Tawaran

Setelah mengikuti kemauan Julia, Kini Haura sedang berada di restoran yang begitu mewah dan megah. Ini baru pertama kalinya ia masuk dan menginjakkan kakinya di dalam restoran tersebut, Jika bukan karena Julia, Mungkin sekarang Haura sedang menahan rasa lapar di kontrakannya yang begitu sempit.

Sebenarnya Haura tak enak hati untuk ikut makan siang di restoran yang mewah itu, rasanya tidak pantas bagi Haura makan-makanan yang enak. Tapi sekuat apapun Haura menolak, Julia akan tetap memaksanya.

"Kamu asli orang sini, Haura?" Tanya Julia di tengah-tengah makannya.

"Saya perantau dari kota kecil bu" Jawab Haura dengan seadanya.

Julia hanya menganggukkan kepalanya lalu pikirannya terbesit untuk menanyakan sesuatu hal pada Haura.

"Kamu kuliah?"

"Tadinya sih gitu bu" Jawab Haura dengan menatap makanan yang ia makan.

Julia langsung mengerenyitkan keningnya Secara berlipat, Seolah bingung dengan ucapan yang Haura berikan.

"Iya tadinya saya kuliah bu, Tapi saya harus putus di tengah-tengah jalan. Karena saya kekurangan biaya untuk melanjutkan kuliah saya" Jawab Haura yang langsung di angguki Julia.

"Emang orang tua kamu kerja apa?" Tanya Julia.

"Ayah saya udah lepas tanggung jawab sama keluarga saya bu, Kalau ibu saya. Beliau hanya berjualan kue di kampung" Jawab Haura dengan menundukkan kepalanya.

Julia langsung menatap prihatin Haura, Dia juga berpikir tentang Haura. Gadis muda seusia Haura harus menanggung beban yang begitu beratnya demi tuntutan keluarganya.

"Kamu punya saudara" Tanya Julia lagi, Seketika Haura langsung menegakkan kepalanya untuk menatap Julia.

"Saya punya satu adik perempuan bu, Dia masih sekolah di bangku SMP, Dan kakak saya yang laki-laki. Dia sebentar lagi akan sidang skripsi. Jadi saya anak pertengahan yang harus mengalah demi mereka yang lebih membutuhkan pendidikan, Lagi pun saya juga gak tega bu. Lihat ibu saya jualan kue setiap harinya, Karena hasil dari jualan kue juga gak mungkin bisa membantu membiayai pendidikan kita, Jadi saya memutuskan untuk putus kuliah dan merantau kesini untuk mencari pekerjaan" Jawab Haura dengan tersenyum tipis pada Julia. Sampai tak terasa air matanya mengalir begitu saja.

Melihat Haura yang menangis dalam diam, Julia langsung menggenggam tangan Haura untuk menguatkan gadis itu.

"Udah jangan sedih lagi, Ini ujian buat kamu dari Allah. Karna Allah yakin kamu adalah wanita yang paling kuat dan tangguh untuk menerima semua cobaan ini" Ucap Julia dengan tersenyum tipis pada Haura.

"Makasih bu" Jawab Haura dengan tersenyum manis dan mengusap air matanya.

"Jadi sekarang kamu sangat membutuhkan uang dalam waktu yang singkat?" Ucap Julia. Yang hanya di balas anggukkan oleh Haura.

"Kalau ibu boleh tahu berapa jumlah yang kamu butuhkan sekarang Haura?" Tanya Julia.

"Mungkin sekitaran 25 juta bu, Uang kuliah kakak saya udah nunggak beberapa kali. Belum lagi biaya sidangnya, Sebelum kesini juga saya sudah mempunyai hutang bu untuk bayar kost saya. Sisanya untuk biaya adik saya yang perempuan sekolah bu, Dan untuk kebutuhan ibu saya di kampung. Tapi ya, Saya juga sadar diri juga bu. Karena gak mungkin uang segitu bisa di dapat dalam waktu singkat, Apalagi mencari pekerjaan disini susah, Dan lagi saya hanya lulusan SMA" Jelas Haura.

