Ku Tulis Namamu Di Hati

Ku Tulis Namamu Di Hati

Prolog

Pagi itu, udara yang bertiup di Kota NY terasa sejuk. Di dalam sebuah apartemen sederhana tampak seorang pemuda berusia 22 tahun sedang berlari dari kamarnya menuju tangga dengan tergesa-gesa. Pemuda itu adalah William, pagi ini seperti biasanya ia akan memulai aktivitas sebagai pengemudi taksi online pada sebuah platform aplikasi.

William menyewa mobil tersebut dari pemilik apartemen yang mempercayainya, setelah memiliki SIM William memanfaatkan keahliannya untuk mencari pekerjaan sampingan. Setiap pagi dan setelah sore hari ia melakukan pekerjaannya, membawa dan melayani penumpang melalui layanan online.

Setiap hari ia menghasilkan hingga 100 Dollar perhari, setelah dipotong biaya sewa mobil dan juga bahan bakar. Dalam sebulan ia bisa mengantongi 3000 Dollar, namun biaya hidup di Kota NY yang tinggi berbanding lurus dengan penghasilan setiap orang.

William bisa dikatakan pemuda yang hemat, biaya hidupnya rata-rata berkisar 2.500 Dollar perbulan maka ia mengalokasikan sisa uangnya untuk ia tabung. Di balik kehidupannya yang pas-pasan, ia bertekad pada setiap bulan menginvestasikan sejumlah 500 Dollar pada pialang saham.

Pekerjaan mengemudi taksi online ia kerjakan di sela-sela waktu kuliahnya, yaitu semenjak awal kuliah hingga kini yang sudah berada di semester akhir. Selain itu selama beberapa tahun terakhir, ia juga mengenal Catherina sebagai putri pemilik apartemen yang sering kali memanfaatkan jasa William untuk antar jemput ke kampus.

Catherina berada pada jurusan yang sama dimana ia belajar di kampus terkemuka Kota NY. Meskipun begitu, ia adalah mahasiswi yang pandai memanfaatkan keadaan. William adalah salah satu orang yang selama ini ia manfaatkan, selain mengantar jemput ke kampus William seringkali diandalkan saat tugas kuliah.

Semua orang di kampusnya sudah mengetahui jati diri William dan kerja kerasnya demi bertahan hidup di Kota NY. Kendati demikian tidak ada yang mengetahui kedekatan William dengan Catherina, mereka hanya mengira hubungan keduanya sebatas teman saja.

William seringkali tidur di dalam mobil karena kelelahan, sementara di waktu luang terkadang ia gunakan untuk membaca dan belajar teknikal investasi saham yang sangat ia sukai.

Hari ini William berangkat lebih awal, ia berencana membeli sesuatu untuk ia berikan kepada Catherina. Setelah beberapa tahun berhubungan, ia ingin memberikan sesuatu yang bernilai untuk gadis yang ia cintai. Namun kesempatan tersebut baru datang kepadanya, setelah investasinya membuahkan hasil yang positif.

Kebetulan hari ini ia tidak ada jadwal kuliah, setelah melakukan pekerjaannya sebagai pengemudi online William menuju ke sebuah pusat perbelanjaan, Manhattan Mall.

Dengan uang tabungan serta keuntungan dari investasi saham, ia berencana menghabiskan 100.000 Dollar untuk membeli sebuah tas merk terkenal serta beberapa gaun terbaru. Uang tersebut ia gunakan demi membahagiakan Catherina, sementara sisa uangnya masih ia simpan untuk membuat sebuah rumah produksi sederhana.

Catherina menyukai dunia entertainment, dalam beberapa kesempatan bersama William ia sering menceritakan keinginannya untuk menjadi selebritis terkenal di Kota NY. Oleh sebab itu, William belajar dan bekerja keras untuk mendukung Catherina suatu hari nanti.

Setelah mendapatkan barang yang ia cari, William dengan semangat pulang menuju apartemen yang ia tinggali. Tidak lama kemudian ia mampir di kediaman Tuan Sander, sekaligus ayah Catherina. Sebagai pemilik apartemen dan juga mobil yang dipakai oleh William, Tuan Sander adalah sosok orang keluarga kaya kelas tiga di Kota NY.

Mulanya Tuan Sander tidak mengizinkan kedekatan William dengan putrinya, namun setelah Catherina menjelaskan jika William hanya dimanfaatkan, maka tuan Sander tidak keberatan.

