Baby girl

Sepuluh menit sudah berlalu Asher tiba dengan membawa kantong plastik berisi obat. Ia segera mendekati Jeslyn dan membantunya untuk duduk. Asher menyodorkan botol minum dan segera membukakan obat. Jeslyn hanya menurut karena ia merasa sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa. Setelah minum obat ruangan terasa hening. Asher segera membuka topik pembicaraan ia membahas tentang bisnis dan proyek yang mereka kerjakan bersama. Jeslyn menanggapinya dengan antusias karena Jeslyn sangat suka bekerja. Tanpa di sadari Jeslyn mulai merebahkan tubuhnya dan tertidur. Asher tersenyum melihat Jeslyn ia memandangi wajah cantik wanita yang ada di depannya. Asher menyibakkan rambut Jeslyn yang menutupi wajahnya ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan wanita ini. Asher menaikkan ujung bibirnya lalu menarik selimut agar menutupi tubuh Jeslyn. Perlahan Asher meninggalkan Jeslyn dan berjalan menuju sofa untuk merebahkan dirinya.

Jantung asher tiba-tiba bergemuruh ada rasa aneh yang muncul. Sesekali ia melirik ke arah Jeslyn yang sedang terlelap. Untuk membuang fikirannya yang terasa aneh ia mengeluarkan phonsel dari sakunya dan memainkannya hingga terlelap.

Waktu menunjukkan jam 03.00 tiba-tiba saja Jeslyn terbangun. Jeslyn segera duduk pandangannya menelisik ke seluruh ruangan dan berhenti pada sosok yang tertidur di sofa. Jeslyn menurunkan kakinya ia berjalan secara perlahan mendekati Asher dan berdiri tepat di hadapannya. Jeslyn menatap wajah Asher ia tampak bingung dengan tingkah laki-laki ini. Saat akan melangkah pergi tiba-tiba sebuah tangan menyambar lengannya dan menariknya hingga terjatuh ke pelukan Asher.

“Apa yang kau lakukan?”

Jeslyn berusaha melepaskan pelukan Asher.

“Diamlah aku akan memeriksa tubuhmu.”

Asher memeriksa dahi Jeslyn dan setelah memastikannya Asher segera melepaskan pelukannya.

“Aku tidak demam.”

Jeslyn segera duduk menjauh dari Asher.

“aku tau.”

Asher bangkit dari tidurnya dan ikut duduk di samping Jeslyn.

Jeslyn terdiam dan hanya memandang mata Asher seakan meminta penjelasan.

“oh, aku memberimu obat tidur agar kau tertidur sebab kau terlihat stress hingga hampir pingsan.”

Asher menampakkan senyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

Jeslyn yang mendengar perkataan Asher hanya mendelik dan tidak percaya dengan apa yang di perbuat oleh Asher.

“Aku akan pulang.” Jeslyn berjalan mengambil tasnya.

“Ayo aku akan mengantarmu jangan menolak anggap saja permintaan maaf.”

Asher berjalan mengikuti Jeslyn dari belakang.

Jeslyn hanya terdiam memang saat ini tubuhnya sangat lemah untuk menyetir sendirian. Di dalam mobil mereka hanya terdiam tanpa bicara. Jeslyn hanya mengatakan alamat apartemennya selebihnya ia kembali diam. Setelah 30 menit mereka sampai di apartemen milik Jeslyn. Tanpa basa-basi Asher berniat untuk langsung pulang dan menunggu taxi.

“Kau mau kopi? Anggap saja ucapan terimakasih.”

Jeslyn menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal ia terlihat seperti salah tingkah.

Asher yang mendengar hal itu hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mereka berjalan menuju apartemen Jeslyn. Jeslyn segera mempersilakan Asher untuk duduk dan langsung ke dapur untuk membuatkan kopi. Bukannya duduk Asher malah mengikuti Jeslyn ke dapur.

“Aku akn membantumu agar tidak pingsan lagi.”

Dengan singkat Asher sudah mengambil gelas yang berada di depan Jeslyn.

“Apakah kau punya makanan aku merasa lapar.”

Asher menoleh ke arah Jeslyn sambil menunjuk ke arah kulkas.

“Aku hanya punya bahan mentah karena aku tidak suka makanan instan.”

Jeslyn berjalan menuju kulkas dan membukanya agar Asher melihat isi kulkasnya.

Asher berjalan ke arah kulkas pandangannya mulai mengamati isi kulkas dan mulai mengambil beberapa bahan makanan di dalamnya.

“mari kita membuat oatmeal dengan potongan buah segar dan chia seed di atasnya.”

