Ojol

"Lan"

Alana menengok ke arah mamanya, "Ya ma?"

"Tolong pesenin ojek online ya? Buat anterin makan siang Abang-Abang mu."

Alana memutar bola matanya, "Ketinggalan lagi?"

Mama mengedikan bahunya, "Tau sendiri mereka yang satu pelupa yang satu ceroboh terus disatuin gitu deh hasilnya."

"Oke deh, Alana pesenin."

Alih-alih memesan ojek online untuk mengirim barang, anak bungsu itu malah memesan ojek biasa. Iya bener, dia ikut naik ojek buat anter makan siang Abang-Abang nya.

Sesaat setelah ojol pesanannya sampai, tiba-tiba ide gila muncul begitu saja di kepalanya, "Bang, saya yang nyetir ya?" Pinta Alana.

Si Abang ojol keliatan ragu sekaligus takut, masa iya ini anak cewek mau gantiin dia nyetir, "ga bisa neng saya takut."

"Duh bang saya ini pembalap loh, Abang jangan meragukan skill nyetir motor saya dong." Elaknya.

Mimik wajah si abang ojol terlihat tidak yakin begitu mendengar kalau penumpangnya ini seorang pembalap. Bagaimana tidak, outfit yang dipakai Alana saja sangat tidak mengganbarkan seorang pembalap. Baju kodok gombrong dengan kaus bergaris, apalagi hari ini dia mengepang dua rambutnya. Haduh Alana.

"Gini deh, trial sampe depan komplek. Gimana? Saya tambahin deh tip nya." Sogok Alana sembari menaik turunkan kedua halisnya.

"Tapi punya SIM kan?" Tanya abang ojol meyakinkan.

Sial, Alana gak mikir sampe sana. Tapi kan deket? Tapi kan tetep harus menaati peraturan, Tapi kan dia juga bosen diem di rumah terus.

"aaaahhhh SIM ya, SIM saya ada, ada kok!! Tapi kemaren saya kecopetan KTP, SIM, kartu-kartu semua di sana. Aduh lagian deket bang, sekarang juga bukan jam-nya polisi patroli kali."

"Yaaaa... udah deh ayok. Trial sampe depan komplek, jangan ngebut-ngebut ya mbak."

Alana seketika tersenyum lebar, "nah gitu dong. Tenang bang saya terbiasa makan aspal sirkuit."

Akhirnya sampai di gerbang komplek, "gimana bang? Lanjut gak nih?"

Merasa aman dan tidak ada kejanggalan, abang gojek setuju untuk meneruskan perjalanan, "Iya dah, ati-ati."

"ahaha siap bang meluncurrrr."

10 menit kemudian mereka sampai di depan kantor, dengan jarak tempuh biasa sekitar 15 menit. Alana turun dari motor dan melepas helmnya.

"Bang gapapa?"

Si Abang ojol menatap Alana, tangannya gemetar hebat, bola matanya juga melotot hampir keluar, "neng beneran pembalap?"

"Heheheh, bukan bang. Ini nyetir motor perdana saya, dan selamat abangnya jadi orang pertama yang saya bonceng yeayy!!"

Si Abang makin jantungan denger kalo Alana pertama kali naik motor, mana ngebut edan masih untung nyawanya ga ikut terbang tadi.

Alana menyodorkan uang dua lembar seratus ribu, "nih bang ongkos sama tipnya."

"Ini mah kebanyakan."

"Gapapa sekalian kompensasi udah bikin Abang gemeteran."

Alana melangkah masuk ke dalam setelah urusannya selesai dengan penumpang motor perdananya tadi.

"Mbak Alana!"

"Eh om Gugun! Makin ganteng aja!"

Lelaki yang dipuji itu tersenyum tersipu akibat ulah Alana, "mbak Alana bisa aja."

Gugun itu satpam penjaga pintu utama kantor jadi dia jelas kenal betul dengan Alana, gadis manis dan ceria itu selalu menyapanya tiap kali berkunjung. Tak sungkan ia memanggilnya dengan sebutan Om.

"Tumben ke kantor, udah lama gak mampir, sehat kan mbak?"

