SKY GENG
Seonggok bebatuan bersantai ramah di taman yang amat megah, bertemakan rumput hijau dan mekaran ratusan bunga membuat suasana Elegan semakin Asri. Namun dibalik itu semua, Perkenalkan sosok remaja yang rajin merawatnya dengan tampang sangar yang tampan dan dingin menusuk setiap pandangan mata memandang. Terkecuali, kepada ke empat sahabat tengilnya yang sangat humoris dan supel.
"Sean, anjir gue tungguin juga malah masih nongkrong di mari" Seorang remaja berhoodie hitam dan topi putih baru saja turun dari motornya dengan diiringi raut wajah kesal yang sangat kentara. Urusan tampang dan harta, jangan diragukan lagi dari mereka.
"Kan gue bilang tunggu di base camp bego" Ketus Sean yang masih fokus merawat bunga-bunga nya,
"Gini nih, kalau gue bertemankan batu es pasti kena semprot mulu" Ucap Alaska sang remaja berhoodie hitam itu,
"Sabar-sabar aja, doi kan bagaikan batu parit Ka...tapi sekalinya ke senggol amat mematikan baunya" Ucap Juan menambahkan sambil mengunyah keripik tempe kesukaannya, kebiasaannya emang sangat aneh. Membawa barang satu ini dimana pun ia berada,
"GUE COCOK PALA LU YA WAN" Ancam Sean kepada Juan dengan mata yang mendelik tajam karena tak suka akan ucapan sahabatnya itu,
"NOH KAN KHODAMNYA KELUAR" Sahut Alaska sambil menyomot keripik tempe milik Juan,
"Btw kenapa lo bisa nongol di sini? pantesan gue cari Ampe keliling Bandung ni bocah kagak ketemu" Tanya Alaska yang masih doyan menikmati keripik tempe sahabatnya itu,
"Halah, lo aja yang kurang update. Makannya baca grup, jangan baca majalah dewasa mulu. Lo masih 16 tahun ingat...dasar bochil" Jawab Juan yang lebih ke menyindir,
"Lo juga sama anjir, masih kaya piyik aja songong" Timpal Sean yang sudah menyelesaikan tugasnya menyirami bunga-bunga kesayangannya agar nampak bugar dan segar,
"Noh denger bapak bos ceramah" Tawa Alaska yang sungguh puas jika momen seperti ini sering terjadi,
"Gimana base camp, udah aman dekorasi nya? sesuai permintaan si bos kan?" Tanya Juan yang di balas acungan jempol oleh Alaska,
"Jangan di ragukan lagi Kakanda ini wahai siluman tompel monyet" Jawab Alaska sambil menepuk dadanya bangga,
"Dih najis, mulut Lo tuh sekolahin, didik ke pakai ngaji. Ngeri banget kalo ngomong pea" Tutur Juan yang malah diteloyor oleh Sean karena sikap mereka baginya sama saja,
"Berangkat gak nih? besok sekolah banyak tugas, jadi gue gak bisa lama" Ucap Sean yang diangguki oleh keduanya,
"Mending kita kerjain di base camp aja bos gimana? " Usul Alaska yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Sean,
"Lo tau base camp kita belum di kasih acara syukuran, nanti kalau ada tuyul ganggu gimana?" Frontal Juan yang bisa memahami isi kepala Sean,
"Ya...ya... baiklah lagian gue kan pinter jadi gak perlu nyontek" Ucap Alaska yang memang dapat dibenarkan bahwa dia amatlah pintar, di SMP saja dia juara ke dua umum setelah Sean.
"Sombongnya kali ini dapat dibenarkan" Jawab Juan yang langsung melajukan motornya mengikuti Sean dari belakang.
...****************...
Sementara itu di rumah mewah lainnya, duduklah seorang gadis sambil melukis objek didepannya dengan wajah yang terus tersenyum nampak puas akan hasil goresan tangannya itu.