Hanya saja William tidak pernah mengetahui jika perasaan Catherina tidak pernah tulus kepada William. Selain karena beda status, Catherina sudah menyukai seorang tuan muda keturunan keluarga Howard.

"Catherina, lihatlah barang yang kubawa" ucap William dengan penuh senyuman.

Melihat bungkusan yang berada di tangan William, ekspresi Christina biasa saja. Ia tidak menampakkan wajah bahagianya seperti dugaan William.

"Letakkan saja di atas meja" ucap Catherina dengan enteng.

"Baiklah, semoga kamu suka" ujar William dengan ekspresi penuh harapan.

"Ya, terimakasih" ucap Catherina dengan basa-basi.

Dengan ucapan seperti itu saja hari William merasa hangat. Ia yakin jika Catherina akan tertarik ketika ia sudah membuka dan melihat isinya secara langsung.

Setelah meletakkan benda tersebut di dalam meja tamu, William segera berangsur menuju kamarnya yang hanya ukuran studio. Hari ini ia hanya setengah hari bekerja, menurut rencananya malam ini ia akan menyelesaikan tugas skripsinya yang sudah memasuki tahap akhir.

William membuka laptopnya, lalu berselancar pada sebuah aplikasi pialang saham untuk memeriksa hasil perdagangan saham pada sore hari. Sebelumnya ada beberapa perusahaan sehat yang melepas saham perdana ke publik, hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh William yang bermain saham jangka pendek.

Hampir setengah jam William memeriksa grafik perkembangan saham yang ia danai, walaupun tidak besar namun keuntungan yang ia miliki melebihi ekspektasinya. Setelah selesai, ia kembali melanjutkan menyelesaikan tugas skripsinya terkait penelitian skema Ponzi.

Di kediaman Catherina, seorang pemuda tampan menggunakan Lamborghini Aventador datang dengan kharisma yang kuat sebagai turunan bangsawan. Dia adalah tuan muda dari keluarga Howard yang bernama Justin, pria sesungguhnya yang disukai oleh Catherina.

Keluarga Howard memiliki bisnis Howard Studio's, sekaligus sebagai pemilik salah satu stasiun televisi terkenal di Kota NY.

"Selamat datang Tuan Howard" ucap ayah Catherina yang menyambut kedatangan Justin di depan rumahnya.

"Terimakasih Tuan Sander" balas Justin dengan senyuman ringan.

"Tidak perlu sungkan, anggaplah rumah sendiri" ucap Thania yang merupakan ibu dari Chaterina.

Catherina memiliki wajah yang cantik dan kaki yang jenjang, secara biologis ia menuruni gen ibunya yang tampak masih terlihat cantik pada usia setengah baya.

Pada kesempatan tersebut, Justin membawakan sebuah tas dari merek terkenal yang seharga ratusan ribu Dollar. Selain itu Justin juga membawakan beberapa hadiah untuk kedua orang tua Catherina. Perasaan Catherina sangat senang dan berbunga-bunga saat menerima pemberian dari Justin.

"Apakah malam ini kamu ada waktu santai?" tanya Justin kepada Catherina.

"Tentu saja, aku memiliki waktu luang malam ini" ujar Catherina sambil tersenyum indah.

Ayah dan ibu Catherina merasa senang melihat kedekatan Catherina dengan Justin. Mereka sangat mengharapkan keduanya menjadi pasangan yang serasi.

Justin menggandeng tangan Catherina, lalu menaiki Lamborghini Aventador dan menuju ke sebuah restoran mewah Kota NY. Di dalam mobil, wajah Catherina penuh dengan kekaguman. Ini adalah pertama kalinya ia berada di dalam mobil sport, merasakan sensasinya ia terlihat sangat jumawa.

Meskipun keluarga Sanders juga termasuk keturunan konglomerat, namun jika dibandingkan dengan keluarga Howard mereka masih tertinggal jauh. Catherina sangat berharap kedekatannya dengan Justin akan membawanya kepada ketenaran, lewat bisnis media yang dimiliki oleh keluarga Justin ia yakin cita-citanya menjadi selebritis akan mudah terwujud.

Terpopuler

Comments

Dear_Y

Dear_Y

ketika karakter matre itu ternyata juga warisan turun temurun...

2023-07-28

0

Dear_Y

Dear_Y

jangan2 Tuan Sander bisa jadi sukses juga krn kelicikan nya (???)

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!