NovelToon NovelToon

SKY GENG

Awalan

Seonggok bebatuan bersantai ramah di taman yang amat megah, bertemakan rumput hijau dan mekaran ratusan bunga membuat suasana Elegan semakin Asri. Namun dibalik itu semua, Perkenalkan sosok remaja yang rajin merawatnya dengan tampang sangar yang tampan dan dingin menusuk setiap pandangan mata memandang. Terkecuali, kepada ke empat sahabat tengilnya yang sangat humoris dan supel.

"Sean, anjir gue tungguin juga malah masih nongkrong di mari" Seorang remaja berhoodie hitam dan topi putih baru saja turun dari motornya dengan diiringi raut wajah kesal yang sangat kentara. Urusan tampang dan harta, jangan diragukan lagi dari mereka.

"Kan gue bilang tunggu di base camp bego" Ketus Sean yang masih fokus merawat bunga-bunga nya,

"Gini nih, kalau gue bertemankan batu es pasti kena semprot mulu" Ucap Alaska sang remaja berhoodie hitam itu,

"Sabar-sabar aja, doi kan bagaikan batu parit Ka...tapi sekalinya ke senggol amat mematikan baunya" Ucap Juan menambahkan sambil mengunyah keripik tempe kesukaannya, kebiasaannya emang sangat aneh. Membawa barang satu ini dimana pun ia berada,

"GUE COCOK PALA LU YA WAN" Ancam Sean kepada Juan dengan mata yang mendelik tajam karena tak suka akan ucapan sahabatnya itu,

"NOH KAN KHODAMNYA KELUAR" Sahut Alaska sambil menyomot keripik tempe milik Juan,

"Btw kenapa lo bisa nongol di sini? pantesan gue cari Ampe keliling Bandung ni bocah kagak ketemu" Tanya Alaska yang masih doyan menikmati keripik tempe sahabatnya itu,

"Halah, lo aja yang kurang update. Makannya baca grup, jangan baca majalah dewasa mulu. Lo masih 16 tahun ingat...dasar bochil" Jawab Juan yang lebih ke menyindir,

"Lo juga sama anjir, masih kaya piyik aja songong" Timpal Sean yang sudah menyelesaikan tugasnya menyirami bunga-bunga kesayangannya agar nampak bugar dan segar,

"Noh denger bapak bos ceramah" Tawa Alaska yang sungguh puas jika momen seperti ini sering terjadi,

"Gimana base camp, udah aman dekorasi nya? sesuai permintaan si bos kan?" Tanya Juan yang di balas acungan jempol oleh Alaska,

"Jangan di ragukan lagi Kakanda ini wahai siluman tompel monyet" Jawab Alaska sambil menepuk dadanya bangga,

"Dih najis, mulut Lo tuh sekolahin, didik ke pakai ngaji. Ngeri banget kalo ngomong pea" Tutur Juan yang malah diteloyor oleh Sean karena sikap mereka baginya sama saja,

"Berangkat gak nih? besok sekolah banyak tugas, jadi gue gak bisa lama" Ucap Sean yang diangguki oleh keduanya,

"Mending kita kerjain di base camp aja bos gimana? " Usul Alaska yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Sean,

"Lo tau base camp kita belum di kasih acara syukuran, nanti kalau ada tuyul ganggu gimana?" Frontal Juan yang bisa memahami isi kepala Sean,

"Ya...ya... baiklah lagian gue kan pinter jadi gak perlu nyontek" Ucap Alaska yang memang dapat dibenarkan bahwa dia amatlah pintar, di SMP saja dia juara ke dua umum setelah Sean.

"Sombongnya kali ini dapat dibenarkan" Jawab Juan yang langsung melajukan motornya mengikuti Sean dari belakang.

...****************...

Sementara itu di rumah mewah lainnya, duduklah seorang gadis sambil melukis objek didepannya dengan wajah yang terus tersenyum nampak puas akan hasil goresan tangannya itu.

