada Naina

"anjir Lo Hen" emosi Naina, melihat Naina yang akan mengamuk Hena pun segera berlari ke rumah demi menghindari macan betina yang mau ngamuk

di apart Mahen

"bro tadi gue ketemu cewek cantik cuy, kayaknya mahasiswa kampus Lo deh" jelas Jenan dengan ceria menceritakan pengalaman tadi waktu ketemu Naina pada Mahen sahabat dari SMP nya

btw Jenan adalah aktor pendatang baru di dunia hiburan, karena masih baru dia baru di kenal oleh beberapa orang

"hmm terus gue peduli gitu" jawab cuek Mahen yang sedang mengerjakan kertas kertas yang ada di depannya

" ye lu mah begitu, tapi Lo tau gak temen nya juga gak kalah bening cuy , kalau gak salah namanya siapa ya tadi oh iya Hena" jelas Jenan sambil mengingat-ngingat nama Hena

tiba-tiba Mahen berhenti menulis ketika mendengar nama Hena, ia berpikir apakah Hena yang sama yang ia kenal

"apa gue deketin dua duanya aja ya lumayan lah dapet dua cewek sahabatan lagi" kekeh Jenan memiliki pemikiran tersebut

"Jangan.Pernah.Lo.Sentuh.Hena" ucap dingin Mahen

"Weh Weh bro woles woles, kenapa nih tegang amat Lo kenal sama mereka, sorry deh gak kok gue bercanda aja tadi" Jenan takut melihat ekspresi Mahen bila dia sedang serius

"Lo suka yang mana bro, kalau bisa buat gue satu ya" kekeh Jenan

"kapan gue bilang suka, terserah Lo mau yang mana yang penting Lo jangan jadi playboy buat Hena, kalau itu terjadi gue yang akan patahin kaki Lo itu" ancam Mahen pada Jenan

"oke oke santai gue juga udah tertarik sama sahabatnya Kok tenang aja"

"kenapa gue marah kalau Hena dimainin sama Jenan, ah mungkin karena gue tau sifat Jenan yang gak bisa serius sama satu cewek, dan gue gak mau Hena jadi korban Jenan gitu kali ya" pikir dalam hati Mahen

TBC

byArifa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!