Wendy kesulitan melepaskan tali B*H nya saat ia hendak mandi. Dia yang tengah hamil tua tidak bisa bergerak gesit seperti biasanya.
"Ada yang bisa dibantu Nyonya" ujar Bian sang suami.
"Sayang tolong lepaskan ini, aku mau mandi" ujar Wendy meminta tolong.
Bian akhirnya melepaskan tali tersebut dan terlihatlah keindahan di depan matanya. Pemandangan menggoda itu membuat bibir Bian bergerak mencium bibir Wendy yang indah.
"Sayang aku mau mandi" ujar Wendy tertawa saat Bian mengganggu dirinya.
"Kita mandi bersama saja sayang" ujar Bian.
Melihat suaminya yang sangat ingin mandi bersama membuat Wendy tak tega. Dia sadar belakangan ini semenjak kehamilannya dia tidak begitu merespon sensualitas dari Bian.
"Ya sudah kalau begitu, kita mandi bersama" ajak Wendy.
"Yes akhirnya" balas Bian.
Dia segera menbantu Wendy berjalan menuju kamar mandi. Kandungan Wendy yang sudah membesar membuat dia kewalahan dalam berjalan. Usia kandungan Wendy saat ini sudah memasuki bulan ke delapan. Dikarenakan ini anak pertama mereka, perut Wendy terlihat lebih besar dari pada perut orang hamil biasanya.
Wendy masuk ke bathup dan mulai membasahi basannya. Bian membantunya keramas dan menyabun punggung Wendy. Mereka saling bermesraan satu sama lain. Saat bahagia seperti ini membuat Bian teringat bahwa dia sudah melakukan dosa besar. Dia sangat menyesal dan andai waktu di ulang dia tidak ingin melakukan hal itu.
"Sayang kamu kenapa sedih begitu?" tanya Wendy.
"Gak papa sayang, aku hanya agak lelah saja" jawab Bian.
"Ya sudah kamu cepat mandinya sayang, pake pakaian dan istirahat" ujar Wendy.
"Iya sayang" balas Bian seraya mandi bersama Wendy.
Sore harinya mereka jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di sana. Tangan Wendy saling berpegangan dengan Bian tanpa pernah di lepas. Hal ini lagi-lagi membuat Jessi kepanasan. Apa mungkin dia benar-benar menyukai Bian dengan perasaan cinta.
Ketika malam hari Bian hendak mengambil sesuatu ke parkiran. Dia lupa meninggalkan berkas penting disana. Saat turun tanpa sengaja Jessi yang sedang di luar kamar melihat Bian. Setelah memastikan tidak ada Wendy, Jessi mengejar Bian dan mengikutinya hingga ke parkiran.
"Bian" ujar Jessi.
"Jessi kamu ngapain disini" ujar Bian seraya melihat sekeliling nya.
"Aku merindukan mu" ujar Jessi.
"Jess, kamu harus jaga sikap, bisa saja ada yang melihat kita disini" ujar Bian.
"Aku tidak tahan melihat kamu bermesraan dengan Wendy" ujar Jessi tidak terima.
"Wendy adalah istriku, wajar saja kalau kami bermesraan" ujar Bian.
"Tapi aku juga ingin kamu perlakukan seperti itu" pinta Jessi.
"Jessi plis, kamu jangan kaya gini" ujar Bian memohon.
"Aku mau kita akhiri hubungan terlarang ini, kamu masih muda banyak pria di luar sana yang suka sama kamu" ujar Bian.
"Tidak mau, aku suka padamu, rasanya kita pasangan yang cocok, bisa berhasil tanpa dukungan orang tua kita" ujar Jessi.
"No Jess, kamu hanya menganggap kita ada kesamaan nasib, gak lebih, kamu sebenarnya tidak mencintai aku, kamu hanya terobsesi karena latar keluarga kita yang hampir mirip" jawab Bian.
"Sayang.... sayang kamu dimana" suara Wendy terdengar mulai mendekat.
Seketika Bian dan Jessi bingung harus bagaimana. Dengan cepat Bian menyuruh Jessi untuk bersembunyi di balik mobil agar tidak terlihat oleh Wendy. Bian segera mengambil dokumennya dan berlari ke arah Wendy.
"Sayang kok kamu turun" ujar Bian.
