Chapter 5 : Perkenalan Tetangga

Tidak jauh dari rumah yang dibeli oleh Wendy, tinggallah dua pria yang berparas tampan. Pria tersebut bernama Frans dan Glen. Dua orang polisi yang bersahabat dengan baik.

Frans memiliki kepribadian yamg dingin dan penuh misteri. Sedangkan Glen memiliki kepribadian yang ceria dan penuh tawa.

"Berhentilah bekerja, ini hari libur kita keluar saja" ajak Glen.

"Aku sedang sibuk" balas Frans singkat.

"Kamu benar-benar tidak tahu waktu, setidaknya kita makan dulu" jawab Glen.

"Stok makanan kita sedang habis" jawab Frans.

"Ya sudah kita tinggal ke rumah Ibuku dan makan" ajak Glen.

Dengan seribu kali paksaan akhirnya Frans mengalah dan mengikuti Glen ke rumah Ibunya. Ya benar saja, Glen adalah putera pemilik kontrakan nomor satu di desa tersebut.

"Kenapa kalian baru datang" ujar Ibu Glen.

"Frans kan gila kerja Ma" jawab Glen.

"Frans bekerja itu baik, tapi menjaga kesehatan lebih baik" nasehat Ibu Lia.

"Oh iy selesai makan kalian antarkan makanan ini ke kontrakan nomor satu kita" ujar Ibu Lia.

"Kontrakan nomor udah ada penghuninya Ma?" tanya Glen.

"Mereka baru saja menetap, kalian tau mereka sangat kaya raya" ujar Ibu Glen lagi.

"Memang nya ada yang lebih kaya dari Tante di lingkungan ini?" tanya Frans.

"Kalian pasti tidak percaya, penghuni baru tidak mengontrak tapi langsung membeli bangunan itu cash" ujar Ibu Glen lagi.

"Wah gila, siapa mereka Ma?" tanya Glen.

"Mereka masih muda, dua orang wanita, tapi salah satunya tengah hamil berarti sudah punya suami" ujar Ibu Glen.

"Wah sayang sekali, andai saja mereka berdua para gadis" ujar Glen.

"Kamu ini pikirannya cuma wanita saja" ledek Ibu Glen.

"Bayangkan saja Ma, disini sangat jarang ada wanita, tidak ada yang mau tinggal di pedesaan seperti ini" ujar Glen.

"Kalian harus memajukan desa ini dong" jawab Ibu Glen.

"Mama tenang aja, kami akan menemukan pembunuh berantai yang membuat desa ini menjadi sepi penghuni" ujar Glen lagi.

"Ya sudah kalian hati-hati ya, oh iya kalian jangan langsung memberitahu mereka tentang pembunuhan berantai itu, nanti mereka takut" ujar Ibu Glen khawatir.

"Iya kami akan memastikan mereka aman" jawab Frans.

Kedua pria itu segera pergi dari rumah Ibu Glen. Tak lupa mereka membawa rantangan yang diberikan oleh Ibu Glen. Mereka hendak menuju bangunan nomor satu tempat para wanita itu tinggal.

"Permisi" ujar Glen.

"Iya siapa ya?" tanya Zena yang keluar.

Melihat seorang gadis cantik keluar membukakan pintu membuat Glen jatuh cinta pandangan pertama. Sudah lama dia tidak melihat hal-hal indah seperti ini.

"Kami ingin mengantarkan makanan, Ibu pemilik gedung kalian terdahulu ingin memberikan kalian makanan" ujar Glen.

"Ibu Lia?" tanya Zena.

"Iya Ibu Lia memberikan kalian makanan karena kalian baru pindahan" jawab Glen.

"Wah terimakasih ya" jawab Zena seraya mengambil makanan itu.

"Ada yang bisa kami bantu? kalian kan sedang pindahan apa perlu sesuatu untuk diangkat atau di susun?" tanya Glen basa-basi.

"Siapa yang datang?" tanya Wendy yang baru saja keluar.

Melihat seorang wanita yang tak kalah cantik menyegarkan mata Glen. Walaupun tengah hamil besar kecantikan wanita itu sangat terpancar sempurna. Frans yang sejak tadi diam mendadak mengubah ekspresinya saat melihat wanita kedua muncul. Rasanya wanita itu sangat familiar dan sangat menarik perhatiannya.

"Maaf izin bertanya apakah kalian datang bersama suami kalian?" tanya Glen sopan.

"Oh tidak, saya belum menikah dan wanita ini sudah bercerai" ujar Zena yang langsung mempromosikan temannya.