Alana tertawa lalu mengangkat kotak maka yang ia pegang sedari tadi, "iya nih ada tugas negara nganterin makan siang. Sehat dong Om! Liat nih" Tubuh Alana berputar sembari menggoyangkan kakinya, "sehat kan?"

Gugun mengangguk senang, "iya makin cantik juga mbak Alana."

Alana mengibaskan rambutnya, "kalo itu udah jelas, mutlak dan tidak perlu diragukan. Udah ah Om saya jadi malu, saya masuk ya, takut Upin Ipin kelaparan. Semangat Om Gugun!"

...🥀🥀🥀...

Jadi-jemarinya sibuk mengetik di laptop miliknya, sembari mengawasi adiknya yang sedang asik menonton sambil mengangkat kaki diatas sofa ditemani dengan popcorn yang dia beli sendiri di minimarket lantai bawah. Dentingan notifikasi ponsel membuat Aksana terdistraksi dari fokusnya, beberapa pesan dari mamanya membuat dahinya mengerut heran. Mamanya khawatir dan mengatakan kalau adik bungsunya hilang tidak ditemukan di semua sudut rumah, padahal jelas-jelas seonggok Alana hanya berjarak beberapa meter darinya.

Setelah menenangkan rasa khawatir mamanya, Aksara menutup laptopnya. "Lo gak bilang ke mama kalo mau ke sini?" katanya.

Alana yang mendengar kakaknya berbicara, pura-pura tak mendengar dan terus fokus dengan film yang sedang ia tonton. Perlahan dia menaikan volume suara agar suara kakaknya semakin tidak terdengar.

"Lan gue tau ya lo denger."

Tapi Alana lupa secerdas-cerdasnya dia, masih ada dewa ngibul diatas dia. Yaaa... sejenis kibul-mengibul adalah suatu ilmu untuk bertahan hidup di keluarga mereka.

Aksana mencabut kabel TV di ruangannya, membuat Alana bangkit dan memasang wajah cemberutnya, "ah Abang mah!"

"Ya lo lagian, bisaan banget kabur dari mama, mama khawatir tau!"

"Ya kan Lana bosen di rumah! Bentar lagi jadi Rapunzel nih lama-lama"

"Ya kan bisa minta tolong Mas Adi buat anter, jangan banyak tingkah dong dek kasian mama khawatir mulu gara-gara lo buat ulah."

Alana mendekat ke arah Aksana, "Bang, Lana cuma pengen keluar susahnya minta ampun. Lana cuma pengen main kayak orang gitu jalan-jalan. Lana bosen di rumah mulu."

Aksana membuang napasnya pelan, ia mengerti, amat sangat mengerti perasaan adiknya. Tapi ia dan keluarganya hanya khawatir, mereka mengkhawatirkan kesehatan Alana, itu saja. Mereka hanya tidak mau kehilangan satu-satunya mutiara yang selama ini mereka jaga.

"Bang Lana tau yang ada di pikiran Abang, Abang jangan terlalu khawatir. Lana sehat banget sekarang, Abang liat Lana sekarang! Adek Abang ini sehat banget, Abang gak usah khawatir lagi, lagian operasi nya udah 3 tahun lalu, dan Lana juga bukan anak kecil lagi kali."

Aksana tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk menanggapi ocehan adiknya itu. Sudah pusing urusan kantor ditambah lagi pening menanggapi kelakuan ajaib adiknya.

"Udah ah, gue males sama lo! Kita musuhan! Kita ga bestie lagi! Lo gue end!" Alana melangkah meninggalkan ruangan Aksana.

"Heh mau kemana Lo?"

"Mau ke Abang kesayangan gue! Sekarang Abang kesayangan gue pindah tahta ke Bang Sara." Alana mengacungkan jempolnya kebawah tanda kalau Aksara hari ini sedang mode payah.

"Heh Abang lo lagi meeting lolot."

"Bodo amat!"

Terpopuler

Comments

ZonZon

ZonZon

Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.

2023-07-24

1

ANGELBRODROIX

ANGELBRODROIX

Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!

2023-07-24

1

Amelia Quil

Amelia Quil

Maknyus! 🤩

2023-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!