Pengkhianatan Catherina

"Aku hanya ingin memastikan tentang berita yang baru saja kudengar" jawab William dengan tatapan nanar.

"Sekarang kamu sudah melihatnya sendiri, lalu mau apa?"

"Aku tidak menyangka jika kamu tega berbuat seperti itu padaku" ucap William yang mulai menenangkan dirinya.

"Memangnya kamu anggap dirimu siapa? Kamu hanyalah seorang sopir yang terbiasa mengantar aku, jadi kamu jangan pernah punya harapan lebih" ucap Catherina dengan nada sinis.

"Hai William, kamu hanya orang rendahan. Selamanya kamu takkan pernah pantas untuk mengejar Catherina. Asal kau tahu, Catherina milikku, kau sama sekali tidak layak" hardik Justin yang datang di tengah perdebatan William dan Catherina.

"Catherina, kamu sudah keterlaluan. Lalu kau anggap apa hubungan kita selama ini?" ucap William yang menghiraukan kehadiran Justin.

Sesaat berikutnya, William membuka hand phone nya lalu menunjukkan beberapa gambar dari galeri penyimpanan. Beberapa foto kedekatan William dan Chaterina terpampang, hal ini membuat Justin marah.

Melihat tindakan William, buru-buru Catherina merebut gawai yang berada di tangan William. Dengan cepat ia menghapus seluruh foto-foto tersebut kemudian melempar benda tersebut ke lantai dengan keras.

"Prank"

terdengar suara benda tersebut pecah menjadi beberapa bagian.

William terperanjat atas sikap Catherina yang berlebihan tersebut. Sikap Catherina yang selama ini terkesan cuek tiba-tiba berubah seperti singa betina yang mengamuk.

Justin yang memperhatikan kejadian tersebut hanya terdiam, dalam hati ia pun tidak menyangka jika keduanya memiliki hubungan dekat. Apalagi tindakan Catherina yang reaktif barusan, jelas hal ini menandakan kebenarannya.

Kendati demikian Justin masih berpikir logis, kejadian semalam meyakinkan dirinya jika dirinya lah yang pertama kali menyentuh Chaterina.

"Kamu menyukaiku, apakah aku salah memanfaatkan mu? Kamu hanya lelaki bodoh dan miskin, jika bukan karena kebaikan ayahku maka kau takkan bisa bertahan hidup di Kota ini" ujar Catherina dengan nada kesal.

"Sudah pergilah sana. Aku muak melihat mu" ucap Catherina lagi.

Mendengar ucapan Catherina, wajah William menggelap. Sambil mengumpulkan pecahan gawainya di lantai, ia memandang Catherina dengan tatapan dingin.

"Ingat, kamu akan menyesal suatu hari nanti" ucap William dengan nada penuh kekesalan.

"Dasar pria tidak berguna" umpat Justin.

Setelah William pergi, keduanya melanjutkan kemesraan. Mengabaikan perasaan William, mereka tidak pernah menganggap keberadaan pemuda tersebut, apalagi Catherina yang tidak merasa bersalah sama sekali.

"Sayang, kenapa kamu bisa berhubungan dengan orang seperti itu?" tanya Justin.

Merasa sudah tidak bisa ditutupi lagi, Catherina tersebut masam lalu berkata.

"Kamu tahukan jika dia memiliki nilai akademis yang bagus, selain itu ia juga berprofesi sebagai pengemudi. Dan aku berani menjamin jika dia bahkan tidak pernah menyentuh tanganku" ujar Catherina berusaha meyakinkan Justin.

Catherina tidak ingin peristiwa barusan merusak hubungannya dengan Justin. Ia juga tidak mau jika jalannya untuk menjadi bintang menjadi terhambat.

"Aku tidak mempermasalahkan hal tersebut" jawab Justin sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Catherina.

Sementara itu William dengan wajah penuh kecewa pergi meninggalkan kediaman Tuan Sander, ia baru menyadari jika selama ini ketulusannya telah dipermainkan oleh Catherina.

"Aku memang bodoh" gumam William dalam hati.

Selepas itu ia pergi menuju pusat perbelanjaan terdekat untuk membeli handphone baru. Setelah mengamankan beberapa benda penting di handphonenya, ia membiarkan sisanya berserakan di lantai kediaman Catherina.

Waktu sudah hampir malam ketika ia pulang menuju apartemennya, hari ini adalah terakhir ia berada di apartemen sederhana yang ia sewa dari Tuan Sander.