"Astaga queen, kamu belum selesai juga?" Tanya sang ibunda yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk karena pintu terbuka,

"Belum bunda, hampir selesai" Jawab Queen yang memberikan beberapa coretan warna terkahir untuk menambahkan kesan nyatanya,

"Cepat lah, bunda takut papa pulang. Nanti luki-" Ucapan bundanya itu dipotong oleh Queen kala ia mengerti maksud arah pembicaraan bunda nya itu,

"Setidaknya jika lukisan Queen nanti berakhir sama, hati Queen sudah sangat puas dan terobati akan kerinduan melukis sesuatu" Jawab Queen yang mau tak mau bundanya hanya bisa mengangguk menyetujui keinginan anaknya,

"Maafin bunda Queen" Lirih sang bunda sambil memeluk anaknya,

"Kenapa bunda minta maaf, bunda tidak memiliki kesalahan apapun pada Queen" Ucap Queen yang membalas pelukan bundanya,

"Jika ini impianmu, kejarlah dengan semua tekad yang kamu miliki. Kamu harus tangguh di saat kamu tengah terluka sekalipun Queen" Saran sang bunda yang pastinya dimengerti oleh Queen.

Tring.....tring....tring...

Suara ponsel berbunyi nyaring, yang nampaknya itu adalah milik Queen, gadis cantik bak Dewi Yunani yang gemar melukis itu.

Benar saja, ternyata ada yang meneleponnya.

"Hallo Queen, gimana jadi gak hari ini?" Tanya seseorang disebrang sana yang bisa dikenal sebagai Alyssa,

"Jadi ko Sa, sebentar lagi gue ke rumah lo" Jawab Queen yang memang sudah berjanji pada salah satu sahabatnya itu,

"Ya udah hati-hati lo di jalan, gaya Lo kalau bawa motor ke perampok pasar yang sudah lima tahun beroperasi tahu gak...gentle aman kagak anggun sama sekali" Kata Alyssa yang mewanti-wanti,

"Iya bawel ah, aman gue udah ahli" Ucap Queen sambil menggaruk-garuk dahinya, lalu dia mematikan sambungan telfonnya dan segera bergegas menyiapkan peralatan belajarnya yang dimasukan ke dalam tas branded.

"Bunda aku pergi dulu ke rumah Alyssa ya, yang lain juga udah pada nunggu. Untuk lukisan biarkan saja seperti itu, percuma Queen sembunyikan juga jika akhirnya bernasib sama" Tutur Queen yang membuat hati bundanya sangat teriris,

"Ya udah ya nak hati-hati, sepulang dari sana nanti bunda buatin masakan kesukaan kamu" Ucap bunda yang di acungi jempol oleh Queen,

"Mantap bunda, terimakasih" Puji Queen sambil bersalaman lalu berlalu membawa motor besarnya itu,

Ditengah-tengah menikmati pemandangan yang saling menyapa di berbagai sisi jalan, tiba-tiba mata Queen tertuju pada seseorang yang tengah berlari mengambil tas dari sang ibu paruh baya,

"Dasar perampok" Umpat Queen yang langsung menghadang perampok itu dengan senyuman miring,

"Mau ke mana Lo? berani ko sama wanita? Cemen lu" Umpat Queen sambil turun dari motornya, lalu menghajar perampok itu tanpa ampun,

"Dasar wanita ******" Umpat perampok lelaki tersebut sambil melayangkan beberapa pukulan yang tak mengenai Queen sedikitpun, hingga....

BUGH.....

"Mampus Lo" Maki Queen yang langsung merampas tas branded dari perampok itu dan berlalu meninggalkannya yang sudah babak belur, Queen mulai mendekati sosok wanita paruh baya dengan pakaian modis dan wajah cantik...yang masih nampak khawatir akan kejadian yang menimpanya itu,

"Udah saya tangani Bu, ibu sekarang aman" Ucap Queen yang tahu isi pikiran ibu tersebut,

"Makasih banyak loh nak, makasih sekali lagi...ini buat jajan" Ucap ibu tersebut yang mengeluarkan beberapa lembar uang bernominal ratusan ribu,

"Enggak usah ibu, Queen udah kembung, banyak jajan tadi. Ya udah biar saya antar saja ya bu ke rumah ibu, kayanya ibu jalan sendirian di sini? bahaya bu...ayo naik aja" Tawar Queen yang di balas keraguan oleh sang ibu, namun mau tak mau ia tetap menaiki motor Queen dan akhirnya motor Queen melaju kembali dengan berlawanan arah dari tujuan pertama Queen.