"Astaga queen, kamu belum selesai juga?" Tanya sang ibunda yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk karena pintu terbuka,
"Belum bunda, hampir selesai" Jawab Queen yang memberikan beberapa coretan warna terkahir untuk menambahkan kesan nyatanya,
"Cepat lah, bunda takut papa pulang. Nanti luki-" Ucapan bundanya itu dipotong oleh Queen kala ia mengerti maksud arah pembicaraan bunda nya itu,
"Setidaknya jika lukisan Queen nanti berakhir sama, hati Queen sudah sangat puas dan terobati akan kerinduan melukis sesuatu" Jawab Queen yang mau tak mau bundanya hanya bisa mengangguk menyetujui keinginan anaknya,
"Maafin bunda Queen" Lirih sang bunda sambil memeluk anaknya,
"Kenapa bunda minta maaf, bunda tidak memiliki kesalahan apapun pada Queen" Ucap Queen yang membalas pelukan bundanya,
"Jika ini impianmu, kejarlah dengan semua tekad yang kamu miliki. Kamu harus tangguh di saat kamu tengah terluka sekalipun Queen" Saran sang bunda yang pastinya dimengerti oleh Queen.
Tring.....tring....tring...
Suara ponsel berbunyi nyaring, yang nampaknya itu adalah milik Queen, gadis cantik bak Dewi Yunani yang gemar melukis itu.
Benar saja, ternyata ada yang meneleponnya.
"Hallo Queen, gimana jadi gak hari ini?" Tanya seseorang disebrang sana yang bisa dikenal sebagai Alyssa,
"Jadi ko Sa, sebentar lagi gue ke rumah lo" Jawab Queen yang memang sudah berjanji pada salah satu sahabatnya itu,
"Ya udah hati-hati lo di jalan, gaya Lo kalau bawa motor ke perampok pasar yang sudah lima tahun beroperasi tahu gak...gentle aman kagak anggun sama sekali" Kata Alyssa yang mewanti-wanti,
"Iya bawel ah, aman gue udah ahli" Ucap Queen sambil menggaruk-garuk dahinya, lalu dia mematikan sambungan telfonnya dan segera bergegas menyiapkan peralatan belajarnya yang dimasukan ke dalam tas branded.
"Bunda aku pergi dulu ke rumah Alyssa ya, yang lain juga udah pada nunggu. Untuk lukisan biarkan saja seperti itu, percuma Queen sembunyikan juga jika akhirnya bernasib sama" Tutur Queen yang membuat hati bundanya sangat teriris,
"Ya udah ya nak hati-hati, sepulang dari sana nanti bunda buatin masakan kesukaan kamu" Ucap bunda yang di acungi jempol oleh Queen,
"Mantap bunda, terimakasih" Puji Queen sambil bersalaman lalu berlalu membawa motor besarnya itu,
Ditengah-tengah menikmati pemandangan yang saling menyapa di berbagai sisi jalan, tiba-tiba mata Queen tertuju pada seseorang yang tengah berlari mengambil tas dari sang ibu paruh baya,
"Dasar perampok" Umpat Queen yang langsung menghadang perampok itu dengan senyuman miring,
"Mau ke mana Lo? berani ko sama wanita? Cemen lu" Umpat Queen sambil turun dari motornya, lalu menghajar perampok itu tanpa ampun,
"Dasar wanita ******" Umpat perampok lelaki tersebut sambil melayangkan beberapa pukulan yang tak mengenai Queen sedikitpun, hingga....
BUGH.....
"Mampus Lo" Maki Queen yang langsung merampas tas branded dari perampok itu dan berlalu meninggalkannya yang sudah babak belur, Queen mulai mendekati sosok wanita paruh baya dengan pakaian modis dan wajah cantik...yang masih nampak khawatir akan kejadian yang menimpanya itu,
"Udah saya tangani Bu, ibu sekarang aman" Ucap Queen yang tahu isi pikiran ibu tersebut,
"Makasih banyak loh nak, makasih sekali lagi...ini buat jajan" Ucap ibu tersebut yang mengeluarkan beberapa lembar uang bernominal ratusan ribu,
"Enggak usah ibu, Queen udah kembung, banyak jajan tadi. Ya udah biar saya antar saja ya bu ke rumah ibu, kayanya ibu jalan sendirian di sini? bahaya bu...ayo naik aja" Tawar Queen yang di balas keraguan oleh sang ibu, namun mau tak mau ia tetap menaiki motor Queen dan akhirnya motor Queen melaju kembali dengan berlawanan arah dari tujuan pertama Queen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor..
mampir ya..
msh meraba raba nih alurnya.. ☺
2023-07-30
1
Nirmala Nirmaladewi
baru mampir Thor,semangat😁😁
2023-07-30
1
Dark
mampir ❤️❤️
2023-07-29
1