Lia mengemasi barang-barangnya, kemudian beranjak keluar dari kantor itu setelah semua pekerjaannya selesai. Menaruh barang-barangnya kembali di motornya, lalu pergi berlalu dari kantor itu.
Masih ada yang sangat mengganjal dihatinya itu. Ia kini merasa bersalah, menolak ajakan Angga untuk makan bersama. Angga pasti ingin mencurahkan isi hatinya kepada Lia, seperti yang biasa dia lakukan.
Tapi Lia juga harus memanfaatkan waktunya sebaik mungkin agar bisa meluangkan untuk anaknya tercinta. Lagi pula dia juga seorang janda, tidak pantas bila ada orang yang tahu tentang kedekatan Lia dan Angga.
Bisa memancing hal-hal yang negatif. Walaupun selama berhubungan dengan Angga, dia tak pernah meminta hal yang macam-macam. Karena Lia juga wanita yang sangat menjaga pergaulannya, dan Lia tidak pernah berpacaran seumur hidupnya.
Sejak dia kecil, dia dididik oleh orang tuanya dengan baik. Apalagi Lia adalah orang yang alim dan sangat menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita. Hijab dan gamis panjang yang ia kenakan melambangkan bahwa Lia bukanlah wanita sembarangan, yang mau diajak jalan dengan siapa saja.
Ketika ada reuni teman sekolah pun, Lia tak pernah datang. Selama ini hanya teman-temannya yang terkadang datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi. Terkadang ada rasa ingin memiliki suami lagi, tapi Lia sampai sekarang belum menemukan pria yang cocok dengan dirinya.
Apalagi yang mau menerima seorang janda beranak satu sepeti dirinya. Tak jarang pula orang yang memandang Lia sebagai wanita penggoda, dikarenakan Lia sering mengambil jam tambahan dalam pekerjaannya. Bahkan dia bisa pulang pagi-pagi sekali.
Dan untuk hari ini, dia memilih pulang lebih awal karena dia ingin melepas rindu dengan anaknya itu. Diusia yang dua tahun, dia sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Walaupun terkadang hatinya perih ketika wajah suaminya yang telah mencampakkannya itu.
Bukan hanya itu, seluruh harta orang tua Lia juga dirampas oleh suaminya, demi hidup dengan wanita lain yang menurutnya jauh lebih baik. Karena itulah Ayah Lia sampai harus berhutang kepada Pa Dahlan agar bisa memiliki tempat tinggal.
Andaikan waktu itu Lia menolak lamaran Pram (Mantan suaminya), mungkin hidupnya tak harus sesulit ini. Namun mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Yang berlalu sudah tak ada artinya lagi, karena mengingat masa-masa itu sungguh sangat menyedihkan.
Setelah peristiwa memilukan itu, Ayahnya jatuh sakit. Dan tak lama kemudian meninggal. Untungnya Lia wanita yang rajin, bukan pemalas dan Lia wanita yang berpendidikan tinggi. Andai saja dulu Lia tidak kuliah, dan tidak memiliki prestasi pasti akan sangat sulit untuknya mendapatkan pekerjaan.
Banyak pula dari teman teman Lia yang ingin menjodohkan Lia. Tapi setelah bertemu dengan Lia dan tahu kehidupan Lia, banyak dari mereka yang mundur. Tak mudah mencari orang yang mau menerima Lia apa adanya.
Apalagi seringnya Lia yang mendapat fitnah dari tetangganya sendiri. Itu semakin menyiksa kehidupan Lia. Padahal Lia tidak pernah sekali pun memusuhi mereka. Andai mereka tahu yang sebenarnya, pasti mereka akan menyesal karena sudah menyakiti Lia.
Lia yang hanya wanita lemah, dia bisa apa. Dia hanya bisa berdoa dan berusaha agar kehidupannya semakin membaik. Dia tak ingin, ketika ibunya sudah tiada nanti Lia belum bisa memberikan kebahagiaan kepadanya. Karena bagi Lia, keluarganya adalah segalanya. Tanpa keluarga Lia bukanlah apa-apa.
Keluargalah yang selalu ada dalam suka dan duka. Dalam setiap permasalahan, ibu dan adiknya yang selalu menyemangati Lia. Juga anaknya yang masih sangat mungil itu, yang selalu memberikan kebahagiaan untuk Lia. Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah keluarga yang saling menyayangi dan mengasihi. Tak peduli keadaannya seperti apa.
Itulah keyakinan yang masih Lia pegang teguh hingga sekarang. Dan salah satu dari sekian banyaknya hal yang membuatnya tetap semangat menjalani kehidupannya.
"Lia, memangnya kamu sudah ngga mau nikah lagi nak?" (Ibu Lia)
"Hmmmm.... Mana ada orang yang mau sama Lia Bu, lagi pula sekarang aku lebih fokus cari nafkah buat keluarga kita Bu." (Lia)
"Iya Nak, tapi ibu kasihan sama kamu. Kamu kerja sampai malam. Bahkan kadang sampai pagi. Kalau kamu punya suami, kamu kan ngga perlu lagi harus kerja keras kaya gini." (Ibu Lia)
"Iya Bu. Ya ngga papa Bu. Lagi pula juga kan aku nyaman Bu sama kehidupan aku yang sekarang." (Lia)
"Iya nak. Yang terpenting kamu jangan lupa juga buat jaga kesehatan kamu. Terus sekali-kali kamu juga harus luangkan waktu buat anak kamu." (Ibu Lia)
"Iya Bu." (Lia)
Mendengar ucapan ibunya itu, Lia sebenarnya ingin sekali memiliki suami. Tapi itu hanya sebatas harapan yang mungkin tidak akan pernah menjadi kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Siti Lestari
aku hadir kak
2022-09-18
1
Jiayou🐼
btw author tercinta cewek atau cowok ini?
2021-12-29
1
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
lanjut dari sini ka juan....🙂
2020-10-03
0