"Kok kamu langsung bilang begitu" bisik Wendy pada Zena.

"Mereka harus tahu kalau kami single, bisa saja mereka punya jodoh yang tepat untuk mu pengganti si breng*ek itu" ujar Zena sangat mendukung sahabatnya membuka lembaran baru.

Seorang gadis muda dan janda muda membuat Glen kembali merasa hidup. Desa mereka yang tidak seramai dulu membuat keberadaan wanita cantik jarang terlihat disini. Dulunya desa mereka terkenal dengan keindahan dan keramaian. Akan tetapi sebuah tragedi membuat desa mereka menjadi semakin sepi. Banyak penduduk desa yang pindah mendadak dari desa tersebut.

Hal ini disebabkan adanya kasus pembunuhan berantai setahun yang lalu yang sudah menewaskan 3 orang korban. Sampai sekarang pembunuh itu belum di tangkap. Glen dan Frans ditugaskan ke desa tersebut karena mereka terkenal sebagai polisi terbaik di divisinya. Mereka baru tiga bulan berada di desa tersebut.

Desa tersebut merupakan tempat lahirnya Glen. Ibunya pemilik kontrakan terbanyak di desa tersebut. Oleh sebab itu Ibunya tidak mau pergi walaupun sudah ada kasus pembunuhan berantai. Karena takut Ibunya dalam bahaya, Glen mengajak sahabatnya Frans untuk menerima perpindahan tugas tersebut. Itulah yang menyebabkan Glen dan Frans sekarang ada di desa tersebut.

"Kalian bisa membantu kami memindahkan lemari? teman saya lagi hamil, kami kesulitan memindahkannya" ujar Zena akhirnya meminta bantuan.

"Tentu saja boleh" ujar Glen seraya mengajak Frans.

Kedua pria itu masuk dan mengangkat lemari yang dimaksud oleh Zena. Mereka juga membantu menata letak tempat tidur karena cukup berat.

"Makasih ya, kalian duduk saja dulu aku siapin cemilan" ujar Zena mulai berbicara santai.

"Tidak perlu repot-repot kami pulang saja" ujar Frans.

"Kita tidak boleh menolak kebaikan orang" ujar Glen pada Frans dan langsung duduk di kursi sebelahnya.

"Haha teman kamu benar, kalian sudah membantu kami duduk saja dulu" ujar Zena pada Frans.

"Wen kamu temani mereka dulu ya, aku buat teh dulu" ujar Zena seraya pergi ke dapur.

"Hai, aku Glen, ini sahabat ku mamanya Frans" ujar Glen memperkenalkan dirinya dan Frans.

"Wendy" jawab Wendy singkat.

"Mbak Wendy mau menetap lama disini?" tanya Glen.

"Rencananya sih begitu, sepertinya saya akan buka praktek disini" ujar Wendy.

"Praktek? Mbak seorang dokter?" tanya Glen.

"Iya benar" jawab Wendy.

"Bagaimana kalau mbak bekerja di rumah sakit di desa ini? kebetulan kabarnya rumah sakit itu sedang kekurangan dokter mbak" ujar Glen.

"Oh iya, kamu panggil Wendy saja" ujar Wendy.

"Iya Wen, daripada kamu buka praktek mending kamu kerja disitu dulu, soalnya desa ini tidak terlalu ramai untuk membuka praktek sendiri" ujar Glen.

"Saran kamu bagus juga, nanti saya pikirkan dan coba melihat kesana" jawab Wendy.

"Ini dia teh kalian sudah siap" ujar Zena seraya memberikan teh dan cemilan.

"Makasih ya Zena" ujar Glen.

"Temanmu namanya Frans ya?" tanya Zena.

"Iya Zena ini Frans" ujar Glen.

"Dia pendiam sekali ya" jawab Zena.

"Dia memang begitu kalau berhadapan dengan wanita" ujar Glen.

"Maksud kamu gimana?" tanya Zena.

"Glen stop" ujar Frans takut Glen bicara macam-macam.

