ᴘɪʟᴜ : ᴇᴘɪsᴏᴅᴇ 5

Malam itu terasa begitu panjang bagi ibu Lia. Karena anaknya belum kunjung kembali ke rumah. Sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 01:30.

Bahkan Lia tak memberikan kabar apa pun kepada ibu dan adiknya. Biasanya, kalau ada sebuah pekerjaan dan pulang pagi pasti Lia akan memberikan kabar kepada ibunya.

Berbeda kali ini. Hal itu membuat ibunya semakin khawatir. Ibu Lia mencoba menghubungi anaknya lewat ponsel Farah. Namun tak ada jawaban apa apa dari Lia.

Dia hanya bisa berdoa dan berdoa, agar anak baik-baik saja.

Hati seorang ibu memang tidak bisa dibohongi. Setelah jam 03:00 pagi, Lia baru pulang. Dengan penuh rasa khawatir, ibu Lia memeluk anaknya itu.

Kekhawatirannya kali ini benar-benar sangat berlebihan. Bahkan, Lia pun merasa sangat kebingungan dengan tingkah ibunya yang tidak biasa itu.

"Bu? Kenapa ibu menangis?" (Lia)

"Kamu ini gimana Lia? Ini sudah jam berapa? Kamu ngga ingat waktu! Jalan berdua sama laki-laki." (Ibu Lia)

"Maafin Lia Bu. Lia juga kan kerja buat kita Bu." (Lia)

"Lia, kamu bisa bohong sama ibu. Tapi ibu bukan orang yang bisa kamu bohongi Lia." (Ibu Lia)

Lia lalu menundukkan kepalanya. Air matanya mulai berlinang. Entah masalah apa yang sedang dia hadapi sekarang. Lia memeluk ibunya erat-erat.

Adiknya yang melihat itu dari dalam rumah juga ikut menangis. Malam itu terasa begitu mengharukan. Lia masih belum bisa menceritakan tentang apa yang dia alami hari ini.

Hingga sampai di waktu subuh, Lia masih saja berdiam diri di kamarnya. Tak biasa bagi seorang Lia yang taat pada keyakinannya. Biasanya Lia menyempatkan untuk membangunkan Ibunya.

Ibunya pun merasa heran. Lia tak pernah bertingkah seperti ini. Ketika ibunya mencoba menyambangi kamarnya, ternyata Lia masih berbaring di tempat tidurnya.

Ibunya tahu, kalau Lia sebenarnya tidak tidur. Dia hanya pura-pura tidur. Ibunya memilih tidak untuk membangunkan Lia. Dia merasa kasihan melihat keadaan Lia seperti itu.

Dia pasti sudah mengalami hari terberat dalam hidupnya.

Dalam hatinya Lia terus meminta maaf kepada ibunya tentang apa yang sudah ia lakukan malam ini. Tak pernah Lia membuat ibunya sekhawatir ini.

Lia bukan orang yang pandai berbohong. Begitu juga dengan hatinya. Dia tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Dia mulai memiliki rasa cinta kepada Angga.

Namun, apa yang sudah mereka lakukan malam ini adalah sebuah kesalahan besar. Tak seharusnya mereka melakukan hal itu. Apalagi Angga dan Lia adalah orang yang taat.

Tapi mereka hancurkan ketaatan itu dalam waktu beberapa jam saja. Lia tak bisa melupakan kejadian malam ini.

Entah apa yang akan terjadi kalau sampai ibunya mengetahui hal itu. Pasti Lia akan diusir dari rumahnya sendiri. Terutama tetangga mereka yang suka mengucilkan Lia. Bisa juga dia diusir dari kampungnya.

Handphone Lia berbunyi. Panggilan itu dari Angga. Orang yang sudah menghabiskan malamnya bersama dengan Lia.

Lia enggan mengangkat panggilan itu. Dia masih merasa benci dan malu dengan kejadian malam ini.

Dia merasa sangat bersalah karena telah memaksa Angga untuk menemuinya. Padahal status Lia adalah seorang janda. Banyak lelaki yang ingin meminangnya. Dan banyak pula yang ia tolak.

Namun hari ini dia menyerahkan harga dirinya kepada Angga secara cuma-cuma. Itu adalah sebuah kebodohan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***