Julia terdiam sejenak, Terlihat sedang berfikir mendengar keluhan Haura yang sangat membutuhkan uang dalam waktu yang singkat untuk membantu biaya pendidikan saudaranya.

"Sejujurnya saya juga lagi membutuhkan seseorang untuk bisa merawat anak saya yang sedang sakit, Tapi sampai sekarang saya masih belum menemukan orang yang tepat" Ucap Julia, Yang langsung di tatap bingung Haura.

"Bagaimana kalau saya memberikan kamu tawaran untuk kamu menikah dengan anak saya?" Tawar Julia pada Haura.

Seketika mata indah Haura langsung membulat sempurna, Mendengar tawaran dari Julia yang tidak pernah di sangkanya.

"Me-nikah?" Tanya Haura dengan terbata dan langsung di angguki Julia. Haura pun terdiam untuk beberapa saat, Karena menurutnya menikah bukanlah hal yang mudah, Apalagi sekarang dia di tawari secara tiba-tiba.

Julia paham dengan kediaman Haura yang masih terkejut dengan tawarannya, Lalu wanita paruh baya tersebut langsung menggenggam tangan Haura untuk meyakinkannya.

"Disini kita saling membutuhkan Haura, Kamu membutuhkan uang untuk membantu perekonomian keluarga mu. Dan saya membutuhkan seseorang untuk mendampingi dan merawat anak saya yang sedang sakit" Ucap Julia.

"Jika kamu mau menikah dengan anak saya. Kamu akan saya beri apapun yang kamu mau, Termasuk uang 50 juta perbulannya, Dan kamu bisa membayar hutang dan tunggakan biaya kuliah kakak kamu. Itupun jika kamu bersedia" Tawar seorang wanita paruh baya pada Haura.

"Tapi bagaimana dengan keluarga saya bu, Mereka tidak mungkin akan setuju jika saya menikah secara tiba-tiba" Ucap Haura dengan penuh kekhawatiran.

"Itu terserah padamu Haura, Penawaran ini tidak akan datang dua kali. Dan mungkin saja jika kamu mencari pekerjaan yang lain, Kamu tidak akan mendapatkan penghasilan yang sama seperti yang sudah saya tawarkan untuk kamu" Jawab Julia.

"Tapi, Kenapa ibu bisa percaya dengan saya yang harus menikah dengan anak ibu?"

"Karena kamu orang yang tepat Haura, Saya bisa melihat ketulusan kamu. Dan saya sudah bisa merasakan jika kamu mempunyai sikap yang keibuan"

"Boleh saya tahu, Anak ibu sakit apa?"

"Waktu itu anak saya kecelakaan, Sehingga membuat dia langsung koma. Setelah dua bulan koma di rumah sakit, Dia jadi lumpuh dari leher sampai kaki. Hanya kepalanya saja yang bisa ia gerakkan. Tapi kamu jangan khawatir Haura, Meskipun dia lumpuh. Dia juga tampan dan mempunyai harta kekayaannya sendiri. Hasil dari kerja kerasnya sebelum ia mengalami kecelakaan dan sakit sampai sekarang"

"Dan sudah tentu hidup kamu akan terjamin, Biaya ibu dan saudara kamu sudah pasti tidak akan mengalami kesusahan seperti sekarang ini" Ucap Julia dengan mencoba terus meyakinkan Haura.

Haura masih bingung harus menjawab apa. Karena di satu sisi ia sangat begitu membutuhkan penghasilan agar bisa menghidupi ibu dan saudaranya yang berada di kampung, Apalagi adiknya yang masih bersekolah.

"Berikan saya waktu 1 hari untuk memikirkan ini bu" Pinta Haura yang langsung membuat wanita paruh baya tersebut tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Haura.

"Ini kartu nama saya, Dan ini nomor telepon saya. Jika nanti kamu sudah memutuskan jawabannya, Segera hubungi saya. Saya akan dengan senang hati menerima apapun jawaban dari kamu" Ucap Wanita paruh baya tersebut dengan memberikan kartu nama dan nomor teleponnya pada Haura sebelum pergi.

Haura langsung menerimanya dengan perasaan yang tak karuan, Lalu ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Julia.

Terpopuler

Comments

Fitriana

Fitriana

👍👍👍

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!