Repotnya Hari Ini

"Terimakasih ya nak udah bersedia nganter ibu sampai ke rumah" Ucap sang ibu modis itu dengan raut wajah senang,

"Iya ibu, tidak masalah" Jawab Queen yang hampir berlalu dari tempat,

"Tunggu dulu nak, boleh minta nomor handphone kamu?" Tanya nya dengan hati-hati, Queen sebenarnya agak heran dengan permintaan ibu itu. Bukan tidak mau, tapi ini kan baru pertama kali kenal, namun karena dia diajarkan sopan santun oleh keluarga nya akhirnya ia menyerahkan nomor ponsel sambil menyelidik,

"Tenang saja, saya beneran tinggal di sini ko, saya bukan orang jahat atau suruhan untuk memancing korban. Nanti nak siapa namanya kalau boleh tau?" Tanya nya lagi dengan hati-hati yang menurut Queen penuturan nya itu lucu,

"Panggil aja Queen Bu" Jawab Queen,

"Ah iya...nak Queen, lihat saja kalau saya masuk rumah ini ya" Tunjuknya pada rumah megah yang berisikan tanaman asri di depannya,

"Ah baiklah, saya percaya ko Bu. Lain kali jangan berjalan sendiri ya Bu. Sekarang banyak modus kejahatan yang diluar nalar" Tutur Queen memberitahu, walau sepertinya ibu itu sudah sangat tahu tentang kekejaman dunia.

"Ah baik anak cantik, sekali lagi terimakasih banyak" Ucapnya lagi, yang akhirnya berlalu terlebih dahulu untuk masuk agar Queen percaya kepada dirinya.

"Benar, dia jujur" Lirih Queen yang langsung berlalu berlawanan arah kembali,

...****************...

Sedangkan itu di basecamp SKY Gang,

"Mana si Susanto? katanya mau jadi pak ustadz" Tanya Juan sambil terus mengemil keripik tempe nya itu, entah sudah berapa bungkus dia habiskan. Jika yang lain kecanduan rokok, sepertinya cowok satu ini lebih ke kecanduan keripik tempe,

"Tuh dia datang" Tunjuk Alaska pada salah satu remaja yang tinggal disekitar basecamp nya, kebetulan ia sering mengontrol base camp baru itu agar dia bisa masuk SKY gang yang sejak dulu melegenda,

"Assalamu'alaikum Brody, What's up man?" Tanya nya dengan bahasa Inggris yang lumayan baik,

"Tentunya tampan"Jawab Alaska yang sangat tidak nyambung sama sekali,

"Anak satu ini sangat Jumawa ya bapak kusen" Sarkas Susanto sambil melemparkan kulit kacang ke arah Alaska,

"Jangan buang sampah sembarangan kalau pala lu gak mau jadi pajangan" Sindir Sean dengan tatapan dingin yang menatap layar ponselnya,

"Tuh kan bapak kusen ngambek" Ejek Juan yang kini malah mendekati Sean seperti bochil yang sangat kepo, apalagi posisi jongkok. Percis seperti orang yang mau pup,

"Apaan sih Lo cil, masih bau bawang sana Lo" Usir Sean yang sangat terganggu ketenangannya,

"Dih jahat banget si bapak"Tutur Juan yang malah makin menyender,

"Ya Allah ke bocah banget Lo" Ucap Sean sambil meneloyor kepala Juan,

"Btw dua bocah lagi belum nongol nih" Ujar Alaska yang celingukan di depan pintu,

"Biasanya kalau di omongin datang, tuh kan datang" Ucap Alaska yang melihat kehadiran Ray bersama Arkana,

"Dari Mana aja kalian anak kutil, kita udah tungguin dari setengah abad yang lalu" Ucap Alaska Dramatis,

"Lo tau sendiri kita kebagean foto copy undangan buat syukuran, lagian anggota kita diluar banyak bre, kagak cukup buat seratus orang doang" Jawab Ray sambil membawa sekantong tas besar yang berisikan tumpukan undangan,

"Anjir gimana tuh mgebagiinya? sementara acara udah dua hari lagi?" Tanya Juan meneguk salivanya kala melihat berapa banyak undangan yang harus dibagikan,

"Ya kita nyebar pe'a" Jawab Arkana kali ini,

"Ya udah masuk dulu Napa, diluar banyak angin duduk" Timpal Susanto yang masih santai memakan kacang kulit yang bungkusnya Segede tas sekolah anak itu,

"Dih Susanto, Lo doyan apa laper man. Gila selera kacang Lo" Ucap Ray sambil menepuk punggung Susanto,

"Lo pun sama ya pecinta timun, gue tebak pasti sekarang lo baru beli tuh" tunjuk Susanto menggunakan dagunya melihat ada tas lain yang berisikan timun di motornya Ray atau Raymond ini,

"Tentu saja bro, jangan lewatkan makanan satu itu" Kata Ray sambil tertawa,

"OH TERNYATA BAPAK KUSEN DAH DIMARI? TUMBEN CEPET? BUNGANYA UDAH DI SIRAM?" Teriak Ray dengan keras begitu memasuki base camp melihat keberadaan Sean,

"Tengil banget lo Ray, benar-benar Lo siluman berkaki terompet, energi Lo kagak abis-abis perasaan" Heran Arkana yang sedari tadi membawa Ray yang tak mau diam,

"Kita ini harus full face, biar kagak cepet lelah bagoy" Jawabnya yang sudah terduduk anteng di dekat Sean,

"Paan tuh full face?" Tanya Alaska yang otaknya tak sampai akan Jokian Ray,

"FULL ENERGI SABLENG, LO KATA HELM ANTI KEJARAN POLISI APA" Ucap Juan tak kuat lagi dengan keabsurdan sahabatnya itu,

"ANJIR JAUH AMAT SELERA HUMOR LO RAY" Ucap Susanto yang terkikik dibuatnya,

"Diem deh lo Susanto, mendingan Lo hafalin surat buat besok jadi pemimpin syukuran" Titah Ray yang sepertinya agak kesal juga entah kenapa,

"Dih ko gua? kan janjinya gue hanya cariin pak ustadz doang" Kata Susanto yang enggan menjadi pemimpin syukuran itu, bukan tak mau ...melainkan lebih ke takut apa yang ia lafalkan itu salah, kan gak baik bukan?

"Udah begini, sekarang kita nyebar aja mengantarkan undangan ini, teruatama untuk anggota yang baru gabung. Semisal pun nanti ada lebihnya, besok kita lanjut lagi sepulang sekolah" Ujar Sean yang diangguki mantap oleh yang lain,

"Iya juga ya, harus bergegas nih. Belum urusan catering yang entah berapa ratus lagi yang harus kita boyong nanti" Kata Juan yang menghentikan acara makan keripik tempenya itu, akhirnya mereka pun berdiri, termasuk Susanto yang memang diperuntukan untuk ikut juga agar mengenal anggota yang lain.

Akhirnya Terik mentari menuju senja itu menjadi saksi, enam remaja yang berusaha membangun relasi dengan didirikannya sebuah gang bernama SKY. Satu persatu undangan tersampaikan dengan perasaan bahagia, mereka juga mengharapkan adanya kebaikan yang terlahir dari kegiatan ini. Dengan cara semakin menguatnya ikatan mereka, yang menentukan kemajuan dari nasib SKY GANG ini,

"Jangan lupa datang kawan" Ucap Juan yang diberi acungan jempol oleh beberapa anggota yang baru itu,

...****************...

Sementara itu di kediaman Alyssa...

"Astaga Queen, Lo abis ngebolang ke mana dah? kita tungguin juga dari tadi?" Tanya Alyssa yang lebih ke khawatir,

"Biasa Bu bos kan sibuk" Jawab Queen menjawab sekenanya,

"Si paling bos dah" Timpal Nadin yang meletup-letup kan permen karet di mulutnya,

"Gimana tugas udah rampung?"Tanya Queen yang sudah dipastikan jawabannya adalah ....

"Belom" Ucap mereka berdua serempak,

"Nah kan emang beban dunia nih dua bocah" Seru Queen yang mulai duduk dan mengeluarkan beberapa alat tulis untuk memulai kerja kelompoknya,

"Eh Queen, kenapa dah tuh hoodie Lo merah? abis tempur lagi Lo?" Tanya Alyssa yang sedari tadi memperhatikan kondisi Queen,

"Ah biasa, abis ngelukis. Cat nya nempel, gapapa dah buat pajangan" Santuy Queen yang malah diteloyor oleh Nadin.

"Bocah semprul" Umpat Nadin yang masih Asik dengan permen karetnya,

Ini sekolah bukan taman Tamasya

"Woy, pak Dedi kumis gak datang...jamkos kita" Teriak Raymond yang masih setia dengan timun kesukaannya,

"Tau dari siapa Lo?" Tanya Sean yang masih fokus menatap bukunya,

"Gue kan king of news" Bangganya sambil melahap timun potongan terakhir, orang yang melihatnya bergidik ngeri dengan kelakuan anak satu itu. Raymond atau Ray yang pada dasarnya tak peduli dengan tatapan teman-teman satu kelasnya pun, mulai ngacir keluar entah kemana.

"Sahabat lo tuh" Tunjuk Alaska pada Juan

"Lo juga kali" Jawab Alaska membalikan,

"Nah mending, daripada si Arkana udah serasa bapaknya. Nganter sana nganter sini" Tutur Juan sambil melirik ke arah Arkana yang tengah memetik senar gitarnya,

"Nyawa lo minta di cabut?" Tanya Arkana seraya mengeluarkan pisau lipat dari dalam sakunya,

"Ngeri anjir, kalau barang-barang kematiannya udah dikeluarkan" Ucap Alaska seraya menepuk bahu Juan,

Namun tak lama kemudian...

" HAY GYUSSSS, RAYMOND IS COMING" Teriak Ray yang sangat keras membuat beberapa temannya terlonjak kaget, dengan bahasa Inggris belepotan nya dia menenteng tiga tas plastik besar berisikan cemilan, dan satu karpet kulit besar yang entah ia bawa dari mana.

"BUSYET, LO ABIS DINAS DARI MANA? DAPAT MAKANAN SEGITU BANYAK?" Teriak Juan yang berlari untuk membantu Raymond,

" Udah party aja. Ayo Gyus anggap aja lagi di pantai, santai and holiday" Tuturnya yang berhasil meracuni otak anak-anak, bahkan beberapa siswi sudah menurunkan beberapa kotak makan yang seharusnya menjadi bekal untuk istirahat,

"Memang pada sinting, tapi gue harus tetep ikut" Ucap Alaska sambil menyomot kue yang hampir segede gaban itu, karpet pun sudah dibentangkan tepat di belakang jajaran bangku, menandakan bahwa jiwa persantaian sudah di mulai...

"Anjir jorok lu, masa potong bolu paket tangan. Ini kan ada pisau khusus buat motongnya" Umpat Juan pada Alaska yang joroknya minta di pukul,

" Lebih nikmat gini, nasi aja kalau paket tangan nikmatnya bukan main" Jawab Alaska Cuek,

" Ya tapi ini kan bolu, kutil lalat" Geram Juan yang tak habis pikir dengan salah satu sahabatnya itu,

"Eh gue mau dong kerupuk warna kelamin lalat" Ucap Ray yang sedang nikmat mengunyah sate sepuluh tusuk dengan timun si penyedap makanannya,

"Gila mereka, dasar Ray. Kelakuan lo udah terkena pinalti pasti " Lirih Arkana yang mendekat sambil mengambil salah satu Snack berisikan keripik kentang,

Sedangkan Sean hanya menggelengkan kepalanya, namun tetap saja meminta susu kemasan botol agar tenggorokan nya itu terasa segar,

"Btw nanti pelajaran siapa?" Tanya Cindy salah satu siswi di kelas mereka,

" Ke nya miss Centini den Cin" Jawab Ray yang anteng mengunyah sate, nasi dan timun bergiliran,

"Heran gue, lu pada anak orkay tapi kelakuan ke orang yang belum makan sebulan" Kata Juan memperhatikan teman-teman disekitarnya satu persatu,

"Lo juga sama pe'a, jangan munafik deh lo, gue gibeng tau rasa lo" Tegur Arkana yang jengah akan kelakuan Juan, tapi tidak bisa disangkal. Kehadiran para sahabatnya itu membuat cerita hidupnya lebih berwarna, walau kadar berfikir nya terhitung rendah baginya.

"ASTAGAAAA BERESIN SEMUANYA CEPAT" Teriak pak Dedi berkumis super tebalnya kala ia melihat anak didiknya tengah bersantai ria di ruang kelas,

"A-ANJIR TO-TOLONG DONG AIR, GUE KESELEK LONTONG ANJIR" Teriak Alaska yang menahan sakit di tenggorokan nya, apalagi matanya yang sudah merem melek,

"Bangsat emang si Ray" Maki Arkana yang menyesal mengikuti siasat sesat dari sahabatnya itu,

"Sedangkan Juan yang notabenenya anak yang sudah keluar masuk BK, dia masih Santuy nyemilin keripik tempe di kala teman -teman lainnya gaduh terpontang -panting karena pak Dedi ternyata hadir hari ini, walau harus telat.