"Tiba-tiba aku ingin makanan yang asam sayang, ayo dong kita jalan-jalan keluar mencarinya" ujar Wendy.
"Ya sudah ayo sayang" balas Bian.
Bian membawa Wendy ke dalam mobil dan segera pergi meninggalkan Jessi di tempat persembunyian. Melihat mobil Bian bergerak pergi Jessi sangat kesal dan makin membenci Wendy.
"Kenapa sih dia selau datang di waktu yang tidak tepat" ujar Jessi yang kemudian naik dan kembali ke kamarnya.
Bian dan Wendy mencari mangga muda di seluruh supermarket yang masih buka. Setelah lama mencari akhirnya mereka mendapatkan yang mereka inginkan. Bian dan Jessi kembali ke hotel dengan perasaan senang.
"Besok hari terakhir kita liburan, enaknya kemana ya sayang" ujar Wendy.
"Hemm kamu pengen kemana sayang?" tanya Bian.
"Aku ingin kita kulineran" ajak Wendy.
"Ya sudah kalau kamu mau kulineran besok kita kulineran ya" jawab Bian.
Sesampainya di hotel mereka segera kembali ke kamar dan memotong mangga muda. Wendy sangat menikmati mangga itu hingga menghabiskan cukup banyak.
"Sudah dong sayang, nanti kamu sakit perut" ujar Bian.
"Rasanya enak sekali sayang" ujar Wendy.
"Kamu harus cepat tidur sayang, besok kan mau kulineran" ujar Bian mengingatkan.
"Oh iya aku harus bangun cepat besok, ya sudah kita tidur sayang" jawab Wendy.
"Ayo sayang" ajak Bian seraya menyiapkan tempat Wendy.
Wendy naik ke tempat tidur dan mulai beristirahat. Dia terlihat lelah dan sedikit lebih pucat dari biasanya. Mungkin faktor kehamilan membuat dia seperti itu.
Keesokan harinya Wendy bangun dengan kondisi badan yang cukup fit. Dia mandi dan turun untuk sarapan dengan Bian. Saat Wendy sedang sarapan Bian permisi ke atas sebentar mengambil ponselnya yang tertinggal di kamar.
"Sayang aku ke atas dulu ya ambil ponsel dan kunci mobil, biar kita langsung berangkat saja siap sarapan" ujar Bian.
"Ya sudah sayang hati-hati ya" jawab Wendy.
Bian naik ke atas dan mengambil ponsel juga kunci mobil saat hendak turun dan melewati kamar Jessi, tangannya di tarik dan dia sangat terkejut. Terlihat Jessi menggenggam erat tangan nya dan menutup pintu kamar.
"Jess hentikan kamu tidak boleh seperti ini" ujar Bian.
"Sebentar saja aku merindukan sentuhanmu" jawab Jessi seraya menarik celana Bian.
"Jess stop kamu tahu kan kita ada dimana" ujar Bian ketakutan.
"Kamu juga rindu kan sentuhan hangat ku" ujar Wendy seraya mulai muncium bibir Bian.
Tidak kuasa melawan ciuman ganas dari Jessi membuat Bian juga menikmatinya. Akhirnya Bian mulai terangsang dan mengikuti permainan Jessi. Dia membalas ciuman Jessi dan wanita itu segera melepaskan pakaian mereka.
Wendy yang merasa Bian cukup lama memutuskan untuk naik menyusul Bian. Dia juga ingin mengambil power bank di meja kamar hotel. Saat hendak masuk ke kamar, Wendy teringat kalau Jessi belum sarapan. Dia hendak membangunkan Jessi agar mereka tidak terlambat kulineran.
Pintu kamar Jessi tidak dikunci jadi Wendy berinisiatif untuk masuk daja tanpa mengetok terlebih dahulu. Betapa terkejutnya Wendy saat membuka pintu kamar Jessi. Dia mual dan ingin muntah melihat adegan panas di depannya. Seakan tidak percaya Wendy terpaku dan merasa jijik dengan keadaan ini.
Bian tidak kalah terkejutnya melihat sang istri sedang menyaksikan perselingkuhannya. Bahkan dengan sahabat Wendy sendiri Bian tega melakukan hal itu. Wendy sungguh kecewa dan membenci dirinya sendiri serta mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Kaizar Kaizar
bagus banget ceritanya Thor
2023-09-19
1