Episodes
1 Chapter 1 : Awal Mula Perselingkuhan (18+)
2 Chapter 2 : Ketahuan Selingkuh
3 Chapter 3 : Jijik
4 Chapter 4 : Memutuskan Untuk Menetap
5 Chapter 5 : Perkenalan Tetangga
6 Chapter 6 : Mengunjungi Rumah Sakit
7 Chapter 7 : Minimarket
8 Chapter 8 : Pekerjaan
9 Chapter 9 : Kepergian Zena
10 Chapter 10 : Dijaga Ketat
11 Chapter 11 : Sarapan Bersama
12 Chapter 12 : Bertemu Kembali
13 Chapter 13 : Alasan Dipanggil Mr. Love
14 Chapter 14 : Ciuman Pertama
15 Chapter 15 : Tragedi Mengerikan
16 Chapter 16 : Kehilangan Bayi
17 Chapter 17 : Sadarkan Diri
18 Chapter 18 : Tangisan Papa
19 Chapter 19 : Surat Perceraian
20 Chapter 20 : Zena dan Glen
21 Chapter 21 : Jadian
22 Chapter 22 : Merindukan Mu
23 Chapter 23 : Perjodohan
24 Chapter 24 : Cemburu
25 Chapter 25 : Kehamilan Jessi
26 Chapter 26 : Rasa Kagum
27 Chapter 27 : Cafe
28 Chapter 28 : Cinta Membara
29 Chapter 29 : Janda
30 Chapter 30 : Memulai
31 Chapter 31 : Mengunjungi Ibu Glen
32 Chapter 32 : Restu
33 Chapter 33 : Rasa Takut
34 Chapter 34 : Kemarahan Frans
35 Chapter 35 : Janji Makan Siang
36 Chapter 36 : Sudah Punya Pacar
37 Chapter 37 : Meminta Maaf
38 Chapter 38 : Rahasia Terbesar
39 Chapter 39 : Pertemuan
40 Chapter 40 : Mengundang Jessi
41 Chapter 41 : Bulan Madu
42 Chapter 42 : Rahasia Kematian Ayah Frans (1)
43 Chapter 43 : Rahasia Kematian Ayah Frans (2)
44 Chapter 44 : Rahasia Kematian Ayah Frans (3)
45 Chapter 45 : Rahasia Kematian Ayah Frans (4)
46 Chapter 46 : Kebohongan Terbongkar
47 Chapter 47 : Lamaran
48 Chapter 48 : Memperbaiki Kesalahan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 1 : Awal Mula Perselingkuhan (18+)
2
Chapter 2 : Ketahuan Selingkuh
3
Chapter 3 : Jijik
4
Chapter 4 : Memutuskan Untuk Menetap
5
Chapter 5 : Perkenalan Tetangga
6
Chapter 6 : Mengunjungi Rumah Sakit
7
Chapter 7 : Minimarket
8
Chapter 8 : Pekerjaan
9
Chapter 9 : Kepergian Zena
10
Chapter 10 : Dijaga Ketat
11
Chapter 11 : Sarapan Bersama
12
Chapter 12 : Bertemu Kembali
13
Chapter 13 : Alasan Dipanggil Mr. Love
14
Chapter 14 : Ciuman Pertama
15
Chapter 15 : Tragedi Mengerikan
16
Chapter 16 : Kehilangan Bayi
17
Chapter 17 : Sadarkan Diri
18
Chapter 18 : Tangisan Papa
19
Chapter 19 : Surat Perceraian
20
Chapter 20 : Zena dan Glen
21
Chapter 21 : Jadian
22
Chapter 22 : Merindukan Mu
23
Chapter 23 : Perjodohan
24
Chapter 24 : Cemburu
25
Chapter 25 : Kehamilan Jessi
26
Chapter 26 : Rasa Kagum
27
Chapter 27 : Cafe
28
Chapter 28 : Cinta Membara
29
Chapter 29 : Janda
30
Chapter 30 : Memulai
31
Chapter 31 : Mengunjungi Ibu Glen
32
Chapter 32 : Restu
33
Chapter 33 : Rasa Takut
34
Chapter 34 : Kemarahan Frans
35
Chapter 35 : Janji Makan Siang
36
Chapter 36 : Sudah Punya Pacar
37
Chapter 37 : Meminta Maaf
38
Chapter 38 : Rahasia Terbesar
39
Chapter 39 : Pertemuan
40
Chapter 40 : Mengundang Jessi
41
Chapter 41 : Bulan Madu
42
Chapter 42 : Rahasia Kematian Ayah Frans (1)
43
Chapter 43 : Rahasia Kematian Ayah Frans (2)
44
Chapter 44 : Rahasia Kematian Ayah Frans (3)
45
Chapter 45 : Rahasia Kematian Ayah Frans (4)
46
Chapter 46 : Kebohongan Terbongkar
47
Chapter 47 : Lamaran
48
Chapter 48 : Memperbaiki Kesalahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!