"KALIAN SEMUA TAU KAN? INI TUH SEKOLAH BUKAN TAMAN TAMASYA!!! SEKARANG JUGA LARI DAN BERSIHKAN LAPANGAN SEKOLAH, TERUTAMA BAGI YANG TADI DUDUK DI KARPET ITU" Tegas pak Dedi yang kesabarannya harus di uji tiap memasuki kelas yang isinya unik semua,

"BAGOY BANGET SIH RAY INFORMASI LO" Teriak Cindy yang merasa sangat kesal, pasalnya dia baru saja menyuapkan satu sendok nasi, pak Dedi malah datang.

"INI DILUAR PERKIRAAN BMKG TERNYATA, JANGAN SALAHIN GUE DONG. TUH SALAHIN JAMAL ANAK KELAS SEBELAH. NGASIH INFO KAGAK AKURAT" Tukasnya yang tak mau disalahkan, karena sebenarnya yang memberikan informasi memang Jamaludin anak kelas sebelah,

"NGELAK AJA LU CUCUK BEBEK" Umpat Alaska yang mulai keluar dari ruang kelas untuk menjalankan hukumannya, disaat mereka beramai-ramai berlari hampir satu kelas. Tiba-tiba anak kelas lain yang memang nyatanya jamkos keluar untuk sekedar menonton pemandangan yang menyegarkan itu, segar untuk bahan gosip. Termasuk Queen yang merupakan anak kelas sepuluh IPA 1 yang nangkring dari lantai atas Sambil nyemilin cimol bojot,

"Gue demen nih lihat orang yang menderita karena hukuman" Tutur Queen yang dapat didengar oleh Alyssa dan Nadin,

"Kagak waras Lo" Celetuk Nadin tak habis pikir dengan jalan pikiran wanita cantik disebelahnya itu,

"OMAYGAT ANAK SKY GANTENG-GANTENG BANGET ANJIR, TERNYATA BUKAN SEKEDAR RUMOR DOANG" Kagum Alyssa yang sudah meleyot menatap Raymond, Alaska, Arkana dan Juan secara bergiliran. Sedangkan Sean dia tidak di hukum dan malah duduk santai menonton bersama pak Dedi sendiri di bawah sebuah pohon beringin kecil,

"GILAAAAA ITU SEAANNNNNNN ANJIRRRR, BAK DEWAAAA YUNANI GANTENGYA ASTAGAAAA" Jerit salah satu siswi yang membuat pandangan Queen pun beralih ke sosok remaja yang kini tengah menatapnya juga,

"Berlebihan, modelan gorengan gosong gitu disebut dewa Yunani" Kata Queen yang tak peduli dengan teriakan-teriakan histeris dari para siswi yang selalu membawa beberapa kipas dan make up ke sekolah, Sedangkan Sean yang dari bawah mempertahatikan Queen mendelik tajam seakan tau apa ucapan gadis itu,

"PAK UDAH YA PAK LIMA KELILING AJA, NAPAS KITA UDAH SETENGAH UBUN-UBUN LAGI NIH" Teriak Cindy yang membuat siswa lain tertawa ngakak,

"JANGN BIKIN MALU NAPA CIN, HARUS KUAT LO. BUKTIKAN KALAU KELAS KITA INI SETARA DENGAN KEKUATAN BANTENG" Teriak Ray di sela-sela larinya,

"MATA LO SEPET RAYYY, LO SIH NAPASNYA DARI DERUAN KNALPOT BERANGIN HITAM. MAKANNYA KUAT" Ejek Cindy yang pada akhirnya memutuskan untuk berlari lagi,

"Kasihan anjir anak cewek, kalau kita sih segini kagak masalah" Tukas Alaska yang disetujui Arkana melihat beberapa siswi mulai nampak kelelahan, mereka ini sebenarnya memang saling peduli. Walau kenyataan nya kelasnya paling merusuh, Anak IPS 1 emang beda,

"PAK UDAH NIH PAK TUJUH KELILING AJA, NANTI KALAU BERKAHIR TAHLILAN MASAL GIMANA?" Teriak Cindy lagi bersama beberapa teman lainnya yang sudah ngos-ngosan dan terduduk lemas,

"YASUDAH, UNTUK SISWI HARAP MASUK KELAS KEMBALI DAN LANJUTKAN HUKUMAN KALIAN UNTUK MEMBERSIHKAN LAPANGAN SETELAH JAM PERLAJARAN BAPAK" Teriak Pak Dedi sambil tetep memantau anak yang lain, lagian dia juga tidak mau ribet.

Sedangkan Sean yang sedari tadi hanya terdiam, kini mulai berlari ke kantin untuk membelikan teman-temannya minum agar tubuh teman sekelasnya itu bisa kembali lebih fresh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!