Seorang gadis cantik melangkahkan kakinya menuju pintu yang sudah terbuka untuknya dengan balutan gaun pengantin yang cukup sederhana.
Tepat setelah mendengar suara lantang dari seorang laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Haura merasa lega sekaligus sesak saat acara pernikahannya yang sekarang, Tapi setelah melihat notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya Haura langsung merasa lega, Karena Julia benar-benar menepati janjinya.
Ia tidak pernah menyangka akan menikah di umur yang masih terbilang muda, Bahkan yang tidak di sangkanya Haura akan menikah dengan lelaki yang tak pernah di kenal dan di lihatnya sekalipun.
"Mari, Haura suami kamu sudah menunggu" Ucap seorang wanita dengan mengulurkan tangannya pada Haura.
Jantung Haura langsung berdegup dengan kencang, Perasaannya semakin tak karuan. Lalu, Ia meraih tangan wanita tersebut dengan tersenyum manis.
Saat langkahnya semakin dekat dengan meja pelaminan, Semua orang nampak kagum padanya. Melihat kecantikan Haura yang begitu sangat mempesona. Bahkan Regan pun sampai membulatkan matanya sempurna, Saat melihat Haura datang menghampirinya.
Haura pun duduk bersanding dengan Regan, Dengan tersenyum manis ke arah suaminya. Pandangan mereka pun bertemu untuk beberapa saat, Sebelum Regan yang memutuskannya.
Regan memperhatikan setiap gerak-gerik dari gadis yang sudah ia nikahi, Haura langsung meraih tangan tak berdaya suaminya. Lalu mencium punggung tangannya dengan begitu khidmat. Regan yang menyaksikan sikap Haura padanya pun langsung tersentuh, Dengan menatap sendu Haura.
"Siapa namamu?" Tanya Regan dengan polosnya, Karena takut menikahi salah orang. Terlebih masih tidak percaya dengan wanita yang saat ini duduk di sampingnya.
Haura pun sontak terkekeh, Mendengar ucapan Regan begitu polos.
"Nama yang sudah kamu ucapkan dalam ijab kabul tadi, Haura Azaleya" Jawab Haura dengan lembutnya.
***
Setelah acara pernikahannya selesai, Kini Haura sedang duduk termenung sendirian di taman belakang rumah Julia. Karena Julia hanya mengadakan acara pernikahan yang sederhana, Dan hanya di hadiri oleh seluruh keluarganya saja.
Sungguh hari ini adalah hari yang tak pernah ia duga dan sangka akan menikah dengan secepat ini. Tapi di sisi lain, Ia juga bersyukur karena sudah bisa melunasi hutang dan biaya pendidikan kakak dan adiknya di kampung. Terlebih ia kini juga sudah bisa membantu perekonomian ibunya di kampung. Bahkan Haura sudah melarang ibunya untuk tidak berjualan kue keliling lagi.
Saat sedang asik melamun sendirian, Haura tiba-tiba saja di kagetkan dengan suara Julia yang ada di belakangnya.
"Terimakasih Haura, Terimakasih. Kamu sudah bersedia menikah dengan putra ibu" Ucap Julia yang tiba-tiba saja ada di belakang Haura.
Haura langsung tersentak kaget, Karena kedatangan Julia tepat berada di belakangnya.
Haura pun langsung berdiri dan menghadap Julia dengan tersenyum manis padanya.
"Seharusnya saya yang berterimakasih bu, Karena ibu sudah menepati janji ibu pada saya" Ucap Haura dengan tersenyum manis pada Julia.
"Nggak Haura, Disini kita saling membutuhkan dan saling membantu. Jadi, Sudah seharusnya kita saling menjaga" Jawab Julia, Yang langsung di angguki Haura.
"Saya mohon ya Hau, Tolong jaga Regan. Dampingi dia agar tidak kesepian lagi, Terlebih saya minta kamu untuk merawat dia dengan baik yah" Ucap Julia dengan tatapan yang sendu menatap Haura.
"Saya bersedia bu, Saya akan merawat dan menemani keseharian mas Regan" Jawab Haura.
"Terimakasih Haura" Ucap Julia dengan memeluk Haura.
"Ibu, Gak usah berterima kasih terus" Jawab Haura terkekeh dengan mengusap pundak Julia.
"Mulai sekarang, Kamu gak boleh panggil saya ibu lagi. Kamu harus panggil saya bunda seperti yang lainya" Ucap Julia.
"Baik bunda"
"Eh iya bunda hampir lupa, Sekarang kamu panggil Regan kesini untuk makan siang bersama yah Haura. Karena dia gak boleh terlambat makan" Ucap Julia.