Asher mengankat buah-buahan yang ada di tangannya.

Jeslyn tersenyum dan menganggukkan kepala. Kini mereka berdua sibuk membuat oatmeal sambil tertawa karena kekonyolan tingkah Asher yang berusaha menghibur Jeslyn. Asher merasa bersalah karena sudah membuat Jeslyn pingsan. Asher sekilas melihat senyum Jeslyn dan ia merasa terpana akan kecantikan Jeslyn. Dalam hatinya pernikahan seperti inilah yang ia inginkan terasa hangat dan menjadi patner dalam berbagai hal.

“Selesai, mari kita ke meja makan.”

Ucapan Jeslyn seketika membubarkan lamunan Asher dan ia pun langsung mengikuti Jeslyn ke meja makan.

***

Frandella terhuyung-huyung berjalan menuju apartemen ia baru saja di antarkan oleh teman-temannya pulang dari klub malam. Sesampainya di depan pintu apartemen ia mendobrak-dobrak pintu berharap Asher membukakan pintu untuknya. Tetapi tidak ada jawaban apapun dari dalam.

“Ah, breng*ek.”

Frandella merasa kesal dan berusaha memencet sandi dengan tangan bergetar agar dapat masuk ke dalam apartemennya.

Setelah masuk ke dalam Frandella segera berjalan membuka seluruh pintu kamar untuk mencari keberadaan Asher. Pandangannya menyisir ke seluruh ruangan tetapi ia tidak menangkap bayangan Asher. Frandella segera mengeluarkan phonselnya untuk menelvon Asher. Sudah beberapa kali Frandella berusaha menelvon Asher tetapi tidak ada jawaban ia merasa kesal dan mebanting phonselnya ke lantai.

Setelah meluapkan kekesalannya Frandella duduk di kursi tangannya masuk ke dalam tas untuk mencari bungkus rokok. Frandella mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan api di ujungnya. Sembari menghisap rokok ia duduk dengan tenang. Sesaat kemudian senyuman tiba-tiba mengembang di bibirnya. Ia segera mematikkan rokoknya dan berlari ke kamar mandi untuk menyadarkan diri.

Kini Frandella segera mengenakan piyama tidur mengambil beberapa koran dan di buang ke tempat sampah yang berbahan stainless. Ia mengambil korek api dan mengangkat tempat sampah itu. Diletakkannya tempat sampah itu di bawah smart smoke detector lalu menyalakan api dan membuangnya ke dalam tempat sampah. Dalam sekejap api menyambar seluruh isi tempat sampah dan mengeluarkan banyak asap. Alarm pemadaman kebakaran berbunyi.

Dalam sekejap seluruh penghuni apartemen berhamburan keluar. Petugas damkar tiba dalam beberapa menit. Para petugas keamanan berusaha menenangkan penghuni apartemen. Dengan wajah memelas Frandella meminta tolong kepada petugas keamanan untuk menelvonkan walinya. Bukan orang tuanya yang ia telvon melainkan orang tua Asher. Setelah beberapa saat orang tua Asher datang dan membawa pulang Frandella ke rumahnya.

***

Tring… tring… bunyi phonsel Asher ia langsung menyambar dan menatap layarnya. Jika Frandella yang menelvon ia akan membiarkannya tetapi setelah menatap layar phonsel ia terkaget. Deg… perasaan tak enak mulai muncul. Ternyata orang tuanya yang menelvon. Asher segera mengangkat telvon terdengar suara amarah dari sang ibu. Asher hanya terdiam setelah mematikkan telvon ia langsung berpamitan kepada Jeslyn.

Raut wajah Asher yang berubah membuat Jeslyn curiga tetapi ia enggan untuk bertanya. Ia membiarkan Asher pergi. Jeslyn hanya menatap punggung Asher ada perasaan tidak rela dalam hatinya. Tetapi ia segera menepisnya.

“Jangan gila Jess. Dia suami orang.”

Jeslyn segera menggelengkan kepala dan beranjak dari tempat duduknya untuk membereskan meja makan.

Sesampainya di rumah Asher berjalan perlahan menuju ruang tamu. Kedua orang tuanya dan juga Frandella sudah menunggu kedatangannya.

“Are you okay baby girl?”

Asher mendekati Frandella yang duduk di samping Rosaline ibu Asher.

Plakk… tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Asher. Semua orang terkaget dan seketika ruangan menjadi hening.

Terpopuler

Comments

NHS CH

NHS CH

Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!

2023-07-24

0

ZodiacKiller

ZodiacKiller

Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!

2023-07-24

1

윤기 :3

윤기 :3

Gak bisa berhenti baca

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!