Lulus Kuliah

Justin mengajak Catherina ke sebuah hotel bintang lima yang terkenal di Kota NY. Ada sebuah restoran mewah di salah satu lantai hotel tersebut,

keduanya tampak seperti pasangan ideal yang tengah berbahagia.

Seusai melakukan makan malam, Justin memesan sebuah kamar. Ia bermaksud menghabiskan malam bersama Catherina yang merupakan salah satu wanita tercantik di kampusnya.

Di dalam kamar hotel, mereka berdua tampak leluasa melakukan tindakan yang lebih intim. Bagi Catherina ini seperti dunia yang ia impikan, mewah dan dikelilingi dengan fasilitas yang sesuai harapannya. Bagi Chaterina kamar dengan tipe Deluxe King Room tersebut sudah terkesan mewah. Tidak mudah menginap di sini, selain harus memiliki kartu keanggotaan juga harus melakukan reservasi dari jauh-jauh hari.

Keesokan paginya, seperti biasa William sudah harus beraktivitas seperti biasa. Namun sebelum ia keluar dari kamar apartemennya, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok! Tok! Tok!

William segera membukakan pintu tersebut, seorang lelaki yang sudah ia kenal berdiri di depan pintu kamarnya.

"Tuan Sander memintaku untuk mengambil kunci mobil, serta dia juga memintamu untuk mengosongkan apartemen ini" ucap pengawal pribadi Tuan Sander sambil menatap rendah ke arah William.

"Apa?" tanya William dengan tidak percaya.

Baru saja kemarin mereka bertemu dalam keadaan baik-baik saja, bahkan William juga baru saja memberikan hadiah untuk Chaterina.

"Cepatlah berikan kunci mobilnya, untuk barang-barang mu malam ini sudah harus dikosongkan dari dalam kamar ini" ucap pengawal Tuan Sander dengan ekspresi galak.

Tanpa berdaya akhirnya William menyerahkan kunci kendaraan yang selama ini ia gunakan untuk mencari nafkah. Ia tidak mau berdebat dan merusak moodnya, hari ini ia akan melakukan sidang skripsi untuk menentukan masa depannya.

Setelah pengawal pribadi Tuan Sander pergi, William segera memisahkan barang-barang berharganya ke dalam sebuah koper. Meskipun bingung dengan apa yang baru saja terjadi, namun ia tetap berbenah demi efisiensi waktu.

Setelah beberapa saat kemudian William segera meninggalkan kamarnya menuju terminal bus. Jarak apartemen dengan kampusnya tidak terlalu jauh, sehingga ia tidak perlu terburu-buru.

Waktu pun berlalu, William tiba di sebuah gerbang kampus dengan ekspresi santai seolah melupakan peristiwa yang baru saja terjadi. William melangkahkan kaki Sambil memandang bangunan yang terdapat di dalamnya. Kampus itu terlihat mewah, namun kondisinya berbanding terbalik dengan kondisi William yang sangat sederhana.

William memang hanya seorang pemuda miskin, ia tidak memiliki latar belakang keluarga yang mampu. Apalagi kampus dimana ia menuntut ilmu adalah kampus terbesar dan terlengkap di Kota NY. Jika bukan karena program beasiswa yang ia ikuti, mustahil dirinya bisa mengenyam pendidikan di kampus bisnis terkemuka tersebut.

"Huh.." William menghela napas panjang ketika dirinya berada di depan sebuah ruangan.

"Semoga tidak ada masalah" gumam William dalam hatinya.

"Hai William semoga berhasil" sapa Edy teman satu jurusannya yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Terimakasih, bagaimana ujianmu?" tanya William.

"Masih ada sedikit perbaikan, tapi sepertinya tidak membutuhkan waktu yang lama" jawab Edy sambil tersenyum.

"Baiklah jika begitu, sekarang giliran ku" ujar William sambil melangkah masuk ke dalam ruangan di depannya.

Hampir satu jam lebih William berada di dalam ruangan tersebut. Ia memaparkan hasil penelitiannya terkait judul skripsi yang ia pilih. Beberapa saat kemudian ia selesai dari ujiannya dengan hasil terbaik, lulus dengan predikat sangat puas.

"Akhirnya aku lulus dari tempat ini" ucap William pelan.

"Bagaimana hasil ujianmu?" terdengar suara seorang wanita menyapa William.

"Aku lulus" jawab William dengan ekspresi gembira.

"Selamat ya, kamu memang orang yang pintar" ucap wanita yang bernama Regina sambil mengulurkan tangannya.

"Terimakasih" jawab William dengan hangat.

"Bagaimana denganmu?" tanya William kepada Regina.

"Aku juga lulus" jawab Regina dengan senyum cerah.

"Lalu apa rencanamu setelah ini?" tanya Regina.

"Sepertinya aku harus mencari tempat tinggal baru" jawab William sambil tersenyum terkekeh.

"Lho.. Memangnya kenapa dengan tempat tinggal mu yang lama?" tanya Regina dengan sedikit penasaran.

"Entahlah, tiba-tiba saja pagi ini aku mendapat pemberitahuan jika aku harus mengosongkan apartemen yang disewa olehku, selain itu Tuan Sander juga mengambil kembali kendaraan yang selama ini aku gunakan" ujar William tanpa daya.

"Hmm.. Tunggu sebentar, apakah ini berkaitan dengan Catherina?" tanya Regina.

"Tidak, kami baik-baik saja" jawab William.

Regina tampak berpikir sejenak, ia sedikit mengetahui jika William dan Catherina memiliki hubungan. William pernah beberapa kali terlihat memiliki perhatian yang khusus dengan Catherina, hal ini tentu saja dapat ditebak dengan baik oleh Regina yang merupakan sahabat baik William.

Setelah tampak ragu sejenak, akhirnya Regina berkata.

"Apakah kamu sudah melihat status WhatsApp Catherina baru-baru ini?" tanya Regina kepada William.

"Tidak, sepertinya ia tidak melakukan pembaruan aktivitas" jawab William sambil mengecek hand phone nya.

"Kamu terlalu bodoh menjadi seorang pria" ujar Regina sambil membuka aplikasi media sosialnya.

William tersentak kaget setelah melihat postingan terbaru Catherina bersama Justin. Dari saat mengendarai mobil Lamborghini Aventador hingga mereka menikmati suasa makan malam yang romantis.

Jantung William berdetak kencang, ia tidak menyangka jika wanita yang ia cintai berbuat seperti itu padanya. Padahal William sudah menuruti semua kemauan Catherina dengan patuh, termasuk tidak mengekspos hubungan mereka ke teman-teman kampus.

Saat berikutnya, William dapat mengerti tentang tindakan Tuan Sander yang mengusirnya. Namun siang ini ia tetap akan berkunjung ke kediamannya untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Regina kepada sahabatnya.

"Iya, aku hanya sedikit terkejut" jawab William dengan wajah tampak murung.

"Sudahlah biarkan saja hal itu berlalu. Untuk tempat tinggal sebaiknya kau mengisi apartemenku. Kebetulan aku akan kembali ke Brooklyn, jadi apartemenku akan ku tinggalkan" ucap Regina dengan santai.

"Itu akan merepotkan mu" ujar William yang merasa tak enak.

"Kamu boleh mengisinya, namun jika kemudian hari kamu sudah mendapatkan tempat yang lebih baik kamu bisa meninggalkannya, lagipula mencari tempat tinggal dalam waktu mendadak seperti ini tidak mudah" kata Regina berusaha meyakinkan sahabatnya.

"Baiklah jika begitu, terimakasih atas pertolongan mu" ucap William dengan tulus.

Setelah keduanya mengobrol sebentar, Regina memberikan sebuah kunci kamar apartemennya sebelum mereka berpisah.

William segera meninggalkan kampusnya untuk menuju kediaman Tuan Sander. Ia hanya ingin memastikan kebenaran berita yang baru saja ia dengar.

Setibanya di kediaman Tuan Sander, tampak Catherina sedang di taman keluarga Sander bersama Justin. Kebersamaan keduanya tampak semakin akrab dan lebih terlihat di muka umum.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Catherina kepada William.

William berdiri terpaku, melihat Justin yang sedang merangkul tubuh Catherina membuat semuanya menjadi jelas.

Terpopuler

Comments

Dear_Y

Dear_Y

manusia kl lagi bucin fix berada di titik terendah tolol dalam berpikir rasional...

2023-07-28

1

Dear_Y

Dear_Y

sabaaar ya William... semangaaaat

2023-07-28

0

Dear_Y

Dear_Y

Justin mental pengusaha ya.. g mau rugi uda habiskan ratusan ribu dollar... ckckck

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!