Baru saja ia hendak menuju kamarnya, barang-barang milik pribadinya sudah berada di depan pintu kamar. Tidak hanya itu, bahkan Tuan Sander bersama beberapa pengawal pribadinya juga ada di sana sambil melipat kedua tangannya.

"Pergilah dari sini! Jangan ganggu putriku lagi!"

Mendengar ucapan Tuan Sander, William tidak bergeming. Ia mengambil dua buah koper yang sudah ia kemas sebelumnya lalu berkata.

"Anda tidak perlu khawatir tentang hal itu, pada kesempatan kali ini juga aku ingin mengucapkan terimakasih. Selama beberapa tahun aku sudah dibiarkan untuk bekerja menggunakan mobil Tuan. Kelak aku akan mengirimkan gantinya sebagai ucapan terimakasih ku di kemudian hari" ucap William dengan sopan.

"Sudah, pergilah sana aku tidak mau melihatmu lagi" ucap Tuan Sander dengan wajah enggan.

Hari sudah malam saat William selesai membereskan barang-barangnya. Ada dua koper yang sudah ia kemas dengan barang-barang pribadinya, sisanya ia tinggal karena sudah tidak diperlukan lagi. Setelah memesan taksi online, ia segera menuju kediaman Regina setelah William memberitahukan rencana kedatangannya.

Tiga puluh menit kemudian William tiba di apartemen milik Regina. Sesuai dengan nomor dan lantai yang diberikan, William segera bergegas menuju lift. Setelah mengetuk beberapa kali, muncul Regina dengan wajah cantiknya.

"Silahkan masuk" ucapnya sambil membawa masuk William ke dalam ruangannya.

Rupanya Regina memang tinggal sendiri di dalam apartemen yang cukup besar ini, ada dua kamar yang terlihat rapi dan nyaman.

"Duduklah, aku akan menyiapkan kopi untukmu" ucap Regina dengan santai.

Mereka berdua sudah saling mengenal sejak semester pertama, jadi William tidak terlalu sungkan dengan sikap Regina.

Pada saat Regina membuatkan kopi, William berjalan menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, William melihat sebuah benda berwarna merah jambu yang membuat jantung William berdetak lebih cepat.

Walau bagaimanapun ia adalah pria muda yang masih normal, melihat ****** ***** wanita yang menggantung di depannya membuat fantasi liarnya mengisi pikirannya.

"Tidak.." gumam William yang segera tersadar.

Setelah itu ia bergegas kembali menuju ruang tengah dan kembali duduk di sofa.

"Silahkan diminum kopinya" ucap Regina sambil menyesap minumannya.

"Apakah tidak apa-apa jika aku tinggal di sini, jika diizinkan aku ingin sewa saja" ujar William sedikit tidak enak dengan ketulusan Regina.

"Seperti yang aku bilang jika aku akan kembali ke Kota Brooklyn, apartemen ini akan kosong dan ditinggalkan. Maka lebih kau tinggal di sini daripada menghamburkan uang" ucap Regina.

"Apakah kau sudah makan malam?" sambung Regina.

"Belum" jawab William singkat.

"Kalau begitu kita makan bersama saja. Kebetulan aku juga sudah memesan makanan sebelum kamu datang" ujar Regina dengan santai.

"Baiklah jika begitu" angguk William sambil bangkit menuju ruang makan.

Regina yang hanya memakai kaos tipis dan celana pendek terlihat anggun di malam ini, hal itu membuat William sedikit salah tingkah.

Menyadari pandangan William, wajah Regina terlihat memerah. Kemudian ia mengambil makanan kemudian menuangkannya ke atas piring besar.

"Cepatlah makan, jangan melihat ku terus" ujar Regina.

"Maafkan aku, setelah beberapa tahun aku baru menyadari jika kamu terlihat cantik" puji William dengan tulus.

"Dasar lelaki, tidak boleh melihat wanita" ucap Regina sambil mengerucutkan bibirnya.

Terpopuler

Comments

Fachri

Fachri

Kayaknya Author cocok buat nulis novel romance, tp saran aja biar ditingkatkan konfliknya.

2023-07-29

0

Dear_Y

Dear_Y

smogaaa Wiliam berjodoh sama Regina ya Thor... kyna sama2 baik

2023-07-28

2

Dear_Y

Dear_Y

semangaaaat Wil

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!