Haura pun menganggukkan kepalanya dengan berjalan masuk menuju ruang keluarga untuk menghampiri Regan.
"Maafkan saya Haura, Kamu harus terjebak disini selamanya" Batin Julia dengan menatap sendu punggung Haura.
Setelah sampai di ruang keluarga, Haura nampak begitu canggung untuk memanggil Regan, Apalagi suaminya itu sedang berkumpul dengan kakak dan adiknya.
"Maaf mengganggu, Saya tadi di suruh bunda untuk mengajak makan siang bersama" Ucap Haura yang terpaksa mengajak semua orang yang ada di ruang keluarga, Karena ia merasa tidak enak jika hanya memanggil Regan saja.
"Pasti bunda bilang kalau, Regan gak boleh sampai telat makan kan?" Goda Farhan kakak dari Regan.
Haura hanya tersenyum simpul, Mendengar ucapan dari Farhan.
"Yaudah ayok, Jangan sampai buat bunda marah. Karena kita lelet" Seru Aldan, Adik dari Regan.
"Yeh, Biasa ajalah. Gak usah sewot" Ucap Farhan.
Farhan pun langsung berdiri dan bersiap akan mendorong kursi roda Regan. Baru saja Farhan akan mendorong kursi roda Regan, Tapi sudah Haura cegat.
"Kak, Biar Haura aja yang dorong kursi rodanya mas Regan" Cegat Haura yang langsung menghentikan Farhan.
"Emang kamu kuat?" Goda Farhan dengan menatap jahil Haura.
"Kuat" Ucap Haura dengan begitu yakinnya.
"Gak!, Dia gak bakalan kuat" Ucap Regan yang dari tadi diam.
"Kuat kok, Kan cuman dorong aja. Gak perlu di angkat" Jawab Haura yang langsung di tatap Regan.
"Udah, Nih kalo kamu kuat" Seru Farhan dengan berlalu pergi dari hadapan Haura dan Regan.
"Kak, Bunda dapet dari mana yah cewek cantik dan seksi seperti Haura?" Celetuk Aldan, Yang langsung mendapat jitakan dari Farhan.
"Heh bocil, Tahu aja lo yang cantik-cantik" Jawab Farhan.
***
Setelah sampai mendorong kursi roda Regan ke halaman belakang, Haura langsung berbicara pada Regan.
"Tuh kan kuat, Makanya mas Regan jangan remehin aku" Celetuk Haura yang langsung di tatap Regan.
"Saya bukan remehkan kamu, Tapi saya hanya kasihan sama kamu. Melihat tubuh kamu yang kurus harus mendorong saya yang berat" Jawab Regan dengan datarnya.
Haura langsung cengo mendengar ucapan Regan, Yang menurutnya tubuh Haura kurus.
"Jahat banget sih jadi suami" Ucap Haura dengan mengerucutkan bibirnya.
Regan hanya memperhatikan ekspresi Haura yang menurutnya gemas seperti anak kecil.
"Saya boleh minta tolong sama kamu?" Tanya Regan, Yang langsung membuat Haura menatapnya bingung.
"Mas mau apa?" Tanya Haura dengan berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Regan.
"Tolong bukakan, Tuxedo saya. Saya gerah" Ucap Regan yang langsung di angguki Haura.
Haura pun melepaskan jas putih yang Regan pakai dengan hati-hati dan telaten, Regan hanya diam dengan memperhatikan wajah Haura dari dekat. Nampak begitu jelas jika Haura memiliki wajah yang sangat cantik, Dan begitu sangat terlihat muda, Entah umur berapa sekarang Haura karena Regan tidak tahu asal-usul dari gadis yang sudah ia nikahi itu.
"Sudah, Kemejanya aku lipat yah?" Ucap Haura hanya di angguki Regan.
"Kamu gak gerah?" Tanya Regan, Yang melihat Haura masih menggunakan gaun pengantinnya.
"Nggak"
"Atau kamu sudah biasa pakai gaun yang seperti itu?"
"Gak juga"
"Terus, Kenapa gak di ganti?"
"Karena yang lain juga belum pada ganti mas, Masa aku sebagai pengantinnya udah ganti baju duluan. Inikan hari pernikahan kita mas" Ucap Haura.
Regan hanya diam tidak menjawab, Ia malah semakin penasaran dengan sosok Haura. Dan siapa dia sebenarnya, Mungkin setelah semua acara keluarganya selesai. Regan harus berbicara dengan serius bersama Haura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments